Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengetahuan mengenai air susu ibu (asi) pada ibu yang memiliki bayi berumur 0-6 bulan Rurie Awalia Suhardi; Mariatul Fadillah; Tri Suciati
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.142 KB) | DOI: 10.32539/JKK.v5i1.6125

Abstract

Pengetahuan Ibu mengenai ASI adalah pengetahuan Ibu mengenai ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama dan dilanjutkan sampai dengan 2 tahun dengan makanan pendamping ASI.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mengenai ASIpada ibu yang memiliki bayi berumur 0-6 bulan di Puskesmas Pembina Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif. Diambil sampel 65 orang ibu yang memiliki bayi berumur 0-6 bulan dengan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung pada responden menggunakan kuesioner. Data diolah dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil didapatkan terdapat 36 orang (55.4%) yang memiliki pengetahuan yang baik sedangkan 29 orang (44.6%) lainnya memiliki pengetahuan yang kurang.
Hubungan antara penggunaan tas sekolah dan keluhan muskuloskeletal pada siswa sekolah dasar Legiran Legiran; Tri Suciati; Meirisa Rahma Pratiwi
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.v5i1.6120

Abstract

Penggunaan tas sekolah sering kali menjadi topik permasalahan terkait dengan keluhan muskuloskeletal, diperkirakan sekitar 33% anak mengalami cedera yang berhubungan dengan penggunaan tas sekolah yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan tas sekolah dan keluhan muskuloskeletal pada siswa sekolah dasar di kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI sekolah dasar di wilayah Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang. Sampel dalam penelitian ini di ambil secara purposive sampling, dengan menggunakan kriteria inklusi dan kemudian di dapat 4 sekolah dasar dengan jumlah murid keseluruhan sebanyak 100 siswa. Mayoritas responden berusia 11 tahun, siswa laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, mayoritas siswa masuk kategori indeks massa tubuh “normal”, dan melakukan aktivitas olahraga, jenis “tas punggung” lebih banyak digunakan oleh siswa dengan memakainya di kedua bahu, beban tas yang paling banyak dibawa masuk kategori sedang atau 10-15% berat badan,dengan durasi siswa memakai tas terbanyak selama 15-30 menit dalam sehari. Keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh siswa terletak pada bagian leher 29,9%, bahu 32,5%, punggung 22,7%, dan pinggang 14,9%. Variabel “beban tas” dan “durasi” terbukti berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal yang dialami oleh siswa (p value 0,000).Terdapathubungan yang signifikan antara berat tas dan durasi dengan keluhan muskuloskeletal pada siswa sekolah dasar.
Kadar CK-MB Pasien Penyakit Jantung Koroner Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Muhammad Hoesin Palembang Berdasarkan Waktu Pengambilan Darah M. Novran Chalik; Ferry Usnizar; Tri Suciati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 3 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i3.2708

Abstract

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab pertama seluruh kematian di Indonesia.Berdasarkan cardiac biomarker, PJK dibagi menjadi dua, yaitu IMA dan non-IMA. Pemeriksaan penanda biokimia jantung, yaitu enzim CK-MB merupakan suatu cara untuk mendeteksi infark miokard akut (IMA) secara cepat dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar CK-MB  pasien penyakit jantung koroner yang dirawat-inap di bagian penyakit dalam RSMH Palembang periode Januari-Desember 2012 berdasarkan waktu pengambilan darah.Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif observasional terhadap 56 pasien PJK di Bagian Penyakit Dalam RSMH Palembang. Sampel penelitian diambil dari data rekam medis pasien rawat-inap yang mendapatkan tes CK-MB pada  periode Januari-Desember 2012.Pasien PJK terbanyak berjenis kelamin pria (66,1%), kelompok usia 45 sampai dengan 64 tahun (69,6%), dan yang menderita IMA (80,4%) lebih banyak daripada non-IMA (19,6%). Rata-rata kadar CK-MB mulai meningkat pada jam ke-3, mencapai kadar puncak pada jam ke-21, dan kembali ke nilai normal pada jam ke-48. Kadar CK-MB ditemukan lebih tinggi pada pasien pria dibandingkan wanita dan pada pasien kelompok usia 65 sampai dengan diatas 75 tahun dibandingkan kelompok usia di bawah 44 sampai dengan 64 tahun.Rata-rata kadar CK-MB mulai meningkat pada jam ke-3, mencapai puncak pada jam ke-21, dan kembali normal pada jam ke-48. Pasien berjenis kelamin pria dan kelompok usia 65 sampai dengan di atas 75 tahun memiliki kadar CK-MB lebih tinggi.
HubunganIndeks Massa Tubuhdengan Range of Motion Sendi Panggul dan Fleksi Lumbal pada Siswa Laki-Laki SMA Xaverius 1 Palembang Muhammad Ma'ruf Agung; Tri Suciati; Indri Seta Septadina
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 2 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i2.8546

Abstract

Range of Motion (ROM) merupakan ukuran gerak yang tersedia pada sendi untuk pergerakan antar-segmental tertentu. Nilai ROM menggambarkan fleksibilitas suatu sendi. Semakin besar nilai ROM dari suatu sendi, maka semakin rendah pula kemungkinan sendi dapat mengalami cedera.Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ROM adalah adanya peningkatan IMT (Indeks Massa Tubuh) pada seseorang akibat adanya akumulasi beban yang berlebihan. Bila peningkatan nilai IMT terjadi pada remaja, maka resiko terjadinya patah tulang khususnya sendi yang menopang tubuh seperti sendi panggul dan lumbal akan meningkat bahkan bila dibiarkan kelebihan berat badan akan meningkatkan resiko penyakit degeneratif pada sendi. Hal ini melatarbelakangi untuk dilakukannya penelitian tentang hubungan Indeks Massa Tubuh pada siswa laki-laki Sekolah Menengah Atas Xaverius 1 Palembang dengan nilai Range of Motion sendi panggul dan fleksi lumbal. Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan menggunakan desain potong lintang. SampelpenelitianiniadalahsebagiansiswaSekolahMenengahAtasXaverius 1 Palembang kelas X, XI, dan XII. Total dari subjek penelitian adalah 84 siswa.TerdapatIMT normal (42 siswa), obesitas (15 siswa), Overweight (23 siswa), danUnderweight (4 siswa).Terdapathubungan signifikanIMT dengan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal (endorotasi panggul p value 0,032, eksorotasi panggul p value 0,000, abduksi panggul p value 0,007, adduksi panggul p value 0,031, fleksi panggul p value 0,000, ekstensi panggul p value 0,028, dan fleksi lumbal p value 0,000). Terdapathubungansignifikan IMT dengan ROM sendi panggul dan fleksi lumbal.
Prevalensi Depresi pada Narapidana di Lembaga Permasyarakatan Anak Rhapsody Karnovinanda; Tri Suciati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 4 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i4.2712

Abstract

Depresi merupakan suatu gangguan afektif, yang pada umumnya ditandai dengan hilangnya minat atau kegembiraan dan berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Masa remaja merupakan periode rentan untuk gejala depresi berkembang dan angka depresi lebih tinggi didapati pada remaja yang menjadi narapidana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan tingkat depresi menurut usia, tingkat pendidikan, lama hukuman dijatuhkan, dan tempat tinggal pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Palembang tahun 2013. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2013. Dari 151 narapidana, didapatkan sampel penelitian sebanyak 122 narapidana yang memenuhi kriteria inklusi. Data didapat dari hasil pengisian kuesioner Beck Depression Inventory II. Prevalensi depresi pada narapidana adalah 75,4%, dengan tingkat depresi berupa depresi minimal (tidak depresi) 24,6%, depresi ringan 28,7%, depresi sedang 38,5%, dan depresi berat 8,2%. Berdasarkan usia, kelompok usia remaja awal paling banyak mengalami depresi, yaitu 100%. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok tidak tamat SD paling banyak terkena depresi, yaitu 85,0%. Pada lama hukuman dijatuhkan, kelompok vonis 7-12 bulan paling banyak terkena depresi, yaitu  88,0%. Lalu, menurut tempat tinggal, narapidana yang sebelumnya tinggal di Palembang yang paling banyak mengalami depresi, yaitu 76,2%.Terdapat 75,4% narapidana yang mengalami depresi dengan tingkat depresi yang paling banyak terjadi adalah depresi sedang. Kelompok yang paling banyak terkena depresi adalah kelompok usia remaja awal, kelompok tidak tamat SD, kelompok vonis 7-12 bulan, dan narapidana yang sebelumnya tinggal di Palembang.
Inflammatory Indicators and Radiological Features of Vertebral Column Weaving Craftsmen Indri Seta Septadina; Rulan Adnindya; Tri Suciati; Hanna Marsinta Uli
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 52, No 1 (2020): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v52i1.11430

Abstract

Static sitting conditions in the weaving craftsmen for a long time can cause negative effects in terms of health, especially in musculoskeletal complaints such as muscle pain, spinal pain, and cramps. Complaints of musculoskeletal disorders need to be treated well because if the pain is left it can spread to the extremities, and increase the risk of other diseases. This study was conducted to determine the effects of musculoskeletal disorders (MD) on weaving craftsmen in Palembang to radiologic features of the vertebral column, and inflammatory indicators. The research is an observational analytic study with a cross-sectional design. The population of this research is 30 public weaving craftsmen in Palembang. The variables studied were age, working time, radiologic features by X-Ray examination. Low Back Pain (LBP) was identified from a Nordic questionnaire whereas other factors were measured using a self-data questionnaire. Data were analyzed using the Chi-square method. The results of the analysis of the difference in low back pain based on radiological images (X-ray) found that there was no significant difference between the mean low back pain scores based on the radiological picture (p-value = 0.641) P> ?. The results of the correlation analysis of low back pain with degrees of disability found that there was no significant correlation between low back pain with CRP (p-value = 0.780) p> ?, with a Correlation Coefficient (r) = -0.53 meaning the strength of the correlation between low back pain with SRT category is very weak with negative correlation direction.
Hubungan Otitis Media Supuratif Kronik dengan Derajat Gangguan Pendengaran di Departemen THT-KL RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2014-2015 Ayu Laisitawati; Abla Ghanie; Tri Suciati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 2 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i2.8371

Abstract

Salah satu penyebab utama gangguan pendengaran adalah otitis media supuratif kronik (OMSK). OMSK dibagi menjadi 2 tipe yaitu OMSK tipe aman (benigna) dan tipe bahaya (maligna). Gangguan pendengaran pada OMSK tipe bahaya (maligna) lebih berat dibandingkan tipe aman (benigna) dikarenakan proses infeksi pada tipe ini sering melibatkan telinga bagian dalam sedangkan pada OMSK tipe aman (benigna) proses infeksi tidak sampai mengenai telinga bagian dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan otitis media supuratif kronik dengan derajat gangguan pendengaran di RSUP Dr. M. Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian ini adalah semua rekam medik penderita otitis media supuratif kronik di RSUP Dr. M. Hoesin Palembang pada tahun 2014-2015. Dari 116 subjek, ditemukan 62 kasus OMSK tipe bahaya (maligna) dan 54 kasus OMSK tipe aman (benigna) berturut-turut yitu derajat sedang berat (48,1%) dan derajat sedang (38,7%). Jenis gangguan pendengaran terbanyak untuk tipe bahaya (maligna) dan aman (benigna) adalah gangguan pendengaran tipe konduktif dengan persentase berturut-turut 94,4% dan 43,5%. Terdapat hubungan antara OMSK dengan derajat gangguan pendengaran (p= 0,027) dan terdapat perbedaan rata-rata ambang dengar yang sangat bermakna antara OMSK tipe aman (benigna) dan OMSK tipe bahaya (maligna) dengan nilai p= 0,000 serta terdapat hubungan antara OMSK dengan jenis gangguan pendengaran (p=0,000). Terdapat hubungan antara OMSK dengan derajat gangguan pendengaran, dimana derajat gangguan pendengaran lebih berat pada tipe bahaya (maligna) dibandingkan tipe aman (benigna).
Angka Kejadian Karsinoma Urothelial di Bagian Patologi Anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Tahun 2009-2013 Aini Nur Syafa’ah; Henny Maulani; Tri Suciati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 47, No 1 (2015): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v47i1.2735

Abstract

Kanker kandung kemih merupakan kanker yang paling umum ke-4 terjadi pada pria dan ke-12 pada wanita. Karsinoma urothelial merupakan salah satu jenis kanker kandung kemih yang sering ditemukan di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian karsinoma urothelial di Bagian Patologi Anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode tahun 2009-2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan serial kasus. Data diambil dari rekam medik Bagian Patologi Anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Terdapat 66 kasus karsinoma urothelial dari 29.175 kasus yang diperiksa secara histopatologi di Bagian Patologi Anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Angka kejadian karsinoma urothelial di Bagian Patologi Anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah 0,23%. Pria lebih banyak daripada wanita yaitu sebanyak 80,3% dengan rasio pria:wanita sebesar 4:1. Karsinoma urothelial paling banyak terdiagnosis pada usia 61-70 tahun. Diagnosis mikroskopik terbanyak adalah invasive high grade urothelial carcinoma yaitu sebesar 66,7%. Angka kejadian karsinoma urothelial di Bagian Patologi Anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tahun 2009-2013 adalah 0,23% dan diagnosis mikroskopik terbanyak adalah invasive high grade urothelial carcinoma.
Body Mass Index as a Parameter of Running Speed indri seta septadina; Tri Suciati; Ha Sakinah Se
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 3 No. 2 (2019): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine and Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v3i2.83

Abstract

Speed is determined by several factors such as anatomical and physiological factors. Body Mass Index (BMI) is one of an indicator from anthropometric measurement that is relevant to distinguish the capacity and performance of athletes. The aim of this study is to investigate the correlation between BMI and running speed. It was an observational research with cross-sectional design of 35 students of Athlete High School in Palembang. students. The primary data was taken from anthropometric measurements (stature meters, weight scales, meters) and assessment of 50 meters running speed tests. Data analysis was executed by using Pearson or Spearman correlation test in SPSS. The BMI of subjects varied from 17.05 to 27.12 with mean 21.48. The running speed of subjects varied from 5.67 to 8.17 m/s, with an average of 6.78 m/s. The bivariate analysis showed that there was a weak negative correlation between BMI and running speed (r = -0160). There was a weak negative correlation between BMI and running speed (r = -0160). A negative correlation means that the greater BMI then the less time it takes to run at a distance of 50 meters, in other words, the better performance of athletes.
Body Mass Index as a Parameter of Running Speed indri seta septadina; Tri Suciati; Ha Sakinah Se
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 3 No. 2 (2019): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine and Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v3i2.83

Abstract

Speed is determined by several factors such as anatomical and physiological factors. Body Mass Index (BMI) is one of an indicator from anthropometric measurement that is relevant to distinguish the capacity and performance of athletes. The aim of this study is to investigate the correlation between BMI and running speed. It was an observational research with cross-sectional design of 35 students of Athlete High School in Palembang. students. The primary data was taken from anthropometric measurements (stature meters, weight scales, meters) and assessment of 50 meters running speed tests. Data analysis was executed by using Pearson or Spearman correlation test in SPSS. The BMI of subjects varied from 17.05 to 27.12 with mean 21.48. The running speed of subjects varied from 5.67 to 8.17 m/s, with an average of 6.78 m/s. The bivariate analysis showed that there was a weak negative correlation between BMI and running speed (r = -0160). There was a weak negative correlation between BMI and running speed (r = -0160). A negative correlation means that the greater BMI then the less time it takes to run at a distance of 50 meters, in other words, the better performance of athletes.