Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Risk Factor Analysis which Affect Severity of Low Back Pain to ward The Patients of Medic Rehabilitasion Intsalasi in RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2016-2017. Emirzon, M Afif Baskara; Hadani, M Hasnawi; Larasati, Veny
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 1 No. 1 (2018): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The incidence of lower back pain in the productive age population continues to increase. Various risk factors such as age, sex, smoking, and physical activity, length of work and work position can exacerbate lower back pain complaints. This study was conducted to analyze risk factors that affect the severity of low back pain in patients who perform therapy in Medical Rehabilitation Installation RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang period 2016-2017. The research used is analytical observation with cross-sectional technique. The sample of research is 71 respondents in Medical Rehabilitation Installation of dr. Mohammad Hoesin Palembang that meets the inclusion criteria. The data was further processed and grouped in table form. At 71 respondents found 49 respondents suffered severe NPB and 22 respondents suffered from mild NPB. The results showed that sex, physical activity, work position and duration of work had significant relationship with mild cases of low back pain (p = 0,03, p = 0,000, p = 0,00, p = 0,002). While age, smoking, BMI did not have a significant association with mild cases of low back pain (p = 0.08, p = 1.044, p = 0.690). Risk factors that affect the severity of lower back pain are male, physical weight, working position sitting or bending and length of work more than 7 hours per day.
Hubungan Lama Penyimpanan Sampel Arsip Jaringan Dalam Blok Parafin Terfiksasi Formalindengan Kualitas Hasil Ekstraksidna Mitokondria Jaringan Hafy, Zen; Larasati, Veny; Puspita, Riana Sari; S, Novizar; M, Haekal; A, Rafdi; R, Sentani
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 1 No. 3 (2018): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.594 KB)

Abstract

Formalin-fixed paraffin-embedded (FFPE) archival tissue presents a readily available resource in molecular study nowadays. The quality of nucleid acid, especially mitoconhdrial DNA (mtDNA) extracted from FFPE tissue could be affected by the storage time. Thus, this study investigated if the FFPE tissue’s storage time had an effect on the quality of the extracted mtDNA at Department of Pathology RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. DNA was extracted from 16 randomly selected archival FFPE tissues in Laboratory of Pathology Anatomy, RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. The samples were grouped based on their storage time (less than 1 year and 1 to 5 yrs.’ old). The isolated DNA from each group was amplified using PCR with two primer pairs specifically designto amplify mtDNA of 320 bp and 142bp length, respectively. The PCR products were visualized by electrophoresismethod. None of the samples from both groups could be amplified witht the 320bp primers. However, the PCR result of the 149 bp primers showed positive for all of the samples from each study group. The study indicated that the storage time does not affect the quality of mtDNA isolated from the FFPE samples archived in Department of Pathology RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Furthermore, the study showed that the mtDNA extracted from FFPE tissue has been degraded, therefore, the samples are not suitable for genetic studies require a long mtDNA amplicon.
Korelasi Hitung Leukosit dan Neutrofil dengan Kadar Neutrophil Extracellular Traps (NETs) Pada Pasien Keganasan dengan Demam Neutropenia Liana, Phey; Larasati, Veny; Yakub, Kemas M; Agustin, Berliana
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 2 No. 2 (2019): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.319 KB)

Abstract

Keganasan adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal yang berlebihandan menyebar ke organ tubuh lain. Demam neutropenia merupakan salah satu komplikasi pada keganasan karena mekanisme dasar penyakit tersebut dan efek samping dari kemoterapi. Leukosit, neutrofil dan neutrophil extracellular traps (NETs)berperan penting dalam proses keganasan dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi hitung leukosit dan neutrofil dengan kadarneutrophil extracellular traps (NETs) pada pasien keganasan dengan demam neutropenia.Penelitian ini adalah penelitian analitik observasionaldengan desain cross sectional. Pasien keganasan dengan demam neutropenia yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 pasien pada bulan Maret-Agustus 2018 di Ruang Perawatan Departemen Kesehatan Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang diambil sebagai sampel dengan teknik consecutive sampling. Hitung leukosit dan neutrofil diambil dari data sekunder pasien, dan kadar NETs diukur dengan menggunakan ELISA. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman, hasil bermakna apabila p<0,05.Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi signifikan antara hitung leukosit (p=0,207;r=0,273) dan neutrofil (p=0,388;r=189) dengan kadar neutrophil extracellular traps (NETs) pada pasien keganasan dengan demam neutropenia.Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara hitung leukosit dan neutrofil dengan kadar neutrophil extracellular traps (NETs) pada pasien keganasan dengan demam neutropenia.
Oral Administration of Caesalpinia bonducella Seeds Ethanolic Extract Decreased Post Prandial Blood Glucose Level and Prevented the Reduction of Fasting Insulin Level of Diabetic Male Albino Rats (Rattus norvegicus) Veny Larasati; Wimpie Pangkahila; Anak Agung Gde Budhiarta
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Caesalpinia bonducella contain flavonoid, tanin, saponin which has antidiabetic activity.  The aim of this study was to determine that the Caesalpinia bonducella seed extract orally reduces post-prandial blood glucose level and prevent the reduction of fasting insulin level in diabetic male albino rats (Rattus norvegicus). This study was a true experimental with pre-test post-test control group design using 24 male albino rats.  All samples were induced with streptozotocin which caused the destruction of ? cell and nicotinamide which protected the ? cell from destructions of that the pancreatic ?-cell was not destructed entirely. The selected samples were divided into three groups: the control negative group was given distilled water (P0), the control positive group was given glibenclamide (P1), and the treatment group was given ethanolic extracts of Caesalpinia bonducella seed 500mg/kg body weight (P2).  Blood glucose and plasma insulin measurements were taken after 14 days of treatment. The result showed that the post-prandial blood glucose level of treatment group (P2) was decreased significantly, from 232,63±10,31 mg/dl to 185,50±16,00 mg/dl (P<0.001) whereas in P0 group, post-prandial blood glucose level was rising significantly from 223,75±17.03 mg/dl to 267,25±17,56 mg/dl (p<0.001). In P1 group, the reduction of post-prandial blood glucose level was bigger compare to P2 group, which was from 228,50±11,55 mg/dl to 115,88±10,23 mg/dl (p<0.001).  Post test fasting insulin level of P2 group was significantly different compare to other group (p<0.05). The administration of Caesalpinia bonducella seed extract increased the fasting insulin level although did not significant statistically (p>0.05) whereas the other group showed the reduction of fasting insulin level (p<0.05). It can be concluded that the administration of Caesalpinia bonducella seed extract orally reduced post-prandial blood glucose level and prevent reduction of fasting plasma insulin level in diabetic male albino rats.
Faktor Risiko Sindaktili dan Polidaktili pada Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan di Instalasi Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin dan RSAD Dr. A. K. Gani Periode 1 Januari 2013- 30 Juni 2017 Egi Nabila; Sri Nita; Veny Larasati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 3 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i3.8512

Abstract

Sindaktili dan Polidaktili merupakan malformasi pada ekstremitas atas yang sering terjadi. Penyebab terjadinya Sindaktili dan Polidaktili masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor risiko terjadinya penyakit Sindaktili dan Polidaktili yaitu faktor genetik, riwayat merokok aktif dan pasif selama kehamilan, riwayat mengkonsumsi alkohol selama kehamilan dan riwayat keterpaparan radiasi elaktromagnetik selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian sindaktili dan polidaktili di RSUP Dr. Mohammad Hoesin dan RSAD Dr. A.K. Gani periode 1 Januari 2013-30 Juni 2017. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain case series atau serial kasus. Data diambil dari hasil wawancara terhadap responden penelitian dan data rekam medik pasien untuk melengkapi data penelitian. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Korelasi. Sindaktili lebih sebih sering ditemukan, sebanyak 8 orang menderita sindaktili (61,5%) 5 orang menderita polidaktili (38,5%). Mayoritas pada laki-laki (76,9%) dan mayoritas pada usia ? 10 tahun (61,5%). Dari hasil uji korelasi, riwayat keluarga (r=0,800; p=0,016) dan riwayat merokok aktif dan pasif selama kehamilan (r=1,000; p=0,004) memiliki korelasi yang sangat kuat dengan sindaktili dan polidaktili, riwayat mengkonsumsi alkohol selama kehamilan (r=0,200; p=0,559) memiliki korelasi lemah dengan sindaktili dan polidaktili, sementara riwayat keterpaparan radiasi elektromagnetik selama kehamilan (r=0,000) tidak memiliki korelasi dengan sindaktili dan polidaktili. Terdapat korelasi antara riwayat keluarga, riwayat merokok aktif dan pasif selama kehamilan, dan riwayat mengkonsumsi alkohol selama kehamilan dengan kejadian sindaktili dan polidaktili, dan tidak terdapat korelasi antara riwayat keterpaparan radiasi elektromagnetik selama kehamilan dan kejadian sindaktili dan polidaktili. 
Hubungan Polycystic Ovary Syndrome(PCOS)dengan Infertilitas di Praktik Swasta Dokter ObstetriGinekologi Palembang Riska Mareta; Rizani Amran; Veny Larasati
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 2 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i2.8552

Abstract

Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan salah satu kelainan endokrin dan metabolik yang sering terjadi pada wanita usia reproduksi. SOPK merupakan kumpulan gejala dari amenorrhea, oligomenore, infertilitas, obesitas, hirsutisme, acne, alopesia, dan akantosis nigrikan. Dari seluruh perempuan usia reproduksi yang tersebar di dunia,  sebanyak 4-18% diantaranya mengalami SOPK. SOPK menyebabkan  5-10% wanita usia reproduktif menjadi infertilitas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara SOPK dan infertilitas.Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel diambil dari data sekunder di Praktik Pribadi Dr. dr. Rizani Amran, SpOG(K) periode Agustus 2014-Juli 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode konsekutif. Data di analisis menggunakan uji Kai-kuadrat.Dari 249 orang (79,6%) SOPK, 77,8% amenorrhea/oligomenorrhea, 92,2% obesitas, 99% hirsutisme dan 89,6% infertilitas. Uji Kai-kuadrat menunjukkan nilai p = 0,000 (p-value <  5%) dan nilai PR = 8,572.Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara SOPK dan infertilitas.Orang yang mengalami SOPK berisiko 8,572 kali lebih besar untuk mengalami infertilitas dari pada orang yang tidak mengalami SOPK.
OPTIMALISASI PENCEGAHAN COVID-19 PADA PENDERITA DIABETES MELITUS MELALUI EDUKASI DAN PELATIHAN FORMULASI MINUMAN KUNYIT, SUSU, KAYU MANIS (KUSUKA) UNTUK MENINGKATKAN SISTEM IMUN Laida Neti Mulyani; Veny Larasati; Dwi Handayani; Zen Hafy
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v8i4.13196

Abstract

COVID-19 secara dominan mempengaruhi jenis kelamin pria dan usia lanjut dengan komorbiditas, terutama penyakit paru-paru, jantung, arteri hipertensi (AH) dan diabetes mellitus (DM). Penderita DM sangat riskan jika terinveksi COVID-19. Pada kegiatan pengabdian pada masyarakat kali ini dilakukan  penyuluhan dan pelatihan untuk optimalisasi Pencegahan Covid-19 Pada Penderita Diabetes Melitus Melalui Edukasi dan Pelatihan Formulasi Minuman Kesehatan Kunyit, Susu, Kayu Manis (Kusuka) Untuk Meningkatkan Sistem Imun. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi Metode pelaksanaan pada kegiatan kali ini mencakup tahapan persiapan, pelaksanaan kegiatan dan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa persiapan kegiatan berjalan dengan baik. Diskusi yang dinamis antara pemateri dan warga ketika pelaksanaan kegitan menunjukk antusiasme warga yang cukup tinggi serta hasil evaluasi yang diberikan pada warga melalui wawancara menunjukka bahwa warga dapat memahami mengenai pencegahan Covid-19 bagi Penderita Diabetes Melitus dan terampil dalam membuat minuman kesehatan untuk meningkatkan system Imun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan warga, serta keterampilan warga dalam formualsi minuman kesehatan dari susu dan rempah untuk meningkatkan sistem imun.
THE ROLE OF APPLICATION-BASED BASIC LIFE SUPPORT FOR NON-HEALTHCARE PROVIDERS DURING COVID-19 PANDEMIC Mayang Indah Lestari; Veny Larasati; Noer Rahmat Lubis; Rafif Shidq; Andre Saputra; Stevanus E. Handrawan
Conferences of Medical Sciences Dies Natalis Vol. 3 No. 1 (2021): Conference of Medical Sciences Dies Natalis Faculty of Medicine Universitas Sri
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.619 KB)

Abstract

The Coronavirus Disease (COVID-19) pandemic has forced us to make significant changes in teaching and learning activities, including restrictions on face-to-face meetings. However, the process of science transfer can continue with the support of innovation and technological advances. Cardiac arrest can occur anytime and anywhere, including at home, in public facilities, and the workplace. The incidence of cardiac arrest at work increases over time. Through this community, service activity developed the innovation application of Basic Life Support to educate non-health workers. This application contains seven types of educational videos: What is Cardiac Arrest?, Why Basic Life Support Is Important?, Basic Life Support Steps, External Cardiac Massage, Recognize Automated External Defibrillator, and Steps of using Automated External Defibrillator, and Recovery Position.
Korelasi Hitung Leukosit dan Neutrofil dengan Kadar Neutrophil Extracellular Traps (NETs) pada Pasien Keganasan dengan Demam Neutropenia Phey Liana; Veny Larasati; Kemas M. Yakub; Berliana Agustin
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 2 No. 2 (2019): Vol 2, No 2, 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/sjm.v2i2.39

Abstract

Keganasan adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal yang berlebihan dan menyebar ke organ tubuh lain. Demam neutropenia merupakan salah satu komplikasi pada keganasan karena mekanisme dasar penyakit tersebut dan efek samping dari kemoterapi. Leukosit, neutrofil dan neutrophil extracellular traps (NETs)berperan penting dalam proses keganasan dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi hitung leukosit dan neutrofil dengan kadar neutrophil extracellular traps (NETs) pada pasien keganasan dengan demam neutropenia. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Pasien keganasan dengan demam neutropenia yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 pasien pada bulan Maret-Agustus 2018 di Ruang Perawatan Departemen Kesehatan Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang diambil sebagai sampel dengan teknik consecutive sampling. Hitung leukosit dan neutrofil diambil dari data sekunder pasien, dan kadar NETs diukur dengan menggunakan ELISA. Analisis menggunakan uji korelasi Spearman, hasil bermakna apabila p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi signifikan antara hitung leukosit (p=0,207;r=0,273) dan neutrofil (p=0,388;r=189) dengan kadar neutrophil extracellular traps (NETs) pada pasien keganasan dengan demam neutropenia.Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara hitung leukosit dan neutrofil dengan kadar neutrophil extracellular traps (NETs) pada pasien keganasan dengan demam neutropenia.
Profil risiko sindrom metabolik pada komunitas Majelis Taklim Nurul Hikmah Palembang Nita Parisa; Masagus Irsan Saleh; Ziske Maritska; Bintang Arroyantri Prananjaya; Veny Larasati
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat: Humanity and Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/Hummed.V1I1.2

Abstract

The incidence of Metabolic Syndrome is 20-25% in the world and 13.13% in Indonesia. Metabolic syndrome is not a diagnosis but a collection of various symptoms that can develop into diseases or chronic conditions such as hypertension, hypercholesterolemia and diabetes mellitus (DM), which results in cardioserebrovascular disease. Metabolic Syndrome is more common in women than men. This community service is carried out at the request of the Taklim Assembly ladies Nurul Hikmah in the neighborhood of RW.15 Unsri lecturer’s residents, Bukit Lama, Ilir Barat 1 Palembang, mostly aged over 40 years. In this activity it was found that the majority of participants' awareness of the dangers of Metabolic Syndrome was still low. This is indicated by the number of participants who had excess body weight and waist circumference (44.29%), increased blood pressure (45.71%) and increased cholesterol levels (77.14%). The participants felt very helped and hoped that these community service activities or similar could be routinely carried out in the future.