Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Waktu Pengadukan terhadap Karakteristik Sabun Pada Opaque Lidah Buaya (Aloe vera L.) Pande Putu Ayu Laksmi Dewi; Eka Indra Setyawan
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p01

Abstract

Sabun kecantikan komersial sekarang ini menggunakan senyawa sintetis yang tidak baik jika digunakan dalam jangka waktu panjang. Salah satu bahan alami yang dapat ditambahkan dalam sabun kecantikan adalah lidah buaya (Aloe vera Linn). Lidah buaya mengandung lignin yang dapat menjaga kelembaban dan elastisitas kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan NaOH serta waktu pengadukan terhadap kualitas sabun padat lidah buaya yang dihasilkan. Lidah buaya diformulasikan dalam sediaan sabun dengan variasi konsentrasi NaOH yang berbeda (6%, 8%, dan 10%) dan waktu pengadukan yang divariasikan (15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit, dan 35 menit) pada kecepatan 300 rpm untuk memperoleh kondisi optimum pembuatan sabun yang menghasilkan sabun dengan karakteristik yang memenuhi standar SNI. Parameter kualitas yang diamati meliputi uji organoleptik, pH, tinggi busa, kadar air, dan kadar alkali bebas. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji Anova satu arah dan uji lanjutan Duncan. Hasil analisis menunjukkan bahwa waktu pengadukan berpengaruh signifikan terhadap organoleptis, nilai pH, dan kadar alkali bebas, sedangkan konsentrasi NaOH memberikan perbedaan nyata pada organoleptis, dan tinggi busa, kadar air, kadar alkali bebas, dan pH sabun padat. Kondisi proses dengan kualitas sabun padat lidah buaya terbaik yaitu sabun yang dibuat dengan konsentrasi NaOH 8% dan waktu pengadukan selama 35 menit yang menghasilkan sabun dengan pH 8,55, kadar alkali bebas 0,085%, kadar air 12,45%, dan tinggi busa 5,7 cm.
Potensi Nanostructured Lipid Carrier (NLC) dengan Zat Aktif Ekstrak Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.) sebagai Sediaan Topical Gel Anti-photoaging Komang Dian Aditya Putra; G. A. Desya Pradnyaswari; Eka Indra Setyawan
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p24

Abstract

Paparan sinar UVB berlebih pada kulit akan menstimulasi produksi ROS yang bertanggung jawab dalam stres oksidatif pada kulit dengan merusak serat jaringan ikat sehingga menimbulkan manifestasi klinis berupa kerutan yang kerap disebut sebagai photoaging. Pencegahan photoaging salah satunya dapat dilakukan dengan mengaplikasikan tanaman herbal yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi seperti herba pegagan. Untuk dapat mengaplikasikan herba pegagan, diperlukan suatu inovasi sediaan yang dapat menghantarkan kandungan senyawa sehingga dapat menghasilkan efek yang optimal salah satunya yaitu menggunakan sistem Nanostructured Lipid Carrier (NLC) yang terinkorporasi dalam basis gel. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari sistem NLC dengan zat aktif herba pegagan untuk mencegah photoaging. Adapun metode yang digunakan untuk membuat artikel ini yaitu literature review. Hasil yang diperoleh yaitu herba pegagan mengandung berbagai senyawa sehingga mampu memberikan aktivitas antioksidan yang tinggi. Selain itu, tanaman ini juga telah dilakukan pengujian secara in silico dengan molecular docking serta pengujian secara in vitro terhadap beberapa target yang bertanggung jawab dalam terjadinya photoaging. Sistem NLC memiliki stabilitas, kelarutan, serta kemampuan absorpsi zat aktif yang lebih baik. NLC sebagai sistem pembawa zat aktif ekstrak herba pegagan yang terinkorporasi dalam basis gel sangat potensial untuk digunakan sebagai upaya preventif maupun kuratif pada photoaging melalui rute administrasi topikal. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut baik secara in vitro, in vivo, uji klinis, serta optimasi formula agar didapatkan sediaan yang mampu memberikan aktivitas anti-photoaging yang optimal dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
Potensi Buah Semangka (Citrullus lanatus) Sebagai Bahan Aktif Sediaan Hair Tonic Alami: Literatur Review Izzul Ishfahan; Eka Indra Setyawan
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p28

Abstract

Hair tonic adalah sejenis kosmetik perawatan rambut yang memiliki efek mengurangi kerontokan rambut, merangsang dan meningkatkan volume rambut. Bahan aktif yang digunakan dapat berupa bahan kimia sintetik atau berasal dari tumbuhan atau diekstrak dari tumbuhan. Hair tonic berfungsi untuk membersihkan, mencegah atau untuk membasmi ketombe, memperbaiki sirkulasi darah di kulit kepala dan merangsang pertumbuhan rambut. Hair tonic memiliki beberapa keunggulan, antara lain mudah digunakan, cepat meresap dan tidak lengket di kulit kepala, serta merupakan sediaan yang umum digunakan oleh masyarakat umum. Tujuan penelitian adalah tentang kandungan dalam buah semangka, dan aktivitas antioksidan buah semangka yang dapat digunakan sebagai bahan hair tonic alami yang lebih aman. Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis dan merangkum artikel yang sesuai dengan tujuan yang dipublikasi pada tahun 2018-2022 dan bersifat free fulltext acces. Pencarian artikel menggunakan databased Google scholar, Pubmed dan Science Direct dengan kata kunci aktivitas antioksidan, antimikroba, semangka (Citrullus lanatus), hair tonic, fitokimia. Hasil yang ditemukan didapatkan bahwa buah semangka memiliki potensi sebagai bahan dasar alami untuk pembuatan hair tonic. Aktivitas antioksidan dari semangka dipercaya berasal dari kandungan vitamin C yang terkandung di dalamnya dengan cara menghambat peroksidasi lipid sehingga diklasifikasikan sebagai antioksidan pemutus rantai. Sementara itui aktivitas antimikroba dari buah semangka dihasilkan oleh kandungan senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya yang mana berdasarkan studi literatur terdapat alkaloid, flavonoid, glikosida, tannin, steroid, terpenoid dan saponin. Simpulan menunjukkan bahwa buah semangka memiliki kandungan senyawa yang berpotensi sebagai bahan pembuatan hair tonic alami dikarenakan memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba.
Review : Potensi Ekstrak Kopi Robusta dengan Metode Pengeringan Freeze Drying dalam Formulasi Masker Gel Peel-Off Gusti Ayu Dian Ratna Dewi; Eka Indra Setyawan
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p51

Abstract

Penuaan kulit merupakan salah satu permasalahan yang sering dijumpai di masyarakat. Sehingga diperlukan suatu agen anti photoaging yang dapat mengurangi atau menghambat proses degeneratif tersebut. Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai agen photoaging yaitu kopi robusta. Kopi robusta mengandung senyawa asam klorgenat yang berfungsi untuk mencegah stres oksidatif. Dilakukan studi literatur terkait metode ekstraksi, pengeringan, dan formulasi ekstrak kopi robusta sebagai agen photoaging dalam bentuk masker gel peel off. Digunakan 2 jurnal utama sebagai pertimbangan formulasi terbaik masker gel peel off. Metode ekstraksi yang paling baik untuk kopi robusta adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%. Metode pengeringan yang direkomendasikan untuk ekstrak kopi robusta adalah freeze drying. Formulasi masker gel peel off ekstrak kopi robusta dengan jumlah ekstrak 2%b/b, polivinil alkohol 12%b/b, HPMC 2%b/b, gliserin 6%b/b, Trietanolamin 2%b/b, dan metil paraben 0,2%b/b memberikan hasil yang lebih baik. Evaluasi yang dapat dilakukan untuk sediaan masker peel off diantaranya uji organoleptis, uji viskositas, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji waktu pengeringan masker, dan uji iritasi. Data yang telah dikumpulkan ini dapat menjadi acuan formulator untuk memformulasikan masker gel peel off ekstrak kopi robusta sehingga kesalahan formulasi dapat dihindari.
Potensi Serum Liposom Ekstrak Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Sebagai Antioksidan Diah Mawarni Fitriari; Eka Indra Setyawan
Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi Vol. 1 (2022): Prosiding Workshop dan Seminar Nasional Farmasi 2022
Publisher : Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p35

Abstract

Kopi arabika mengandung kafein, polisakarida, trigliserida, asam klorogenat, dan asam lemak linoleate. Kandungan dari asam linoleate memiliki sekitar 40-45% yang berfungsi untuk melembabkan kulit dan meremajakan kulit. Ekstrak biji kopi arabika (Coffea arabica L.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Kemampuan antioksidan pada biji kopi arabika tersebut dapat berpotensi sebagai kosmetika yaitu serum liposom. Artikel ulasan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan mengetahui potensi sediaan serum liposom. Metode penulisan artikel ini dilakukan dengan beberapa studi literatur dari jurnal nasional maupun jurnal internasional. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi arabika (Coffea arabica L.) memiliki aktivitas antioksidan karena polifenolnya. Polifenol bersifat sebagai antioksidan, sehingga dapat meredam radikal bebas. Bagian tanaman kopi yang dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan adalah biji yang diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Pada uji skrining fitokimia menunjukkan hasil bahwa ekstrak biji kopi arabika (Coffea arabica L.) mengandung golongan senyawa flavonoid, tannin, saponin, alkaloid, dan steroida. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan pada ekstrak biji kopi arabika (Coffea arabica L.) memiliki perbedaan. Ekstrak biji kopi arabika (Coffea arabica L.) kategori sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 12,427 ppm, 27,915 ppm. IC50 kategori sangat kuat jika nilai kurang dari 50 ppm, kuat jika memiliki nilai sebesar 50-100 ppm, kategori sedang sebesar 100-150 ppm, dan kategori lemah sebesar 151-200 ppm. Dengan demikian, ekstrak biji kopi arabika (Coffea arabica L.) dapat berpotensi sebagai antioksidan pada sediaan serum liposom.
Review: profil disolusi dan media disolusi yang baik pada tablet rifampicin Mahaswari, Anak Agung Istri Rani; I Gusti Ngurah Agung Dewantara Putra; Eka Indra Setyawan
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 3 (2022): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v2i3.1438

Abstract

The development of generic drug consumption in Indonesia is relatively slow. This is because generic drugs are still underestimated by stakeholders for various reasons, the most classic and fundamental is quality. So it is necessary to test the dissolution rate of a drug preparation, so that the dissolution test can be a method to prove the quality of a preparation including generic and branded rifampicin tablets. Objective: To find out how the good dissolution profile onrifampicin tablets branded and with the logo and to find out how good the invivo and in-vitro correlation coefficient values are on the dissolution media. Results: There is no significant difference in DE45 between branded and generic rifampicin tablets, so the results obtained indicate that the brand and generic rifampicin tablets have the same efficacy and quality. Conclusion: The greater the dissolution time, the higher the dissolved rifampicin level. Where the DE45 value indicates the speed of drug dissolution into the medium approaching the in vivo drug absorption profile. The results show that there is no significant difference in DE45 between branded and generic rifampicin tablets, so that the results obtained indicate that the brand and generic rifampicin tablets have the same efficacy and quality. The data show a good correlation with the yield obtained from the dissolution medium containing 0.4% (w/v) sodium lauryl sulfate. Furthermore, the in vitro-in vivo correlation value obtained from the 0.4% (w/v) sodium lauryl sulfate solution medium was in accordance with the in vivo correlation coefficient. Then the 0.4% (w/v) sodium lauryl sulfate solution is a suitable dissolution medium for the fixed dose combination of rifampicin-isoniazid.
Aktivitas analgesik tanaman gedi (Abelmoschus manihot L.) pada mencit (Mus musculus) Pratiwi, Elsa Nanda Ayu; I Gusti Ngurah Agung Dewantara Putra; Eka Indra Setyawan
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 3 (2022): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v2i3.1444

Abstract

Gedi plant (Abelmoschus manihot L. Medik) is a tropical plant of the Malvaceae family which has been known in North Sulawesi as a vegetable plant. Gedi plants have various medicinal benefits, such as antidiabetic, antimicrobial, anticancer, analgesic, antiinflammatory, antioxidant, and antiplasmodial activity. The ethanol extract of Gedi leaf had an analgesic activity which was orally administered in mice and the amount of its writhing is observed after being induced by heat. The data showed that the analgesic effect of Gedi leaf ethanol extract at a dose of 60 mg/30 g BB equivalent to a dose of 2000 mg/Kg BB was greater than the positive control dose or tramadol used. Other research also stated that the petroleum ether and methanol extracts of Gedi leaf showed flavonoids, steroids, and triterpenoids which had anti-inflammatory and analgesic activity. Petroleum ether and methanol extract of Gedi leaf at a dose of 400 mg kg -1 showed a maximum reaction time of 14.1 ± 0.21 and a minimum of 6.98 ± 0.29 which indicates a significant pain threshold.
Tablet effervescent dari ekstrak daun alpukat (persea americana mill.) sebagai peluruh batu ginjal pada tikus jantan galur wistar (ratus norvegicus) Damayanti, Novi Amna; I Gusti Ngurah Agung Dewantara Putra; Eka Indra Setyawan
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 3 (2022): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v2i3.1446

Abstract

Chemical compounds found in the avocado leaf, include saponins, tannins, phlobatannins, flavonoids, alkaloids, and polysaccharides. Avocado leaf can be used as medicinal herbs for kidney stones and hypertension. Avocado leaf extract can reduce the formation of calcium oxalate monohydrate crystals, which is the main component of kidney stones and shows changes in morphology and crystal size. Other studies showed that avocado leaf extract effervescent tablets have a kidney stone laxative effect. Effervescent tablets were made from the ethanol extract of the avocado leaf with 3 variations in levels in each formula. The variations in the avocado leaf extract level used in formulas 1, 2, and 3 were 35, 65, and 100 mg in a row. The results showed that formula 3 with avocado leaf extract of 100 mg gave the most significant results as a kidney stone laxative when compared to other formulas.
Aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol tanaman patah tulang (euphorbia tirucalli l.) Mamarimbing, Merlyn Santa; I Gusti Ngurah Agung Dewantara Putra; Eka Indra Setyawan
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 3 (2022): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v2i3.1452

Abstract

Inflammation is a normal protective response to tissue injury caused by physical trauma, damaging chemical substances or microbiological substances. This study aimed to determine the potential anti-inflammatory activity of the ethanolic extract of the pencil cactus plant. The method used in this study was a literature study with a descriptive qualitative research type with a systematic literature review. The results showed that the ethanolic extract of the pencil cactus plant has anti-inflammatory activity by significantly reducing edema in the feet of rats.
Review: Tablet Effervescent dari Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill.) sebagai Peluruh Batu Ginjal pada Tikus Jantan Galur Wistar (Ratus norvegicus) Naripradnya, Putu Saradevi; Eka Indra Setyawan; I Gusti Ngurah Agung Dewantara Putra
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. Spesial Issues 3 (2022): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v2iSpesial Issues 3.1507

Abstract

Kidney stones are a health disorder characterized by the appearance of stones in the uropoetic system. Kidney stones can cause infection and cause inflammation so that they can interfere with the smooth flow of urine. If urine flow is obstructed and there is accumulation of urine in the kidneys, it will cause a decrease in the physiological function of the kidneys. The purpose of this review journal is to determine the formulation and evaluation of avocado leaf effervescent tablets (Persea americana Mill.), The method of kidney stone decay test from avocado leaf effervescent tablets (Persea americana Mill.) In test animals, kidney stone decay test results from tablets. avocado leaf effervescent (Persea americana Mill.) in test animals, as well as the most effective dose used in the decay of kidney stones from avocado leaf effervescent tablets (Persea americana Mill.). Avocado leaves can be made as effervescent tablets to shed kidney stones because they dissolve more easily, are absorbed more quickly, and are more stable when compared to liquid preparations. Therefore, avocado leaf extract can be made into effervescent tablets to treat kidney stones.