Rudy P. Tambunan
Faculty of Geography, University of Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

LOW CARBON DEVELOPMENT STRATEGY FOR LAND USE SECTOR IN CILIWUNG MIDDLE-STREAM WATERSHED Sularso, Gamma Nur Merrillia; Tambunan, Rudy P.; Atmoko, Andreo Wahyudi
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 2, No 1 (2015): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The second (2nd) and third (3rd) segment of Ciliwung middle-stream watershed land use have changed drastically over the past two decades. This paper analyses the land use change from 1989-2012 and its impact on decreasing carbon stock or increasing CO2eq emission, as well as to establish projected Reference Level (RL) to 2020. Best RL projection was used to establish the Low Carbon Development Strategy (LCDS) in both segments. The land use changing from 1989-2012 indicated a reduction of green space area by 2,575.57 ha whereas the non-green space area increased by 2,575.57 ha. These changes decreases the carbon stock by 26,900 ton C and released CO2eq emission by about 98,723 ton CO2eq. Population growth, demand on land and land constraints were found to be the driving factors of land use changes in this area. Reference Level 2020 was established based on business as usual (BAU) and forward looking (FL) scenarios. The projection showed that FL was the best scenario which estimated carbon storage at 217,610 ton C in 2020. Low carbon development strategy directed to the area of green space added up to 20% carbon storage through the implementation of the strategy based on green space and non-green space which covered the areas from protection, supervision, extension or awareness and law enforcement.
LOW CARBON DEVELOPMENT STRATEGY FOR LAND USE SECTOR IN CILIWUNG MIDDLE-STREAM WATERSHED Sularso, Gamma Nur Merrillia; Tambunan, Rudy P.; Atmoko, Andreo W.
Indonesian Journal of Forestry Research Vol 2, No 1 (2015): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Secretariat of Forestry Research and Development Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/ijfr.2015.2.1.55-69

Abstract

The second (2nd) and third (3rd) segment of Ciliwung middle-stream watershed land use have changed drastically over the past two decades. This paper analyses the land use change from 1989-2012 and its impact on decreasing carbon stock or increasing CO2eq emission, as well as to establish projected Reference Level (RL) to 2020. Best RL projection was used to establish the Low Carbon Development Strategy (LCDS) in both segments. The land use changing from 1989-2012 indicated a reduction of green space area by 2,575.57 ha whereas the non-green space area increased by 2,575.57 ha. These changes decreases the carbon stock by 26,900 ton C and released CO2eq emission by about 98,723 ton CO2eq. Population growth, demand on land and land constraints were found to be the driving factors of land use changes in this area. Reference Level 2020 was established based on business as usual (BAU) and forward looking (FL) scenarios. The projection showed that FL was the best scenario which estimated carbon storage at 217,610 ton C in 2020. Low carbon development strategy directed to the area of green space added up to 20% carbon storage through the implementation of the strategy based on green space and non-green space which covered the areas from protection, supervision, extension or awareness and law enforcement.
DAMPAK PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN TERHADAP SISTEM HIDROLOGI DI JAKARTA Septriana, Fentinur Evida; Alnavis, Noviana Bayu; Gustia, Rani; Wirawan, Rivaldo Restu; Putri, Nadya Paramitha; Hasibuan, Hayati Sari; Tambunan, Rudy P.
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 22, No 1 (2020)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/MIG.2020.22-1.1150

Abstract

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Jakarta diiringi dengan pertambahan jumlah penduduk dan pembangunan infrastruktur yang semakin padat. Tingginya tingkat pembangunan infrastruktur di Jakarta menyebabkan semakin berkurangnya tutupan vegetasi dan terganggunya fungsi alami ekosistem yang semula ada di Jakarta, seperti fungsi sistem hidrologi. Pembangunan fisik dan infrastruktur di daerah perkotaan seharusnya diimbangi dengan pengelolaan lingkungan yang seimbang sehingga dampak negatif yang timbul dapat diminimalkan. Salah satu bentuk pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan pengaturan dan pemanfaatan ruang yang optimal sehingga fungsi ekosistem tetap terjaga. Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan perubahan tutupan lahan terhadap sistem hidrologi yang dilihat dari persediaan air dan fenomena banjir di Jakarta, serta menyiapkan rekomendasi untuk perencanaan ruang berbasis sistem hidrologi. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan Sistem Informasi Geografis, berdasarkan data sekunder dan studi literatur. Berdasarkan pengolahan citra Landsat tahun 1999-2019, terjadi perubahan tutupan lahan dimana tutupan lahan vegetasi di Jakarta mengalami penurunan dari 35,5% menjadi 6,4%, sementara luas lahan terbangun terus mengalami peningkatan dari 65,5% menjadi 93,6%. Kepadatan bangunan di Jakarta menyebabkan peningkatan luas permukaan tanah yang bersifat impervious sehingga terjadi peningkatan laju aliran air permukaan dan penurunan laju aliran dasar di bawah tanah sehingga memicu terjadinya banjir.
RENCANA STRATEGIS PENENTUAN ALTERNATIF RUMAH SAKIT RUJUKAN COVID-19: Studi Kasus Kabupaten Bogor Ristiantri, Yusniar Rah Ayu; Syetiawan, Agung; Tambunan, Mangapul Parlindungan; Tambunan, Rudy P.
Majalah Ilmiah Globe Vol. 23 No. 1 (2021): GLOBE Vol 23 No 1 TAHUN 2021
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa wilayah di Kab. Bogor merupakan daerah penyangga Ibukota negara, dengan kepadatan penduduk tinggi dan merupakan pusat perekonomian. Akibatnya, wilayah tersebut terancam mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap penyebaran COVID-19. Peningkatan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kab. Bogor semakin masif dari hari ke hari. Peningkatan kasus yang signifikan ini sangat mengkhawatirkan, terutama terhadap kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan. Kemampuan fasilitas pelayan kesehatan, terutama rumah sakit rujukan untuk menjangkau wilayah-wilayah rentan kasus positif dapat dengan mudah dilihat menggunakan analisis spasial. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan lokasi strategis fasilitas kesehatan di Kab. Bogor sebagai Rumah Sakit rujukan COVID-19 dengan menggunakan metode analisis jaringan. Rencana strategis rumah sakit rujukan ditentukan berdasarkan wilayah-wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh rumah sakit yang ada. Selanjutnya, penentuan indeks kesiapan rumah sakit rujukan menggunakan analisis multi kriteria Simple Additive Weighting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu rumah sakit existing dengan indeks kesiapan tinggi, kemudian 4 rumah sakit dengan indeks kesiapan sedang. Lebih lanjut, terdapat 13 alternatif rumah sakit rujukan menunjukkan kesiapan rendah. Sebaran rumah sakit di Kab. Bogor pun tidak banyak, dan hanya memusat di bagian tengah wilayah Kab. Bogor. Oleh karena itu, seluruh rumah sakit alternatif sangat strategis menjadi rumah sakit rujukan COVID-19. Jumlah rumah sakit rujukan COVID-19 di Kab. Bogor masih kurang menjangkau seluruh wilayah, sehingga pemerintah daerah selayaknya berupaya untuk melakukan penambahan jumlah rumah sakit atau penambahan kapasitas layanan kesehatan.
LOW CARBON DEVELOPMENT STRATEGY ON LAND USE SECTOR IN CILIWUNG MIDDLE-STREAM WATERSHED Sularso, Gamma Nur Merrillia; Tambunan, Rudy P.; Atmoko, Andreo W.
Indonesian Journal of Forestry Research Vol. 2 No. 1 (2015): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Association of Indonesian Forestry and Environment Researchers and Technicians

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59465/ijfr.2015.2.1.55-69

Abstract

The second (2nd) and third (3rd) segment of Ciliwung middle-stream watershed land use have changed drastically over the past two decades. The second (2nd) and third (3rd) segment of Ciliwung middle-stream watershed land use have changed drastically over the past two decades. This paper analyses the land use change from 1989-2012 and its impact on decreasing carbon stock or increasing CO2 eq emission, as well as to establish projected Reference Level (RL) to 2020. Best RL projection was used to establish the Low Carbon Development Strategy (LCDS) in both segments. The land use changing from 1989-2012 indicated a reduction of green space area by 2,575.57 ha whereas the non-green space area increased by 2,575.57 ha. These changes decreases the carbon stock by 26,900 ton C and released CO eq emission by about 98,723 ton CO2eq. Population growth, demand on land and land constraints were found to be the driving factors of land use changes in this area. Reference Level 2020 was established based on business as usual (BAU) and forward looking (FL) scenarios. The projection showed that FL was the best scenario which estimated carbon storage at 217,610 ton C in 2020. Low carbon development strategy directed to the area of green space added up to 20% carbon storage through the implementation of the strategy based on green space and non-green space which covered the areas from protection, supervision, extension or awareness and law enforcement.
Sustainable Development Assessment on North Jakarta using Indicators and PLS-SEM Lilyana, Lilyana; Lovandhika, Naufal Sanca; Tambunan, Rudy P.; Utomo, Suyud Warno; Zagloel, Teuku Yuri M.; Gozali, Lina
Indonesian Journal of Energy Vol. 2 No. 1 (2019): Indonesian Journal of Energy
Publisher : Purnomo Yusgiantoro Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33116/ije.v2i1.35

Abstract

Indonesia, as the second longest coastline country in the world, contain a huge coastal area need to be managed. One way to manage coastal area is using monitoring systems, yet none of them has been effectively implemented in Indonesia. This research attempts to develop monitoring system using indicators. There were 105 indicators that chosen from references. Each of the indicators were filtered by scoring method and then be processed using PLS-SEM resulting 9 indicators and sustainability development monitoring model. Coastal Area of North Jakarta has been chosen as area to implementing the model since that area are dynamics and growing rapidly. Based on the model, coastal area of North Jakarta has good economic condition (62.2%), medium social condition (46.7%), and bad natural environment condition (38%). Sustainable development seems quite implemented in this area since the balance of Economic-Social-Natural Environment was on the medium and balanced category. By using GIS can be seen that the development that occurred in west side study area are better than middle or east side.
POLA SPASIAL BAHAYA GEMPA BUMI DI SEKITAR BANDARA KERTAJATI DAN KESESUAIANNYA TERHADAP TATA RUANG WILAYAH Pakpahan, Suliyanti; Tambunan, Mangapul P.; Mannesa, Masita Dwi Mandini; Tambunan, Rudy P.
Jurnal Geosaintek Vol. 7 No. 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa bumi tercatat sebagai bencana alam paling merusak. Kerusakan dapat ditekan jika pembangunan mempertimbangkan zonasi bahaya gempa setiap wilayah. Kawasan di sekitar Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati, yang dekat dengan beberapa sumber gempa, berpotensi berkembang pesat seiring beroperasinya bandara serta pembangunan infrastruktur pendukungnya. Penelitian bertujuan menganalisis pola spasial bahaya gempa bumi di 3 (tiga) kecamatan sekitar BJIB, yaitu Kecamatan Kertajati, Ligung, dan Jatitujuh sebagai upaya pengendalian dan pengurangan risiko bencana. Dengan metode AHP berbasis Sistem Informasi Geografis, dilakukan tumpang susun parameter efek tapak lokal, geologi, dan seismotektonik untuk membangun peta bahaya gempa bumi. Kesesuaian tata ruang diperoleh dari analisis tumpang susun peta bahaya gempa bumi dengan peta pola ruang dalam RTRW Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian menunjukkan kawasan BJIB berada di zona bahaya gempa bumi sedang, diapit zona bahaya tinggi di bagian selatan dan bahaya rendah di utara. Pengembangan BJIB Kertajati direkomendasikan dilakukan ke arah utara yang relatif lebih stabil terhadap guncangan gempa bumi. Evaluasi pola ruang terhadap peta bahaya gempa bumi menunjukkan perencanaan wilayah di sekitar BJIB Kertajati oleh Pemerintah Kabupaten Majalengka sudah cukup baik, hanya 5,8% area penelitian yang berada di zona bahaya gempa bumi tinggi.
ANALISIS LST, NDVI MENGGUNAKAN SATELIT LANDSAT 8 SERTA TREND SUHU UDARA DI KABUPATEN MAJALENGKA Pramudiyasari, Tia; Tambunan, Mangapul P.; Tambunan, Rudy P.; Manessa, Masita D.M.
Jurnal Geosaintek Vol. 7 No. 3 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan suatu wilayah dan pertumbuhan jumlah penduduk pastinya diiringi oleh proses pembangunan. Perubahan tata guna lahan dari wilayah vegetasi menjadi wilayah non-vegetasi dapat mempengaruhi suhu permukaan pada suatu wilayah. Kabupaten Majalengka merupakan salah satu yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan wilayah yang pesat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan membandingkan pola perubahan spasial dan temporal dari kerapatan vegetasi, Land Surface Temperature (LST) dan Suhu udara rata-rata harian Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 dan 2019. Data yang digunakan berupa citra satelit Landsat 8 Band 4, 5 dan 10 pada tanggal 9 September 2015 dan 22 Oktober 2019 serta suhu udara observasi sepanjang tahun 2015 dan tahun 2019 dari Stasiun Meteorologi Kertajati. Hasil dari penelitian ini, didapati bahwa dalam lima tahun tersebut, kerapatan vegetasi kategori sangat rendah semakin meluas sebesar 13.262,27 ha. Secara spasial yang ditunjukkan oleh LST dan NDVI terlihat bahwa telah terjadi perubahan kerapatan vegetasi diiringi dengan bertambah luasnya LST >35 oC terutama di wilayah Kabupaten Majalengka bagian utara meliputi kecamatan Kartajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Kadipaten, Dawuan, Jatiwangi, Palasah, Panyingkiran, Majalengka dan Sukahaji.
URBAN HEAT ISLAND DI KOTA TANGERANG SELATAN Prastiwi, Agita Devi; Supriatna, Supriatna; Tambunan, Rudy P.; Tambunan, Mangapul Parlindungan
Jurnal Geosaintek Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The industrial revolution opened up opportunities in changing people’s lives from an agrarian economic activity to an industry-based economy so that many people mass produced the phenomenon of migration. In 2018, 55% of the world’s population live in urban areas and by 20150 this will increase to 70 percent (United Nations, 2019). Migration disturbs the heat energy balance in urban areas as compared to suburban or surrounding areas, resulting in a temperature difference phenomenon known as urban heat island (Sharma et al. 2019). South Tangerang is one of the districts adjacent to the city of DKI Jakarta which is known as the world’s big city so it has vulnerability as a migration destination. So it is necessary to conduct a study that can provide an overview of the future phenomena of the emergence of potential urban heat island (UHI) that can be used as mitigation of the impacts of climate changes. As a results, from 2004 and 2020 there was an increase 0,30C UHI Index. The UHI phenomenon that occurs in South Tangerang City is also a result of existing developments in DKI Jakarta for areas that are directly connected to DKI Jakarta, such as Pondok Karya, Pondok Betung, and Cirendeu will experience urban growth.