Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

SIFAT FISIK DAN UJI IRITASI PRIMER GEL EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa (Schft Boert) DENGAN BASIS CMC Na DAN AQUPECT 505 Gigih Iryoto; Ika Yuni Astuti; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.565

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang akan dilakukan ini mempunyai tujuan untuk dapat mengetahui sifat fisik gel ekstrak buah mahkota dewa dengan basis CMC dan Aqupec 505. Serta dapat mengetahui efek kedua basis terhadap iritasi primer. Pada penelitian ini akan diformulasikan Gel Ekstrak Buah Mahkota Dewa dengan basis CMC dan Aqupec 505. Selanjutnya kedua formula tersebut diuji sifat fisik dan uji iritasi primer. Uji sifat fisik meliputi uji organoleptis, pengukuran pH dan viskositas dari kedua formula gel tersebut. Pada formula III yaitu gel ekstrak kulit dan buah biji mahkota dewa dengan basis CMC-Na memberikan efek iritasi yang lebih besar (iritan moderat). Hal ini dimungkinkan karena CMC-Na merupakan surfaktan yang dapat menurunkan tegangan permukaan serta viskositas terlalu rendah, maka tidak dapat mempertahankan (mengontrol) pelepasan zat aktif sehingga terjadi penyerapan zat aktif yang berlebih oleh epidermis. Karena pelarut yang digunakan dalam ekstraksi bersifat toksik maka menimbulkan efek mengiritasi yang lebih besar (berat). kesimpulan Secara organoleptis, formula I dan III mengalami perubahan fisik selama penyimpanan. Selain itu, Perbedaan basis gel mempengaruhi viskositas dan pH sediaan gel. Gel basis Aqupec HV 505 lebih tepat untuk zat aktif dibandingkan dengan gel basis CMC-Na. Karena gel basis Aqupec HV 505 dapat mempertahankan sifat fisik dan dari uji iritasi memberikan efek sedikit merangsang iritasi. Kata Kunci : Iritasi primer, Mahkota dewa, CMC Na, Aqupect ABSTRACT The research will be carried out this has the objective to determine the physical properties of the gel extracts Phaleria with CMC and Aqupec base 505. And can determine the effects of both the base of the primary irritation. This research will be formulated gel Mahkota Dewa fruit extract with CMC and Aqupec base 505. Furthermore, the two formulas are tested physical properties and primary irritation test. Test physical properties include organoleptic test, measurement of pH and viscosity of both the gel formula. In the gel formula III skin and fruit seed extracts gods crown with CMC-Na base gives greater irritant effects (moderate irritant). This is possible because CMC-Na is a surfactant that can reduce the surface tension and the viscosity is too low, it can not maintain (control) release of active substances causing excessive absorption of the active substance by the epidermis. Since the solvents used in the extraction of toxic irritant effects were larger (heavier). organoleptic In conclusion, the formula I and III undergo physical changes during storage. In addition, the difference in the base gel viscosity and pH influence the gel preparation. Gel base Aqupec HV 505 is more appropriate for active substances compared with CMC-Na gel base. Because the gel base Aqupec 505 HV to maintain the physical properties of the test and a little irritation to stimulate irritant effect. Keyword : primary iritation, Mahkota dewa, CMC Na, Aqupect.
Distribusi Penggunaan Antidiabetik Oral Di Rumah Sakit Didik Setiawan; Tri Murti Andayani
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 05 No. 01 April 2007
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4190.295 KB)

Abstract

Diabetes mellitus menunjukan ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi insulin atau dalam pengaturan kadar gula darah pada tingkat normal di saat kondisi tersebut menjadi lebih buruk, dapat ditandai dengan terjadinya hiperglikemia yang cepat, aterosklerosi, mikroangiopati, dan neuropati. Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif yang dilakukan menggunakan metode retrospektif dengan melihat catatan rekam medis dari pasien rawat inap yang menderita diabetes mellitus tipe II di Rumah Sakit Panti Rapih pada tahun 2004. Selanjutnya dilakukan deskripsi mengenai penggunaan antidiabetes. Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai evaluasi penggunaan antidiabetes dan studi farmakoepidemiologi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 186 pasien diabetes mellitus tipe II, terdapat 146 pasien yang didiagnosa menderita diabetes mellitus tipe II dengan penyakit penyerta lainnya. Penggunaan antidiabetes yang terbanyak adalah golongan sulfonilurea yaitu sebanyak 164 kasus (88,17%). Biguanida digunakan oleh 119 pasien (63%) dan insulin sebanyak 94 kasus atau 50,54%. Antidiabetes tersebut digunakan sebagai obat tunggal maupun sebagai obat kombinasi.
PENGARUH PELAYANAN KEFARMASIAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN APOTEK DI WILAYAH PURWOKERTO Zumrotul Anisah; Moeslich Hasanmihardja; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 01 April 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.544

Abstract

ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan bentuk pelayanan dan tanggungjawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, sehingga pelayanan kefarmasian sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen / pasien di apotek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan kefarmasian di apotek dan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen di apotek Purwokerto. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survei yaitu dengan penyebaran kuisioner kepada responden apoteker dan konsumen apotek. Responden apotek yang diambil mengikuti jumlah apotek yang dijadikan untuk penelitian yaitu 4 apotek. Pemilihan apotek berdasarkan teknik area random sampling. Responden konsumen diambil 400 responden berdasarkan teknik accidental sampling. Data di analisis menggunakan program SPSS for Window Ver 16. Dari hasil analisis diperoleh nilai signifikan (p) 0,318 > 0,05 sehingga didapatkan kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pelayanan kefarmasian dengan tingkat kepuasan konsumen apotek di wilayah Purwokerto, dan menurut konsumen secara keseluruhan pelayanan kefarmasian di apotek Purwokerto sudah memuaskan. Kata Kunci: Kualitas pelayanan kefarmasian, kepuasan konsumen apotek. ABSTRACT Pharmaceutical care was care and responsibility dispenser professian in pharmacy job to increase the quality of costumer life. So pharmaceutical care was very influence to costumer’s satisfied in dispensary. The aims of the research were to find out the implementation of pharmaceutical care in dispensary of Purwokerto. The writer used analytic descriptive by using approach method of observation. Data used was primer data which was obtained through survey where by spread out the question to respondent such as apothecary and consumer. The write took 4 dispensaries as place of the research. Dispensary was chosen based on area random sampling. Costumer’s respondents were taken based on accidental sampling technique. The data was analyzed by SPSS program for Window Ver 16. The result of analysis was obtained the signifikan value (p) 0.318 > 0.05. It means that there is no valid relation between phamaceutical service and dispensaries consumer satisfaction rate in Purwokerto, and according to all consumer said that pharmaceutical care in dispensary of Purwokerto have satisfied. Key words : The quality of pharmaceutical care, dispensary costumer satisfaction.
PENGARUH PENYULUHAN OBAT TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PENGOBATAN SENDIRI DI KABUPATEN BANYUMAS Sugesti Hayuning Tyas; Didik Setiawan; Moeslich Hasanmihardja
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 10 No. 01 Juli 2013
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v10i1.791

Abstract

ABSTRAK Pengobatan sendiri adalah upaya yang utama yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan kesehatan, sehingga untuk mengurangi konsumsi obat yang tidak sesuai diperlukan sosialisasi keamanan dalam melakukan pengobatan sendiri. Penelitian ini dilakuan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan obat terhadap peningkatan perilaku pengobatan sendiri di Kabupaten Banyumas. Selain itu juga untuk menganalisis keefektifan metode yang digunakan dalam penyuluhan obat dalam melakukan pengobatan sendiri. Alat yang digunakan berupa kuisioner yang diisi oleh responden dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Responden merupakan warga yang berdomisili di Kabupaten Banyumas, dengan jumlah 192 responden. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan racangan non-equivalen control group pretest dan postes. Selanjutnya data dianalisis dengan uji dependent-sampel t-test untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap perilaku pengobatan sendiri dengan α = 0,05. Sedangkan untuk melihat keefektifan metode antara metode diskusi kelompok dengan metode ceramah menggunakan leaflet menggunakan uji independen-sampel t-test dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diadakan penyuluhan obat baik dengan metode diskusi kelompok maupun ceramah menggunakan media leaflet yaitu dapat meningkatkan perilaku pengobatan sendiri yang berupa peningkatan pengetahuan dan sikap tentang pengobatan sendiri yang ditunjukan oleh p= 0,000. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui kedua metode mempunyai keefektifan yang sama untuk meningkatkan perilaku pengobatan sendiri yang ditunjukan dengan nilai p>0,05. Hal ini berarti kedua metode penyuluhan obat yang digunakan mempunyai keefektifan yang sama untuk meningkatkan perilaku pengobatan sendiri. Kata kunci: perilaku pengobatan sendiri, metode penyuluhan, ibu rumah tangga, Kabupaten Banyumas. ABSTRACT Self-medication is the mostly effort to coped health complaint, therefore to drug consume decrease unsuitable, it needed safety socialization to self-medication. The study was take to analyze the effect of drug counseling to self-medication increase in Banyumas regency. In addition to analyze the method effectiveness used in drug counseling to self-medication act. The instrument research used questionnaires in this study and purposive sampling used to took the sample. The respondents were 192 residents whom live in Banyumas regency. The type of research quasi-experimental with non-equivalent control group pretest and posttest research design. The data then analyzed by dependent-sampel t-test to find the effect of counseling to self-medication behavior in α = 0.05. While to find the effectiveness of between discussion group and lecture method by leaflet used independen-sampel t-test in α = 0.05. The results showed there significant different between before and after drug counseling by discussion goup and lecture method used leaflet media, able to self-medication attitude improved such as knowledge and attitude about self-medication (P= 0.000), also it can to know both of methods as effective as to self-medication attitude which showed P=0.05. It’s mean both of drug counseling methods used as effective as to self-medication attitude improvement. Key words: self medication attitude, counseling methods, housewife, Banyumas.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KEJADIAN DROP OUT KONTRASEPSI SUNTIKAN DI KABUPATEN CILACAP Windu Rujianto; Sudarso Sudarso; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v6i3.878

Abstract

ABSTRAK Keluarga Berencana adalah suatu kebutuhan dalam menyelenggarakan kehidupan yang sejahtera. Tetapi hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup tentang kontrasepsi, khususnya kontrasepsi suntikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap kejadian Drop Out kontrasepsi suntikan di Kabupaten Cilacap tanggal 14 maret-30 april 2009. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel yang berupa responden sebanyak 380 responden. Kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif analitik, data juga dianalisis dengan teknik Korelasi Product moment untuk mengetahui tingkat hubungan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan yang negatif antara tingkat pengetahuan terhadap kejadian Drop Out kontrasepsi suntikan. Kata Kunci: Pengetahuan, Kontrasepsi suntikan, Drop Out. ABSTRACT Family planning is a requirement in carrying out secure and prosperous life. But this matter not make balance with enough knowledge concerning contraception, specially parenteral contraception. Object of this research is to know relationship level knowledge and Drop Out parenteral contraception in Sub-Province of Cilacap date 14 march-30 april 2009. This research is sample which in the form of respondent 380 respondents. Then analyzed descriptiv, data is also analyzed with Correlation technique of Product moment to know relation level. Pursuant research result can conclude the existence of negative relationship which is between level knowledge of parenteral contraception with occurrence of Drop Out parenteral contraception. Keyword: Knowledge, Parenteral Contraception, Drop Out.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DOSIS DAN TERAPI PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) RAWAT INAP PENGGUNA ASKES DAN NON-ASKES DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Dwi Harningsih; Didik Setiawan; Moeslich Hasanmihardja
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 03 Desember 2012
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v9i3.735

Abstract

ABSTRACT DHF disease is one of dangerous infectious diseases that can cause death within a short time if not handled properly. Therefore, patients who detected dengue were diagnosed and underwent inpatient management should get prompt treatment to prevent a more dangerous condition, that is by providing drug treatment and the appropriate dose, especially for pediatric patients in the dose calculation should be kept. The objectives of this study are to compared incidence of dosage and therapy problems in DHF pediatric Askes and Non-askes hospitalization patients. In addition also to see payment systems influence to the incidence of dosage and therapy problems. Analytical observational research with cross sectional approach and Chi-square analyze method. The research subject is DHF pediatric Askes and Non-askes group each amount 90 patients. The results showed that dosage too high most likely to occur in patients Askes (P value = 0,759), and dosage too low most likely to occur in patients with non-health insurance (P value = 0,999). The problem of therapy occurs in Non-askes patients, such as requiring additional drug therapy (P-value = 0,988) and do not require drug therapy (P-value = 0,759). It’s mean no incidence different incidence of dosage and therapy problems in Askes and Non-askes patients. Key words: DHF pediatric hospitalized patients, dosage and therapy problems, askes and non-askes. ABSTRAK Penyakit DBD merupakan salah satu wabah penyakit infeksi berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat jika tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, pasien yang didiagnosis terjangkit DBD dan menjalani rawat inap harus mendapatkan penatalaksanaan terapi yang tepat untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan angka kejadian permasalahan dosis dan terapi pada pasien DBD anak rawat inap Askes dan Non-askes. Selain itu juga untuk melihat apakah ada pengaruh sistem pembayaran dengan angka kejadian permasalahan dosis dan terapi. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan metode analisis Chi-square. Subjek penelitian merupakan pasien DBD anak kelompok Askes dan Non-askes berjumlah masing-masing 90 pasien. Hasil penelitian menunjukkan permasalahan dosis berlebih paling banyak terjadi pada pasien Askes (P value = 0,759), dan dosis terlalu rendah paling banyak terjadi pada pasien Non-askes (P value = 0,999). Permasalahan terapi banyak terjadi pada Pasien Non-askes, berupa membutuhkan terapi obat tambahan (P-value = 0,988) dan tidak membutuhkan terapi obat (P-value = 0,759). Hal ini berarti tidak ada perbedaan angka kejadian permasalahan dosis dan terapi antara pasien Askes dan Non-askes. Kata kunci : pasien DBD anak rawat inap, permasalahanan dosis dan terapi, askes dan non-askes
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN ASKES DAN UMUM PENDERITA EPILEPSI DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO Siska Anggita Listiana; Didik Setiawan; Susanti Susanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 02 Agustus 2012
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v9i2.700

Abstract

ABSTRAK Epilepsi merupakan masalah kesehatan yang menonjol di masyarakat, karena permasalahan tidak hanya dari segi medik tetapi juga sosial dan ekonomi yang menimpa penderita maupun keluarganya. Pengobatan epilepsi banyak digunakan untuk mengatasi kejang juga keluhan lain sehingga obat yang dibutuhkan banyak dan kemungkinan besar ada permasalahan dosis dan interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dosis dan interaksi obat pada pasien Askes dan Umum penderita Epilepsi di Rumah Sakit Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional dan metode pengambilan data secara retrospetif dari rekam medik pasien. Dari 88 sampel pasien yang masuk dalam penelitian yaitu 44 pasien umum dan 44 pasien askes. Rata-rata usia pasien epilepsi pada kelompok umum dan askes selama penelitian adalah 31,81 & 33,50 tahun. Jenis kelamin laki-laki pasien epilepsi dari kelompok umum dan askes lebih banyak (47/53,3%). Pasien epilepsi kelompok umum yang mendapatkan dosis kurang yaitu 4(9,1%) dan kelompok askes sebanyak 3(6,8%) kasus. Sedangkan pasien yang mendapatkan dosis berlebih hanya terdapat pada kelompok umum yaitu 1(2,3%). Kejadian interaksi obat pada pasien umum sebesar 17(38,6%) dan pasien askes 15(34,1%) kasus. Dari hasil statistik menunjukan (p>0,05) bahwa permasalahan dosis dan kejadian interaksi obat tidak ada perbedaan yang bermakna antara pasien umum dan askes penderita epilepsi. Pasien yang mengalami permasalahan dosis kurang, dosis lebih dan kejadian interaksi obat pada pasien askes dan umum tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kata kunci: epilepsi, dosis, interkasi obat, pasien umum dan askes ABSTRACT Epilepsy is one of common illness that occurs in society, not only in the matter of medical side but also social and economy to the patients or family. Treatment of epilepsy is used for long period to overcome catalepsy and other complains, therefore, and there is possibility to encounter dosage problem and drug interaction. This research was done to identify dosage problem and drug interaction to Health Insurance (Askes) and regular patients in Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Public Hospital. The method of this research was analytic observational through “Cross Sectional design” and retrospective data memory from patient medical record. There were 88 patients as samples, 44 regular and 44 “Askes” patients. In average of patient ages of regular and Askes patients were 31,81 & 33,50 years old. Male were more dominant in regular and Askes groups (47/53.3%). Epilepsy patients experience the lack of dosage was 4(9.1%) in regular and 3(6.8%) in Askes patients. Patients received excessive dosage we of regular patient 1(2.3%). Drugs interaction on the other hand, genesis to regular patients was 17(38.6%) and 15(34.1%) of Askes patients. Of statistically showed (p>0.05) that there was no significant difference in interaction and dosage problem in regular and Askes epilepsy patients. It can be concluded that there was no significant difference in the lack of dosage, over dosage and interaction between regular and Askes patients. Keyword: epilepsy, dosage, drugs interaction, regular patients and Askes patients.
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS Desta Kurniawan; Moeslich Hasanmihardja; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 06 No. 03 Desember 2009
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v6i3.430

Abstract

Perilaku penggunaan obat oleh pasien, sangat dipengaruhi oleh informasi yang diterima pasien mengenai obat-obat yang digunakannya. Oleh karena itu kualitas informasi yang mengiringi penggunaan suatu obat sama pentingnya dengan kualitas obat itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pasien peserta Jamkesmas rawat inap di RSU Banyumas merasa puas terhadap pelayanan informasi obat yang diberikan. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan model pendekatan secara observasional. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survey yaitu dengan penyebaran kuisioner kepada 88 reponden dengan cara mengambil seluruh populasi peserta jamkesmas rawat inap dibangsal penyakit dalam RSU Banyumas pada tanggal 1 April sampai dengan 20 Mei 2009. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas pelayanan informasi obat terhadap kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap di RSU Banyumas dengan nilai korelasi sebesar 0,308. Hal ini berarti semakin positif kualitas pelayanan informasi obat, maka akan diiringi dengan meningkatnya kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap. Kata kunci : Kualitas pelayanan informasi obat, kepuasan pasien peserta jamkesmas rawat inap, RSU Banyumas.
HUBUNGAN STATUS PEMBERIAN ASI DAN KELENGKAPAN IMUNISASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Nurul Azizah; Didik Setiawan; Susanti Susanti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 09 No. 03 Desember 2012
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v9i3.750

Abstract

ABSTRAK Di Indonesia penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena tingginya angka kesakitan dan kematian terutama pada balita. Kejadian diare pada anak di ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto bulan September 2011 - Februari 2012 sebanyak 23,4% dari total 1125 anak. Desain penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian case control. Kelompok kasus adalah ibu-ibu yang anaknya dirawat di ruang Aster yang menderita diare, sedangkan kelompok kontrol adalah ibu-ibu yang anaknya dirawat di ruang Aster menderita bronkopneumonia. Analisis data dilakukan secara univariat, analisis bivariat dengan chi square test dengan program SPSS. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara status pemberian ASI (p=0,472) dan kelengkapan imunisasi (p=0,432) dengan kejadian diare pada anak di ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Anak yang mendapat ASI eksklusif beresiko lebih kecil terkena diare dibandingkan anak yang tidak diberi ASI eksklusif, sedangkan anak yang mendapatkan imunisasilengkap beresiko lebih kecil terkena diare dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Kata kunci: ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi, diare ABSTRACT Diarrhea is one of problem in public health in Indonesia, it can be seen from the number of illness and mortality rate in toddlers. The incidence in Aster wards Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Public Hospital from September 2011-Februari 2012 showed 23,4% from 1125 children experienced diarrhea. The method of this research was analytic observational through case control research design. Experiment group came from the mothers with diarrhea children, while control group was mothers with bronkopneumonia children treated in Aster ward. Researcher used univariate analysis, chi square test in bivariate analysis with SPSS. Chi square experiment revealed that there was no significant relationship between breastfeeding (p=0,472) and completeness of immunization (p=0,432) of the incident of diarrhea in Aster ward Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokwerto Public Hospital. It can be concluded that children who are exclusively breastfeeding had smaller risk of diarrhea than children who did not exclusively breastfeeding, while children who had complete immunization showed smaller risk of diarrhea than children who had not complete immunization Keywords : Exclusive breastfeeding, completeness of immunization, diarrhea.
ANALISIS KUANTITATIF TABLET LEVOFLOKSASIN MERK DAN GENERIK DALAM PLASMA MANUSIA SECARA IN VITRO DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL Nur Ida Dwi Retnani; Pri Iswati Utami; Didik Setiawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 07 No. 01 April 2010
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pji.v7i1.550

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian validasi metode spektrofotometri Ultraviolet-Visibel (UV-Vis) untuk analisis kuantitatif tablet levofloksasin generik dan merk dalam plasma manusia secara in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar Levofloksasin dalam plasma secara in vitro dengan metode Spektrofotometri UV-Vis dan mengetahui validasi metodenya. Validasi metode analisis meliputi linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, ketelitian dan kecermatan. Panjang gelombang maksimum yang digunakan adalah 295,2 nm. Hasil uji linearitas menunjukkan nilai r = 0,9936 (r hitung > r tabel = 0,878), batas deteksi (0,2256 µg/mL), batas kuantitasi (0,75 µg/mL), uji ketelitian 4,871%, kecermatan untuk penambahan levofloksasin baku 10 dan 15 µg/mL ke dalam larutan sampel merk (82,06% dan 91,47%) dan sampel generik (87,23% dan 104,88%). Hasil penetapan kadar levofloksasin dalam plasma secara in vitro diperoleh rata-rata kadar levofloksasin untuk produk generik dan bermerk berturut-turut sebesar 102,68±3,02 dan 138,53±5,82 %. Dari uji-t diperoleh hasil t hitung > t tabel yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar levofloksasin generik dan merk. Kata kunci: levofloksasin, validasi metode, Spektrofotometri UV-Vis, plasma, in vitro. Abstract Had been Validation of Quantitative Analysed Method of Levofloxacine Generic and Branded Tablet in plasma by In vitro with Spectrophotometry UV-Vis. The perpose of this research is determination of levofloxacine tablet in plasma by in vitro with Spectrophotometry UV-Vis and to know how this validation method. Validation of analys method such as linearity, LOD, LOQ, precision, and accuration. Beer’s law is obeyed at λ max 295.2 nm. The result of linearity assay is r = 0.9936 (r count > r tab = 0.878), limit of detection 0.22 µg/mL, limit of quantitation 0.75 µg/mL, precision 4.871%, accuration with addition of levofloxacine standard 10 and 15 µg/mL in to branded sample solution (82.06% and 91.47%) and generic (87.23% and 104.88%). Determination result of levofloxacine tablet in plasma was obtained for generic and branded products were 102.68±3.02 and 138.53±5.82 % respectively. t-test result was obtained that t count > t table, that mean there is a significan different between levofloxacin content in generic and branded. Keywords: Levofloxacine, UV-VIS Spectrophotometry, Plasma, In vitro