Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DI BOGOR DAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI Arnelia Arnelia; Sri Muljati
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 16 (1993)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2276.

Abstract

Telah dilakukan penelitian di daerah perkotaan dan pedesaan Ciomas di Kabupaten Bogor, untuk mempelajari praktek pemberian makanan pada bayi serta faktor sosial budaya yang mempengaruhi dengan menggunakan metoda Rapid Assesment Procedures (RAP). Sampel penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi umur (13-18) bulan, kader Posyandu, dukun bayi dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa makanan pralaktasi berupa madu dan air putih, biasa diberikan kepada bayi baru lahir di kedua desa. Bayi di daerah perkotaan sudah diberi ASI sejak berusia sehari, sedangkan di pedesaan umumnya pada hari ke empat karena ASI pada tiga hari pertama dianggap kotor dan biasanya dibuang. Pemberian makanan tambahan dimulai pada usia terlalu dini, yaitu rata-rata usia dua minggu di pedesaan dan satu bulan di perkotaan. Sebaliknya pemberian sayuran hijau dan protein hewani umumnya terlambat. Sayuran hijau baru diberikan setelah usia sembilan bulan di perkotaan, dan setelah 18 bulan di pedesaan. Protein hewani umumnya baru mulai diberikan setelah bayi berusia 12 bulan. Bahkan di daerah pedesaan, jenis ikan basah baru diberikan setelah anak berusia tiga tahun.
KERAGAAN ANAK BALITA PASCA PEMULIHAN GIZI BURUK Arnelia Arnelia; Astuti Lamid; Sri Muljati; Paul Matulessy
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2246.

Abstract

Salah satu upaya penanggulangan KEP berat adalah kegiatan Pemulihan Gizi Buruk yang dikembangkan oleh Puslitbang Gizi Buruk. Sekitar 80% anak balita dapat pulih setelah mengikuti paket kegiatan selama enam bulan. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1991 terhadap 60 anak usia balita dan telah selesai mengikuti pemulihan gizi buruk pada tahun 1987 sampai 1990, dengan tujuan untuk pengkajian keragaan mereka sekarang. Data yang dikumpulkan adalah berat badan, tinggi badan, umur, kondisi klinis dan sosial ekonomi. Status gizi ditentukan menurut baku Harvard serta gabungan indeks antropometri menurut baku WHO-NCHS. Sampel terbanyak berumur lebih dari empat tahun (40%) dan 2-3 tahun (30%), dengan umur terendah 18 bulan dan tertinggi 60 bulan. Tingkat pendidikan orang tua rata-rata SD, sebagian besar bekerja sebagai buruh dan tukang atau supir. Berdasarkan indeks Berat Badan/Umur, terlihat status gizi anak meningkat dibandingkan dulu (selesai pemulihan) yaitu gizi buruk turun dari 21.7% menjadi 18.3% dan gizi baik naik dari 3.3% menjadi 6.7%. Demikian pula indeks Berat Badan/Tinggi Badan, gizi buruk tetap 1.6% dan gizi baik naik dari  15.1% menjadi 36.7%. Sebaliknya, dampak gizi buruk waktu lampau terlihat lebih jelas dengan indeks Indeks Tinggi Badan/Umur, yaitu gizi buruk naik dari 33.3% menjadi 43.3% dengan gizi baik 5.0%. Jika digunakan gabungan ketiga indeks, keragaannya adalah 65% termasuk baik pernah kurang gizi, 20% gizi buruk dulu sampai sekarang, 8.3% normal. Pengelompokkan dalam gabungan indeks ini akan lebih memudahkan untuk menentukan langkah selanjutnya guna meningkatkan status gizi anak balita pasca pemulihan gizi buruk.
PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM OLEH MASYARAKAT: STUDI KASUS DI 12 DESA DI PROPINSI JAWA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT Astuti Lamid; Tjetjep S. Hidayat; Arnelia Arnelia; Triasari Andanwerti; Nurfi Afriansyah
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2247.

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mempelajari penggunaan garam beriodium oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan secara cross-sectional di enam desa Propinsi Jatim dan enam desa Propinsi NTB. Responden adalah 60 ibu rumah tangga per desa di Jatim dan 50 ibu rumah tangga per desa di NTB. Data yang dikumpulkan adalah keadaan sosial-ekonomi keluarga, konsumsi garam beriodium, pengetahuan tentang penyakit gondok endemik dan ketersediaan garam beriodium. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa lebih dari 86% responden di Jatim menggunakan garam beriodium sehari-hari sedangkan di NTB hanya 10-16%. Di Jatim nampaknya responden sudah mengetahui manfaat garam beriodium disamping ditunjang oleh ketersediaan garam beriodium di desa sehingga penggunaan garam beriodiium di Jatim lebih tinggi. Hanya sebagian kecil responden di Jatim yang tidak menggunakan garaam beriodium karena faktor kebiasaan dan harga garam beriodium yang dirasakan lebih mahal. Responden desa-desa penelitian di Jatim memperoleh pengetahuan tentang penyakit gondok dan manfaat garam beriodium dari kader Posyandu dan petugas Puskesmas. Di NTB persentase ibu rumah tangga yang menggunakan garam beriodium masih rendah. Hal ini disebabkan sebagian besar (78-90%) responden belum mengetahui manfaat garam beriodium karena di desa-desa penelitian di NTB belum ada kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan penyakit gondok endemik. Selain itu juga disebabkan oleh ketersediaan garam beriodium di NTB yang nampaknya masih kurang.
ANALISIS RISIKO TERJADINYA KKP PADA ANAK BATITA KARENA IBU MENDERITA ASMA Sri Muljati; Arnelia Arnelia; Basuki Budiman
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2248.

Abstract

ANALISIS RISIKO TERJADINYA KKP PADA ANAK BATITA KARENA IBU MENDERITA ASMA
STATUS GIZI ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU KECAMATAN CIOMAS DAN SEMPLAK, KABUPATEN BOGOR Arnelia Arnelia; Sri Muljati
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2202.

Abstract

STATUS GIZI ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU KECAMATAN CIOMAS DAN SEMPLAK, KABUPATEN BOGOR
POLA ASUH BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SD PASCA PEMULIHAN GIZI BURUK Arnelia Arnelia; Lies Karyadi; Sri Muljati; Astuti Lamid; Sandjaja Sandjaja; Dyah Santi Puspitasari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 19 (1996)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2297.

Abstract

Kurang gizi pada usia dini dapat mengganggu pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan anak. Untuk mempelajari dampak gizi buruk masa lalu terhadap keragaman fisik dan kecerdasan anak telah dilakukan penelitian pada 31 anak usia 7-10 tahun sebagai sampel dan 31 anak sebagai pembanding. Sampel adalah anak yang pada usia 8 bulan – 2 tahun 9 bulan diketahui menderita gizi buruk dan telah mengikuti pemulihan gizi buruk di Klinik Gizi Puslitbang Gizi Bogor selama 6 bulan. Pembanding adalah anak yang berpasangan dalam umur dan jenis kelamin dengan sampel serta tinggal dalam lingkungan yang sama dan termasuk kategori baik hingga pengukuran antropometri (indeks BB/U) dan pemeriksaan kesehatan pada tahun 1991. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pola asuh belajar pada kelompok pembanding rata-rata lebih baik daripada kelompok sampel yaitu 115.14±13.19 pada kelompok pembanding dan 106.83±12.06 pada kelompok sampel yang berbeda nyata secara statistik dengan nilai t=2.54 dan p<0.05 (nilai p=0.014). Prestasi belajar anak kelompok pembanding lebih tinggi daripada kelompok sampel baik untuk mata pelajaran matematika maupun hafalan. Sebanyak 10 anak kelompok pembanding dan 18 anak kelompok sampel memperoleh nilai matematika lebih rendah dari nilai rata-rata kelas, 8 anak kelompok pembanding dan 19 anak kelompok sampel memperoleh nilai pelajaran hafalan lebih rendah dari nilai rata-rata kelas.
STATUS GIZI DAN KESEHATAN MURID-MURID DI EMPAT SEKOLAH DASAR IDT BENGKULU SETELAH ENAM BULAN PROGRAM PMT-AS Astuti Lamid; Arnelia Arnelia; Sihadi Sihadi; Dyah Santi Puspita
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2354.

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang status gizi dan kesehatan murid-murid sekolaah dasar di beberapa desa yang termasuk Inpres Desa Tertinggal (IDT) di Bengkulu, setelah enam bulan program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) berjalan. Maksud dan tujuan dari program PMT-AS yang secara nasional dimulai pada tahun 1996/1997 di desa-desa IDT untuk di luar Jawa dan Bali adalah untuk meningkatkan ketahanan fisik anak Sekolah Dasar melalui perbaikan keadaan gizi dan peningkatan kesehatan. Adapun tujuan penelitian ini yang berkaitan dengan program PMT-AS yaitu untuk mengetahui gambaran status gizi dan kesehatan murid-murid di empat Sekolah Dasar pada desa-desa IDT di Bengkulu setelah makanan tambahan dalam program PMT-AS diberikan selama enam bulan. Empat Sekolah Dasar dipilih secara purposive, dan responden penelitian adalah murid kelas 1 sampai kelas 6. berhasil diperiksa 543 murid dari empat sekolah dasar dan tidak ditemukan perbedaan yang nyata status gizi dengan menggunakan indikator BB/U, TB/U dan BB/TB antara awal dan akhir penelitian (p>0.05). Demikian juga konsumsi zat-zat gizi energi dan protein ditemukan tidak berbeda nyata pada awal dan akhir penelitian (p>0.05). Gejala penyakit yang banyak diungkapkan oleh murid-murid yaitu batuk pilek, panas dan penyakit kulit.
STIMULASI MENTAL PADA BALITA KKP PESERTA PEMULIHAN DI KLINIK GIZI BOGOR Sri Muljati; Lies Karyadi; Arnelia Arnelia; Astuti Lamid; Diah Santi Puspitasari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 20 (1997)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2359.

Abstract

STIMULASI MENTAL PADA BALITA KKP PESERTA PEMULIHAN DI KLINIK GIZI BOGOR
PROFIL RUMAH TANGGA YANG MENGGUNAKAN GARAM BERIODIUM: STUDI KASUS DI ENAM DESA DI JAWA TIMUR Astuti Lamid; Tjetjep S. Hidayat; Arnelia Arnelia; Nurfi Afriansyah; Djoko Susanto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 17 (1994)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1944.

Abstract

PROFIL RUMAH TANGGA YANG MENGGUNAKAN GARAM BERIODIUM: STUDI KASUS DI ENAM DESA DI JAWA TIMUR
PENANGANAN BALITA GIZI BURUK SECARA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TERAPI : FORMULA-100 DAN READY TO USE THERAPEUTIC FOOD (OUT-PATIENT TREATMENT OF SEVERE MALNOURISHED CHILDREN AT HEALTH CENTER WITH THERAPEUTIC FOOD : FORMULA-100 AND RE Astuti Lamid; Anies Irawati; Arnelia Arnelia
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 35 No. 2 (2012)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v35i2.3385.168-181

Abstract

ABSTRACT The study of outpatient treatment of severe malnourished children with therapeutic food: Formula-100 (F-100) and Ready To Use Therapeutic Food (RUTF) had been conducted. The purpose was to optimize the growth of severe malnourished children. Formula-100, milk-based, has been used in health centers. While RUTF, lipid based, has been widely used to improve the nutritional status of severe malnourished children in African countries. The design of this study was quasi experiment and located in ten health centers in Bogor and Subang Regency. Samples were severe malnutrition children, aged 10-54 months with Weight (W) / Height (H) indicator <-3,0 Z-scores or W/H <-2,0 Z-scores with clinical signs of severe malnutrition. There were two treatment groups: F-100 and RUTF which were given to 39 children in each group for 6 weeks. Data collected were anthropometric, consumption of nutrients, diseases and socio-economics aspects, then data were analyzed using t test. Result showed that before treatment the mean of W/H both groups were <-3,0 Z-scores which catagorized as severe wasted, while after treatment the mean became >-3,0 Z-scores which was catagorized wasted. The improvement of nutritional status (W/H) between the RUTF and F-100 group were not significantly different (p>0,05). Almost all of nutrients consumption in both groups fulfilled the recommended dietary allowances, and the nutrient adequancy in both groups were not significantly different after treatment (p>0,05). Therefore RUTF can be used as alternative of F-100. The advantages of RUTF were lower price and containedmore vitamines and minerals compared to F-100. Keywords: malnutrition, wasted, outpatient, Ready to Use Therapeutic Food ABSTRAK Penelitian penanganan balita gizi buruk secara rawat jalan di Puskesmas dengan pemberian makanan terapi Formula-100 (F-100) dan Ready to Use Therapeutic Food (RUTF) telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan balita gizi buruk. Formula-100, berbahan dasar susu, telah digunakan di Puskesmas. Sedangkan RUTF, berbentuk pasta, telah digunakan di negara-negara Afrika dan berhasil memperbaiki status gizi balita gizi buruk. Desain penelitian pada studi ini adalah kuasi eksperimen yang  berlokasi di 10 Puskesmas di Kabupaten Bogor dan Subang. Sampel adalah balita gizi buruk umur 10-54 bulan dengan indikator BB/PB <-3,0 Z-skor atau BB/PB <-2,0 Z-skor dengan tanda klinis gizi buruk. Terdapat dua kelompok makanan terapi, F-100 dan RUTF yang diberikan kepada 39 anak di dalam setiap grup selama 6 minggu. Data yang dikumpulkan adalah antropometri, konsumsi zat gizi, sosial ekonomi dan penyakit. Data dianalisis menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata status gizi awal pada kedua kelompok <-3,0 Z-skor yang dikategorikan sangat kurus, setelah intervensi rata-rata status gizi meningkat menjadi >-3,0 Z-skor yang dikategorikan kurus. Perbaikan status gizi antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p>0,05). Hampir semua konsumsi zat gizi kedua kelompok mencapai Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan, dan konsumsi zat gizi kedua kelompok tidak berbeda bermakna setelah intervensi (p>0,05). Dengan demikian, RUTF dapat digunakan sebagai alternatif selain F-100. Keunggulan RUTF adalah harga lebih murah dan lebih banyak mengandung vitamin, dan mineral dibandingkan dengan F-100. [Penel Gizi Makan 2012, 35(2): 168-181] Kata kunci: gizi buruk, kurus, rawat jalan, Ready to Use Therapeutic Food