Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EKSTRAKSI FLAVONOID DAUN MENIRAN MENGGUNAKAN PELARUT NATURAL DEEP EUTECTIC SOLVENT BERBASIS KOLIN KLORIDA-ASAM DENGAN ULTRASOUND ASSISTED EXTRACTION ., Yulianita; Rusli, Zaldy; Suhendar, Usep; Masrani, Zulfa
FITOFARMAKA: JURNAL ILMIAH FARMASI Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v12i1.4294

Abstract

Penggunaan pelarut organik masih umum digunakan untuk menarik senyawa aktif, diantaranya adalah flavonoid yang berperan dalam kesehatan manusia sebagai antioksidan, antikanker, dan antidepresan. Akan tetapi, penggunaan pelarut organik sebenarnya berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, sistem reproduksi, menginduksi kanker, dan lain-lain.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pelarut terbaik dari beberapa kombinasi Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dan metode ekstraksi daun meniran terhadap kadar flavonoid.Pengujian kadar flavonoid dilakukan dengan metode penambahan AlCl3. Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid terbaik pada pelarut NADES 2 yaitu kombinasi Kolin Klorida-Asam Oksalat dengan kondisi ekstraksi optimum pada suhu 48oC, waktu 60 menit dan rasio pelarut NADES:Air 90% sebesai 1,4161% . Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa ekstraksi menggunakan pelarut NADES tersebut lebih baik dibandingkan metode konvensional dan kombinasi pelarut NADES lainnya. 
Optimasi Ultrasound Assisted Extraction Senyawa Flavonoid dari Daun Meniran Menggunakan Natural Deep Eutectic Solvent Rusli, Zaldy; Yulianita, .; Amalia, Nanda Putri
FITOFARMAKA: JURNAL ILMIAH FARMASI Vol 13, No 2 (2023): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v13i2.9136

Abstract

Meniran (Phyllanthus niruri) merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai bahan dalam pengobatan tradisional. Meniran mengandung senyawa flavonoid yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Ekstraksi senyawa flavonoid umumnya menggunakan pelarut organik, namun penggunaan pelarut organik dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan, sehingga mendorong penggunaan pelarut lain yang lebih ramah lingkungan, salah satunya adalah Natural Deep Eutectic Solvent (NADES). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi NADES dari kolin klorida dengan beberapa gula alkohol dan menentukan kondisi ekstraksi optimum yang dapat menghasilkan esktrak dengan kadar flavonoid terbaik. Kombinasi NADES yang digunakan adalah kolin klorida dan beberapa gula alkohol. Ekstraksi dilakukan dengan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Analisis kadar flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode kolorimetri dengan pereaksi AlCl3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi NADES 1 yaitu Kolin Klorida-Gliserol menghasilkan kadar flavonoid terbaik dibandingkan dengan kombinasi NADES lainnya dengan kadar flavonoid sebesar 1,965 mg QE/g ekstrak cair dengan kondisi optimum yang didapatkan pada waktu 42 menit, suhu 60 °C dan rasio NADES 90 %.
Modifikasi Metode Analisis Daya Hambat terhadap Proses Denaturasi Protein yang Diinduksi oleh Panas Rusli, Zaldy; Setiani, Lusi Agus
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/cheesa.v3i2.7499.55-62

Abstract

Sebagian besar protein akan mengalami denaturasi yang lambat pada suhu tubuh, dapat terjadi dalam waktu setengah hari atau bahkan tahun. Proses denaturasi protein dapat diinduksi oleh panas sehingga akan terjadi perubahan struktur dari protein dan mengakibatkan perubahan peran biologis dari protein tersebut yang dapat berdampak bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari metode yang dimodifikasi untuk digunakan dalam menganalisis daya hambat suatu bahan terhadap proses denaturasi protein yang diinduksi oleh panas. Metode yang digunakan adalah metode analisis penghambatan proses denaturasi protein secara in vitro. Protein dikondisikan pada suhu tubuh (37 °C) yang dilanjutkan dengan menginduksi protein menggunakan panas pada suhu 70 °C. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan suatu kontrol tanpa perlakuan, reagen uji protein serta persamaan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi penghambatan denaturasi 50% protein (IC50). Analisis dilakukan dengan mengukur serapan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa konsentrasi dari natrium diklofenak dan ekstrak air daun afrika (Vernonia amygdalina) dengan menggunakan parameter IC50 diperoleh hasil berturut-turut adalah 520,80mg/L dan 3.751,88 mg/L. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan daya hambat proses denaturasi protein, tetapi masih memerlukan pengembangan lebih lanjut, agar diperoleh suatu metode yang memiliki tingkat akurasi dan presisi yang baik.
Efektivitas Ekstrak-Campuran Simplisia Dibandingkan Dengan Campuran Ekstrak Berdasarkan Aktivitas Antioksidan dan Kapasitas Antioksidan Rusli, Zaldy; Mahyuni, Siti; Maisaroh, Siti
Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Farmasi Ma Chung: Sains, Teknologi, dan Klinis Komunitas
Publisher : Program Studi Farmasi, Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/jfmc.v2i1.28

Abstract

Tanaman Indonesia banyak yang berpotensi sebagai antioksidan. Untuk mendapatkan suatu bahan yang kaya akan antioksidan, maka tumbuhan tersebut dibuat menjadi ekstrak, untuk selanjutnya diproses lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan efektivitas dari 2 macam ekstrak, yaitu ekstrak dari campuran 2 simplisia dan kombinasi dari ekstrak masing-masing simplisia. Parameter yang diukur adalah aktivitas antioksidan. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode pengukuran penangkapan radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Berdasarkan aktivitas antioksidan didapatkan aktivitas antioksidan dari ekstrak campuran (IC50 67,059 ppm) lebih baik dibandingkan kombinasi ekstrak (92,419). Hasil ini menunjukkan bahwa efektivitas produksi akan meningkat, karena hanya satu tahap, yaitu mencampurkan beberapa simplisia untuk dijadikan ekstrak akan lebih efektif jika dibandingkan ekstraksi beberapa simplisia (beberapa tahapan) untuk kemudian dicampurkan.
POTENSI ANTIOKSIDAN BERBAGAI SEDIAAN BUAH SIRSAK [ANONNA MURICATA LINN Prasetyorini Prasetyorini; Moerfiah Moerfiah; Sri Wardatun; Zaldy Rusli
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 37 No. 2 (2014)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v37i2.4017.137-144

Abstract

ABSTRACTSoursop is a potential source of antioxidant due to high vitamin C and poliphenol content. Antioxidant activity of three different preparations i.e. fruit juice, 96% ethanol extract, and ethyl acetate extract. The antiocdidant were measured by using 1.1-diphenyl-2 pycrihidrazyl (DPPH) radical solution. In addition, vitamin C and polyphenol content of each preparation were also measured. Polyphenol content as measured in gram Gallic Acid Equivalent (GAE)/100 g). Showed the fruit juice, 96% ethanol extract and ethyl acetate extract were 0,473, 0,324, and 0,194, respectively. Vitamin C content (mg/100 g) of these three preparations were 36.24, 30.56, and 35.66, respectively. The antioxidant activities (ppm) determined by IC50 showed fruit juice, 96% ethanol extract and ethyl acetate extract were 282.61 ppm, 660.08 and 480.26, respectively. There was strong correlation between vitamin C content and antioxidant activity, and between polyphenol content and antioxidant activities. In conclusion, the use of fruit juice as antioxidant source was better than ethyl acetate and ethanol 96% extract.Keywords: antioxidant activity, soursop (Annona muricata Linn), poliphenol, vitamin CABSTRAKSirsak memiliki potensi sebagai sumber antioksidan karena kandungan vitamin C dan polifenol yang cukup tinggi. Aktivitas antioksidan dari tiga sediaan sirsak yaitu sari buah, ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat. Pengujian antioksidan dilakukan dengan senyawa radikal 1,1-diphenyl-2-pycrilhidrazyl (DPPH). Selain diuji potensi antioksidannya, masing-masing bentuk sediaan juga diukur kadar vitamin C dan kadar polifenolnya. Hasil penelitian menunjukkan kandungan polifenol yang dihitung dalam gram Setara Asam Galat (SAG)/100 g) sari buah, ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat berturut-turut adalah 0,473; 0,324 dan 0,194 dan kandungan vitamin C (mg/100 g) berturut-turut adalah 36,24; 30,56, dan 35,66. Aktivitas antioksidan (ppm) yang ditunjukkan oleh nilai IC50, untuk sari buah, ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat berturut-turut adalah sebesar 282,61; 660,08 dan 480,26. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kandungan vitamin C dengan aktivitas antioksidan, dan kadar polifenol dengan aktivitas antioksidan. Pemanfaatan buah sirsak sebagai antioksidan lebih baik menggunakan sediaan sari buah daripada ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol 96%. [Penel Gizi Makan 2014, 37(2): 137-144]Kata kunci: aktivitas antioksidan, buah sirsak (Annona muricata Linn), polifenol, vitamin C
PENGEMBANGAN FORMULA PERMEN JELLY RENDAH GULA DAN TINGGI ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.) Zaddana, Cantika; Rusli, Zaldy; Wahyuningrum, Cyntia; Oktapiani, Ayu
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 24, No 2 (2024): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v24i2.10882

Abstract

Rosella flowers contain anthocyanins which act as natural antioxidants and can ward off free radicals. One of the product innovations in the use of rosella flower petals is as a raw material for making jelly candy. The purpose of this study was to make a formula for jelly candy with rosella flower extract that met the quality requirements, determine the antioxidant activity and reducing sugar content of jelly candy with rosella flower extract,  and determine the formula for jelly candy with rosella flower extract that the panelists liked the most. The test on the antioxidant activity test in this study used the DPPH method. Rosella flower extract was made in three formulas with concentrations of each formula F1 1%, F2 2%, and F3 3%. The results formula 1 obtained water content of 10.09%, ash content of 2.79%, metal contamination of Pb and Hg of 0.0034 mg/kg and 0.005 mg/kg, microbial contamination obtained was 5 colonies/g, and yeast mold contained 10 colonies/gram. Formula 2 obtained water content of 7.32%, ash content of 2.98%, metal contamination of Pb and Hg of 0.1 mg/kg and 0.005 mg/kg, no microbial contamination, and no yeast mold was obtained. Formula 3 obtained water content of 8.03%, ash content of 2.88%, metal contamination of Pb and Hg of 0.07 mg/kg and 0.005 mg/kg, no microbial contamination, and no yeast mold was obtained. The formula that has the best antioxidant activity and is low in sugar is formula 3 which has the potential for free radical inhibition of 39.10 ppm (strong activity) or equivalent to the consumption of 0.391 mg of jelly candy and has a reducing sugar content of 15.20. The rosella flower extract jelly candy formula that was more favored by the panelists was formula 1 based on the parameter values of taste, color and texture.
Acute Toxicity Evaluation of Mango (Mangifera indica L.) Leaf and Peel Extracts on Zebrafish (Danio rerio) Embryos Lusi Agus Setiani; Zaldy Rusli; Dinda Sabina Oktavia
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v7i2.2682

Abstract

Mangiferin is the main flavonoid compound found in Mangifera indica L. (mango), known for its antioxidant and anti-inflammatory activities. In addition to the leaves, secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, and triterpenoids are also present in mango peels, contributing to their antibacterial properties. This study aimed to evaluate the acute toxicity of mango leaf and peel extracts using the Zebrafish Embryo Acute Toxicity Test (ZFET). The test was conducted over a 96-hour post-fertilization (hpf) period using zebrafish (Danio rerio) embryos exposed to five different concentrations of the extracts: 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, and 250 ppm, along with an internal control using embryo water. Observed parameters included mortality rate and morphological abnormalities such as pericardial edema, yolk sac edema, spinal deformities, and tail malformations. Probit regression analysis revealed LC?? values of 156.133 ppm for mango leaf extract and 160.353 ppm for mango peel extract at 96 hpf. According to the EPA toxicity classification, both extracts fall into the practically non-toxic category. These findings provide preliminary evidence that mango leaf and peel extracts are relatively safe and have potential for further development into natural product-based formulations. However, additional research is required to support their clinical applications and long-term toxicological profiles.