Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya suatu fenomena yang terjadi di Dusun Tolonggeru Desa Monggo Kecematan Madapangga Kabupaten Bima bahwa terdapat berbagai macam peristiwa sosial dan ketegangan antar kelompok beragama contohnya seperti adanya sikap stereotip yang memungkinkan munculnya potensi konflik antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tujuan dari pada penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi penerapan pendidikan perdamaian di kalangan masyarakat tiga pemeluk agama pada masyarakat di Dusun Tolonggeru Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.  Pendidikan perdamaian di tengah keberagaman agama sangatlah penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, saling menghargai dan hidup berdampingan secara damai. Penelitian ini dilakukan di Dusun Tolonggeru Desa Monggo, Kec. Madapangga Kab. Bima. Waktu penelitian ini berlangsung sejak tanggal 24 Februari hingga 6 Maret 2025. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui studi kasus. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang merupakan sumber data utama atau data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari informan yang diwawancara yaitu tokoh agama, tokoh pendidikan, dan anggota masyarakat tiga pemeluk agama yang berbeda. Data diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan pendekatan teori modifikasi dari Miles dan Huberman diantarannya reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan Kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dusun Tolonggeru mampu membangun saling pengertian dan toleransi meskipun terdapat perbedaan keyakinan. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai program pendidikan informal yang melibatkan tokoh agama, tokoh pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Penelitian ini menyarankan pentingnya kolaborasi antar agama dalam menciptakan lingkungan yang damai dan inklusif. Penelitian ini bukan hanya meningkatkan pemahaman masyarakat Dusun Tolonggeru tentang nilai toleransi, tetapi juga dapat menjadi acuan bagi masyarakat yang berkeragaman agama serupa di Indonesia. Melalui penelitian ini masyarakat Dusun Tolonggeru dapat  mengintegrasikan nilai-nilai perdamaian dalam kurikulum pendidikan formal dan non-formal di Dusun ini serta perlunya penguatan peran tokoh agama dan masyarakat dalam membimbing generasi muda untuk memahami dan menghargai perbedaan agama yang ada dengan mengadakan program pendidikan perdamaian di wilayah Tolonggeru secara rutin. Diharapkan pada penelitian ini dapat memperkuat kurikulum pendidikan perdamaian yang memupuk nilai toleransi antar agama di sekolah tersebut, peran tokoh agama agar lebih aktif dalam mengedukasi umatnya tentang pentingnya kerukunan hidup beragama, serta meningkatkan kegiatan sosial kemasyarakat yang melibatkan ketiga pemeluk agama yang berbeda.