Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISA BANGUNAN DENGAN PENGARUH TIONGHOA PADA PECINAN INDRAMAYU JAWA BARAT Yudita Royandi; Irena Vanessa Gunawan; Erwin Ardianto Halim
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32582

Abstract

The city of Indramayu is in the province of West Java which was influenced by Dutch and Chinese culture which left historical buildings. Several previous studies that have been carried out in Indramayu City put more emphasis on historical buildings as the main objects and architectural objects that are considered important by researchers. This study aims to map buildings with Chinese cultural influences in the Chinatown of Indramayu City and identify current historical conditions to clarify which Chinese cultural influences are. This research method is a qualitative description with an analysis of the cultural studies approach. Observation, interviews and documentation are data collection techniques in this study. The results of this study found a typology of mapping of historic buildings in the Chinatown area of Indramayu which can be described and searched for common threads. From the results of the data collection, it can be seen that the elements of Chinese architecture that can be recognized from these buildings are very thick, so that they are clearly part of the historical evidence of the development of Indramayu City as an important city in sea trade. This research is expected to be the basis for producing a document that is used as a guide for further researchers. Keywords: analysis, historic buildings, indramayu, tionghoa. Abstrak Kota Indramayu berada di propinsi Jawa Barat yang terpengaruh oleh budaya Belanda dan Tionghoa yang meninggalkan bangunan-bangunan bersejarah. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan di Kota Indramayu ini lebih menekankan pada bangunan bersejarah sebagai objek utama dan objek arsitektur yang dianggap penting oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan melakukan pemetaan bangunan dengan pengaruh budaya Tionghoa di Pecinan Kota Indramayu dan mengidentifikasi kondisi bersejarah saat ini untuk mengklarifikasi pengaruh budaya Tionghoa mana saja. Metode penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan analisa pendekatan kajian budaya.  Observasi, wawancara dan pendokumentasian merupakan Teknik pengumpulan data pada penelitian ini. Hasil penelitian ini ditemukan tipologi pemetaan bangunan bersejarah di Kawasan pecinan Indramayu yang dapat diuraikan dan dicari benang merahnya. Dari hasil pendataan dapat dilihat bahwa elemen-elemen arsitektur Tionghoa yang dapat dikenali dari bangunan-bangunan tersebut sangat kental, sehingga secara jelas menjadi bagian dari bukti sejarah perkembangan Kota Indramayu adalah kota yang  penting di dalam perdagangan laut. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk menghasilkan suatu dokumen yang dijadikan panduan untuk peneliti-peneliti selanjutnya.  Kata Kunci: analisa, bangunan bersejarah, indramayu, tionghoa. Authors: Yudita Royandi : Universitas Kristen MaranathaIrena Vanessa Gunawan : Universitas Kristen MaranathaErwin Ardianto Halim : Universitas Kristen MaranathaReferences:Anonim. (2010). Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Jakarta: Kemendikbud.Bennet, Tony. (1998). Culture: A Reformer’s Science. London: SAGE Publications.Chin, J. (1987). David G. Kohl, Chinese Architecture in the Straits Settlements and Western Malaya: Temples, Kongsis and Houses. Archipel, 33(1), 185-185.Cortesao, Armando (peny.). (2015). Suma Oriental Karya Tome Pires: Perjalanan dari Laut Merah Ke Cina Dan Buku Fransisco Rodrigues. Terjemahan Adrian Perkasa dan Anggita Pramesti. Yogyakarta: Ombak.Czarniawska, B. (2004). Narratives in Social Science Research. Thousand Oaks. CA: SAGE Publications.Dasuki, H. A. (1977). Sejarah Indramayu. Indramayu: Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Indramayu.Giedion, S. (1967). Space, Time and Architecture. Cambridge: Harvard University Press.Hartawan, T., & Ruwaidah, E. (2018). Pemetaan dan Identifikasi Bangunan Bersejarah di Kota Tua Ampenan Mataram Nusa Tenggara Barat. Sangkareang Mataram, 4(1), 41–46.Kasim, Supali. (2011). Menapak Jejak Sejarah Indramayu. Yogyakarta: Frame Publishing.Koentjaraningrat. (2007). Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan.Lozar, C., & Rapoport, A. (1970). House Form and Culture. Journal of Aesthetic Education. https://doi.org/10.2307/3331293Middleton, E. L. (2019). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title.Miles, Matthew B; Huberman, A. Michael. (1994). Qualitative Data Analysis. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.Nurlelasari, D. (2017). Mencari Jejak Wiralodra Di Indramayu. Buletin Al-Turas, 23(1), 1-19.Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. New York: Van Nostrand.Syam, Nur. (2005). Islam Pesisir. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara.Tonapa, Y. N., Rondonuwu, D. M., & Tungka, A. E. (2015). Kajian Konservasi Bangunan Kuno dan Kawasan Bersejarah di Pusat Kota Lama Manado. Spasial, 2(3), 121-130.Trancik, Roger. (1986). Finding Lost Space: Theories of Urban Design. New York: Van Nostrand Reinhold Company.Tungka, Aristotulus. (2015). Materi Perkuliahan Teknik Konservasi dan Preservasi. Manado: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sam Ratulangi.Widayati, N. (2004). Telaah Arsitektur Berlanggam China Di Jalan Pejagalan Raya Nomor 62 Jakarta Barat. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), 32(1).
REDESIGN INTERIOR GEREJA BATAK KARO PROTESTAN BANDUNG BARAT Erwin Ardianto Halim; Yudita Royandi; Irena Vanessa Gunawan; Lisa Levina K Jonatan
ABDIMAS UNWAHAS Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v5i2.3719

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini merupakan bentuk penerapan ilmu desain interior dengan tujuan memberikan kontribusi kepada masyarakat Indonesia sesuai bidang ilmu dosen interior. Objek Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Bandung Barat menjadi proyek dalam menerepakan keilmuan desain interior. Etnis Karo merupakan salah satu Etnis yang ada di Pulau Sumatera, Etnis Karo kaya akan budaya lokal baik Tangible maupun Intagible dengan pengabdian ini Universitas Kristen Maranatha berperan serta untuk turut usaha pelatihan budaya Etnis Karo. Pengabdian ini merupakan hasil Kerjasama Universitas Kristen Maranatha dengan Gereja Batak Karo Protestan khususnya kepada Program Sarjana Desain Interior agar dilakukanya redesign interior GBKP sehingga jemaat dapat beribadah, melayani Tuhan dengan nyaman dan kyusuk. Dengan redesign interior gereja diharapkan kualitas suara, kualitas warna pada interior menjadi lebih baik untuk digunakkan, kegiatan pengabdian ini dinilai memiliki nilai positif bagi kedua belah pihak, khususnya program sarjana desain interior memiliki peran nyata yang dirasakan oleh masyarakat terutama jemaat Gereja Batak Karo Protestan. Kata kunci: Batak Karo, Desain Gereja, Gereja Karo, Interior, Redesign
PERUBAHAN FUNGSI RUANG DALAM PADA KERATON KACIREBONAN Yudita Royandi; Erwin Ardianto Halim; Lisa Levina Jonatan
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 18 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.519 KB) | DOI: 10.25105/dim.v18i1.8814

Abstract

Keraton merupakan tempat tinggal bagi raja dan keluarganya pada bangunan diposisi sentral. Menurut Agustina (2013;2014) Keraton dalam pandangan kosmologis merupakan pusat kekuatan gaib yang berpengaruh pada seluruh kehidupan masyarakat.begitu pula dengan susunan keruangan keraton di Jawa mengadaptasi kepada susunan Gunung Mahameru, yaitu ada daerah puncak dengan anak gunungnya. Puncak Gunung adalah bangunan inti yang melambangkan gunung Mahameru. Hirarki ruang ditunjukkan dengan penaikkan lantai dimana ruang yang paling sakral adalah bangunan induk yang merupakan bangunan yang berada di level tertinggi. Pada Keraton Kacirebonan bangunan dengan level tertinggi adalah Bangunan Induk terdapat bangsal Prabayaksa tempat diselenggarakannya acara sakral. Sedangkan bangunan lainnya berada pada level yang lebih rendah. Hasil Observasi awal memperlihatkan adanya pergeseran fungsi ruang dalam pada Keraton Kacirebonan dari fungsi awalnya, beberapa ruang beralih fungsi menjadi area komersil bahkan beberapa ruang tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan fungsi ruang apa saja dalam Keraton Kacirebonan yang berubah dari wujud tradisionalnya. Harapannya adalah agar fungsi dan nilai tradisi Keraton sebelumnya sebagai simbol budaya dapat dipertahakan serta dilestarikan.
Menerapkan Teori Desain Berkelanjutan Dalam Praktik Bisnis: Sebuah Panggilan Untuk Aksi di HOTEL GAIA Royandi, Yudita; Djakaria, Elliati; Chandrahera, Yuma; Malinda, Maya; Pattipawaej, Olga Catherina
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Kuras Institute & Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/japamul.v3i2.636

Abstract

Intensifikasi kegiatan industri dalam paradigma pembangunan yang tidak berkelanjutan menyebabkan krisis lingkungan hidup yang mengkhawatirkan dan terkait dengan permasalahan sosial dalam skala global. Desain berkelanjutan teori ini berisi kumpulan pengetahuan yang luas tentang bagaimana isu-isu lingkungan dan sosial dapat terjadi diatasi dengan memikirkan kembali produk, proses industri, dan, lebih luas lagi, cara organisasi beroperasi konteks sistem sosio-ekonomi yang lebih berkelanjutan. Namun demikian, bukti menunjukkan bahwa penerapannya ide-ide tersebut merupakan aspek problematis yang belum tertangani sehingga menimbulkan kesenjangan antara abstrak spekulasi dan tindakan nyata. Dalam pengabdian masyarakat ini kami fokus pada kesenjangan kritis ini dengan melihat seberapa besar kesenjangan tersebut ada teori desain berkelanjutan diimplementasikan dalam praktik bisnis khususnya pada Hotel GAIA. Untuk tujuan ini, kami melakukan penelusuran yang dilanjutkan dengan wawancara dengan Hotel GAIA, untuk mengungkap kebutuhan mereka terkait pengalaman desain yang berkelanjutan. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah Service Learning yaitu untuk mengintegrasikan pembelajaran ke dalam kegiatan pengabdian masyarakat dalam Kemitraan Universitas Kristen Maranatha dan Hotel GAIA. Hasilnya adalah desain cheria, oray-orayan, kawung, dan ngahilir ka GAIA yang mengusung kerangka kerja yang mengintegrasikan desain berkelanjutan, dimana desain harus memenuhi fungsinya, mudah dibawa, mudah disusun dan disimpan, tahan cuaca, dan mudah dibersihkan dan memiliki estetis tinggi. Berdasarkan hal ini, kami menguraikan kontribusi kami terhadap teori dan praktik, dan memberikan rekomendasi yang tepat bagi, perancang industri, dan manajer bisnis yang ingin memanfaatkan posisi profesional mereka untuk berperan aktif dalam transisi menuju keberlanjutan perkembangan.
Tinjauan Aksesibilitas pada Ruang Publik Hunian Bagi Kaum Lanjut Usia (Studi Kasus Pada Area Makan Panti Tresna Wredha Nazareth, Bandung) Atmacendana, Selfiana; Setyoningrum, Yunita; Royandi, Yudita
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.729 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v1i2.129

Abstract

Penuaan adalah proses alamiah yang dialami oleh manusia. Ketika menua, manusia biasanya mengalami penurunan fungsi tubuh, baik fisik, mental, dan psikologis. Kondisi penurunan fungsi ini menyebabkan terjadinya berbagai masalah yang berdampak pada ketidaknyamanan kaum lanjut usia untuk tetap hidup di dalam lingkungan mereka. Kaum lanjut usia membutuhkan perlakuan khusus untuk dapat melanjutkan kebiasaan hidup mereka semasa muda. Penelitian ini menelaah aspek aksesibilitas lingkungan panti wredha sebagai salah satu aspek penting yang diperlukan untuk menjaga keberlanjutan kualitas hidup kaum lanjut usia. Pembahasan mengacu pada empat aspek aksesibilitas, yaitu kemudahan, kegunaan, keselamatan, dan kemandirian. Pembahasan dilakukan berdasarkan observasi pada aktivitas kaum wanita lanjut usia pada area makan Panti Tresna Wredha Nazareth di Bandung sebagai studi kasus. Penelitian dilakukan pada tiga kategori kondisi fisik wanita lanjut usia 65-70 tahun, yaitu: a) mampu berjalan normal, b) berjalan dengan bantuan wheel rollator walker, dan c) berjalan dengan walker empat kaki. Dari penelitian ini, diperoleh temuan bahwa desain ruang sosial harus lebih memperhatikan faktor jalur sirkulasi, area clearance di sekitar tataan furnitur, dan desain furnitur yang digunakan.
PERUBAHAN FUNGSI RUANG DALAM PADA KERATON KACIREBONAN Royandi, Yudita; Halim, Erwin Ardianto; Jonatan, Lisa Levina
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 18 No. 1 (2021): Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/dim.v18i1.8814

Abstract

Keraton merupakan tempat tinggal bagi raja dan keluarganya pada bangunan diposisi sentral. Menurut Agustina (2013;2014) Keraton dalam pandangan kosmologis merupakan pusat kekuatan gaib yang berpengaruh pada seluruh kehidupan masyarakat.begitu pula dengan susunan keruangan keraton di Jawa mengadaptasi kepada susunan Gunung Mahameru, yaitu ada daerah puncak dengan anak gunungnya. Puncak Gunung adalah bangunan inti yang melambangkan gunung Mahameru. Hirarki ruang ditunjukkan dengan penaikkan lantai dimana ruang yang paling sakral adalah bangunan induk yang merupakan bangunan yang berada di level tertinggi. Pada Keraton Kacirebonan bangunan dengan level tertinggi adalah Bangunan Induk terdapat bangsal Prabayaksa tempat diselenggarakannya acara sakral. Sedangkan bangunan lainnya berada pada level yang lebih rendah. Hasil Observasi awal memperlihatkan adanya pergeseran fungsi ruang dalam pada Keraton Kacirebonan dari fungsi awalnya, beberapa ruang beralih fungsi menjadi area komersil bahkan beberapa ruang tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan fungsi ruang apa saja dalam Keraton Kacirebonan yang berubah dari wujud tradisionalnya. Harapannya adalah agar fungsi dan nilai tradisi Keraton sebelumnya sebagai simbol budaya dapat dipertahakan serta dilestarikan.