Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Representasi Nilai-Nilai Budaya Bali Dalam Film Eat Pray Love Dewi, Alit Kumala; Wibawa, Arya Pageh
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.215 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.209

Abstract

Film merupakan media terefektif dan terpopuler dalam pembelajaran budaya, baik lokal atau bahkan budaya asing.Film yang menjadi obyek penelitian adalah film “Eat Pray Love”, filmini menjadi kajian yang menarik untuk diteliti karena salah satu settingnya diadakan di Indonesia (Bali), konten dalam film tersebut juga menggambarkan kearifan budaya Bali. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana Representasi Nilai-nilai Budaya Bali yang ditampilkan dalam film Eat Pray Love dan apa makna nilai-nilai budaya Bali yang terkandung dalam film Eat Pray Love Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan analisis interpretatif semiotika model Roland. Penelitian ini secara langsung mengumpulkan informasi yang didapat dari objek penelitian yakni film Eat Pray Love, menganalisa aspek-aspek yang melingkupi sistem religi, sistem sosial, bahasa, kesenian dsb, berupaya memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh mencakup permasalahan yang diteliti. Sedangkan pendekatan keilmuan yang digunakan adalah sinematografi, bahasa tubuh, dan budaya untuk menganalisis hubungan antara unsur-unsur (visual, verbal maupun non verbal)meliputi, setting/atribut, kostum upacara dsbSehingga pada akhir penelitian dapat memberikan pemahaman bahwa nilai-nilai budaya Bali dapat direpresentasikan dalam sebuah film dan memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai pemaknaan dari nilai-nilai budaya Bali yang ditampilkan dalam film tersebutFilm is the most effective and popular media to learn about culture, whether local or foreign culture. The title of film that became an object of research is the "Eat Pray Love", the film becomes attractive to researched because one of the settings held in Indonesia (Bali), content in the film also represent the cultural wisdom of Bali. Question of the problem in this research is how the representation of values of Balinese culture featured in the movie Eat Pray Love, and what the meaning of Bali's cultural values contained in the film Eat Pray Love This study used a qualitative descriptive study, with analysis of interpretive semiotics Roland models. This research directly gathering information obtained from the research object the movie Eat Pray Love, analyzing such as the aspects surrounding the religious system, social system, language, arts, etc., seeks to obtain a description or definition of a general nature and relatively thorough includes problems studied. While the scientific approach used is cinematography, body language, and culture to analyze the relationship between the elements (visual, verbal and non-verbal) include, setting / attributes, ceremonial costumes, etc. So that at the end of the research can provide an understanding that the values of the Balinese culture can be represented in a film and give an understanding in the community about the meaning of the values of the Balinese culture featured in the film
Multimedia Interaktif Untuk Proses Pembelajaran TRINAWINDU, IDA BAGUS KETUT; Dewi, Alit Kumala; Narulita, Eldiana Tri
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 19 No 23 (2016): Prabangkara
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9492.802 KB)

Abstract

Multimedia mengubah hakikat membaca itu sendiri, dan menjadikan kegiatan membaca itu dinamis dengan memberi dimensi baru pada kata-kata. Multimedia melakukan ini bukan hanya dengan menyediakan lebih banyak teks melainkan juga menghidupkan teks dengan menyertakan bunyi, gambar, musik, animasi dan video. Kelebihan multimedia adalah menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara dan gerakan. Keunggulan bersaing suatu perusahaan adalah keunggulan dalam berkomunikasi  sehingga  masalah  dalam bersaing  sebenamya  adalah  masalah  bagaimana  cara kita berkomunikasi dengan target audien. Penerapan multimedia interaktif di kelas merupakan suatu cara untuk memudahkan bagi dosen dalam menyampaikan materi yang dibawakan  sehingga mahasiswa akan lebih jauh memahami materi yang disajikan. Dalam komunikasi dengan mahasiswa, dosen harus mempertajam pesan agar masuk dipikiran mahasiswa. Multimedia dapat membantu mempertajam pesan tersebut, karena kelebihan multimedia adalah menarik  indera  dan  menarik  minat, karena  merupakan  gabungan  antara  pikiran,  suara  dan gerakan.
Peranan Media Dan Teknologi Pada Perkembangan Budaya Minum Teh Dewi, Alit Kumala
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 21 No 1 (2017): Prabangkara
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11052.767 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar kelima setelah India, China, Srilanka dan Kenya. Di samping manfaat kesehatan dari teh, kesegaran, cita rasa dan aromanya yang khas, terdapat pula nilai-nilai inheren yang tetap terjaga dan tidak dapat dipengaruhi atau dihapuskan oleh perkembangan jaman seperti nilai-nilai kebersamaan, kekerabatan dll. Masyarakat yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan serta tanggap terhadap perkembangan jaman akan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat media-media yang berkaitan dengan teh, yang diharapkan mampu membawa pesan makna budaya, nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peranan media dan teknologi pada perkembangan budaya minum teh. Media sangat berperan dalam perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, sehingga kedudukan media dalam masyarakat sangatlah penting. Peran penting media dan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa batas, jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan dan sebagainya
Television Advertising As An Artwork In Representing National Identity Dewi, Alit Kumala; I Nyoman, Artayasa
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol 2 No 2 (2019): October
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1655.058 KB) | DOI: 10.31091/lekesan.v2i2.887

Abstract

Advertising has a dual role, one side of the advertising is a medium of information to convey messages, both commercial and non-commercial to the audience, and the other side as artwork (applied art) with all its appeal. The priority for advertising is marketing and selling products or services. In its representation, advertising always uses any aesthetic elements, which in principle can potentially be a great attraction for the products or services offered. Concepts that are often represented in ad impressions include, social status, ideal image, lifestyle, identity, etc., which are displayed implicitly or explicitly. This study focuses on the representation of Indonesia’s national identity in the SGM formula milk television commercials. The purpose of the study is to provide a description and description so as to open up insights and knowledge in understanding how Indonesia’s national identity is represented in advertisements for SGM children’s formula milk. The method used is interpretive qualitative The results of the research, that the advertising of SGM formula milk as a work of applied art represents Indonesian national identity, which can be classified into three parts 1) Culture, Religion, Ethnicity of Indonesia; 2) Nusantara Territory (Enchantment of Indonesian and Urban Nature); 3) Characteristics of Indonesian Communities (Habits / Lifestyle) The characteristics of Indonesian society can be interpreted as a socialist and minimalist society. Based on the three classifications of the representation of Indonesia’s national identity, the most dominant part displayed in the SGM formula milk television commercials is the element of religion
Struktur dan Makna Iklan Susu Formula di Media Televisi Kumala Dewi, Alit; Artayasa, I Nyoman
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 23 No 1 (2019): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1881.404 KB)

Abstract

Iklan televisi masuk dalam kategori media above the line, karena informasi yang disebarkan bersifat serempak dan luas. setiap iklan di media televisi memiliki konsep yang berbeda untuk memenangkan pangsa pasar. Salah satu iklan televisi yang menarik perhatian adalah iklan produk susu formula, dimana antara produsen susu formula, ada dua brand yang terkenal dan merupakan perusahaan besar di Indonesia, yakni SGM dan Dancow. Kedua brand tersebut selalu menayangkan iklan yang unik dengan konsep yang berbeda, yang tentu saja memiliki makna yang berbeda pula. Kedua iklan tersebut, memiliki struktur yang di dalamnya terdiri dari unsur visual dan audio, unsur-unsur tersebut saling mengikat, menciptakan makna tertentu. Fokus kajian dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan secara analitis struktur serta makna yang terkandung dalam iklan susu formula SGM dan Dancow. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif interpretatif, dengan melibatkan pendekatan periklanan dan semiotika Roland Barthes. Manfaat dari penelitian untuk membuka wawasan dalam memahami struktur dan makna iklan di media televisi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan unsur visual dan unsur audio pada kedua iklan memiliki beberapa persamaan dan perbedaan yang signifikan. Unsur-unsur tersebut sangat bergantung pada pertimbangan logika realitas maupun kebutuhan naratif (cerita). Sedangkan makna yang ada dibalik kedua iklan memiliki perbedaan, iklan televisi SGM lebih menonjolkan tentang karakter ideal anak usia dini, sedangkan iklan televisi Dancow lebih menawakan persepsi baru, mencoba membantah mitos seputar anak yang beredar di tengah masyarakat.
Nilai Estetis Iklan Susu Formula Dancow di Media Televisi Dewi, Alit Kumala; Artayasa, I Nyoman
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 7 No 2 (2019): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.843 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i2.823

Abstract

Perusahaan yang menggunakan media televisi untuk mempromosikan produknya sangat beragam, salah satunya adalah PT Nestle Indonesia. Dancow merupakan salah satu produk susu formula andalannya. Dalam upaya menarik perhatian audiens, iklan televisi Dancow berusaha menampilkan konsep kreatif dan persuasif, konsep kreatif tersebut tentunya tidak lepas dari konstruksi estetika yang diciptakan untuk mempengaruhi target audiens. Pengiklan akan mengaplikasikan strategi kreatifnya untuk memberikan daya tarik tersendiri untuk mempengaruhi audiens, sehingga masing-masing iklan akan memiliki nilai estetis dengan kandungan makna berbeda. Begitupula iklan Dancow, tentunya memiliki nilai-nilai estetis yang terkandung dalam strukturnya yang terdiri dari unsur visual dan unsur audio, sehingga menjadikan produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka fokus penelitian adalah untuk mendeskripsikan secara analitis nilai estetis iklan dancow di media televisi. Penelitian ini menerapkan metode penelitian deskripstif kualitatif, dengan melibatkan tiga sampel iklan televisi Dancow. Analisis nilai Estetis mengacu pada teori prinsip-prinsip dasar periklanan dari Frank F. Jefkins. Manfaat dari penelitian, untuk membuka wawasan dan pengetahuan dalam memahami nilai estetis iklan susu formula Dancow di media televisi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa, nilai estetis yang terdapat pada iklan Dancow berkaitan dengan unsur visual dan unsur audio. Semua unsur menghasilkan hubungan yang saling mengikat sehingga menciptakan gambaran yang jelas, dan menghasilkan tema yang kuat, unsur- unsur dalam iklan tersebut terorganisasi, terseleksi, tertata sedemikian rupa berdasarkan kedelapan prinsip dasar periklanan.
Representasi Nilai-Nilai Budaya Bali Dalam Film Eat Pray Love Alit Kumala Dewi; Arya Pageh Wibawa
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.215 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.209

Abstract

Film merupakan media terefektif dan terpopuler dalam pembelajaran budaya, baik lokal atau bahkan budaya asing.Film yang menjadi obyek penelitian adalah film “Eat Pray Love”, filmini menjadi kajian yang menarik untuk diteliti karena salah satu settingnya diadakan di Indonesia (Bali), konten dalam film tersebut juga menggambarkan kearifan budaya Bali. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana Representasi Nilai-nilai Budaya Bali yang ditampilkan dalam film Eat Pray Love dan apa makna nilai-nilai budaya Bali yang terkandung dalam film Eat Pray Love Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan analisis interpretatif semiotika model Roland. Penelitian ini secara langsung mengumpulkan informasi yang didapat dari objek penelitian yakni film Eat Pray Love, menganalisa aspek-aspek yang melingkupi sistem religi, sistem sosial, bahasa, kesenian dsb, berupaya memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh mencakup permasalahan yang diteliti. Sedangkan pendekatan keilmuan yang digunakan adalah sinematografi, bahasa tubuh, dan budaya untuk menganalisis hubungan antara unsur-unsur (visual, verbal maupun non verbal)meliputi, setting/atribut, kostum upacara dsbSehingga pada akhir penelitian dapat memberikan pemahaman bahwa nilai-nilai budaya Bali dapat direpresentasikan dalam sebuah film dan memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai pemaknaan dari nilai-nilai budaya Bali yang ditampilkan dalam film tersebutFilm is the most effective and popular media to learn about culture, whether local or foreign culture. The title of film that became an object of research is the "Eat Pray Love", the film becomes attractive to researched because one of the settings held in Indonesia (Bali), content in the film also represent the cultural wisdom of Bali. Question of the problem in this research is how the representation of values of Balinese culture featured in the movie Eat Pray Love, and what the meaning of Bali's cultural values contained in the film Eat Pray Love This study used a qualitative descriptive study, with analysis of interpretive semiotics Roland models. This research directly gathering information obtained from the research object the movie Eat Pray Love, analyzing such as the aspects surrounding the religious system, social system, language, arts, etc., seeks to obtain a description or definition of a general nature and relatively thorough includes problems studied. While the scientific approach used is cinematography, body language, and culture to analyze the relationship between the elements (visual, verbal and non-verbal) include, setting / attributes, ceremonial costumes, etc. So that at the end of the research can provide an understanding that the values of the Balinese culture can be represented in a film and give an understanding in the community about the meaning of the values of the Balinese culture featured in the film
Nilai Estetis Iklan Susu Formula Dancow di Media Televisi Alit Kumala Dewi; I Nyoman Artayasa
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2019): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.843 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i2.823

Abstract

Perusahaan yang menggunakan media televisi untuk mempromosikan produknya sangat beragam, salah satunya adalah PT Nestle Indonesia. Dancow merupakan salah satu produk susu formula andalannya. Dalam upaya menarik perhatian audiens, iklan televisi Dancow berusaha menampilkan konsep kreatif dan persuasif, konsep kreatif tersebut tentunya tidak lepas dari konstruksi estetika yang diciptakan untuk mempengaruhi target audiens. Pengiklan akan mengaplikasikan strategi kreatifnya untuk memberikan daya tarik tersendiri untuk mempengaruhi audiens, sehingga masing-masing iklan akan memiliki nilai estetis dengan kandungan makna berbeda. Begitupula iklan Dancow, tentunya memiliki nilai-nilai estetis yang terkandung dalam strukturnya yang terdiri dari unsur visual dan unsur audio, sehingga menjadikan produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka fokus penelitian adalah untuk mendeskripsikan secara analitis nilai estetis iklan dancow di media televisi. Penelitian ini menerapkan metode penelitian deskripstif kualitatif, dengan melibatkan tiga sampel iklan televisi Dancow. Analisis nilai Estetis mengacu pada teori prinsip-prinsip dasar periklanan dari Frank F. Jefkins. Manfaat dari penelitian, untuk membuka wawasan dan pengetahuan dalam memahami nilai estetis iklan susu formula Dancow di media televisi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa, nilai estetis yang terdapat pada iklan Dancow berkaitan dengan unsur visual dan unsur audio. Semua unsur menghasilkan hubungan yang saling mengikat sehingga menciptakan gambaran yang jelas, dan menghasilkan tema yang kuat, unsur- unsur dalam iklan tersebut terorganisasi, terseleksi, tertata sedemikian rupa berdasarkan kedelapan prinsip dasar periklanan.
STRATEGI DAN PENERAPAN DESAIN KONTEN MARKETING DI INSTAGRAM SEBAGAI BRAND AWARENESS JEALOUS BEAUTY SOLUTION Gusti Ayu Nyoman Santhi Kumari Pusya Dewi; Alit Kumala Dewi; Agus Ngurah Arya Putraka
VISWA DESIGN: Journal of Design Vol. 2 No. 1 (2022): Viswa Design: Journal of Design
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.414 KB)

Abstract

Sosial media Instagram yang semula ditujukan sebagai aplikasi berbagi foto dan video antar pengguna kini semakin bergeser karena dimanfaatkan untuk mengiklankan suatu produk/jasa. Hal tersebut didasari oleh peningkatan penggunaan Instagram yang semakin pesat kian harinya sehingga dijadikan suatu peluang oleh pelaku bisnis yang sudah besar maupun baru merintis usaha. Instagram menanggapi fenomena tersebut yang dibuktikan dengan peningkatan fitur untuk mendukung pemasaran. Namun kebanyakan pelaku usaha tidak selalu menggunakan fitur-fitur yang ditawarkan oleh Instagram. Mereka lebih fokus mengunggah dalam bentuk foto dan konten produk/jasa saja. Banyak perintis usaha melakukan metode penjualan produk/jasa secara terus menerus. Padahal dalam dunia pemasaran, menjual tidak harus selalu menawarkan produk/jasa secara terus menerus untuk menyadarkan merek dalam benak konsumen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dikaji dengan teori elemen-elemen visualisasi konten, serta teori yang berkaitan dengan pemasaran suatu konten. Melalui observasi, wawancara, partisipasi, dokumentasi, dan studi literatur diharapkan mampu menjelaskan strategi serta penerapan desain konten pemasaran yang tepat di Instagram sebagai upaya menyadarkan merek suatu usaha terhadap konsumen. Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa strategi dan penerapan desain pemasaran melalui konten Instagram yang tepat ialah menciptakan konten yang shareable dengan membaca segmentasi pasar serta memenuhi kriteria visual dari suatu konten berdasarkan target pemasaran produk tersebut. Diharapkan mampu menciptakan kesadaran akan merek Jealous Beauty Solution dalam benak konsumen secara perlahan melalui desain konten Instagram.
Television Advertising As An Artwork In Representing National Identity Alit Kumala Dewi; Artayasa I Nyoman
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 2 No. 2 (2019): October
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v2i2.887

Abstract

Advertising has a dual role, one side of the advertising is a medium of information to convey messages, both commercial and non-commercial to the audience, and the other side as artwork (applied art) with all its appeal. The priority for advertising is marketing and selling products or services. In its representation, advertising always uses any aesthetic elements, which in principle can potentially be a great attraction for the products or services offered. Concepts that are often represented in ad impressions include, social status, ideal image, lifestyle, identity, etc., which are displayed implicitly or explicitly. This study focuses on the representation of Indonesia’s national identity in the SGM formula milk television commercials. The purpose of the study is to provide a description and description so as to open up insights and knowledge in understanding how Indonesia’s national identity is represented in advertisements for SGM children’s formula milk. The method used is interpretive qualitative The results of the research, that the advertising of SGM formula milk as a work of applied art represents Indonesian national identity, which can be classified into three parts 1) Culture, Religion, Ethnicity of Indonesia; 2) Nusantara Territory (Enchantment of Indonesian and Urban Nature); 3) Characteristics of Indonesian Communities (Habits / Lifestyle) The characteristics of Indonesian society can be interpreted as a socialist and minimalist society. Based on the three classifications of the representation of Indonesia’s national identity, the most dominant part displayed in the SGM formula milk television commercials is the element of religion