Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Novel Siddhartha Karya Hermann Hesse: Pencarian Chiffer-chiffer Transendensi (Siddhartha Novel by Hermann Hesse: The search of chiffers transcendency) Anwar, M. Shoim
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2016.v9i1.37-52

Abstract

Setelah  Perang Dunia I, manusia modern mengalami kegelisahan spiritual.  Novel Siddhartha karya Hermann Hesse merepresentasikan kegelisahan tersebut dalam menemukan kebahagiaan. Fokus permasalahan dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan usaha manusia untuk menemukan kebahagiaan abadi dalam kerangka filosofis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sumber datanya adalah teks novel yang dianalisis secara interaktif-dialogis, serta menggunakan eksistensialisme sebagai basis teorinya.  Tampak pada hasil penelitian  bahwa dogma agama yang secara formal telah dipelajari, bahkan dilakukan, dirasakan oleh tokoh utama Siddhartha  belum mampu memberi kepuasan dan kedamaian batin. Tokoh utama, sebagai subjek yang bebas atas dirinya sendiri, dari perspektif eksistensialisme, berusaha keras untuk menawar kenyataan dan ingin mengubahnya sesuai dengan peran kehendak. Pencarian spiritualitas  secara personal dilakukan sang tokoh untuk menemukan dimensi baru dari hakikat kehidupan. Alam dengan segenap isinya menjadi bagian penting dalam menemukan chiffer-chiffer  atau tanda-tanda kebesaran transendensi.
CERITA PENDEK MALAYSIA: INTERAKSI SIMBOLIK UNTUK MEMBANGUN CITRA ETNIS CINA Anwar, M. Shoim
ATAVISME Vol 22, No 2 (2019): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.296 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v22i2.575.185-199

Abstract

Abstrak: Jumlah penduduk dari ethnic China di Malaysia menduduki urutan ketiga, setelah etnik Melayu dan India.  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interaksi simbolik untuk membangun citra etnik China di Malaysia dalam kumpulan cerpen Menara 7.  Dengan meminjam teori interaksi simbolik sebagai dasar,  dalam cerpen-cerpen yang ditulis oleh pengarang beretnik China, usaha membangun citra ditampakkan melalui penggunaan judul, penokohan, serta  misi budaya di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa cerita pendek juga digunakan untuk sarana diplomasi budaya secara intern, sebagai menifestasi sastra bertendes.          
PROBLEM ETNISITAS INDIA DALAM CERITA PENDEK MALAYSIA Anwar, M. Shoim
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.546 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.115.195-208

Abstract

Karya sastra adalah dokumen kemanusiaan dan kebudayaan. Kumpulan cerita pendek Menara 7 (1998), terutama enam cerpen yang ditulis oleh pengarang Malaysia beretnis India, memberi gambaran problem kehidupan etnis India di Malaysia. Dengan meminjam teori etnisitas sebagai landasan, tulisan ini bertujuan mengungkap problem etnisitas India di Malaysia. Problem etnis India terkait dengan kemiskinan, pendidikan, gender, religi, budaya, dan persatuan. Keberadaan etnis India di Malaysia secara historis merupakan bagian dari kolonialisme Inggris di masa lampau. Residu kolonialisme menciptakan jejak hitam kemanusiaan yang mendalam. Sebagai pendatang, tersirat ada ketegangan sosial-budaya yang dialami etnis India, tetapi bukan konflik. Problem etnis India dalam cerpen Malaysia adalah sarana untuk becermin bagi masyarakat dalam negara yang multietnis. Abstract: Literature is a document of humanity and culture. A collection of short stories Menara 7 (1998), especially five short stories written by Malaysian Indian, gives an overview of Indian ethnic problems in Malaysia. Using postcolonial theory as an anchor, their problems are poverty, education, gender, religion, culture, and unity. The existence Malaysian Indian was British colonial legacy. The leftover of colonialism deeply creates dark footprints of humanity. As a newcomer, it?s implied there was social-cultural tension, but not conflict, experienced by Malaysian Indian. The problems in Malaysia short stories are a tool of reflection in a multiethnic society. Key Words: problem, ethnic, ethnicity, short story
PERKEMBANGAN KORUPSI DALAM NOVEL INDONESIA Anwar, M. Shoim
ATAVISME Vol 15, No 2 (2012): ATAVISME, Edisi Desember 2012
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v15i2.55.133-146

Abstract

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan perkembangan korupsi yang terepresentasikan dalam novel Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori sosiologi, kajian budaya, jaringan, dan pasca­kolonial. Sumber datanya adalah novel Korupsi (1954) karya Pramoedya Ananta Toer, Senja di Jakarta (1970) karya Mochtar Lubis, Ladang Perminus (1990) karya Ramadhan K.H., Orang-­Orang Proyek (2002) karya Ahmad Tohari, dan Memburu Koruptor (2009) karya Urip Sutomo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesuai dengan latar waktu dalam novel, waktu penyelesaian, serta waktu diterbitkan, perkembangan korupsi dalam novel Indonesia dapat dirumuskan dengan periode tahun: 1945-1954, 1954-1957, 1966-1976/1982, 1991-1992/2001, 1998-2009. Korupsi dalam teks novel Indonesia berkembang semakin luas baik dari segi pelaku, penyebab, modus, maupun sifatnya. Abstract: This paper is aimed at describing the development of corruption in Indonesian novels. This paper uses theories of sociology, cultural studies, network, and postcolonial. The sources of data are Korupsi (1954) by Pramoedya Ananta Toer, Senja di Jakarta (1970) by Mochtar Lubis, Ladang Perminus (1990) by Ramadhan K.H., Orang­Orang Proyek (2002) by Ahmad Tohari, and Memburu Koruptor (2009) by Urip Sutomo. The result of the research shows that in accordance with the background of the time in the novels, completion time, and publication time, the development of corruption in Indonesian novels can be formulated by the way of periods of years: 1945-1954, 1954-1957, 1966-1976/1982, 1991-1992/2001, 1998-2009. Corruption in the texts of Indonesian novels has developed widely in terms of actors, causes, modes, and nature. Key Words: corruption, period, development, Indonesian novels
LINGKAR STRUKTUR NOVEL TARIAN SETAN Anwar, M. Shoim
ATAVISME Vol 17, No 2 (2014): ATAVISME, Edisi Desember 2014
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v17i2.9.192-204

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan muatan politis dan ideologis dalam judul, tema dan alur, tokoh, serta amanat novel Tarian Setan karya Sadam Hussein dengan teori hermeneutik. Sumber data penelitian ini adalah novel berjudul Tarian Setan (terjemahan dari novel Akhreej Minha Ya Mal?un karya Sadam Hussein) yang diterbitkan oleh penerbit Jalasutra tahun 2006. Penelitian menghasilkan temuan bahwa judul novel karya Saddam Hussein, Tarian Setan, dari perspektif hermeneutik, mengarah pada perilaku tokoh antagonis yang harus dilawan dan dijauhi. Kekuasaan manusia tidak abadi. Kekuasan yang diperoleh dengan cara culas akhirnya akan menyengsarakan, baik bagi penguasa maupun pihak-­pihak yang dikuasai. Dari sisi kekuasaan dan ideologinya, para tokoh akan berada dalam dua lingkaran, yaitu lingkaran positif dan lingkaran negatif sebagai pengemban amanat teks. Ketika ambisi politik dan kekuasaan tidak lagi meme gang etika, di mana pun dan kapan pun, akan menghancurkan sendi?sendi kehidupan dalam masyarakat.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan muatan politis dan ideologis dalam judul, tema dan alur, tokoh, serta amanat novel Tarian Setan karya Sadam Hussein dengan teori hermeneutik. Sumber data penelitian ini adalah novel berjudul Tarian Setan (terjemahan dari novel Akhreej Minha Ya Mal?un karya Sadam Hussein) yang diterbitkan oleh penerbit Jalasutra tahun 2006. Penelitian menghasilkan temuan bahwa judul novel karya Saddam Hussein, Tarian Setan, dari perspektif hermeneutik, mengarah pada perilaku tokoh antagonis yang harus dilawan dan dijauhi. Kekuasaan manusia tidak abadi. Kekuasan yang diperoleh dengan cara culas akhirnya akan menyengsarakan, baik bagi penguasa maupun pihak-pihak yang dikuasai. Dari sisi kekuasaan dan ideologinya, para tokoh akan berada dalam dua lingkaran, yaitu lingkaran positif dan lingkaran negatif sebagai pengemban amanat teks. Ketika ambisi politik dan kekuasaan tidak lagi meme gang etika, di mana pun dan kapan pun, akan menghancurkan sendi?sendi kehidupan dalam masyarakat
MENINGKATKAN PEMAHAMAN TERHADAP MAKNA PUISI DENGAN TEKNIK PARAFRASE SISWA KLAS VIII-J SMP NEGERI 21 SURABAYA Anwar, Shoim; Peristiwaningsing, Diah
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.216 KB) | DOI: 10.25139/fn.v2i1.1292

Abstract

ABSTRAKUntuk mengungkapkan makna teks puisi (unsur batin) dapat dilakukan dengan teknik parafrase, yaitu menguraikan kembali isi puisi dengan kata-kata yang berbeda. Kemampuan siswa SMP Negeri 21 Surabaya, khususnya kelas VIII-J pada semester gasal 2018/2018,  dalam memahami teks puisi pada prasiklus  adalah 69,40 dari Kriteria Ketuntasan Minimal  (KKM) yang ditetapkan 76.  Setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama, secara komulatif rata-rata kemampuan siswa mencapai skor 77,75 dengan kreteria hasil belajar baik. Pada siklus kedua, secara komulatif rata-rata kemampuan siswa  dalam memparafrase teks puisi mencapai skor 85,7 dengan kreteria hasil belajar baik.  Siswa yang prestasinya  di atas KKM adalah  38 siswa  (95%). Pada siklus kedua siswa yang mencapai skor  90 ke atas (baik sekali) sebanyak 13 siswa (32,5%).           Kata kunci: pemahaman, puisi, teknik parafrase    
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK GENERASI MILENIAL Anwar, Shoim; Pramujiono, Agung; Astuti, Sri Budi; Ardianti, Mimas
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.452 KB) | DOI: 10.25139/fn.v3i1.2679

Abstract

Generasi milenial adalah mereka yang lahir antara awal tahun 1980 hingga awal 2000-an. Sejalan dengan revolusi industri 4.0, ciri utama mereka adalah sulit melepaskan aktivitasnya dengan perangkat komputer beserta program dan aplikasi di dalamnya. Kondisi ini menjadikan pembelajaran bahasa Indonesia, termasuk sastra di dalamnya, harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital dengan jaringan internet, khususnya terkait  media dan bahan pembelajaran. Karakter dan nilai-nilai positif pada generasi milenial  harus tetap dijaga, khususnya pada penggunaan bahasa di media sosial. Guru bahasa Indonesia harus menjadikan mereka sebagai mitra belajar dengan mengedepankan tumbuhnya sikap kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, kolaboratif, serta menghargai perbedaan sebagai konsekuensi lintas budaya.
Perjuangan Perempuan Menghadapi Kekuasaan Dalam Lakon “Susi Duyung”: Ludruk Budhi Wijaya Anwar, M. Shoim; Ambarwati, Listyo
Jurnal Budaya Nusantara Vol 1 No 1 (2017): NUSANTARA & KONTEMPORER
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol1.no1.a992

Abstract

Ludruk Budi Wijaya Group is a cultural actor who is active in maintaining and developing the arts of thepeople. The characteristic of ludruk as a critical stage art is maintained, including the structure of the show. Ludruk isa channel for the aspirations of the little people and represents their lives. The "Susi Duyung" play performed byLudruk Budhi Wijaya is also related to the lives of the low society, the fishermen in Ngliyep Village who areoppressed economically by the authorities. The presence of Susi's character as a hero is a modeling that injustice must beresisted. Women should not be underestimated and should be given equal opportunities with men in the fight. Becauseof his firm and courageous attitude, with the public, Susi's character strugled persistently for social justice and erasedfor political corruption so that he is appointed leader.
Meningkatkan Pemahaman Terhadap Makna Puisi dengan Teknik Parafrase Siswa Klas VIII-J SMP Negeri 21 Surabaya Anwar, Shoim; Peristiwaningsing, Diah
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.216 KB) | DOI: 10.25139/fn.v2i1.1292

Abstract

ABSTRAKUntuk mengungkapkan makna teks puisi (unsur batin) dapat dilakukan dengan teknik parafrase, yaitu menguraikan kembali isi puisi dengan kata-kata yang berbeda. Kemampuan siswa SMP Negeri 21 Surabaya, khususnya kelas VIII-J pada semester gasal 2018/2018,  dalam memahami teks puisi pada prasiklus  adalah 69,40 dari Kriteria Ketuntasan Minimal  (KKM) yang ditetapkan 76.  Setelah dilakukan tindakan pada siklus pertama, secara komulatif rata-rata kemampuan siswa mencapai skor 77,75 dengan kreteria hasil belajar baik. Pada siklus kedua, secara komulatif rata-rata kemampuan siswa  dalam memparafrase teks puisi mencapai skor 85,7 dengan kreteria hasil belajar baik.  Siswa yang prestasinya  di atas KKM adalah  38 siswa  (95%). Pada siklus kedua siswa yang mencapai skor  90 ke atas (baik sekali) sebanyak 13 siswa (32,5%).           Kata kunci: pemahaman, puisi, teknik parafrase    
Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Generasi Milenial Anwar, Shoim; Pramujiono, Agung; Astuti, Sri Budi; Ardianti, Mimas
Jurnal Ilmiah FONEMA : Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : FKIP - Universitas Dr. Soetomo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.452 KB) | DOI: 10.25139/fn.v3i1.2679

Abstract

Generasi milenial adalah mereka yang lahir antara awal tahun 1980 hingga awal 2000-an. Sejalan dengan revolusi industri 4.0, ciri utama mereka adalah sulit melepaskan aktivitasnya dengan perangkat komputer beserta program dan aplikasi di dalamnya. Kondisi ini menjadikan pembelajaran bahasa Indonesia, termasuk sastra di dalamnya, harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital dengan jaringan internet, khususnya terkait  media dan bahan pembelajaran. Karakter dan nilai-nilai positif pada generasi milenial  harus tetap dijaga, khususnya pada penggunaan bahasa di media sosial. Guru bahasa Indonesia harus menjadikan mereka sebagai mitra belajar dengan mengedepankan tumbuhnya sikap kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, kolaboratif, serta menghargai perbedaan sebagai konsekuensi lintas budaya.