Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Women on the Steering Wheel: Identifying the Potentials of Women in Improving the Protection of Indonesian Women Migrant Workers Yazid, Sylvia; Dewi, Elisabeth
JAS (Journal of ASEAN Studies) Vol 3, No 2 (2015): Journal of ASEAN Studies
Publisher : Centre for Business and Diplomatic Studies (CBDS) Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/jas.v3i2.844

Abstract

This paper is based on a research that looked into the potentials of women as stakeholders in improving the protection of Indonesian women migrant workers abroad. It was designed based on the assumptions that an identification of the potentials of women at various levels and in various institutions may positively contribute to the efforts of finding solutions for the problems faced by women migrant workers and that rather than being seen merely as victims, women should be seen as actors who can actively participate in addressing the problems. This paper analyzes efforts made by a number of Indonesian women who are publicly recognized for their works in promoting the protection of Indonesian women migrant workers, both as state and non-state actors in the context of policy making. The focus is on how these women perceive the extend to which their efforts have been able to influence the policy making process. The discussion also includes how the women responded to the challenges and opportunities that they encounter as part of their learning process. The data for this paper was gathered through interviews with six prominent woman figures who are known for their work on the issue of women migrant workers. While confirming that as actors outside the government these women have made efforts to influence the policy making process, this paper showcases that the actual impact of their efforts is highly determined by the policy environment.
Labour Migration from Indonesia to South Korea: Challenges in Maximizing Potentials Yazid, Sylvia
Jurnal Hubungan Internasional Vol 6, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/hi.61106

Abstract

Analisa tentang mengapa seseorang bermigrasi untuk bekerja di negara lain umumnya dilakukan melalui pencarian dan pendeskripsian faktor-faktor “push” dan “pull” , di mana pendapatan rendah dan pengangguran yang tinggi menjadi faktor pendorong dan pendapatan tinggi dan pengangguran yang rendah menjadi faktor penarik. Ini dapat digunakan untuk menjelaskan alasan umum bagi migrasi tenaga kerja yang bersifat sementara namun tidak cukup untuk menjelaskan lebih lanjut mengapa seseorang memutuskan bermigrasi ke suatu negara dan bukan ke negara lainnya. Inilah yang dihadapi Indonesia dan Korea Selatan. Walaupun masih banyak orang yang mencari pekerjaan di Indonesia dan Korea Selatan masih membutuhkan pekerja asing, jumlah orang Indonesia yang bekerja di kategorikan kecil bila dibandingkan dengan jumlah di negara penerima lainnya di kawasan seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong dan Thailand. Asumsinya terdapat sejumlah faktor yang menghalangi terwujudnya dampak maksimum dari faktor pendorong dan penarik ini. Tulisan ini menganalisa faktor-faktor penghambat tersebut, terutama terkait dengan tingginya persyaratan yang ditetapkan oleh Korea Selatan dan keterbatasan kemampuan untuk memenuhi persyaratan ini dari sisi Indonesia. Pemahaman tentang faktor-faktor penghambat ini akan dapat berkontribusi bagi upaya meningkatkan jumlah pekerja Indonesia di Korea Selatan, yang dapat dianggap sebagai negara yang cukup aman untuk tempat bekerja. An analysis of why people migrate to work in another country is commonly conducted through a listing and description of the push and pull factors, with low income and high unemployment being the push factors and high income and low unemployment being the pull factors. It can be used to explain in general the reasons for temporary labour migration but not to explain why people choose to migrate to a certain country, instead of the others. This is the case of South Korea and Indonesia. There is still a number of Indonesian workers seeking for employment abroad, and there is also a high demand for foreign workers in South Korea. However, the number of Indonesians working in South Korea can still be considered small if compared to the numbers of Indonesians working in other countries in the region, such as Malaysia, Singapore, Hong Kong and Taiwan. The assumption is that there are factors that hinder maximum impacts of this push and pull factors. This paper looked into these hindering factors which are mainly related to the high requirements from the South Korea side and the inability to fulfill the requirements from the Indonesia side. An understanding of these hindering factors may contribute to the efforts of increasing the number of Indonesians working in South Korea, which is considered as a reasonably safe country to work in.
Tata Kelola Remitansi Buruh Migran Indonesia oleh Pemangku Kepentingan di Tingkat Nasional dan Akar Rumput: Praktik Baik, Peluang dan Tantangan Dewi, Elisabeth Adyiningtyas Satya; Yazid, Sylvia
Jurnal Hubungan Internasional Vol 6, No 2 (2017): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/hi.62116

Abstract

This study is intended to provide general descriptions of the actors involved in the management of remittance sent by Indonesian migrant workers from their working abroad. Data was collected through interviewing 2 actors at the national level, a national NGO and a government institution, and 3 actors at the grassroot level, a local NGO, academic, and a community of women migrant workers. The interview is intended to identify the actors involved, their relative position and function within the remittance flow, bad practices that need to be avoided, and best practices that need to be replicated.  This study found that there are still needs for: safe and cheap remittance sending mechanism, remittance is still mainly used for consumption, there is a need for capacity building to assist Indonesian migrant workers to start their own business, and the strong influence of patriarchy culture in the management of remittance sent by women migrant workers. Kajian ini ditujukan untuk memberikan gambaran umum tentang aktor yang terlibat dalam pengelolaan aliran dana yang dikirimkan oleh buruh migran Indonesia sebagai hasil mereka bekerja di luar negeri. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai 2 aktor di tingkat nasional, NGO nasional dan badan pemerintah, dan 3 aktor di tingkat akar rumput, NGO lokal, akademisi dan komunitas buruh migran perempuan. Wawancara ditujukan untuk mengetahui siapa aktor yang terlibat, posisi relatif mereka dan fungsi yang mereka jalankan dalam alur remitansi, praktik buruk yang perlu dihindari, dan praktik baik yang patut direplikasi. Penelitian ini menemukan masih diperlukannya mekanisme pengiriman remitansi yang aman dan murah, remitansi masih lebih digunakan untuk kebutuhan konsumsi, diperlukannya capacity building untuk membantu BMI memulai usaha, masih kentalnya budaya patriarki dalam pemanfaatan remitansi yang datang dari buruh migran perempuan.
PENDAMPINGAN STUDI & SENI SISWA SEKOLAH DASAR CIUMBULEUIT BANDUNG Elisabeth Dewi; Sylvia Yazid; Idil Syawfi; Giandi Kartasasmita; Roni Tua; Destania Ika Putri; Zahra Zakiah Rahman
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2514.022 KB)

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membantu siswa-siswi beberapa Sekolah Dasar di sekitar Universitas Katolik Parahyangan dengan membentuk sebuah kegiatan mengajar bahasa Inggris, mata pelajaran yang akan menjadi materi ujian akhir serta kemampuan seni. Kegiatan ini berlangsung selama lebih dari satu semester pendidikan dengan kegiatan mengajar diadakan setiap satu minggu sekali. Kegiatan ini juga dirancang untuk mengembangkan potensi anak di luar bidang akademis dengan mengadakan art week, sebuah kegiatan dimana anak-anak diajak untuk menunjukkan kemampuan non akademisnya, seperti menggambar, menulisdan membaca puisi, kabaret, dan menari.Target yang diharapkan dari setiap kegiatan adalah adanya peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, pemahaman materi ujian sebagai suplemen dari materi yang diberikan oleh sekolah serta potensi softskill siswa-siswi SD melalui kegiatan art week. Di samping itu, menumbuhkan kepedulian sosial dari para dosen dan mahasiswa terhadap lingkungan sekitar Universitas Katolik Parahyangan, sehingga keseluruhan proses pengabdian ini dapat membantu membentuk generasi muda yang utuh baik secara akademis maupun sifat sosial.   
Identifikasi Potensi Perempuan dalam Upaya Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia Sylvia Yazid; Elisabeth Dewi; Dayinta Sekar Pinasthika; Mabella Rehastri Azalia; Rizkyana Dipananda
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 1 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.216 KB)

Abstract

Kajian ini berkaitan dengan dua isu utama, perempuan Indonesia yang bekerja di luar negeri di sektor informal dan domestik, sebagian besar sebagai pembantu rumah tangga serta potensi perempuan lain sebagai pemangku kepentingan dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh perempuan buruh migran. Kajian ini dirancang berdasarkan asumsi bahwa suatu upaya identifikasi potensi perempuan di berbagai tingkat dan lembaga dapat berkontribusi positif terhadap upaya mencari solusi untuk masalah yang dihadapi oleh para buruh migran perempuan serta bahwa perempuan harus dilihat sebagai aktor yang dapat turut serta secara aktif dalam penyelesaian masalah. Proses identifikasi awal mengindikasikan keberadaan sejumlah advokat pekerja migran perempuan terkemuka diberbagai bagian dari sistem migrasi tenaga kerja yang potensial dalam mengupayakan migrasi yang terlindungi bagi tenaga kerja perempuan. Kajian ini ditujukan untuk melanjutkan proses identifikasi ini dengan menganalisis upaya apa saja yang telah dan mungkin mereka lakukan untuk mendukung usaha perlindungan tenaga kerja perempuan Indonesia di luar negeri.   
Identifikasi Potensi Perempuan di Akar Rumput dalam Upaya Perlindungan Buruh Migran Perempuan Indonesia Sylvia Yazid; Elisabeth Dewi; Mabella Rehastri Azalia; Rizkita Mardea Nurdiandra; Gin Gin Ginanjar; Yulius Purwadi Hermawan
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.994 KB)

Abstract

Penelitian yang dilakukan di tingkat akar rumput ini telah berhasil mengidentifikasi peran perempuan dalam upaya perlindungan buruh migran perempuan (BMP) di Indonesia. Aktivis perempuan dari Paguyuban Seruni di Kecamatan Sumbang, Banyumas menjadi model pemberdayaan perempuan untuk dapat melakukan serangkaian aktivitas perlindungan BMP Indonesia. Melalui pengembangan diri, proses pengayaan dan pencapaian yang optimal disertai dengan akses pendidikan dan demokratisasi sederhana, tiga aktivis perempuan yang diwawancara secara mendalam telah memberikan masukan-masukan yang sangat berguna bagi upaya perlindungan BMP di tingkat akar rumput. Tentu ada keterbatasan, ada permasalahan, tetapi itu semua tetap menjadi pemicu semangat mereka untuk maju dan berkarya sesuai dengan sumber daya, proses dan pencapaian diri dan komunitas yang saling berkaitan.
Pendampingan Studi, Seni dan Pendidikan Jasmani Siswa Sekolah Dasar Ciumbuleuit Bandung Elisabeth Dewi; Sylvia Yazid; Yericha Yericha; Phenny Phenny; Yulius Purwadi Hermawan
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1844.029 KB)

Abstract

Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk membantu siswa-siswi beberapa sekolah dasar di sekitar Universitas Katolik Parahyangan dengan membentuk sebuah kegiatan mengajar bahasa Inggris serta beberapa mata pelajaran lainnya yang akan  menjadi materi ujian akhir, mengasah kemampuan seni serta pendidikan jasmin untuk kesehatan para siswa. Kegiatan ini berlangsung selama satu tahun pendidikan dengan kegiatan mengajar diadakan sekali setiap minggunya. Pengabdian ini juga dirancang untuk mengembangkan potensi anak di luar bidang akademis dengan mengadakan art week dan sport week, kegiatan yang mengajak siswa untuk menunjukan kemampuan non akademisnya, seperti menggambar, menulis dan membaca puisi, kabaret, menari serta bermain futsal.Target yang diharapkan dari setiap kegiatan adalah adanya peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, pemahaman materi ujian sebagai suplemen dari materi yang diberikan oleh sekolah, Potensi softskill siswa-siswi SD melalui kegiatan art week serta memberikan pendidikan jasmani sejak dini untuk menanamkan kebiasaan untuk hidup sehat. Disamping itu, menumbuhkan kepedulian sosial dari para dosen dan mahasiswa terhadap lingkungan sekitar Universitas Katolik Parahyangan, Sehingga Keseluruhan proses pengabdian ini dapat membantu membentuk generasi muda yang utuh baik secara akademis maupun sifat sosial.
Labour Migration from Indonesia to South Korea: Challenges in Maximizing Potentials Sylvia Yazid
Jurnal Hubungan Internasional Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/hi.61106

Abstract

Analisa tentang mengapa seseorang bermigrasi untuk bekerja di negara lain umumnya dilakukan melalui pencarian dan pendeskripsian faktor-faktor “push” dan “pull” , di mana pendapatan rendah dan pengangguran yang tinggi menjadi faktor pendorong dan pendapatan tinggi dan pengangguran yang rendah menjadi faktor penarik. Ini dapat digunakan untuk menjelaskan alasan umum bagi migrasi tenaga kerja yang bersifat sementara namun tidak cukup untuk menjelaskan lebih lanjut mengapa seseorang memutuskan bermigrasi ke suatu negara dan bukan ke negara lainnya. Inilah yang dihadapi Indonesia dan Korea Selatan. Walaupun masih banyak orang yang mencari pekerjaan di Indonesia dan Korea Selatan masih membutuhkan pekerja asing, jumlah orang Indonesia yang bekerja di kategorikan kecil bila dibandingkan dengan jumlah di negara penerima lainnya di kawasan seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong dan Thailand. Asumsinya terdapat sejumlah faktor yang menghalangi terwujudnya dampak maksimum dari faktor pendorong dan penarik ini. Tulisan ini menganalisa faktor-faktor penghambat tersebut, terutama terkait dengan tingginya persyaratan yang ditetapkan oleh Korea Selatan dan keterbatasan kemampuan untuk memenuhi persyaratan ini dari sisi Indonesia. Pemahaman tentang faktor-faktor penghambat ini akan dapat berkontribusi bagi upaya meningkatkan jumlah pekerja Indonesia di Korea Selatan, yang dapat dianggap sebagai negara yang cukup aman untuk tempat bekerja. An analysis of why people migrate to work in another country is commonly conducted through a listing and description of the push and pull factors, with low income and high unemployment being the push factors and high income and low unemployment being the pull factors. It can be used to explain in general the reasons for temporary labour migration but not to explain why people choose to migrate to a certain country, instead of the others. This is the case of South Korea and Indonesia. There is still a number of Indonesian workers seeking for employment abroad, and there is also a high demand for foreign workers in South Korea. However, the number of Indonesians working in South Korea can still be considered small if compared to the numbers of Indonesians working in other countries in the region, such as Malaysia, Singapore, Hong Kong and Taiwan. The assumption is that there are factors that hinder maximum impacts of this push and pull factors. This paper looked into these hindering factors which are mainly related to the high requirements from the South Korea side and the inability to fulfill the requirements from the Indonesia side. An understanding of these hindering factors may contribute to the efforts of increasing the number of Indonesians working in South Korea, which is considered as a reasonably safe country to work in.
Tata Kelola Remitansi Buruh Migran Indonesia oleh Pemangku Kepentingan di Tingkat Nasional dan Akar Rumput: Praktik Baik, Peluang dan Tantangan Elisabeth Adyiningtyas Satya Dewi; Sylvia Yazid
Jurnal Hubungan Internasional Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/hi.62116

Abstract

This study is intended to provide general descriptions of the actors involved in the management of remittance sent by Indonesian migrant workers from their working abroad. Data was collected through interviewing 2 actors at the national level, a national NGO and a government institution, and 3 actors at the grassroot level, a local NGO, academic, and a community of women migrant workers. The interview is intended to identify the actors involved, their relative position and function within the remittance flow, bad practices that need to be avoided, and best practices that need to be replicated.  This study found that there are still needs for: safe and cheap remittance sending mechanism, remittance is still mainly used for consumption, there is a need for capacity building to assist Indonesian migrant workers to start their own business, and the strong influence of patriarchy culture in the management of remittance sent by women migrant workers. Kajian ini ditujukan untuk memberikan gambaran umum tentang aktor yang terlibat dalam pengelolaan aliran dana yang dikirimkan oleh buruh migran Indonesia sebagai hasil mereka bekerja di luar negeri. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai 2 aktor di tingkat nasional, NGO nasional dan badan pemerintah, dan 3 aktor di tingkat akar rumput, NGO lokal, akademisi dan komunitas buruh migran perempuan. Wawancara ditujukan untuk mengetahui siapa aktor yang terlibat, posisi relatif mereka dan fungsi yang mereka jalankan dalam alur remitansi, praktik buruk yang perlu dihindari, dan praktik baik yang patut direplikasi. Penelitian ini menemukan masih diperlukannya mekanisme pengiriman remitansi yang aman dan murah, remitansi masih lebih digunakan untuk kebutuhan konsumsi, diperlukannya capacity building untuk membantu BMI memulai usaha, masih kentalnya budaya patriarki dalam pemanfaatan remitansi yang datang dari buruh migran perempuan.
Women on the Steering Wheel: Identifying the Potentials of Women in Improving the Protection of Indonesian Women Migrant Workers Sylvia Yazid; Elisabeth Dewi
JAS (Journal of ASEAN Studies) Vol. 3 No. 2 (2015): Journal of ASEAN Studies
Publisher : Centre for Business and Diplomatic Studies (CBDS) Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/jas.v3i2.844

Abstract

This paper is based on a research that looked into the potentials of women as stakeholders in improving the protection of Indonesian women migrant workers abroad. It was designed based on the assumptions that an identification of the potentials of women at various levels and in various institutions may positively contribute to the efforts of finding solutions for the problems faced by women migrant workers and that rather than being seen merely as victims, women should be seen as actors who can actively participate in addressing the problems. This paper analyzes efforts made by a number of Indonesian women who are publicly recognized for their works in promoting the protection of Indonesian women migrant workers, both as state and non-state actors in the context of policy making. The focus is on how these women perceive the extend to which their efforts have been able to influence the policy making process. The discussion also includes how the women responded to the challenges and opportunities that they encounter as part of their learning process. The data for this paper was gathered through interviews with six prominent woman figures who are known for their work on the issue of women migrant workers. While confirming that as actors outside the government these women have made efforts to influence the policy making process, this paper showcases that the actual impact of their efforts is highly determined by the policy environment.