Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Implementasi Kurikulum Muatan Lokal PAI Tingkat SMP di Kabupaten Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung Suparta, Suparta
Nadwa Vol 9, No 1 (2015): Kualitas dan Pemasaran Pendidikan
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2015.9.1.525

Abstract

The purpose of this study is to determine the policies to address the problem PAI, a strategy to overcome the schedule of PAI, and models of local curriculum (PAI) in Central Bangka Regency. The results showed that: First, to overcome the short-age of time allocation PAI that is only two or three hours a week, then the policy of adding times for extracurricular should be made. Second, one strategy in order the addition of the times to be effective, the government of Central Bangka Bangka Belitung should make a policy of the implementation of local curriculum-based PAI. Third, the local curriculum carried out is structured local curriculum for iqra’ and unstructured local curriculum that contains conducting Dhuha prayer and jama’ah prayers, reading the Qur’an, coaching students’ character and giving religious lectures for students.AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan untuk mengatasi ma-salah PAI, strategi penambahan jam PAI, dan model kurikulum muatan lokal di Kabupaten Bangka Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, untuk mengatasi kekurangan alokasi waktu PAI yang hanya dua atau tiga jam dalam seminggu maka dibuatlah kebijakan penambahan jam diluar jam PAI. Kedua, sa-lah satu strategi agar penambahan jam tersebut berjalan efektif, maka pemerintah Kabupaten Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung membuat kebijakan pelaksanaan kurikulum muatan lokal yang berbasis PAI. Ketiga, Muatan lokal yang dilaksanakan berupa muatan lokal terstruktur berupa muatan lokal iqra’ dan muatan lokal yang tidak terstruktur yaitu pembinaan shalat dhuha dan shalat ber-jamaah, membaca al-Qur’an, pembinaan budi pekerti dan mengadakan ceramah agama.
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 0-36 Bulan Suparta, Suparta
JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/jiki.v8i1.171

Abstract

Anak merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat, asuhan kesehatan anak berpusat pada keluarga. Anak yang sakit dapat menimbulkan suatu stress bagi anak itu sendiri maupun pada keluarga. Perubahan masalah kesehatan pada anak dapat disebabkan oleh masalah gizi, dimana gizi merupakan salah satu masalah yang masih aktual dan belum dapat diselesaikan sepenuhnya serta menjadi prioritas untuk diperhatikan. Keadaan ini jika berlangsung secara terus menerus dapat mengakibatkan stunting. Faktor sosial ekonomi keluarga yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orangtua, karena jika pendidikan tinggi semakin besar peluangnya untuk mendapatkan penghasilan yang cukup sehingga bisa hidup dalam lingkungan yang baik dan sehat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 0-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidenreng Rappang. Jenis penelitian adalah kuantitatif menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah 25 responden dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji chi square, diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ayah dengan kejadian stunting dengan nilai p = 0,937(p>α=0,05), tidak ada hubungan pekerjaan ayah dengan kejadian stunting dengan nilai p = 0,433(p>α=0,05), tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian stunting dengan nilai p = 0,355(p>α=0,05 pada anak usia 0-36 bulan di wilayah kerja Lawawoi Kabupaten Sidenreng Rappang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi lembaga kesehatan tentang hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian stanting pada anak usia 0-36 bulan.
Analisis Kepuasan Pasien BPJS Terhadap Pelayanan Kesehatan Yusuf, Wardin; Suparta, Suparta
JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA Vol 9 No 1 (2021)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/jiki.v9i1.248

Abstract

Kepuasan pasien merupakan Perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa telah mendapatkan pelayanan suatu jasa dengan baik sedangkan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hal lain yang disebabkan oleh perusahaan pemberi pelayanan kesehatan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kepuasan pasien bpjs terhadap pelayanan kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, yang dilaksanakan di Puskesmas Solo Kec.Bola Kabupaten Wajo. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus s/d 27 Agustus 2020, pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan ada pengaruh kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dimensi tangibles (p =0,009), ada pengaruh kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dimensi reliability (p = 0.05), ada pengaruh kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dimensi responsive (p= 0,001), dan ada pengaruh kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dimensi assurance (p = 0,030).
Implementasi Kurikulum Muatan Lokal PAI Tingkat SMP di Kabupaten Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung Suparta, Suparta
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 9, No 1 (2015): Kualitas dan Pemasaran Pendidikan
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2015.9.1.525

Abstract

The purpose of this study is to determine the policies to address the problem PAI, a strategy to overcome the schedule of PAI, and models of local curriculum (PAI) in Central Bangka Regency. The results showed that: First, to overcome the short-age of time allocation PAI that is only two or three hours a week, then the policy of adding times for extracurricular should be made. Second, one strategy in order the addition of the times to be effective, the government of Central Bangka Bangka Belitung should make a policy of the implementation of local curriculum-based PAI. Third, the local curriculum carried out is structured local curriculum for iqra’ and unstructured local curriculum that contains conducting Dhuha prayer and jama’ah prayers, reading the Qur’an, coaching students’ character and giving religious lectures for students.AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan untuk mengatasi ma-salah PAI, strategi penambahan jam PAI, dan model kurikulum muatan lokal di Kabupaten Bangka Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, untuk mengatasi kekurangan alokasi waktu PAI yang hanya dua atau tiga jam dalam seminggu maka dibuatlah kebijakan penambahan jam diluar jam PAI. Kedua, sa-lah satu strategi agar penambahan jam tersebut berjalan efektif, maka pemerintah Kabupaten Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung membuat kebijakan pelaksanaan kurikulum muatan lokal yang berbasis PAI. Ketiga, Muatan lokal yang dilaksanakan berupa muatan lokal terstruktur berupa muatan lokal iqra’ dan muatan lokal yang tidak terstruktur yaitu pembinaan shalat dhuha dan shalat ber-jamaah, membaca al-Qur’an, pembinaan budi pekerti dan mengadakan ceramah agama.
Implementasi Nganggung dan Implikasinya Terhadap Solidaritas Umat di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka Suparta, Suparta
Tawshiyah: Jurnal Sosial Keagaman dan Pendidikan Islam Vol. 11 No. 1 (2016): Tawshiyah Vol. 11, No. 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/taw.v11i1.551

Abstract

Culture Nganggung held in the village of Kace In particular and in the Pacific Islands in general is a culture that had a positive impact. The positive impact can be seen from the aspect of sociological and theological aspects. Sociological impact can be good communications between citizens and between citizenssilaturrahim media simultaneously. So also from the theological aspect, Nganggung culture can be used as media people to get closer to the creator. Therefore, the procession Nganggung always begins with prayer-prayer ritual led by a cleric, or imam of the mosque that has been trusted by local residents. Thus, culture Nganggung have positive implications on the solidarity of the people.
TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBERDAYAAN UMAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KESEJAHTERAAN UMAT Suparta, Suparta
AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam Vol 20 No 2 (2015): Islam dan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini menjelaskan betapa besar tantangan pendidikan Islam di era sekarang ini. Tantangan-tantangan tersebut diantaranya adanya dikotomi pendidikan, kurikulum yang belum relevan, dan manajemen pendidikan Islam yang belum kompeten. Untuk itu, penulis mencoba memberikan sumbangan pemikiran agar Pendidikan Islam harus optimis dan dinamis menghadapi tantangan zaman.Tulisan ini berdasarkan hasil dari penelitian lapangan atau field research. Teknik pengumpulan datanya menggunakan studi pustaka dan dijelaskan secara desript analitis. Berdasarkan hasil observasi penelitian di lapangan, masih ada asumsi masyarakat bahwa orientasi pendidikan Islam hanya mengurusi masalah ritual atau spiritual saja. Karena jika asumsi itu masih ada maka materi pendidikan Islam hanya seputar masalah aqidah, ibadah, muamalah, dan akhlak tanpa menyentuh ilmu-ilmu umum. Jika demikian, maka inilah bukti masih kentalnya dikotomi ilmu pengetahuan. Asumsi seperti itu dengan sendirinya berarti menafikan bahkan meragukan keunggulan Al-Qur’an yang merupakan barometer bahkan fondasi utama pendidikan Islam. Hal ini dapat kita lihat realita saat ini umat Islam menjadi umat yang jauh tertinggal dari berbagai bidang terutama dari bidang kesejahteraan dan ilmu pengetahuan. Kesimpulan dari tulisan ini adalah pendidikan Islam harus menjadi pendidikan yang mengembangkan semua aspek kehidupan termasuk di dalamnya tentang pengembangan kesejahteraan umat. The paper explains how big challenges of islamic education currently. Those challenges such as educational dicothomy, irreleven curriculum, incompetence of management of islamic education.To be so, the writer tries to give contribution of thought in order to islamic education should be optimist and dynamic in facing challenges. This current research is based on field research. The technique in gathering data is used literature review and explained by descriptive anaylisis. Based on the result of observation in field, there are still people assumption that education-oreinted is only taking care of case in ritual or religous only. Because of the assumption still exists, thus the materials of islamic education is around aqidah, ritual, muamalah, and akhlak without touching common knowledges. In fact, it is proof strongly knowledges dicothomy.This assumption denies even doubts to the holy Qur’an which is the measurement, in fact as the main foundation of islamic education. It can be seen that islamic community is community which neglectes in various aspects particularly in prosperity and scien. The conclusion is islamic education should be main education that develops in all aspects includes developing prosperity of people.
PERSEPSI ULAMA BANGKA BELITUNG TENTANG TEORI KHILAFAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP UKLHWAH ISLAMIYAH DAN UKHUWAH BASYARIYAH DALAM KEUTUHAN NKRI DI BANGKA BELITUNG Suparta, Suparta
AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam Vol 23 No 2 (2018): Islam, Kenegaraan, dan Kebangsaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/akademika.v23i2.1237

Abstract

Abstract This study examines the perceptions of the Ulama ini Bangka Belitung about the concept of khilafah and its implications for Ukhwah Islmaiyah, Ukhuwah Basyariyah, and Ukhuwah Wathaniyah in the integrity of the Unity Republic of Indonesia in Bangka Belitung itself. As for the research method used in this study was field research. The results of the study show that the Bangka Belitung Ulema have the same majority perception of the establishment of the Islamic Khilafah, the Khilafah in Indonesia is still not enforceable because every ulama understands the Khilafah. This happened because the Ulama had no agreement and understanding about the Khilafah. The implications of the establishment of the Islamic Khilafah on Ukhwah Islmaiyah can lead to schismatic divisions among Muslims, the Implications of the Khilafah to Ukhuwah Basyariyah. where Indonesia has diverse tribes, races and religions. If the Khilafah is enforced upright it will become a horizontal conflict, namely the conflict between Muslims themselves and inter-religious conflict which makes the image of Muslims considered intolerant in the eyes of Indonesia and International. In addition, vertical conflict is the existence of conflict between Muslims who uphold the Khilafah with the Indonesian government and national figures and ulama who are Muslim who have not been Pro against the Caliphate. If this conflict occurs then what happens next is a split in the government and does not rule out the possibility of bloodshed. Finally, the implications for Ukhuwah Wathaniyah. In the slogan "Hubbul Wathan Minal Iman" (love of water or state is a part of Faith. This motto is one of the reasons the santri and Muslims strive for Indonesian independence from colonialism. Keywords: Caliphate, Ulama, and Bangka Belitung. Abstrak Penelitian ini mengkaji persepsi Ulama Bangka Belitung tentang konsep khilafah serta implikasinya terhadap Ukhwah Islmaiyah,Ukhuwah Basyariyah, dan Ukhuwah Wathaniyah dalam keutuhan NKRI di Bangka Belitung sendiri. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) yang berbentuk deskriptif kualitiatif. Adapun hasil penelitian adalah Ulama Bangka Belitung memiliki persepsi yang mayoritas sama terhadap penegakkan Khilafah Islamiyah yaitu khilafah di Indonesia masih belum bisa ditegakkan karena setiap ulama berbeda paham tentang khilafah. Hal ini terjadi disebabkan para ulama belum ada kesepakatan dan kesepahaman tentang khilafah. Implikasi penegakkan khilafah islamiyah terhadap ukhwah islmaiyah dapat menimbulkan perpecahan persaudaran di anatra kaum muslimin, Implikasi khilafah terhadap Ukhuwah Basyariyah. dimana Indonesia memiliki suku, ras dan agama yang beraneka ragam. Jika Khilafah dipaksakan tegak maka akan menjadi Konflik horizontal yaitu konflik antar umat islam sendiri dan konflik antar umat beragama yang menjadikan image umat Islam di anggap intoleran dimata Indonesia dan International. Selain itu, Konflik vertikal yakni adanya konflik antara umat Islam yang menegakkan khilafah dengan pemerintah Indonesia dan para tokoh nasional dan ulama yang beragama Islam yang belum Pro terhadap khilafah. Bila Konflik ini terjadi maka yang terjadi adalah perpecahan dalam pemerintahan dan tidak menutup kemungkinan terjadi pertumpahan darah. Terakhir implikasi terhadap ukhuwah wathaniyah. Dalam slogan “Hubbul Wathan Minal Iman” (cinta tanai air atau negara adalah sebagaian dari Iman. Semboyan ini menjadi salah satu alasan para santri dan umat Islam gigih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari Penjajahan. Kata Kunci: Khilafah, Ulama, dan Bangka belitung.
RELIGIOUS MODERATION-BASED CURRICULUM FOR URBAN MUSLIMS: A STUDY IN ISLAMIC UNIVERSITY OF INDONESIA ISLAMIC BOARDING SCHOOL Suparta, Suparta
AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam Vol 29 No 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/akademika.v29i1.8732

Abstract

Islamic boarding schools are educational institutions developed to prevent radicalism through peaceful, open, and moderate education patterns. The role encounters new challenges marked by the formation of urban Muslims and the potential vulnerability to radical ideologies facilitated by digital media exposure. In this context, the curriculum should be updated to accommodate urban Muslim culture while preventing radicalism. Islamic University of Indonesia (UII) Islamic Boarding School has a complex curriculum and material content. The primary effort of this school in facing the modern era is by applying the principle of religious moderation in the learning curriculum. Therefore, this qualitative study aimed to examine the curriculum used by UII Islamic Boarding School to strengthen the perspective of religious moderation for students. Primary data consisted of leaders and alumni of UII Islamic Boarding School Yogyakarta. Meanwhile, secondary data comprised written sources from journal articles, books, theses, and dissertations that discussed Islamic boarding schools. Data were also collected and analyzed using interviews and phenomenological techniques, respectively. The results showed that the curriculum material was oriented to form the character of moderate students in the modern era. This could be seen from the students' profile graduates as agents of peace among religious communities with the capacity of faith stability, intellectual and reasoning abilities, da’wah (proselytizing) ability, and proficiency in foreign languages. In the UII Islamic Boarding School, the curriculum material's contents were dominated by a model based on religious moderation seen in the syllabus or subject. Therefore, the thoughts produced by the alumni became moderate, and this was appropriate to the vision and mission of UII, which was to produce Muslim scientists who were rahmatalilalamiin.
Edukasi preventif dan promotif dalam upaya pencegahan stunting di Desa Tuncung Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang Syamson, Meriem Meisyaroh; Zainab, Zainab; Hasanuddin, Indirwan; Sulaeman, Sulaeman; Purnama AL, Jumiarsih; Murtini, Murtini; Faridah, Faridah; Suparta, Suparta
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 5 No. 1 (2025): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i1.700

Abstract

Background: Stunting is a public health problem that is still a serious challenge in Indonesia. Stunting occurs due to chronic malnutrition which causes children to have a lower height compared to children of the same age. The prevalence of stunting in Indonesia is still quite high, although efforts to reduce it have been carried out nationally. This condition not only has an impact on children's physical condition, but also affects their cognitive development, immunity, and productivity in the future. Purpose: To provide education with a preventive approach and a promotive approach to the community in an effort to prevent stunting incidents in a sustainable manner. Method: The target of this activity is all residents of Tuncung Village, especially housewives and those with babies and children. On Wednesday, January 8, 2025, at the Tuncung Village Hall, Maiwa District, Enrekang Regency. Counseling by providing information directly by health workers or facilitators to the community in the form of lectures to provide basic knowledge about stunting, such as causes, impacts, and how to prevent it Results: The participants gave a positive response by attending and following each activity session, were able to provide simulation actions according to the instructions after gaining knowledge from the presentation of the material provided by the resource person, understood efforts to prevent stunting with awareness as preventive measures such as fulfilling balanced nutrition, good parenting patterns, and environmental cleanliness, understood promotive efforts in reducing the incidence of stunting by changing positive behavior, namely playing an active role in monitoring the growth and development of children through routine visits to health facilities. Conclusion: Education and preventive approaches provide increased knowledge in identifying and reducing the risk of stunting early on. Meanwhile, promotive education increases public awareness of the importance of a healthy lifestyle, exclusive breastfeeding and good parenting in supporting child growth and development in an effort to prevent stunting. Preventive and promotive education will reduce stunting incidents sustainably. Suggestion: Introduce the concept of "Isi Piringku" for toddlers so that parents understand the adequacy of nutritional intake needed by children according to their growth and development. Cadres, community leaders, religious organizations, or schools can provide information to the wider community about the importance of preventing stunting incidents and the impacts of stunting. Local companies in supporting CSR programs are expected to focus on stunting eradication, such as providing nutritious food for underprivileged children. Keywords: Education; Preventive; Promotive; Stunting Pendahuluan: Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak seusianya. Prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun upaya penurunan telah dilakukan secara nasional. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif, imunitas, dan produktivitas mereka di masa depan. Tujuan: Memberikan edukasi dengan pendekatan preventif dan pendekatan promotif  pada masyarakat dalam upaya mencegah kejadian stunting secara berkelanjutan. Metode: Sasaran kegiatan ini adalah seluruh warga Desa Tuncung, khususnya ibu rumah tangga dan yang mempunyai bayi dan anak. Pada Hari Rabu, 08 Januari 2025, bertempat di Balai Desa Tuncung, Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Penyuluhan dengan pemberian informasi secara langsung oleh tenaga kesehatan atau fasilitator kepada masyarakat dalam bentuk ceramah untuk memberikan pengetahuan dasar tentang stunting, seperti penyebab, dampak, dan cara pencegahannya Hasil: Para peserta memberikan respon positif dengan menghadiri dan mengikuti setiap sesi kegiatan, dapat memberikan tindakan simulasi sesuai dengan petunjuk setelah mendapatkan pengetahuan dari paparan materi yang diberikan oleh nara sumber, memahami upaya pencegahan kejadian stunting dengan kesadaran sebagai tindakan preventif seperti pemenuhan gizi seimbang, pola asuh yang baik, serta kebersihan lingkungan, memahami upaya promotif dalam menekan angka kejadian stunting dengan merubah perilaku yang positif yaitu berperan aktif dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak melalui kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan. Simpulan: Edukasi dan pendekatan preventif memberikan peningkatan pengetahuan dalam mengidentifikasi dan mengurangi risiko terjadinya stunting sejak dini. Sedangkan edukasi promotif memberikan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat, pemberian ASI eksklusif dan pola asuh yang baik dalam mendukung tumbuh kembang anak dalam upaya mencegah kejadian stunting. Edukasi preventif dan promotif akan menekan kejadian stunting secara berkelanjutan. Saran: Perkenalkan konsep "Isi Piringku" untuk anak-anak usia balita agar orang tua memahami kecukupan asupan gizi yang dibutuhkan anak-anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Para kader, tokoh masyarakat, organisasi keagamaan, atau sekolah dapat memberikan informasi ke masyarakat yang lebih luas tentang pentingnya pencegahan kejadian stunting dan dampak stunting. Perusahaan lokal dalam mendukung program CSR diharapkan berfokus pada pengentasan stunting, seperti penyediaan makanan bergizi bagi anak-anak kurang mampu.
Paradigm of Religious Moderation in Curriculum Design for Islamic Religious Education at State Islamic Senior High School of Bangka Belitung Suparta, Suparta; Wahyudi, Wahyudi
Madania: Jurnal Kajian Keislaman Vol 28, No 1 (2024): JUNE
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/madania.v28i1.4590

Abstract

The results of several observations regarding the religious tolerance attitudes of students in Bangka Belitung are pretty worrying, even though some tend to be radical. This research explores the paradigm of religious moderation in the Islamic religious education curriculum at Madrasah Aliyah Negeri Bangka Belitung. This research explores qualitatively the application of religious moderation in the curriculum of Islamic religious education material. Research data was taken from the MAN Pangkal Pinang and MAN 1 Muntok curriculum documents. Researchers also surveyed by distributing questionnaires to 346 students from the two schools. The research results show that the content of religious moderation has been integrated into the Islamic religious education curriculum, both in Jurisprudence, History of Islamic Culture, Al-Qur'an Hadith, and Aqidah Akhlak. However, the tendency towards a radical and robust understanding of Islam is still strong. It is evident from the survey results, namely 55.4% of respondents from MAN Pangkal Pinang and 53% of respondents from MAN 1 Muntok stated that adhering to the Pancasila ideology is more important. Almost half of the students do not agree that Pancasila should be made the state ideology. This phenomenon must receive serious attention from the government so that they comply with the laws and regulations of the Republic of Indonesia. Hasil beberapa pengamatan terhadap sikap toleransi beragama para siswa di Bangka Belitung cukup memprihatinkan, bahkan di antaranya cenderung radikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi paradigma moderasi beragama dalam kurikulum pendidikan agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri Bangka Belitung. Penelitian ini mencoba menelusuri secara kualitatif penerapan moderasi beragama dalam kurikulum materi pendidikan gama Islam. Data penelitian diambil dari dokumen kurikulum MAN Pangkal Pinang dan MAN 1 Muntok.  Selain itu, peneliti juga melakukan survey dengan menyebarkan angket terhadap 281 siswa dari kedua sekolah tersebut. Hasil penelitian menyebutkan bahwa muatan moderasi beragama sebenarnya telah diterapkan secara terintegrasi dalam kurikulum pendidikan agama Islam, baik dalam mata Pelajaran Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, Al-Qur’an Hadis, maupun Akidah Akhlak. Akan tetapi, kecenderungan terhadap pemahaman Islam secara radikal dan kuat masih kuat. Hal ini terbukti dari hasil survey, yakni 55, 4% responden dari MAN Pangkal Pinang dan 53% responden dari MAN 1 Muntok menyatakan bahwa berpegang teguh ideologi Pancasila lebih utama. Artinya, hampir separuh dari siswa tidak setuju kalua Pancasila dijadikan ideologi negara. Fenomen ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah agar mereka taat pada aturan perundang-undangan Republik Indonesia.