Despite the availability of various healthcare facilities, Singakerta Village remains one of the ten villages in Gianyar Regency with a high prevalence of stunting. This research aims to describe the community's perceptions, behaviors, and actions taken in the prevention and reduction of stunting in Singakerta Village, Ubud District, Gianyar Regency. Employing a qualitative interpretive approach, this study utilizes ethnographic paradigm for data collection, including interviews, observations, literature review, and documentation. Informants for this research were selected purposively, based on specific criteria and relevance to the topic under investigation. Based on the findings, the prevalence of stunting in Singakerta Village has decreased between 2018 and 2020. The socio-cultural determinants, including beliefs, perceptions, and community actions, influence the prevention and reduction processes of stunting in Singakerta Village. Although it is not yet optimal, the community's perception of efforts to reduce stunting in Singakerta Village is relatively positive, as demonstrated by the synergy among primary sectors such as parental caregiving and family support, secondary sectors involving healthcare providers, as well as the government and other relevant stakeholders, all of which contribute to the reduction of stunting in Singakerta Village.Abstrak: Desa Singakerta merupakan salah satu wilayah yang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Ubud di mana merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Bali. Walaupun terdapat berbagai fasilitas kesehatan yang tersedia, Desa Singakerta masih menjadi salah satu dari sepuluh desa di Kabupaten Gianyar yang memiliki angka stunting yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat meliputi kepercayaan, perilaku, dan tindakan yang dilakukan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif interpretatif dengan metode etnografi dalam proses pengumpulan datanya, yaitu melalui wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini dipilih melalui teknik purposive yang telah ditentukan oleh peneliti sesuai kriteria dan kesesuaian terhadap topik yang dikaji. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi stunting di Desa Singakerta mengalami penurunan terhitung sejak tahun 2018-2020. Determinan sosial budaya termasuk kepercayaan, persepsi, dan tindakan masyarakat mempengaruhi proses pencegahan dan penurunan angka stunting di Desa Singakerta. Walaupun belum optimal, persepsi masyarakat terhadap upaya penurunan stunting di Desa Singakerta cukup baik yang dapat dilihat dari sinergitas dari sektor primer seperti pola asuh orang tua dan keluarga, sektor sekunder seperti petugas dan pelayanan kesehatan serta pemerintah maupun pihak terkait lainnya yang mempengaruhi proses penurunan angka stunting di Desa Singakerta.