Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Persepsi Masyarakat terhadap Upaya Penurunan Angka Stunting di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar Dewi, Ni Putu Vita Karina; Kumbara, A. A. Ngr. Anom; Aliffiati, Aliffiati
Aceh Anthropological Journal Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Department of Anthropology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aaj.v7i2.11759

Abstract

Despite the availability of various healthcare facilities, Singakerta Village remains one of the ten villages in Gianyar Regency with a high prevalence of stunting. This research aims to describe the community's perceptions, behaviors, and actions taken in the prevention and reduction of stunting in Singakerta Village, Ubud District, Gianyar Regency. Employing a qualitative interpretive approach, this study utilizes ethnographic paradigm for data collection, including interviews, observations, literature review, and documentation. Informants for this research were selected purposively, based on specific criteria and relevance to the topic under investigation. Based on the findings, the prevalence of stunting in Singakerta Village has decreased between 2018 and 2020. The socio-cultural determinants, including beliefs, perceptions, and community actions, influence the prevention and reduction processes of stunting in Singakerta Village. Although it is not yet optimal, the community's perception of efforts to reduce stunting in Singakerta Village is relatively positive, as demonstrated by the synergy among primary sectors such as parental caregiving and family support, secondary sectors involving healthcare providers, as well as the government and other relevant stakeholders, all of which contribute to the reduction of stunting in Singakerta Village.Abstrak: Desa Singakerta merupakan salah satu wilayah yang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Ubud di mana merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Bali. Walaupun terdapat berbagai fasilitas kesehatan yang tersedia, Desa Singakerta masih menjadi salah satu dari sepuluh desa di Kabupaten Gianyar yang memiliki angka stunting yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat meliputi kepercayaan, perilaku, dan tindakan yang dilakukan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif interpretatif dengan metode etnografi dalam proses pengumpulan datanya, yaitu melalui wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini dipilih melalui teknik purposive yang telah ditentukan oleh peneliti sesuai kriteria dan kesesuaian terhadap topik yang dikaji. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi stunting di Desa Singakerta mengalami penurunan terhitung sejak tahun 2018-2020. Determinan sosial budaya termasuk kepercayaan, persepsi, dan tindakan masyarakat mempengaruhi proses pencegahan dan penurunan angka stunting di Desa Singakerta. Walaupun belum optimal, persepsi masyarakat terhadap upaya penurunan stunting di Desa Singakerta cukup baik yang dapat dilihat dari sinergitas dari sektor primer seperti pola asuh orang tua dan keluarga, sektor sekunder seperti petugas dan pelayanan kesehatan serta pemerintah maupun pihak terkait lainnya yang mempengaruhi proses penurunan angka stunting di Desa Singakerta.
PERAN RUMAH INTARAN MELALUI PROGRAM PENGALAMAN RASA DALAM MELESTARIKAN TRADISI KULINER BALI UTARA Made Aji Surya Pratama; Aliffiati, Aliffiati; Diaz Restu Darmawan
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 2 No. 10 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v2i10.1708

Abstract

Penelitian ini berjudul “Peran Rumah Intaran melalui Program Pengalaman Rasa dalam Melestarikan Tradisi Kuliner Bali Utara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Rumah Intaran dalam melestarikan tradisi kuliner Bali Utara melalui program Pengalaman Rasa. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, dan studi dokumen. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitif. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori interaksionisme simbolik oleh Herbert Blumer dan teori teori fungsionalisme oleh Talcott Parson. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa peran Rumah Intaran dalam melestarikan tradisi kuliner Bali Utara dilakukan melalui program Pengalaman Rasa yang menggunakan mekanisme sesuai dengan program Pengalaman Rasa diantaranya seperti penyajian dan varian, metode dan alat, identifikasi bahan, dan aturan-aturan di program Pengalaman Rasa. Selain itu strategi yang digunakan Rumah Intaran dalam melestarikan tradisi kuliner Bali Utara diantaranya dengan dokumentasi dan inventarisasi, publikasi buku, pemanfaatan sosial media, dan kerjasama birokrasi dengan pemerintah setempat.
STRATEGI ANAK SULUNG MAHASISWA ETNIS BATAK KARO DALAM MENYELESAIKAN STUDI DENGAN TEPAT WAKTU (STUDI KASUS 5 MAHASISWA BATAK KARO YANG BERKULIAH DI UNIVERSITAS UDAYANA) Andre Rori Makaryn Ginting; Ida Ayu Alit Laksmiwati; Aliffiati, Aliffiati
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 3 No. 1 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v3i1.2182

Abstract

Kebudayaan Indonesia merupakan wujud dari beraneka ragamnya pola perilaku, kebiasaan, dan juga sikap masyarakat. Adapun salah satu etnis yang ada di Indonesia adalah Etnis Batak Karo. Berdasarkan database organisasi Paguyuban Muda mudi sirulo Bali (MMSB) di tahun 2023 terdapat 220 Mahasiswa Etnis Batak Karo yang melanjutkan masa studinya di pulau Bali yang terdata di organisasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang faktor hambatan-hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa etnis Batak Karo dalam mencapai kelulusan tepat waktu, dengan fokus pada mahasiswa-mahasiswa yang sedang menempuh studi di Universitas Udayana. Selain itu juga untuk mengetahui strategi adaptasi yang digunakan oleh anak sulung Batak Karo dalam menghadapi harapan yang diberikan orang tuanya terkait masa studinya di Universitas Udayana. Metode penelitian melibatkan wawancara mendalam dengan lima mahasiswa etnis Batak Karo yang mengalami tantangan dalam menyelesaikan studi mereka dengan tepat waktu. Peneliti menggunakan dua teori utama, yaitu Teori Adaptasi dari John Bennet dan Stress and coping Dari Lazarus. Hasil penelitian menyoroti berbagai hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa etnis Batak Karo, termasuk tekanan budaya untuk menjaga tradisi, kesulitan finansial, dan adaptasi terhadap lingkungan perkuliahan yang berbeda. Analisis antropologi budaya membantu menggambarkan bagaimana dinamika budaya mereka dapat memengaruhi pilihan akademis, interaksi sosial, dan strategi adaptasi.
PROSES PENYUSUNAN STRATEGI MAHASISWA BROKEN HOME DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN TINGGI Demetrius Christian Bonaventura; Aliffiati, Aliffiati; I Nyoman Suarsana
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 3 No. 5 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v3i5.2766

Abstract

Broken home adalah kondisi keluarga yang dimana salah satu orang tua bercerai atau meninggal dan menyebabkan anak kehilangan perhatian atau kasih sayang dari orang tua. Kurangnya pemenuhan kebutuhan emosional dan psikologis anak oleh orang tua dalam kondisi ini kerap kali berdampak buruk bagi mereka. Banyak ditemukan anak-anak broken home membentuk perilaku yang menyimpang seperti kenakalan remaja dan menurunnya prestasi akademik sehingga mereka kurang mampu menempuh pendidikan dengan baik. Meski begitu, ditemukan bahwa terdapat mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home dan mampu meraih prestasi yang baik dalam jenjang pendidikan tinggi. Berdasarkan dari penemuan tersebut, muncul pertanyaan yang diulik pada penelitian ini yaitu bagaimana mahasiswa broken home menyusun strategi dalam menempuh pendidikan yang tinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan pengumpulan data riwayat hidup. Teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, studi kepustakaan, dan wawancara. Data yang diperoleh dari lapangan diolah melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, mahasiswa broken home menyusun strategi dengan cara menentukan tujuan menempuh pendidikan tinggi. Tujuan yang ditentukan berkaitan dengan pengalaman broken home yang dilalui dan cita-cita untuk masa depannya. Langkah selanjutnya adalah menentukan rencana perilaku yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang terbagi dalam tiga aspek yaitu: aspek akademik, non akademik, dan sosial. Pada akhirnya, terbentuk sebuah strategi yang berfungsi sebagai pedoman perilaku bagi mereka sehingga mereka mampu meraih prestasi yang baik.
TRADISI SIDA SEBAGAI IKATAN SOSIAL DALAM HUBUNGAN KEKERABATAN MASYARAKAT MANGGARAI DI DESA BERE KECAMATAN CIBAL BARAT KABUPATEN MANGGARAI Patrisia Jesika Amanda; Ida Alit Laksmiwati; Aliffiati, Aliffiati
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 10 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i10.5633

Abstract

Tradisi sida secara adat adalah tradisi memberi sumbangan dari pihak anak wina kepada anak rona yang hendak melakukan acara adat, seperti pernikahan, kematian dan syukuran. Sida sebagai ungkapan keprihatinan, cinta, belas kasih dan rasa tanggung jawab dari keluarga anak wina kepada keluarga anak rona, dengan maksud untuk meringankan beban dari anak rona. Seiring perkembangan zaman masyarakat Bere melihat sida sebagai salah satu warisan budaya yang menghambat karena sida hanya dibebankan sepihak yaitu kepada anak perempuan yang sudah menikah. Fenomena ini tentunya menimbulkan berbagai pandangan masyarakat bere terkait sida yang menarik untuk dikaji. Berpijak dari fenomena tersebut, penelitian ini difokuskan pada mekanisme dan fungsi sida dalam ikatan kekerabatan masyarkat Desa Bere. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa tradisi sida pada masyarakat Desa Bere mengikuti beberapa tahap sesuai dengan mekanisme yang berlaku mulai dari kumpul keluarga sampe pada anak rona pergi mengunjungi anak wina untuk meminta sida Sida ini terbentuk atas hubungan perkawinan. Ada beberapa jenis sida yang dijalankan masyarakat Bere yaitu sida laki, sida mata, dan sida penti. Sida menjadi ikatan yang kuat dalam hubungan kekerabatan masyarakat Bere. Meskipun sebagian masyarakat juga mengatakan bahwa sida ini menjadi beban bagi anak wina, tetapi budaya sida pada masyarakat bere tetap mereka jalankan sampai saat ini karena sudah menjadi salah satu tradisi.
Fast fashion: Consumptive behavior in fashion industry Generation Z in Yogyakarta Widari, Tika; Aliffiati, Aliffiati; Indra, Muhammad
IAS Journal of Localities Vol. 1 No. 2 (2023)
Publisher : Yayasan Irwan Abdullah Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62033/iasjol.v1i2.18

Abstract

The fashion emergence is a trend that is closely related to generation Z. The easy access to social media is one of the most effective diffusion modes of fashion trends. In addition, there are marketing techniques used by business actors to spread products by involving figures that are loved by generation Z, such as politicians, celebrities, artists, and other public figures. These figures involvement is able to attract the followers to follow the trend. The reason is that following trends can show one’s identity and increase self-confidence, it cannot be avoided by looking at the ways of fashion fans in Generation Z. Fashion trends that continue to roll quickly make them have consumptive behavior. This behavior must be taken seriously considering the waste impact generated from production can be a big problem for the environment
Anti-Mainstream Culinary: The Influence of Post-Modernism on Gastronomy in Indonesian Restaurants Widari, Tika; Aliffiati, Aliffiati; Rahman, Luthfi Riyadh; Indra, Muhammad
IAS Journal of Localities Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Yayasan Irwan Abdullah Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62033/iasjol.v2i1.36

Abstract

The culinary movement is currently undergoing interesting developments: initially, food was a basic requirement for energy and the food consumed was usually processed from nature. Consequently, processed food often characterized the identity of specific tribes, cultures, and regions. In the modern era, food has a long history (for example, the French Revolution), with ethics and rules. This shows that modern food culture is structured and even classifies social classes. Originally, food in the modern era had a concept adapted from the serving of food in palaces, with order and layout. However, this modern presentation of food was rejected by cooks who served food in different ways. For example, enjoying meals at a high altitude and serving food with unusual artistry. With this resistance to the European-style presentation of many luxury restaurants in Indonesia, this post-modernist restaurant can attract customers. This research uses a descriptive qualitative approach. Data collection technique is conducted through visual observation via social media. The findings reveal that the flow of post-modernism and post-structuralism has influenced the way food is served in several Indonesian restaurants. The full results and discussion are presented herein.
KEBERTAHANAN PENGULAT DI DESA PEDAWA, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG Pangestu, Dhi'fa Hafizha; Wiasti, Ni Made; Aliffiati, Aliffiati
Jurnal Mahasiswa Antropologi dan Sosiologi Indonesia (JuMASI) Vol 2, No 1 (2024)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jumasi.v1i1.11912

Abstract

Pengulat is a local term used in Pedawa Village to refer to a craftsman of woven bamboo. The number of pengulat in Pedawa Village consist of 21 peoples. Pengulat in Pedawa Village dominated by the older people, so there is a threat of ending the pengulat generation if the younger generation in Pedawa Village does not continue and develop this economic potentials. This research aims to describe and explain the resistance of pengulat in Pedawa Village, Banjar District, Buleleng Regency. This research is qualitative by using ethnographic method (observation and interview) and also literature study. The theory that used in this research is the structural functional theory by A.R. Radcliffe Brown and the theory of motivation by David McClelland. Based on the data obtained in this research, the potentials and problem experienced by pengulat during doing their work comes from two factors, potentials and probles that comes from the natural resources and potentials and problems that comes from the hunan resources.
Meboreh Ne Malu: Menelisik Boreh anget sebagai Media Pengobatan Tradisional pada Masyarakat Desa Senganan di Tabanan Febriana, Tian Renita Ana; Polin, Rakka Firdaus Octavian; Aliffiati, Aliffiati
Balale' : Jurnal Antropologi Vol 5, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/balale.v5i2.82885

Abstract

Boreh anget adalah ramuan tradisional yang digunakan oleh masyarakat Bali untuk pengobatan dan perawatan kesehatan. Terbuat dari campuran berbagai rempah-rempah yang dihaluskan, boreh anget digunakan dengan cara dioleskan atau dibalurkan ke tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang perilaku kesehatan dalam pemilihan pengobatan tradisional boreh dan melihat dari persepsi individu dalam perilaku pencarian pengobatan di Desa Senganan, Tabanan. Adapun dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui berbagai cara seperti observasi, wawancara, kepustakaan dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan minat masyarakat Desa Senganan terhadap penggunaan obat tradisional boreh tidak hanya menjadi suatu proses pengobatan, tetapi juga menjadi tindakan memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan.
KAMPUNG BALI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KECAMATAN BEKASI UTARA Daniel Rafael; Aliffiati, Aliffiati; Diaz Restu Darmawan
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 5 No. 5 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v5i5.6837

Abstract

Tiap kebudayaan yang berbeda yang hadir pada satu tempat bukan menjadi modal pemisah antarkelompok, melainkan suatu modal keanekaragaman yang berkontribusi dalam menjadikan gambaran masyarakat Bekasi sebagai masyarakat multikultural. Keberadaan beberapa kelompok etnis mulai merantau di Kota Bekasi. Dengan salah satunya ialah keberadaan etnis Bali di Kota Bekasi dapat dilihat pada keberadaan “Kampung Bali Bekasi”. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara deskriptif keberlangsungan hidup para diaspora etnis Bali yang menetap di Kampung Bali Bekasi, RT. 011/RW. 009, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara. Penelitian dikaji menggunakan teori integrasi sosial oleh Esser dengan metode kualitatif. Ditemukannya dalam penelitian ini keberadaan Kampung Bali Bekasi merupakan hasil dari pengintegrasian secara sosial yang telah hadir melalui pembentukan dan pembangunan areanya yang berisikan kebudayaan etnis Bali dilakukan oleh warganya melalui berbagai aktivitas sosial budaya tertentu dengan mempertimbangkan diri mereka sebagai diaspora. Implikasi melalui keberadaan Kampung Bali Bekasi sebagai hasil dari integrasi sosial ialah dijadikannya sebuah daya tarik wisata di Kota Bekasi.