Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT Salawati, Liza
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.195 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2632

Abstract

Keselamatan pasien  merupakan sebuah prioritas utama yang harus diprogramkan dan dilaksanakan oleh rumah sakit, yang bertujuan untuk melindungi pasien dari setiap kejadian tak terduga yang tak diharapkan. Pada tahun 2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam To Err Is Human, Building a Safer Health System melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16% kejadian tidak diharapkan. Hampir setiap tindakan dan perawatan di rumah sakit berpotensi tinggi untuk terjadinya kesalahan medis seperti kesalahan penentuan diagnosis penyakit, keterlambatan diagnosis, pemeriksaan awal yang tidak sesuai, tidak sesuai observasi, kesalahan pada tahap pengobatan seperti salah memberikan obat, pelaksaan terapi, dan lain lainnya. Pada tahun 2004, World Health Organization (WHO) mencanangkan Safety Is a Fundamental Principle of Patient  Care and   a Critical Component of  Quality Management, program tersebut merupakan program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut rumah sakit harus  menerapkan sistim keselamatan pasien.
HUBUNGAN TINGGI BADAN IBU, SOSIAL EKONOMI DAN ASUPAN SUMBER ZINC DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM Ramadhan, Muhammad Haris; Salawati, Liza; Yusuf, Sulaiman
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.833 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2628

Abstract

Stunting merupakan status gizi masa lalu yang kurang baik akibat asupan gizi kurang, baik kualitas maupun kuantitas sehingga tinggi badan tidak sesuai dengan umur. Banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting antara lain: defisiensi gizi makro dan mikro, genetik, sosial ekonomi, penyakit infeksi, pemberian air susu ibu ekslusif dan berat badan lahir rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tinggi badan ibu, sosial ekonomi dan asupan sumber zinc dengan stunting pada anak usia 3-5 tahun di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Jenis penelitian analitik observasional dengan design cross sectional. Pengambilan sampel tanggal 14 September sampai 14 November 2017 di 5 posyandu Puskesmas Kopelma Darussalam secara non probability sampling dengan metode accidental sampling. Penilaian tinggi badan ibu dan stunting dengan mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, sosial ekonomi dan asupan sumber zinc diukur menggunakan kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 46 ibu dan anak yang memenuhi kriteria inklusi. Anak usia 3-5 tahun stunting (pendek atau sangat pendek) sebesar 41,3%, tinggi badan ibu pendek 50%, sosial ekonomi rendah 52,2% dan asupan sumber zinc kurang 50%. Uji analisis Spearman terdapat hubungan antara tinggi badan ibu dengan stunting nilai p = 0,000 (p<0,05) dan r = 0,529 kekuatan hubungan kuat. Tidak terdapat hubungan sosial ekonomi dengan stunting nilai p = 0,930 (p>0,05) dan terdapat hubungan asupan sumber zinc dengan stunting nilai p = 0,016 (p<0,05) dan r = 0,352 kekuatan hubungan sedang. Kesimpulannya, tinggi badan ibu dan asupan sumber zinc berhubungan dengan stunting dan tidak terdapat hubungan antara sosial ekonomi dengan stunting.
PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT Salawati, Liza
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2665

Abstract

Keselamatan pasien  merupakan sebuah prioritas utama yang harus diprogramkan dan dilaksanakan oleh rumah sakit, yang bertujuan untuk melindungi pasien dari setiap kejadian tak terduga yang tak diharapkan. Pada tahun 2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam To Err Is Human, Building a Safer Health System melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16% kejadian tidak diharapkan. Hampir setiap tindakan dan perawatan di rumah sakit berpotensi tinggi untuk terjadinya kesalahan medis seperti kesalahan penentuan diagnosis penyakit, keterlambatan diagnosis, pemeriksaan awal yang tidak sesuai, tidak sesuai observasi, kesalahan pada tahap pengobatan seperti salah memberikan obat, pelaksaan terapi, dan lain lainnya. Pada tahun 2004, World Health Organization (WHO) mencanangkan Safety Is a Fundamental Principle of Patient  Care and   a Critical Component of  Quality Management, program tersebut merupakan program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut rumah sakit harus  menerapkan sistim keselamatan pasien
HUBUNGAN TINGGI BADAN IBU, SOSIAL EKONOMI DAN ASUPAN SUMBER ZINC DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM Ramadhan, Muhammad Haris; Salawati, Liza; Yusuf, Sulaiman
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2661

Abstract

Stunting merupakan status gizi masa lalu yang kurang baik akibat asupan gizi kurang, baik kualitas maupun kuantitas sehingga tinggi badan tidak sesuai dengan umur. Banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting antara lain: defisiensi gizi makro dan mikro, genetik, sosial ekonomi, penyakit infeksi, pemberian air susu ibu ekslusif dan berat badan lahir rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tinggi badan ibu, sosial ekonomi dan asupan sumber zinc dengan stunting pada anak usia 3-5 tahun di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Jenis penelitian analitik observasional dengan design cross sectional. Pengambilan sampel tanggal 14 September sampai 14 November 2017 di 5 posyandu Puskesmas Kopelma Darussalam secara non probability sampling dengan metode accidental sampling. Penilaian tinggi badan ibu dan stunting dengan mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, sosial ekonomi dan asupan sumber zinc diukur menggunakan kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 46 ibu dan anak yang memenuhi kriteria inklusi. Anak usia 3-5 tahun stunting (pendek atau sangat pendek) sebesar 41,3%, tinggi badan ibu pendek 50%, sosial ekonomi rendah 52,2% dan asupan sumber zinc kurang 50%. Uji analisis Spearman terdapat hubungan antara tinggi badan ibu dengan stunting nilai p = 0,000 (p<0,05) dan r = 0,529 kekuatan hubungan kuat. Tidak terdapat hubungan sosial ekonomi dengan stunting nilai p = 0,930 (p>0,05) dan terdapat hubungan asupan sumber zinc dengan stunting nilai p = 0,016 (p<0,05) dan r = 0,352 kekuatan hubungan sedang. Kesimpulannya, tinggi badan ibu dan asupan sumber zinc berhubungan dengan stunting dan tidak terdapat hubungan antara sosial ekonomi dengan stunting.
Association between six-minute walk distance and prognosis of atherosclerotic coronary heart disease post-cardiac rehabilitation Ridwan, Muhammad; Sari, Indah P.; Salawati, Liza; Heriansyah, Teuku; Taufiks, Nasyaruddin H.; Putri, Cut JE.; Nurjani, Nurjani
Narra J Vol. 3 No. 3 (2023): December 2023
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v3i3.242

Abstract

Plaque accumulation in the coronary arteries is a major cause of coronary heart disease (CHD), a disease infamously known as a contributor for global death burden. Major adverse cardiac events (MACE) pose significant risks for CHD patients, highlighting the urgency of effective management and cardiac rehabilitation in CHD management. Studies have reported the role of the six-minute walk distance (6MWD) test in predicting outcomes for CHD patients; however, none have performed the investigation in Aceh setting. The aim of this study was to investigate the reliability of 6MWD as a prognostic factor for post-cardiac rehabilitation of patients with atherosclerotic CHD. A cross-sectional study was conducted in Dr. Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh, Indonesia. MACE was determined through in-person interviews, and phone calls with 30 atherosclerotic CHD patients who completed cardiac rehabilitation between August 2018 and September 2020. The association between 6MWD and prognosis, assessed by MACE incidence, was calculated. The results revealed that 6MWD was strongly associated with MACE occurrence during post-cardiac rehabilitation (p=0.029; prevalence ratio 4.5). Furthermore, CHD patients achieving 6MWD of more than 300 meters exhibited a lower incidence of MACE (10.5%) than patients with 6MWD of less than 300 meters (45.5%). In conclusion, the present study sheds light on the importance of improving functional capacity in patients with atherosclerotic CHD post-cardiac rehabilitation due to its significant association with the prognosis.
The Relationship between Particulate Matter and Length of Exposure to Respiratory Complaints and Lung Function Disorder among Brick Craftsmen in Aceh Besar Dianova, Sri; Febriansyah, TM.; Yanti, Budi; Andayani, Novita; Yusuf, Nurrahmah; Kurniawan, Ferry Dwi; Salawati, Liza
Respiratory Science Vol. 5 No. 1 (2024): Respiratory Science
Publisher : Indonesian Society of Respirology (ISR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36497/respirsci.v5i1.161

Abstract

Background: Brick craftsmen are heavily exposed to particulate matter (PM) from brick burning, possibly contributing to respiratory complaints. The research aims to evaluate the association between PM levels, duration of exposure, respiratory complaints, and lung function disorders among brick craftsmen in Aceh Besar. Method: The research method is observational analytic with a cross-sectional design. It was conducted in September 2023 on 68 respondents to assess lung function using spirometry and PM levels using the Air Quality Monitor. Results: The data analysis revealed restrictive types of lung function disorders (47.1%), 75% of participants had worked for more than three years with working hours ≥8 hours/day (100%), the most frequent respiratory complaint was coughing (23.5%) and shortness of breath (13.2%), and the dominant type of work was brick molding (67.6%) rather than burning (32.4%). The PM2.5 index in the brick manufacturing area is classified as very dangerous (100%), while the PM10 index is identified as very unsafe (55.6%) and very dangerous (44.4%). The correlation analysis revealed a significant connection between PM2.5 as well as PM10 and lung function impairments (values of P=0.002 and 0.012, respectively). There was a significant correlation between work periods and lung function impairments (P=0.037). Multivariate analysis showed that a working term of 1-3 years was strongly linked with lung function disorder (FEV1) among brick craftsmen in Aceh Besar (P=0.026). Conclusion: This study showed that PM exposure was significantly associated with impaired lung function but not with respiratory complaints. Furthermore, a long working period is significantly associated with respiratory symptoms, especially for workers with 1-3 years, and is associated with impaired lung function in brick artisans in Aceh Besar.
HUBUNGAN TINGGI BADAN IBU, SOSIAL EKONOMI DAN ASUPAN SUMBER ZINC DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PUSKESMAS KOPELMA DARUSSALAM Ramadhan, Muhammad Haris; Salawati, Liza; Yusuf, Sulaiman
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol.6 : No.1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2661

Abstract

Stunting merupakan status gizi masa lalu yang kurang baik akibat asupan gizi kurang, baik kualitas maupun kuantitas sehingga tinggi badan tidak sesuai dengan umur. Banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting antara lain: defisiensi gizi makro dan mikro, genetik, sosial ekonomi, penyakit infeksi, pemberian air susu ibu ekslusif dan berat badan lahir rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tinggi badan ibu, sosial ekonomi dan asupan sumber zinc dengan stunting pada anak usia 3-5 tahun di Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh. Jenis penelitian analitik observasional dengan design cross sectional. Pengambilan sampel tanggal 14 September sampai 14 November 2017 di 5 posyandu Puskesmas Kopelma Darussalam secara non probability sampling dengan metode accidental sampling. Penilaian tinggi badan ibu dan stunting dengan mengukur tinggi badan menggunakan mikrotoa, sosial ekonomi dan asupan sumber zinc diukur menggunakan kuesioner. Jumlah sampel sebanyak 46 ibu dan anak yang memenuhi kriteria inklusi. Anak usia 3-5 tahun stunting (pendek atau sangat pendek) sebesar 41,3%, tinggi badan ibu pendek 50%, sosial ekonomi rendah 52,2% dan asupan sumber zinc kurang 50%. Uji analisis Spearman terdapat hubungan antara tinggi badan ibu dengan stunting nilai p = 0,000 (p<0,05) dan r = 0,529 kekuatan hubungan kuat. Tidak terdapat hubungan sosial ekonomi dengan stunting nilai p = 0,930 (p>0,05) dan terdapat hubungan asupan sumber zinc dengan stunting nilai p = 0,016 (p<0,05) dan r = 0,352 kekuatan hubungan sedang. Kesimpulannya, tinggi badan ibu dan asupan sumber zinc berhubungan dengan stunting dan tidak terdapat hubungan antara sosial ekonomi dengan stunting.
PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT Salawati, Liza
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol.6 : No.1 (Mei, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i1.2665

Abstract

Keselamatan pasien  merupakan sebuah prioritas utama yang harus diprogramkan dan dilaksanakan oleh rumah sakit, yang bertujuan untuk melindungi pasien dari setiap kejadian tak terduga yang tak diharapkan. Pada tahun 2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam To Err Is Human, Building a Safer Health System melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16% kejadian tidak diharapkan. Hampir setiap tindakan dan perawatan di rumah sakit berpotensi tinggi untuk terjadinya kesalahan medis seperti kesalahan penentuan diagnosis penyakit, keterlambatan diagnosis, pemeriksaan awal yang tidak sesuai, tidak sesuai observasi, kesalahan pada tahap pengobatan seperti salah memberikan obat, pelaksaan terapi, dan lain lainnya. Pada tahun 2004, World Health Organization (WHO) mencanangkan Safety Is a Fundamental Principle of Patient  Care and   a Critical Component of  Quality Management, program tersebut merupakan program bersama dengan berbagai negara untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut rumah sakit harus  menerapkan sistim keselamatan pasien
Validitas dan Reliabilitas Modifikasi Oldenburg Burnout Inventory versi Bahasa Indonesia sebagai Modalitas Penilaian Burnout Akademik pada Mahasiswa Pratama, Rovy; Zahrani, Zahrani; Sari, Novita; Salawati, Liza; Saptenno, Lidya
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol. 4 No. 4 (2025): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - Agustus 20
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v4i4.23650

Abstract

Burnout merupakan fenomena umum yang terjadi pada pekerja yang potensial menurunkan produktivitas individu dan institusi. Populasi mahasiswa termasuk populasi rentan mengalami burnout dengan mekanisme yang serupa dengan pekerja yang dikenal dengan istilah burnout akademik. Sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan, instrumen penilaian adalah modalitas utama untuk deteksi dini burnout akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai validitas dan reliabilitas Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) versi bahasa Indonesia sebagai modalitas penilaian burnout akademik pada mahasiswa. Sebanyak 145 mahasiswa terlibat sebagai subjek dalam penelitian ini. Instrumen OLBI terdiri dua komponen utama exhaustion dan disengagement dengan total 16 item pertanyaan. Hasil analisis seluruh item exhaustion dan disengagement menunjukkan R hitung yang signifikan lebih besar dari R Hitung (R> 0.162) dengan nilai Cronbach's Alpha sebesar 0.663. Instrumen modifikasi OLBI versi Bahasa Indonesia valid dan reliabel untuk menilai burnout akademik pada populasi mahasiswa serta potensial untuk dijadikan sebagai modalitas skrining yang cepat dan efisien.
Analysis of Factors Related to Stigma of Health Worker and Medical Personnel Towards Hepatitis B at RSUDZA Banda Aceh Bakar, Azzaki Abu; Yusuf, Fauzi; Renaldi, Teuku; Salawati, Liza; Mahesa, Pocut Diva; Edward, Meutia Nailan
The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy Vol 26, No 2 (2025): VOLUME 26, NUMBER 2, AGUSTUS, 2025
Publisher : The Indonesian Society for Digestive Endoscopy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24871/2622025154-159

Abstract

Background: Hepatitis B is one of the infection disease that attacks liver and is often accompanied by stigma including among health worker and medical personnel. This research aiming for analyze related factors with the stigma of health worker and medical personnel towards Hepatitis B at RSUDZA Banda Aceh. Methods: This study was an observational analytics with design cross sectional. Data collection was conducted on November 19-29 at RSUDZA. The sample consisted of from 452 health workers and medical personnel at RSUDZA Banda Aceh which was selected use method accidental sampling. Results: Research results shows 49.6% health worker and medical personnel at RSUDZA Banda Aceh has high (i.e.: negative or discriminatory) stigma towards Hepatitis B. The results of data analysis using the Chi-square test with 95% CI and α 0.05 showed level of knowledge, profession and services have significant relationship with stigma towards hepatitis B, while age, gender, length of service, and training did not show a significant relationship.Conclusion: It can be concluded that there is a relationship between the level of knowledge, profession, and service with the stigma of health workers and medical personnel towards Hepatitis B. And there is no relationship between factors of age, gender, length of service and training with stigma towards Hepatitis B