Poetry Oktanauli, Poetry
Universitas Prof.DR.Moestopo Beragama

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Evaluasi Hasil Preparasi Servikal pada Model Kerja Gigi Tiruan Jembatan Nuning, Fransiska; Oktanauli, Poetry; Oktanauli, Poetry; Tyawati, Herjanti; Tyawati, Herjanti
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : Majalah Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketepatan preparasi tepi servikal merupakan elemen terpenting dalam mengevaluasi sebuah restorasi. Restorasi yang baik didapat dari hasil pencetakan yang akurat dengan tepi servikal yang sesuai. Sebuah restorasi dapat dikatakanberhasil bertahan di dalam rongga mulut jika tepi servikal dapat beradaptasi dengan permukaan garis tepi preparasi.Penelitian dilakukan pada 57 pasien dari mahasiswa yang sedang melakukan kerja di klinik prostodonsia. Kriteriapenelitian adalah tepat dan tidak tepat berdasarkan penelitian terdahulu yang mendapatkan hasil evaluasi sebanyak 70% pada model kerja. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi preparasi servikal pada model kerja yang termasuk tepat sebanyak 78,95%.ABSTRACT: Evaluation of Cervical Working Model Bridge Preparation. The accuracy of the cervical edge preparationis the most important element in evaluating a restoration. Good restoration results obtained from accurate impressionwith cervical corresponding side. A restoration was successful to survive in the oral cavity if it can adapt to the cervical edge surface preparation line side. The study was conducted on 57 patients of the students who are doing work in clinics Prosthodontics. Research criteria are appropriate and not appropriate based on previous research that gets results of the evaluation as much as 70% on the operating model. The results showed the assessment of cervical preparation in proper working model that included as many as 78,95%.
Evaluasi Hasil Preparasi Servikal pada Model Kerja Gigi Tiruan Jembatan Nuning, Fransiska; Oktanauli, Poetry; Oktanauli, Poetry; Tyawati, Herjanti; Tyawati, Herjanti
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : Majalah Kedokteran Gigi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketepatan preparasi tepi servikal merupakan elemen terpenting dalam mengevaluasi sebuah restorasi. Restorasi yang baik didapat dari hasil pencetakan yang akurat dengan tepi servikal yang sesuai. Sebuah restorasi dapat dikatakanberhasil bertahan di dalam rongga mulut jika tepi servikal dapat beradaptasi dengan permukaan garis tepi preparasi.Penelitian dilakukan pada 57 pasien dari mahasiswa yang sedang melakukan kerja di klinik prostodonsia. Kriteriapenelitian adalah tepat dan tidak tepat berdasarkan penelitian terdahulu yang mendapatkan hasil evaluasi sebanyak 70% pada model kerja. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi preparasi servikal pada model kerja yang termasuk tepat sebanyak 78,95%.ABSTRACT: Evaluation of Cervical Working Model Bridge Preparation. The accuracy of the cervical edge preparationis the most important element in evaluating a restoration. Good restoration results obtained from accurate impressionwith cervical corresponding side. A restoration was successful to survive in the oral cavity if it can adapt to the cervical edge surface preparation line side. The study was conducted on 57 patients of the students who are doing work in clinics Prosthodontics. Research criteria are appropriate and not appropriate based on previous research that gets results of the evaluation as much as 70% on the operating model. The results showed the assessment of cervical preparation in proper working model that included as many as 78,95%.
PENGARUH BERKUMUR DENGAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU TERHADAP HALITOSIS (DI PESANTREN KHUSUS YATIM AS-SYAFI’IYAH) Oktanauli, Poetry
JITEKGI Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : JITEKGI Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Halitosis adalah bau mulut yang tidak sedap. Sebagian besar masyarakat yang mengalami bau mulut tidak menyadarinya dan hanya sebagian kecil masyarakat yang datang ke dokter gigi mengeluhkan halitosis. Anggapan bahwa halitosis tidak memerlukan penanganan khusus, tidak sepenuhnya benar karena halitosis dapat memberikan dampak sosial yang mempengaruhi citra seseorang. Apabila berbicara terlalu dekat dengan penyandang halitosis, maka lawan bicara akan menutup hidung atau bahkan menghindar. Tujuan: melalui penelitian ini, dapat diketahui apakah air seduhan teh hijau dapat menurunkan skor halitosis. Bahan dan cara: alat dan bahan yang digunakan adalah halimeter dan air rebusan teh hijau. Subjek penelitian tidak diperkenankan untuk makan dan minum selama 90 menit sebelum penelitian dilakukan, skor halitosis diukur sebelum dan sesudah berkumur dengan air rebusan teh hijau. Kesimpulan: penyebab utama dari halitosis adalah gas Volatile Sulfur Compounds (VSC). Teh hijau adalah jenis teh yang memiliki kandungan katekin yang sangat tinggi. Katekin adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab halitosis. Berkumur dengan air rebusan teh hijau telah terbukti mampu mengurangi skor halitosis. Oleh sebab itu, masyarakat dapat mulai memanfaatkan teh hijau sebagai alternatif lain dalam mencegah terjadinya halitosis.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERUBAHAN GINGIVA PADA PEROKOK Oktanauli, Poetry; Taher, Pinka; Andini, Nabilla Putri
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i2.844

Abstract

Pendahuluan: rokok dapat menimbulkan efek yang berbahaya pada setiap jaringan tubuh termasuk rongga mulut, salah satunya gingiva. Dampak negatif merokok antara lain gingivitis dan pigmentasi gingiva. Tujuan: untuk memberikan informasi mengenai frekuensi perubahan gingiva pada perokok, sehingga diharapkan para perokok dapat menghentikan kebiasaan merokok. Hasil: hasil penelitian menunjukkan dari 30 subjek penelitian yang diperiksa, sebanyak 27 subjek mengalami pigmentasi gingiva, 29 subjek mengalami gingivitis, 18 subjek memiliki skor gingiva berupa inflamasi ringan dan 12 subjek mengalami inflamasi sedang. Diskusi: pigmentasi gingiva disebabkan karena kandungan nikotin dan benzopyrene dalam asap rokok yang merangsang produksi melanin berlebihan yang berasal dari melanosit. Gingivitis pada perokok terjadi karena kandungan tar yang mengendap pada gigi, menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga plak mudah melekat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa di FKG UPDM(B) dengan jumlah subjek penelitian 30 orang yang diambil dengan cara quota sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pemeriksaan klinis gingiva secara visual dan pemeriksaan status gingiva berdasarkan indeks gingiva. Kesimpulan: merokok terbukti dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada gingiva.
EFEK OBAT KUMUR BERALKOHOL TERHADAP JARINGAN RONGGA MULUT (Kajian Pustaka) Oktanauli, Poetry; Taher, Pinka; Prakasa, Adam Dwi
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.850

Abstract

Obat kumur merupakan agens kimiawi berbentuk larutan yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut. Berdasarkan komposisinya, obat kumur dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu obat kumur beralkohol, obat kumur bebas alkohol dan obat kumur herbal. Masyarakat lebih memilih obat kumur karena bersifat praktis dan mudah digunakan, namun banyak obat kumur mengandung alkohol beredar di pasaran dan bila digunakan dalam jangka waktu panjang dapat memberikan efek buruk terhadap rongga mulut. Kandungan alkohol dalam obat kumur dapat mengakibatkan terjadinya burning sensation, oral pain dan perubahan warna gigi serta mampu memicu terjadinya kanker mulut. Diharapkan masyarakat dapat lebih memahami efek obat kumur mengandung alkohol terhadap rongga mulut sehingga dapat memilih obat kumur yang aman untuk digunakan.
THE EFFECT OF HERBAL MOUTHWASH (BETEL LEAF) AGAINST HALITOSIS IN ELDERLY Oktanauli, Poetry
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v16i1.611

Abstract

Background: elderly generally experience a decreased in oral hygiene, number of teeth, mucosal sensitivity of the oral cavity and xerostomia. Xerostomia can cause the decreased in oral hygiene and cause an increase in bad breath (halitosis). One of halitosis therapy that can be done is by using mouthwash. Of the various types of mouthwash on the market, the effectiveness of herbal mouthwash against halitosis is unknown. This research is using herbal mouthwash containing betel leaves, becauseit has an antibacterial, antioxidant and antifungal ability. Purpose : to give information on the benefits of herbal mouthwash on decreasing halitosis score in elderly. Method: this was a clinical experimental research with cross sectional approach. Spearman correlation test was used to determine the effect of herbal mouthwash on decreasing halitosis scores. The numbers of subject were 30 and obtained by quota sampling. Data collection was done by measuring initial and final halitosis score after rinsing with herbal mouthwash (betel leaf), using Tanita breath checker. Tanita breath checker is an innovative palm-sized monitor that can detect and measure the presence of volatile sulfur compound (VSC) by displaying the level of halitosis. Result: the result showed a decrease in halitosis score before and after rinsing with herbal mouthwash (betel leaf). A significant decrease in the halitosis score is indicated by the p=0,000 obtained from the results of the Spearman correlation test. There was a significant decrease in the halitosis score after rinsing with herbal mouthwash. Conclusion: the present study showed that the decrease in halitosis score is due to the betel leaf containing essential oils. The largest content of essential oils is kavikol and betlephenol. Kavikol has an antibacterial power five times stronger than phenol. Thus, herbal mouthwash (betel leaf) can be used as an alternative therapy to overcome halitosis in the elderly.
PENGARUH BERKUMUR DENGAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU TERHADAP HALITOSIS (DI PESANTREN KHUSUS YATIM AS-SYAFIIYAH) Poetry Oktanauli
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 14, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v14i1.612

Abstract

Pendahuluan: Halitosis adalah bau mulut yang tidak sedap. Sebagian besar masyarakat yang mengalami bau mulut tidak menyadarinya dan hanya sebagian kecil masyarakat yang datang ke dokter gigi mengeluhkan halitosis. Anggapan bahwa halitosis tidak memerlukan penanganan khusus, tidak sepenuhnya benar karena halitosis dapat memberikan dampak sosial yang mempengaruhi citra seseorang. Apabila berbicara terlalu dekat dengan penyandang halitosis, maka lawan bicara akan menutup hidung atau bahkan menghindar. Tujuan: melalui penelitian ini, dapat diketahui apakah air seduhan teh hijau dapat menurunkan skor halitosis. Bahan dan cara: alat dan bahan yang digunakan adalah halimeter dan air rebusan teh hijau. Subjek penelitian tidak diperkenankan untuk makan dan minum selama 90 menit sebelum penelitian dilakukan, skor halitosis diukur sebelum dan sesudah berkumur dengan air rebusan teh hijau. Kesimpulan: penyebab utama dari halitosis adalah gas Volatile Sulfur Compounds (VSC). Teh hijau adalah jenis teh yang memiliki kandungan katekin yang sangat tinggi. Katekin adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab halitosis. Berkumur dengan air rebusan teh hijau telah terbukti mampu mengurangi skor halitosis. Oleh sebab itu, masyarakat dapat mulai memanfaatkan teh hijau sebagai alternatif lain dalam mencegah terjadinya halitosis.
EFEK OBAT KUMUR BERALKOHOL TERHADAP JARINGAN RONGGA MULUT (Kajian Pustaka) Poetry Oktanauli; Pinka Taher; Adam Dwi Prakasa
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i1.850

Abstract

Obat kumur merupakan agens kimiawi berbentuk larutan yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut. Berdasarkan komposisinya, obat kumur dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu obat kumur beralkohol, obat kumur bebas alkohol dan obat kumur herbal. Masyarakat lebih memilih obat kumur karena bersifat praktis dan mudah digunakan, namun banyak obat kumur mengandung alkohol beredar di pasaran dan bila digunakan dalam jangka waktu panjang dapat memberikan efek buruk terhadap rongga mulut. Kandungan alkohol dalam obat kumur dapat mengakibatkan terjadinya burning sensation, oral pain dan perubahan warna gigi serta mampu memicu terjadinya kanker mulut. Diharapkan masyarakat dapat lebih memahami efek obat kumur mengandung alkohol terhadap rongga mulut sehingga dapat memilih obat kumur yang aman untuk digunakan.
THE EFFECT OF HERBAL MOUTHWASH (BETEL LEAF) AGAINST HALITOSIS IN ELDERLY Poetry Oktanauli; Pinka Taher; Dyah Munsyi Aulia
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v16i1.611

Abstract

Latar belakang: lansia mengalami penurunan kebersihan mulut, berkurangnya jumlah gigi, menurunnya sensitivitas mukosa mulut, dan xerostomia.Xerostomiadapat menyebabkan menurunnya kebersihan mulutdan mengakibatkan terjadinya peningkatan bau mulut (halitosis). Salah satu terapi halitosis yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan obat kumur.Dari berbagai jenis obat kumur yang terdapat di pasaran, belum diketahui efektivitas dari penggunaan obat kumur herbal terhadap halitosis. Penelitian ini menggunakan obat kumur herbal yang mengandung daun sirih, karena daun sirih memiliki kemampuan antibakteri, antioksidan dan antijamur. Tujuan : penelitian ini bertujuan memberikan informasi tentang manfaat obat kumur herbal pada penurunan skor halitosis pada lansia. Metode: penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis dengan pendekatan cross sectional. Subjek berjumlah30, diambil dengan cara quota sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur skor halitosis awal dan akhir setelah berkumur dengan obat kumur herbal (daun sirih), menggunakan Tanitabreathchecker. Tanita breath checker adalah monitor seukuran telapak tangan yang dapat mendeteksi dan mengukur keberadaan senyawa volatile sulfur compound (VSC) dengan menampilkan level halitosis. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menentukan efek obat kumur herbal pada penurunan skor halitosis.Hasil: terdapat penurunan skor halitosis sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur herbal (daun sirih). Penurunan signifikan dalam skor halitosis ditunjukkan oleh p = 0,000.Kesimpulan: penelitian menunjukkan bahwa penurunan skor halitosis disebabkan oleh kandungan minyak atsiri dalam daun sirih. Kandungan terbesar minyak atsiri adalah kavikol dan betlephenol. Kavikol memiliki daya antibakteri lima kali lebih kuat dibandingkan fenol. Dengan demikian, obat kumur herbal (daun sirih) dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk mengatasi halitosis pada lansia.
DISTRIBUSI FREKUENSI PERUBAHAN GINGIVA PADA PEROKOK Poetry Oktanauli; Pinka Taher; Nabilla Putri Andini
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v13i2.844

Abstract

Pendahuluan: rokok dapat menimbulkan efek yang berbahaya pada setiap jaringan tubuh termasuk rongga mulut, salah satunya gingiva. Dampak negatif merokok antara lain gingivitis dan pigmentasi gingiva. Tujuan: untuk memberikan informasi mengenai frekuensi perubahan gingiva pada perokok, sehingga diharapkan para perokok dapat menghentikan kebiasaan merokok. Hasil: hasil penelitian menunjukkan dari 30 subjek penelitian yang diperiksa, sebanyak 27 subjek mengalami pigmentasi gingiva, 29 subjek mengalami gingivitis, 18 subjek memiliki skor gingiva berupa inflamasi ringan dan 12 subjek mengalami inflamasi sedang. Diskusi: pigmentasi gingiva disebabkan karena kandungan nikotin dan benzopyrene dalam asap rokok yang merangsang produksi melanin berlebihan yang berasal dari melanosit. Gingivitis pada perokok terjadi karena kandungan tar yang mengendap pada gigi, menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga plak mudah melekat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa di FKG UPDM(B) dengan jumlah subjek penelitian 30 orang yang diambil dengan cara quota sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pemeriksaan klinis gingiva secara visual dan pemeriksaan status gingiva berdasarkan indeks gingiva. Kesimpulan: merokok terbukti dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada gingiva.