Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

KARAKTERISTIK SERAT NANO PVA YANG DIBUAT MENGGUNAKAN ELEKTROSPINNING DENGAN KOLEKTOR STATIK WIBOWO, ZANETA HELGA LOVELY; SYAKIR, NORMAN; FITRILAWATI, F; FAIZAL, FERRY; SAFRIANI, LUSI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 12, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5163.98 KB) | DOI: 10.24198/jme.v12i01.43204

Abstract

Metode electrospinning adalah metode pembuatan nanofiber dengan menggunakan pengaruh medan listrik untuk menghasilkan pancaran larutan polimer yang bermuatan listrik. Pada penelitian ini dilakukan studi pembuatan nanofiber polivinil alkohol (PVA) dari larutan PVA dengan berbagai viskositas menggunakan peralatan electrospinning dengan kolektor statik. Dengan menggunakan Scanning electron microscopy (SEM) tampak bahwa nanofiber yang dihasilkan dengan menggunakan parameter tegangan 15 kV, laju alir 0,5 mL/jam, dan jarak antara ujung jarum dengan kolektor 10 cm,  adalah homogen, kontinu, dan tanpa bead (beads free). Dari citra SEM dan bantuan software ImageJ, yang dilanjutkan dengan fitting menggunakan software Origin didapatkan bahwa diameter fiber rata-rata yang dihasilkan dari larutan PVA dengan viskusitas 324 mPas, 659 mPas, dan 1.210 mPas adalah berturut-turut 173,79 nm, 189,5 nm, dan 315,73 nm. Tampak bahwa semakin besar viskositas larutan PVA yang digunakan maka diameter dari nanofiber yang dihasilkan juga semakin besar.Kata kunci: PVA, nanofiber, electrospinning, viskositas, diameter 
PERBANDINGAN PENDEKATAN FUNGSI GAUSS DAN FUNGSI LORENTZ PADA DEKOMPOSISI POLA XRD OKSIDA GRAFENA DAN OKSIDA GRAFENA TEREDUKSI SAFIRA, VINNY RAMADIANITA NUR; PERKASA, MUHAMMAD BAYU; FITRILAWATI, F; SYAKIR, NORMAN
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 12, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1458.785 KB) | DOI: 10.24198/jme.v12i01.43250

Abstract

Dekomposisi terhadap data X-ray Diffraction (XRD) menjadi penting untuk dilakukan ketika pola difraktogram yang dihasilkan pada suatu bahan memiliki karakteristik yang melebar atau tidak simetris. Dibandingkan dengan identifikasi pola XRD yang standar, identifikasi melalui dekomposisi data XRD dapat memberikan informasi yang lebih tepat. Ada beberapa parameter yang dapat diperoleh melalui dekomposisi pola XRD antara lain: posisi puncak, nilai full width at half maximum (FWHM), dan nilai intensitas dari tiap puncak. Dalam penelitian ini dilakukan dekomposisi data XRD bahan graphene oxide (GO) dan reduced graphene oxide (rGO) dengan menggunakan dua pendekatan fungsi, yakni fungsi Gauss dan fungsi Lorentz. Dekomposisi menggunakan scientific graphic software menunjukkan data XRD GO menghasilkan nilai R-square yang lebih tinggi ketika digunakan pendekatan fungsi Lorentz, sedangkan data XRD rGO menghasilkan nilai R-square yang lebih tinggi ketika digunakan pendekatan fungsi Gauss. Dekomposisi data XRD GO menghasilkan sebuah puncak dengan nilai 2θ=10,781° yang bersesuaian dengan jarak antar lapisan d=8,2 Å. Dekomposisi data XRD rGO menghasilkan empat puncak yang diindikasikan sebagai satu fase GO dan tiga fase rGO yang berbeda-beda. Masing-masing puncak 2θ pada hasil dekomposisi data rGO tersebut berkaitan dengan jarak antar lapisan tiap fase secara berurutan adalah 7,34 Å; 4,30 Å; 3,67 Å; dan 3,38 Å.Kata kunci: pola XRD, dekomposisi, fungsi Gauss, fungsi Lorentz, oksida grafena
STUDI REDUKSI GRAPHENE OXIDE SECARA KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN ASCORBIC ACID YANG RAMAH LINGKUNGAN FITHRI, HAFIDHEA LUTHFIANA; FITRILAWATI, F; SYAKIR, NORMAN
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 12, No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.069 KB) | DOI: 10.24198/jme.v12i02.45078

Abstract

Untuk menghasilkan bahan graphene like dalam jumlah besar sering dipergunakan proses reduksi secara kimia dengan menggunakan senyawa hydrazine sebagai agen pereduksi, namun senyawa tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan. Sebagai pengganti hydrazine, banyak diteliti ascorbic acid (AA) sebagai agen pereduksi yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini untuk menghasilkan reduced graphene oxide (rGO) dilakukan proses reduksi graphene oxide (GO) secara kimia dengan menggunakan ascorbic acid. Proses reduksi dilakukan dengan mencampurkan dispersi GO dengan larutan AA yang dilanjutkan dengan pengadukan selama 24 jam pada suhu 65°C. Hasil karakterisasi dengan  spektrofotometer  UV-Vis memperlihatkan adanya penurunan nilai bandgap dari 3,36 eV pada GO menjadi sebesar 2,63 eV setelah dikenakan proses reduksi menggunakan AA. Spektrum Fourier-Transform Infrared (FTIR) dari rGO menunjukkan penurunan gugus fungsi oksigen setelah dilakukan reduksi dengan AA. Selain itu hasil pengukuran Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (EDS) menunjukkan peningkatan rasio  C/O dari 1,27  menjadi 2,74  dan hasil pengukuran X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan penurunan jarak interlayer dari 8,2 Å menjadi 3,198 Å setelah dilakukan proses reduksi.Kata kunci: reduksi secara kimia, graphene oxide,reduced graphene oxide, ascorbic acid
PENGARUH PH TERHADAP EFISIENSI ADSORPSI METIL BIRU OLEH OKSIDA GRAFENA DHARMAKALIH, SALSABILA AZ ZAHRANI; SYAKIR, NORMAN; F, FITRILAWATI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 14, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v14i1.52185

Abstract

Graphene Oxide (GO) merupakan material yang banyak diteliti sebagai adsorben untuk menghilangkan polutan warna dalam air karena memiliki karakteristik luas permukaan spesifik yang tinggi . Pada penelitian ini dipelajari pengaruh pH terhadap efisiensi GO dalam mengadsorpsi Methylene Blue (MB). Uji adsorpsi dilakukan dengan mencampur dispersi GO (1 mg/mL) dan larutan MB (5 mg/L) dengan rasio massa GO:MB=1:1 pada berbagai variasi pH. Campuran tersebut diaduk dalam rentang waktu tertentu, kemudian sampel tersebut dicuplik untuk diukur absorbansi maksimum MB untuk mengestimasi efisiensinya. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pH larutan MB dapat mempengaruhi efisiensi GO dalam mengadsorpsi MB. Pada kondisi basa dengan pH 9, efisiensinya 79%, sedangkan pada kondisi asam dengan pH 3 efisiensinya 31%. Namun, ketika pH larutan MB ditingkatkan menjadi 11, efisiensi adsorpsi berubah menjadi 53%. Kata kunci: Adsorpsi, graphene oxide (GO), methylene blue (MB), pH, efisiensi
PENGARUH TINGKAT KEASAMAN LARUTAN PENUMBUH PADA MORFOLOGI NANOROD FAUZIYYAH, SABRINA GHAIDA; PUTRI, AMARIS EVANIA; SARAGI, TOGAR; SYAKIR, NORMAN; SAFRIANI, LUSI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 13, No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v13i01.48777

Abstract

Nanostruktur ZnO satu dimesi (1D), terutama nanorods, memiliki keunggulan diantaranya mudah difabrikasi, proses sederhana serta biaya yang relatif murah. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses fabrikasi nanorod ZnO adalah pH dari larutan penumbuhnya. Pada penelitian ini, ZnO akan ditumbuhkan pada seed layer ZnO menggunakan metode self-assembly pada kondisi penumbuhan dalam lingkungan asam (acidic growth) membentuk morfologi nanorod ZnO. Kondisi lingkungan asam dilakukan dengan menambahkan hydrochloric acid (HCl) pada saat proses penumbuhan. Untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan asam, dilakukan variasi tingkat keasaman (pH) mulai dari 4, 5, dan 6. Hasil pengukuran X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa nanorod ZnO yang terbentuk memiliki struktur hexagonal wurtzite dengan orientasi bidang dominan pada hkl (002). Berdasarkan hasil foto Scanning Electron Microscope (SEM), pH larutan penumbuh mempengaruhi morfologi nanorod ZnO. Ukuran diameter nanorod ZnO mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya keasaman larutan penumbuh. Nanorod ZnO dengan pH 6 menunjukkan hasil nanorod yang paling merata dengan diameter paling kecil.Kata kunci: zinc oxide, nanorod, self-assembly, penumbuhan dalam lingkungan asam
STUDI SIFAT OPTIK PADA MATERIAL HIBRID P3HT:NANOPARTIKEL ZnO MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI UV-VIS Eda, Sukma Jan; Azizah, Euis Siti Nur; Aprilia, Annisa; Syakir, Norman; Saragi, Togar; Safriani, Lusi; Risdiana, Risdiana
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v14i2.54297

Abstract

Poly(3-hexylthiophene) (P3HT) merupakan polimer konduktif yang memiliki sifat listrik dan optik yang baik sehingga diaplikasikan sebagai material aktif pada sel surya. Akan tetapi, mobilitas pembawa muatan pada P3HT masih rendah, sehingga dicampurkan dengan material lain yang memiliki mobilitas pembawa muatan lebih baik. Salah satu material yang memiliki mobilitas pembawa muatan yang baik adalah nanopartikel ZnO. Penambahan nanopartikel ZnO pada P3HT memunculkan adanya sistem donor-acceptor sehingga terdapat transfer elektron dalam material hibrid P3HT:nanopartikel ZnO yang berpengaruh terhadap sifat listrik dan optik material. Pada paper ini, nanopartikel ZnO disintesis dengan metode sol-gel dan dikarakterisasi TEM dan XRD untuk melihat ukuran partikel dan kristalitnya. Selanjutnya, sifat optik material hibrid P3HT:nanopartikel ZnO diuji dengan spektroskopi UV-Vis. Hasil pengukuran TEM dan XRD menunjukkan ukuran partikel dan kristalit nanopartikel ZnO masing-masing 8 nm dan 3,877 nm. Hasil spektroskopi UV-Vis menunjukkan rentang absorbansi nanopartikel ZnO berada di daerah UV, yaitu 330-400 nm. Pada P3HT dan P3HT:nanopartikel ZnO, absorbansi berada di daerah UV-Vis, yaitu 350-650 nm. Secara umum, penambahan nanopartikel ZnO tidak berpengaruh terhadap perubahan daerah absorbansi dan cenderung didominasi oleh P3HT yang dapat dikarenakan perbedaan rasio P3HT dan nanopartikel ZnO pada material P3HT:nanopartikel ZnO. Meskipun begitu, penambahan nanopartikel ZnO berpengaruh terhadap pergeseran panjang gelombang cut-off ke daerah UV sehingga meningkatkan energi gap material. Peningkatan energi gap pada material hibrid P3HT:nanopartikel ZnO dikarenakan adanya peningkatan mobilitas elektron pada material akibat penambahan nanopartikel ZnO pada P3HT.Kata kunci: karakteristik optik, P3HT:nanopartikel ZnO, spektroskopi UV-Vis
PENGARUH PH PADA EFISIENSI ADSORPSI DAN KAPASITAS DALAM PROSES ADSORPSI RHODAMINE B OLEH GRAPHENE OXIDE Yuliani, Dilla Dwi; F, FITRILAWATI; Syakir, Norman
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 14, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v14i2.53131

Abstract

Graphene Oxide (GO) banyak digunakan sebagai material adsorben pewarna sintetis karena memiliki luas permukaan spesifik yang tinggi dan memiliki gugus fungsi oksigen yang bersifat hidrofilik. Pada penelitian ini dikaji kemampuan GO mengadsorpsi Rhodamine B (RhB) pada berbagai kondisi pH. Eksperimen adsorpsi dilakukan dengan mencampur dispersi GO (1 mg/mL) dan larutan RhB (5 mg/L) dengan rasio massa GO:RhB=1:10 pada berbagai variasi pH. Campuran tersebut diaduk dalam rentang waktu tertentu, kemudian sampel tersebut dicuplik untuk diukur absorbansi maksimum RhB untuk mengestimasi efisiensinya. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pH larutan RhB dapat mempengaruhi efisiensi GO dalam mengadsorpsi RhB. Efisiensi adsorpsi maksimum dan kapasitas maksimum terjadi pada pH 3,6 (larutan HCl) sebesar 67,3% dengan kapasitas sebesar 65,03 mg/g. Efisiensi adsorpsi minimum dan kapasitas minimum terjadi pada pH 9,9 (larutan KOH) yaitu sebesar 47,3% dengan kapasitas 45,67 mg/g. Model kinetika pseudo first order merupakan model kinetika yang cocok dengan hasil eksperimen adsorpsi terjadi secara fisik.