Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

CORRELATIONS OF CADMIUM EXPOSURE WITH THE UREUM AND CREATININE SERUM LEVELS IN BATURADEN ORNAMENTAL PLANT FARMERS Nafiisah, Nafiisah; Laksana, Agung Saprasetya Dwi; Mulyanto, Joko
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10416

Abstract

ABSTRACT  Baturaden ornamental plant farmers use pesticides and fertilizers containing cadmium to increase growth and plant diseases control. Cadmium is a very toxic heavy metal. Small doses of cadmium exposure in over a long time through respiratory tract, digestion, and skin penetration causes a workload on the kidneys. It resulting kidney damage that characterized by increased ureum and creatinine serum levels. The aimed of this study was determine the correlation of cadmium exposure to kidney function in terms of urea and creatinine serum levels. The research design was an observational analytic approach with cross sectional method. The respondents were 43 farmers. Research data were collected by interviews, measured the  urea and creatinine serum levels, also the cadmium urine levels. Data were analyzed by Spearman test. The results showed that there was a weak significant correlation between cadmium urine to ureum (r= 0.399 and p= 0.008) and creatinine serum levels (r= 0.331 and p= 0.03). We concluded that cadmium exposured correlated with increased ureum and creatinine serum levels.Keywords: Cadmium, Urea Serum Level, Creatinine Serum Level, Ornamental Plant Farmers                                                                                                       ABSTRAK Petani tanaman hias di Baturaden menggunakan pestisida dan pupuk yang mengandung kadmium untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengendalian penyakit tanaman. Kadmium adalah logam berat yang sangat beracun. Paparan kadmium dosis kecil dalam jangka waktu yang lama melalui saluran pernafasan, pencernaan, dan penetrasi kulit menyebabkan beban kerja pada ginjal. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan ginjal yang ditandai dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan kadmium terhadap fungsi ginjal ditinjau dari kadar ureum dan kreatinin serum. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan metode cross sectional. Respondennya sebanyak 43 petani. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara, pengukuran kadar urea dan kreatinin serum, serta kadar kadmium urin. Data dianalisis dengan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna yang lemah antara kadar kadmium urin dengan kadar serum ureum (r= 0,399 dan p= 0,008) dan kreatinin (r= 0,331 dan p= 0,03). Kami menyimpulkan bahwa paparan kadmium berkorelasi dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum.Kata Kunci: Kadmium, Kadar Ureum Serum, Kadar Kreatini Serum, Petani Tanaman Hias
EFEK POLIMORFISME GENA GSTP-1 TERHADAP AKTIVITAS GLUTATION S-TRANSFERASE (GST) PADA INDIVIDU TERPAPAR LOGAM BERAT TIMBAL (Effect of GSTP-1 Gene Polymorphismson Glutation S- Transferase (GST) Activity in Heavy Metals Lead-Exposed Individual) Hernayanti Hernayanti; Agung Saprasetya Dwi Laksana; Saefuddin Aziz
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 22, No 3 (2015): November
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.18755

Abstract

ABSTRAKGena GSTP-1 merupakan penghasil enzim glutation S- transferase (GST), yang berfungsi dalam proses detoksifikasi senyawa toksik di hati. Faktor keberadaan polimorfisme gena GSTP-1 akan menyebabkan penurunan ekspresi GST, sehingga proses detoksifikasi terhadap senyawa toksik akan terhambat. Kerentanan terhadap paparan senyawa toksik pada manusia akan meningkat apabila dijumpai polimorfisme gena. Salah satu senyawa toksik yang dapat menghambat aktivitas GST adalah timbal (Pb), terutama dalam bentuk tetra ethyl lead (TEL). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh polimorfisme gena GSTP-1 terhadap aktivitas GST pada individu terpapar Pb, yang diwakili pekerja bengkel mobil. Faktor keberadaan polimorfisme gena individu ditentukan dengan metode PCR-RFLP dan enzim restriksi BsmA1. Parameter yang diukur adalah kadar Pb dan aktivitas GST. Analisis molekuler gena GSTP-1 dilakukan secara deskriptif. Data kadar Pb dan aktivitas GST dianalisis dengan uji t independent. Hasil analisis gena GSTP-1 dari 40 orang subyek kasus setelah dilakukan digesti dengan enzim BsmA1, ditemukan sebanyak 10 orang individu dengan polimorfisme Ile105Val gena GSTP 1 atau sekitar 25% dengan genotip Ile-Val, sedangkan 30 orang atau 75% ditemukan tanpa polimorfisme dengan genotip Ile-Ile. Pita DNA individu dengan polimorfisme terpotong menjadi 3 fragmen sepanjang 176, 91 dan 85 pp (mutan heterozygot), sedangkan tanpa polimorfisme terletak pada 176 bp. Subyek kasus dengan polimorfisme gena GSTP-1 memiliki kadar Pb lebih tinggi dan aktivitas GST lebih rendah dibandingkan individu non polimorfisme. Telah terbukti bahwa polimorfisme gena GSTP-1 menyebabkan penurunan ekspresi enzim GST. Pada individu terpapar Pb dengan polimorfisme gena GSTP-1 memiliki aktivitas GST lebih rendah dibandingkan individu tanpa polimorfisme.ABSTRACTGSTP-1 gene regulates the expression of gluthation S-transferase enzyme, which role in detoxification of toxicant on liver. If the polymorphisms gene is found in individual, the production of GST is decreased and the enzyme failed to eliminate toxicants. Lead is one of toxic agents that could inhibite GST activity especially tetra ethyl lead (TEL). The susceptibility to lead exposure will increase if the polymorphisms gene is found in population. The objective of this studies were to know the effect of gene GSTP-1 polymorphisms to GST activity on lead-exposed individual ie. autorepair workers. The genotype individu were analyzed by Polymerase Chain Reaction (PCR)-Restriction Fragment Length Polymorphisms with BsmA1 restriction enzyme followed by descriptived analyzed. Parameter recorded were blood lead and GST activity and data were analyzed by independent t-test. These result showed that 25% of 40 individual cases subject were detected by enzyme BsmA1 as polymorphisms individual of GSTP-1 gene, with Ile105Val genotype. As many as 75% were detected as non polymorphisms with Ile-Ile genotype. Three fragment DNA of polymorphisms individual of GSTP-1 is located on 176, 91 and 85 bp (heterozygote mutant) but non polymorphisms individual is only located on 176 bp. The Pb level of individual with polymorphisms GSTP-1 gene is higher than non polymorphisms individual but their GST activity was lower than non polymorphisms individual. It could be concluded that polymorphisms GSTP-1 gene could decrease the expression gene of GST enzyme and intoxication of lead-exposured could increased the decreasing of this activity.
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Pengelolaan Limbah Infeksius Rumah Tangga dari Penanganan Covid-19 di Desa Sokaraja Tengah Siti Munfiah; Yudhi Wibowo; Agung Saprasetya Dwi Laksana; Octavia Permata Sari; Anriani Puspita Karunia Ning Widhi
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2023): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2023.1.1.9394

Abstract

Meningkatnya kasus COVID-19 menyebabkan semakin banyak jumlah pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri. Kondisi demikian menyebabkan timbulan limbah infeksius dari rumah tangga semakin meningkat. Limbah infeksius apabila tidak dikelola dengan baik, dapat menjadi media penyebaran virus COVID-19. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola limbah infeksius rumah tangga. Metode pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan sosialisasi, pelatihan pembuatan disinfektan, pelatihan pengelolaan limbah infeksius rumah tangga dan penerapan teknologi tepat guna berupa sprayer disinfeksi dan alat pelindung diri bagi petugas pengelola sampah. Peserta pengabdian kepada masyarakat adalah satgas COVID-19, tokoh masyarakat, perangkat desa, PKK, karang taruna, kader kesehatan dan petugas pengelola limbah infeksius rumah tangga. Pengelolaan limbah infeksius rumah tangga berpedoman pada Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SE.2/MENLHK/PSLB3/PLB.3/2020 dan Nomor SE.3/MENLHK/PSLB.3/3/2021. Pengurangan timbulan sampah dapat dilakukan dengan menggunakan masker guna ulang dari bahan kain tiga lapis. Apabila menggunakan masker sekali pakai maka sebelum dibuang ke tempat sampah dilakukan disinfeksi dan merusak masker dengan cara dirobek atau digunting. Hasil evaluasi diperoleh peningkatan pengetahuan yang bermakna sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan. Peserta pengabdian kepada masyarakat diharapkan untuk menerapkan dan menyebarluaskan informasi kepada keluarga dan masyarakat luas.
Edukasi Pola Hidup Sehat dan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis Pasien Diabetes Melitus di Klinik Pratama Rawat Jalan Sidabowa Siti Munfiah; Yudhi Wibowo; Diah Krisnansari; Agung Saprasetya Dwi Laksana
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.1.2.9980

Abstract

Prevalensi Penyakit Ginjal Kronis (PGK) setiap tahunnya semakin meningkat. Diabetes Melitus (DM) mempunyai risiko terhadap kejadian gagal ginjal kronik sebesar 4,1 kali. Kerusakan fungsi ginjal akibat DM dapat dicegah dengan cara edukasi tentang pola hidup sehat dan deteksi dini. Permasalahan yang dihadapi mitra antara lain pasien DM belum mengetahui pola hidup sehat dan cara deteksi dini kerusakan ginjal dengan menghitung GFR. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dan upaya deteksi dini PGK, serta meningkatkan keterampilan perhitungan GFR untuk mengetahui derajat fungsi ginjal. Metode pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan edukasi melalui penyuluhan tentang pola hidup sehat bagi pasien DM, pemberian materi dan leaflet tentang PGK serta pelatihan perhitungan GFR menggunakan aplikasi eGFR Calculators. Hasil evaluasi kegiatan diperoleh peningkatan pengetahuan setelah pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan. Peserta pengabdian kepada masyarakat diharapkan untuk menerapkan pola hidup sehat dan mempraktekkan keterampilan menghitung eGFR sehingga penurunan fungsi ginjal dapat dicegah.
THE EFFECT OF MORINGA LEAF TEA CONSUMPTION ON BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION SUFFERERS AMONG PROLANIS PARTICIPANTS AT THE SIDABOWA PRIMARY CLINIC, PATIKRAJA DISTRICT, BANYUMAS REGENCY Pratomo, Anugrah Dimas; Krisnansari, Diah; Laksana, Agung Saprasetya Dwi
Mandala Of Health Vol 18 No 1 (2025): Mandala of Health: A scientific Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2025.18.1.15836

Abstract

Hypertension is a condition where blood pressure is higher than normal, and one of its causes is increased inflammation and oxidative stress. Moringa leaves contain high levels of antioxidants, such as flavonoids, which can help control blood pressure as an effort to prevent complications from hypertension. The study aimed to determine the effect of moringa leaf tea consumption on blood pressure in hypertension sufferers among Prolanis participants at the Sidabowa Primary Clinic, Patikraja District, Banyumas Regency. An analytical observational study with a case-control design, which was selected through total sampling. Data analysis was performed using the Independent T Test. The respondents of this study numbered 41 individuals. The results of this study showed the significance values of the blood pressure changes between the two groups: systolic blood pressure 0.146 (p>0.05) and diastolic blood pressure 0.258 (p>0.05), which means there was no effect of moringa leaf tea consumption on blood pressure in hypertension sufferers among Prolanis participants. Consumption of moringa tea did not change the blood pressure of hypertensive patients in prolanis participants of Sidabowa Primary Outpatient Clinic, Patikraja District, Banyumas Regency after consuming moringa tea for 14 days. However, the decrease in systolic blood pressure was greater in the case group.
HUBUNGAN KADAR TIMBAL, ARSEN, DAN AIR RAKSA DENGAN STATUS GIZI ANAK CEREBRAL PALSY DI KABUPATEN BANYUMAS Widodo, Azzahra Wuri; Laksana, Agung Saprasetya Dwi; Kuncoro, Prasetyo Tri
Mandala Of Health Vol 17 No 1 (2024): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2024.17.1.11453

Abstract

Latar Belakang Salah satu faktor risiko penyebab cerebral palsy adalah paparan logam berat. Timbal (Pb), arsen (As), dan air raksa (Hg) merupakan logam berat yang neurotoksik. Pb, Hg, dan As juga dapat mempengaruhi status gizi anak normal maupun anak cerebral palsy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar Pb, As, dan Hg dengan status gizi anak cerebral palsy di Kabupaten Banyumas. Metode Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel ditetapkan dengan non probability sampling menggunakan metode consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner data diri, mengukur tinggi dan berat badan, serta memotong rambut anak untuk dilakukan pemeriksaan kadar Pb, As dan Hg dengan spektrofotometer serapan atom (SSA). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Spearman. Hasil didapatkan sebanyak 24 anak cerebral palsy usia 1-12 tahun. Karakteristik data yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin didapatkan mayoritas laki-laki (54,2%) dan berdasarkan usia paling banyak berusia 6-12 tahun (70,8%). Uji statistik menunjukkan kadar Pb (p = 0,716) tidak berhubungan dengan status gizi anak cerebral palsy di Kabupaten Banyumas. Hasil uji statistik kadar arsen (p = 0,681) tidak berhubungan dengan status gizi anak cerebral palsy di Kabupaten Banyumas. Uji statistik kadar air raksa (p = 0,453) menunjukkan tidak ada hubungan dengan status gizi anak cerebral palsy di Kabupaten Banyumas.
HUBUNGAN JENIS PESTISIDA DENGAN FUNGSI HEPAR PETANI DI DESA SIKAPAT KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS Laksana, Agung Saprasetya Dwi; Aminudin, Fikri; Fadlilah, Synta Haqqul
Mandala Of Health Vol 17 No 2 (2024): Mandala of Health: a Scientific Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2024.17.2.13053

Abstract

Farming activities were one of the main occupations in Banyumas Regency. Pesticides were often used to exterminate pests that harmed agricultural yields, but their improper use could adversely affect body organs, including the liver. This research aimed to determine the relationship between types of pesticides based on their usage function and liver function in farmers in Sikapat Village, Sumbang District, Banyumas Regency. This study was an observational analytic study with a cross-sectional design. The study population consisted of farmers using pesticides in Sikapat Village, Sumbang District, Banyumas Regency, from March to October 2023. Farmers who were willing to participate in the study and were present during data collection were included as research subjects. The sample was taken using the purposive sampling method. Liver function was measured by examining AST and ALT levels, while pesticide use data were obtained using a questionnaire. Data analysis used the Chi-square test with Fisher's or Kolmogorov-Smirnov alternatives at a significance level of 0.05. Results showed that there was an increase in ALT and AST was only observed in the group of farmers using a combination of pesticides (p=0.259). The highest average ALT levels were reported in the use of combined pesticides (26.2 ± 12.9 U/L), followed by insecticides (21.4 ± 2.5 U/L), herbicides (19.4 ± 5.2 U/L), and fungicides (15.1 ± 1.1 U/L) (p=0.072). The highest average AST levels were reported in the use of combined pesticides (24.2 ± 5.3 U/L), followed by fungicides (21.8 ± 1.2 U/L), insecticides (21.7 ± 3.9 U/L), and herbicides (20.8 ± 2.6 U/L) (p=0.157). In conclusion, there was no relationship between the use of pesticide types and liver function in farmers in Sikapat Village, Sumbang District, Banyumas Regency.