Diah Krisnansari
Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman, Jl. Dr. Gumbreg No. 1, Purwokerto

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

THE EFFECT OF MORINGA LEAF TEA CONSUMPTION ON BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION SUFFERERS AMONG PROLANIS PARTICIPANTS AT THE SIDABOWA PRIMARY CLINIC, PATIKRAJA DISTRICT, BANYUMAS REGENCY Pratomo, Anugrah Dimas; Krisnansari, Diah; Laksana, Agung Saprasetya Dwi
Mandala Of Health Vol 18 No 1 (2025): Mandala of Health: A scientific Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2025.18.1.15836

Abstract

Hypertension is a condition where blood pressure is higher than normal, and one of its causes is increased inflammation and oxidative stress. Moringa leaves contain high levels of antioxidants, such as flavonoids, which can help control blood pressure as an effort to prevent complications from hypertension. The study aimed to determine the effect of moringa leaf tea consumption on blood pressure in hypertension sufferers among Prolanis participants at the Sidabowa Primary Clinic, Patikraja District, Banyumas Regency. An analytical observational study with a case-control design, which was selected through total sampling. Data analysis was performed using the Independent T Test. The respondents of this study numbered 41 individuals. The results of this study showed the significance values of the blood pressure changes between the two groups: systolic blood pressure 0.146 (p>0.05) and diastolic blood pressure 0.258 (p>0.05), which means there was no effect of moringa leaf tea consumption on blood pressure in hypertension sufferers among Prolanis participants. Consumption of moringa tea did not change the blood pressure of hypertensive patients in prolanis participants of Sidabowa Primary Outpatient Clinic, Patikraja District, Banyumas Regency after consuming moringa tea for 14 days. However, the decrease in systolic blood pressure was greater in the case group.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI PADA PESERTA PROLANIS JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KABUPATEN BANYUMAS Ramadani, Jasmine Athaya; Krisnansari, Diah; Wicaksono, Madya Ardi
Mandala Of Health Vol 17 No 1 (2024): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2024.17.1.11245

Abstract

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat menimbulkan terjadinya komplikasi dan meningkatkan mortalitas di Indonesia. Salah satu upaya pengendalian hipertensi yang dilakukan oleh pemerintah melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Dukungan keluarga diperlukan dalam pengendalian hipertensi karena pengobatannya yang lama. Belum ada penelitian mengenai hubungan antara dukungan keluarga dan pengendalian hipertensi peserta Prolanis di Kabupaten Banyumas. Tujuan: Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan pengendalian hipertensi peserta Prolanis JKN hipertensi di Kabupaten Banyumas. Metode: Penelitian observasional analitik kuantitatif cross sectional pada 172 peserta Prolanis hipertensi di 9 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di Kabupaten Banyumas yang terpilih berdasar proportional cluster sampling bertingkat. Pengendalian hipertensi diukur berdasarkan tingkat dukungan keluarga, usia, jenis kelamin, pendidikan, lokasi tinggal peserta, pekerjaan, rutinitas kunjungan, dan rutinitas minum obat. Signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini 95%. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik berganda. Hasil: Terdapat 175 peserta, (102) 58,3% memiliki hipertensi yang terkendali. Variabel dukungan keluarga (OR=1.44 (95% CI)) tidak berhubungan signifikan terhadap pengendalian hipertensi. Variabel usia (OR=0.93(95% CI)), jenis kelamin (OR=1.15 (95% CI)), pendidikan (OR=0.68 (95 CI)), lokasi tinggal peserta (OR=0.92(95% CI)), rutinitas kunjungan (OR=0.0.75(95% CI)), dan rutinitas minum obat (OR=0.96(95% CI)) tidak berhubungan signifikan terhadap pengendalian hipertensi. Variabel pekerjaan (OR=0.45(95% CI)) berhubungan signifikan terhadap pengendalian hipertensi. Kesimpulan: Dukungan keluarga tidak memiliki hubungan dengan pengendalian hipertensi pada peserta Prolanis hipertensi di Kabupaten Banyumas.
Correlation Between Self-Motivation and Family Support on Stress Levels and Self-Acceptance of Type 2 Diabetes Mellitus Patient Krisnansari, Diah; Wulansari, Rahmawati; Husnannisa, Fadhila
Review of Primary Care Practice and Education Vol 7, No 1 (2024): January
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/rpcpe.97563

Abstract

Background: Type 2 Diabetes Mellitus patients often have psychological problems related to burdens and worries about their illness, so they need family support as a support system in dealing with existing worries and emotional burdens. Family support will lead to self-confidence and motivation to deal with their problems. Motivation can come from family support and also from the patient's self-motivation. Motivation from family support and self-motivation is related to the patient's stress level and self-acceptance. Objectives: To determine the correlation between self-motivation and family support on stress levels and self-acceptance in type 2 Diabetes patients at Sumbang Banyumas. Methods: The analytic observational study with a cross-sectional approach on 49 respondents with type 2 Diabetes Mellitus used the Hensarling Diabetes  Family Support Scale Questionnaire, Treatment Self-Regulation Questionnaire, General Health Questionnaire-12, and Berger's Self-Acceptance Scales. Data were analyzed using the gamma correlation test with α<0.05. Results: The results showed  89.8% were over 45 years old, 83.7% were women, 69.4% were elementary school graduates, 53% were not working,  81.6% had a monthly income below the Regional Minimum Wage, 71.4% had no genetic of Diabetes Mellitus, 34.7% had a long duration of suffering from Diabetes Mellitus < 5 years and 5 - 10 years and 73.5% had good APGAR score, 73.4% had good self-motivation, 69.4% had good family support, 67.3% had mild stress levels and 75.5% had good self-acceptance. There was a significant correlation between self-motivation (p= 0.037) and family support (p= 0.000) on stress levels and there was a significant correlation between self-motivation (p = 0.000) and family support (p = 0.000) on self-acceptance. Conclusions: Self-motivation and family support correlate with stress levels and self-acceptance of type 2 Diabetes Mellitus patients at Sumbang Banyumas.
PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PEDICULUS HUMANUS CAPITIS DI PONDOK PESANTREN NAHDATUL ULAMA BUMIAYU Susiawan, Lieza Dwianasari; Faisal, Imam Agus; Krisnansari, Diah
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.8478

Abstract

Latar Belakang Pedikulosis kapitis cukup umum dijumpai pada komunitas padat hunian seperti pondok pesantren. Diperlukan identifikasi faktor risiko predisposisi kejadian pedikulosis untuk mencegah transmisi tungau. Tujuan Mengetahui hubungan personal hygiene dan tingkat pengetahuan terhadap kejadian pedikulosis kapitis pada santri di Pondok Pesantren di Bumiayu. Metode Penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong lintang terhadap santri di salah satu pondok pesantren di Bumiayu. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yang memenuhi kriteria penelitian, yakni menyetujui informed consent serta mengerti bahasa Indonesia. Analisis bivariat menggunakan uji chi-sqaure dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil Sebanyak 51 santri dilibatkan dalam penelitian ini. Usia rerata yang didapatkan 13,6±1,61 tahun dan 34 santri (66,7%) diantaranya perempuan. Prevalensi pedikulosis pada seluruh populasi sebesar 49% (25 orang). Tingkat kejadian pedikulosis pada kelompok pengetahuan cukup-buruk tidak berbeda bermakna dengan kelompok pengetahuan baik (44,8% vs 54,5%; p=0,686). Tingkat kejadian pedikulosis pada kelompok hygiene baik berbeda bermakna dengan kelompok hygiene buruk (59,5% vs 21,4%; p=0,035). Kesimpulan Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku personal hygiene dengan kejadian pedikulosis kapitis. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian pedikulosis kapitis di Pondok Pesantren di Bumiayu.
STATUS VAKSINASI DENGAN KEJADIAN COVID-19 DI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN: STUDI CROSS SECTIONAL Yaafist, Akhmad Haikal; Rahmawati, Indah; Novrial, Dody; Ma'mun, Ma'mun; Krisnansari, Diah
Mandala Of Health Vol 16 No 2 (2023): Mandala of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mandala.2023.16.2.8704

Abstract

Latar belakang: Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat tersebar di seluruh negara di dunia, tercatat kasus di Indonesia per 16 Maret 2022 yaitu 5.847.900. Pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk mengatasi penyebaran COVID-19 salah satunya dengan program vaksinasi. Vaksinasi COVID-19 adalah suatu program yang bertujuan untuk menurunkan angka penularan COVID-19 dan pembentukan kekebalan imun masyarakat (herd immunity). Walaupun terdapat masyarakat yang terpapar COVID-19 setelah divaksin. Namun, status vaksinasi lengkap tetap berpengaruh terhadap kejadian COVID-19. Tujuan: Mengetahui hubungan status vaksinasi dengan kejadian COVID-19 di Universitas Jenderal Soedirman. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross sectional pada populasi target mahasiswa dan dosen Unsoed. Penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai COVID-19 dengan Teknik pengambilan sampel secara random sampling sebanyak seratus dua responden. Teknik analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara hubungan status vaksinasi dengan kejadian COVID-19 di Universitas Jenderal Soedirman. Didapatkan nilai prevalensi ratio sebesar 6,85 yang memiliki makna bahwa status vaksin kurang dari dua memiliki prevalensi COVID-19 6,85 kali dibanding vaksin lebih dari dua. Analisis bivariat menggunakan uji Chi square diperoleh nilai p value = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status vaksinasi dengan kejadian COVID-19 di Universitas Jenderal Soedirman. Masyarakat yang status vaksinnya kurang dari 2 memiliki prevalensi COVID-19 sebesar 6,85 dibanding vaksin lebih dari dua.
Sosialisasi Peningkatan Pengetahuan, Praktik Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Kelurahan Purwokerto Lor Wibowo, Yudhi; Roestijawati, Nendyah; Mulyanto, Joko; Krisnansari, Diah; Munfiah, Siti; Rahman, Fadel; Aryadenta, Ivory Benaziria; Budiyanto, Budiyanto
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2023): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2023.1.1.9360

Abstract

Per tanggal 3 Oktober 2021, pandemi covid-19 telah menyebar ke 219 negara, tercatat 234.551.981 kasus dan 4.796.171 kematian. Di Indonesia tercatat 4.220.206 kasus dan 142.261 kematian. Di Jawa Tengah tercatat 482.353 kasus dan 32.050 kematian. Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas, tercatat 34.474 kasus dan 1.920 kasus kematian. Kepatuhan memakai masker 91-100%, namun kepatuhan menjaga jarak hanya 61-75%. Di Kelurahan Purwokerto Lor, sejak pandemi covid-19, tercatat 442 kasus terkonfirmasi dan 19 kematian covid-19, sementara itu kepatuhan memakai masker dan manjaga jarak berstatus merah atau < 60%. Pengetahuan dan sikap masyarakat sangat mempengaruhi kepatuhan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian covid-19. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahun dan praktik pencegahan dan penangulangan covid-19. Metode dengan penyuluhan, simulasi dan praktik menggunakan masker dan cuci tangan menggunakan hand sanitizer yang benar sesuai ketentuan. Hasil uji Friedman tidak didapatkan perbedaan rerata skor peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan, evaluasi 1 dan 2 (p=0,147). Untuk sikap tidak berbeda signifikan secara statistik sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan, evaluasi 1 dan 2 (p=0,088) dengan uji Repeated Anova. Implikasinya bahwa penyuluhan tetap bermanfaat menginformasikan pengetahuan terkini tentang covid-19. Simpulan bahwa masyarakat perlu diberi informasi terkini dan role model disiplin protokol kesehatan.
Edukasi Pola Hidup Sehat dan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis Pasien Diabetes Melitus di Klinik Pratama Rawat Jalan Sidabowa Munfiah, Siti; Wibowo, Yudhi; Krisnansari, Diah; Dwi Laksana, Agung Saprasetya
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.1.2.9980

Abstract

Prevalensi Penyakit Ginjal Kronis (PGK) setiap tahunnya semakin meningkat. Diabetes Melitus (DM) mempunyai risiko terhadap kejadian gagal ginjal kronik sebesar 4,1 kali. Kerusakan fungsi ginjal akibat DM dapat dicegah dengan cara edukasi tentang pola hidup sehat dan deteksi dini. Permasalahan yang dihadapi mitra antara lain pasien DM belum mengetahui pola hidup sehat dan cara deteksi dini kerusakan ginjal dengan menghitung GFR. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dan upaya deteksi dini PGK, serta meningkatkan keterampilan perhitungan GFR untuk mengetahui derajat fungsi ginjal. Metode pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan edukasi melalui penyuluhan tentang pola hidup sehat bagi pasien DM, pemberian materi dan leaflet tentang PGK serta pelatihan perhitungan GFR menggunakan aplikasi eGFR Calculators. Hasil evaluasi kegiatan diperoleh peningkatan pengetahuan setelah pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan. Peserta pengabdian kepada masyarakat diharapkan untuk menerapkan pola hidup sehat dan mempraktekkan keterampilan menghitung eGFR sehingga penurunan fungsi ginjal dapat dicegah.
Sosialisasi Peningkatan Ketahanan Kesehatan di Era Transisi Pandemi Ke Endemi Covid-19 Melalui Revitalisasi Posbindu “Mugi Waras” Kelurahan Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Wibowo, Yudhi; Roestijawati, Nendyah; Mulyanto, Joko; Krisnansari, Diah; Munfiah, Siti; Saraswati, Metta
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2024): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2024.1.2.10283

Abstract

Meskipun status telah menjadi endemik, namun covid-19 masih ada dan akan tetap menjadi risiko tinggi bagi masyarakat yang memiliki komorbid. Kelompok paling rentan adalah kelompok usia lanjut dan penderita penyakit komorbid seperti hipertensi, kanker, diabetes dan penyakit paru kronik yang merupakan penyakit tidak menular (PTM). Pandemi covid-19 telah menyebabkan 159.379 kematian dan 83% yang meninggal berusia >45 tahun dan komorbid per tanggal 21 November 2022. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan. Metode palaksanaan dengan penyuluhan dan dilakukan pre dan pos tes. Rerata usia peserta pengabdian adalah 42 tahun, 72,7% berjenis kelamin perempuan dan 63,6% merupakan kader. Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p = 0,038 artinya terdapat perbedaan signifikan secara statistik antara rerata skor pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan dan menunjukkan nilai p = 0,004 artinya terdapat perbedaan signifikan secara statistik antara rerata skor sikap sebelum dan setelah penyuluhan. Penyuluhan terbukti meningkatkan pengetahuan tentang program posbindu dan sikap positif untuk melakukan upaya pencegahan dengan deteksi dini.