Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

DELINEASI CEKUNGAN AIR TANAH BANDAR LAMPUNG SEBAGAI LANDASAN KONSERVASI UNTUK MENJAGA KETERSEDIAAN SECARA BERKELANJUTAN Rustadi Rustadi; Arief I. H Arief I. H; Ahmad Z. Ahmad Z.; Nandi Haerudin; Suharno Suharno
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN) Vol 2, No 1 (2020): Prosiding
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/p.semitan.2020.978

Abstract

Pertambahan populasi di Bandar Lampung telah berdampak pada alih fungsi ruang terbuka hijau dan meningkatnya ekstraksi air tanah untuk kebutuhan air baku. Ketidak seimbangan antara supply dan demand, tepah menyebabkan permasalahan lingkungan terjadinya intrusi di pesisir dan rawan krisis airtanah di musim kemarau. Tata kelola dan kebijakan untuk menjaga kesinambungan air tanah di daerah penelitian, perlu pemahaman keberadaan cekungan. Delineasi cekungan air tanah dilakukan melalui survey gayaberat terbatas dan terdistribusisecara random. Anomali Bouguer rendah ditafsirkan sebagai zona cekungan air tanah berarah barat daya-timur laut diapit oleh tinggian batuan dasar di barat laut dan timur – timurdaya. Cekungan Bandar Lampung terbentuk oleh grabben batuan dasar, memiliki dimensi panjang 8 km dan ketebalan lapisan sedimen 200 m. Struktur berarah barattimur menjadi interkoneksi zona resapan Gunung Betung dan cekungan. Struktur membantu mengalirkan infiltrasi di zona resapan dan mengisi cekungan Bandar Lampung.
Investigasi Geologi dan Geolistrik Untuk Menafsirkan Keberadaan Air Tanah Dangkal Di Ambarawa, Lampung Rustadi Rustadi; Gurum Ahmad Pauzi; Opik Taufik
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 6, No 1 (2018): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v6i1.1832

Abstract

East  Ambarawa  has  a  large  agricultural  land  prosfek  for  rice  cultivation.  Limitations  of irrigation facilities, caused land fields are only productive in the rainy season. Utilization of ground water to be an alternative to supporting water supply. For this purpose, a geoelectric survey has  been conducted to   map   the   presence   of   shallow   groundwater   in   three lines   with   random  positions  using  Pole-pole configurations.  Through  the  use  of  40  electrodes  with  a  total   length  of  200  m,  geoelectric image  is obtained  to  a  depth  of  70  m.  The  presence  of  ground  water  is interpreted  to  be  in sedimentary layers, at depths  of  12   -  50.  Underlying  sediment  layers  are  composed  of   igneous  rocks  that  correlate with the formed Kerawang hill.
PENGEMBANGAN SUMUR PRODUKSI DAN INJEKSI DI LAHAN SAWAH PEKON AMBARAWA TIMUR, PRINGSEWU Rustadi Rustadi; I Gede Boy Darmawan; I Gede Yogi Suandana; Sandri Erfani; Opik Taufik Purwadi
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.931 KB)

Abstract

Pengembangan irigasi berbasis air tanah dangkal, telah banyak dilakukan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan air di lahan sub optimal di Pekon Ambarawa Timur. Sejumlah sumur mengalami kegagalan mendapatkan air tanah dan lainnya mengalami penurunan debit yang menjadikan biaya pemompaan tidak ekonomis. Pengukuran di dua lintasan geolistrik 2D telah dilakukan untuk mendapatkan keberadaan akuifer dangkal. Akuisisi data menggunakan instrument ARES, konfigurasi Wenner – Schlumberger dengan panjang lintasan 200 m dan spasi antar elektrode 5 m. Hasil sampling pada dua lintasan, keberadaan akuifer membentuk lensa – lensa pada lingkungan dominan material lempung di kedalaman 2 – 30 m. Selain dipengaruhi oleh material lempung yang bersifat rendah permeable, juga terdapat lelehan dan intrusi membentuk sejumlah keberadaan batuan beku. Untuk memenuhi tujuan sumber pengairan, pembuatan sumur ditempatkan pada keberadaan lensa – lensa akuifer. Selain untuk produksi, juga dapat dikembangkan sebagai sumur injeksi menangkap genangan air hujan mengisi akuifer dangkal.
Identifikasi Zona Reservoir Panas Bumi Gunung Ijen Jawa Timur Berdasarkan Pemodelan 2 Dimensi Anomali Geomagnetik Alimuddin Muchtar; Zelica K. M. Manurung; Rustadi Rustadi; Yasa Suparman; M. Ishak Jumarang
POSITRON Vol 12, No 1 (2022): Vol. 12 No. 1 Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.979 KB) | DOI: 10.26418/positron.v12i1.49130

Abstract

Komplek Gunung api Ijen merupakan prospek panas bumi yang terletak di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Sistem panas bumi Gunung api Ijen ditandai oleh kawah danau berfluida asam dan solfatara bertemperatur tinggi. Beberapa batuan teralterasi di dekat Gunung Kukusan dan sekelompok mata air panas Blawan di bagian utara kaldera. Pengukuran magnetik dilakukan pada 175 titik tersebar di dalam kaldera melingkupi kawah Gunung Ijen hingga Gunung Merapi. Anomali intensitas magnetik total diperoleh melalui koreksi standard IGRF dan variasi diurnal. Metode reduksi ke kutub (RTP) diterapkan dengan inklinasi geomagnet sekitar -32°. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa anomali magnetik tinggi berasosiasi dengan jalur patahan yang menghasilkan pembentukan gunung api baru di bagian selatan, Sedangkan anomali magnetik rendah berada berdekatan dengan kawah Ijen dan Gunung Merapi di bagian timur. Anomali yang rendah ditafsirkan oleh dua kemungkinan pengaruh demagnetisasi batuan akibat kontak termal atau pengaruh remanen batuan dengan umur geologi tertentu menghasilkan polaritas reversal. Anomali intensitas magnet total tinggi pada komponen regional berada 50 hingga 114 nT dan anomali rendah berada di kisaran -850 hingga –750 nT, hal ini ditafsirkan bahwa potensi batuan panas di Komplek Gunung api Ijen tersebar sesuai keberadaan kaldera dan jalur gunung api muda. Prospek batuan panas berkorelasi dengan Formasi batuan gunung api muda dan intrusi magmatic hasil proses pembentukan gunung api berumur Kuarter.
Aplikasi Electrical Resistivity Tomography (ERT) untuk Sistem Grounding: Studi Kasus di Pesisir Bandar Lampung Rustadi Rustadi
Jurnal Penelitian Geografi (JPG) Vol 11, No 2 (2023): Jurnal Penelitian Geografi (JPG)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Electrical resistivity tomography telah digunakan untuk membantu memetakan zona konduktif sebagai tapak penempatan electrode penangkal petir di Pesisir Bandar Lampung. Terdapat tiga lintasan ERT menggunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger, panjang lintasan 200 m dan spasi antar electrode 6 m. Profil bawah permukaan memperlihatkan kemiripan tersusun oleh dua lapisan. Llapisan konduktif dengan kedalaman 0 – 15 m, menutup lapisan resistif di bawahnya. Zona konduktif dengan resistivitas 7  Ω-m berupa lensa-lensa sebagai air tanah dangkal yang terpapar oleh air laut. Pengayaan unsur khususnya Na, Cl, dan Mg, telah menjadikan air tanah dangkal berperan sebagai konduktor dan memenuhi spesifikasi untuk penempatan electrode system penangkal petir. Kata kunci: ERT; grounding; pesisir bandar lampung DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpg.v11.i2.28509
Seismic Vulnerability Evaluation in Western Bandar Lampung's Quarter Formation using the ERT Technique Rustadi - Rustadi; I Gede Boy Darmawan; Rudi Zefrianto Sinambela
Journal of Earth and Marine Technology (JEMT) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelititan dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Adhi Tama Suraba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jemt.2023.v4i1.4516

Abstract

Western Bandar Lampung is rapidly evolving into a sought-after residential locale and a scenic mountainous tourist spot. Notably, this region sits atop multiple fault structures, signaling potential seismic threats. This study aims to gauge the susceptibility of superficial layers by analyzing the resistivity properties of the underlying rock. Using the ERT geoelectric method across three lines, following the Wenner-Schlumberger configuration, a length of 140 m was mapped with electrodes spaced at intervals of 5 m. The subsurface materials in the examined area displayed a resistivity range between 4 and 1050 Ohm m, characterized by a blend of weathered constituents and igneous lenses. The dominant presence of extensively weathered material, especially given its thickness, highlights possible seismic dangers, including amplification, liquefaction, and potential landslides. To mitigate the repercussions of seismic hazards stemming from these fault lines, there is an imperative need for stringent adherence to construction guidelines tailored for seismically active regions.Top of Form
The Efektivitas Metode Peter Half Slope dalam Menentukan Kedalaman Benda Anomali Syamsurijal Rasimeng; Ivana Jayarani; Maria Nova NafTalita; Tiara Andika Fadila; Ilham Dani; Rustadi
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol. 5 No. 03 (2023): Edisi Desember Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia (JRGI)
Publisher : Program Studi Teknik Geofisika FITK UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56099/jrgi.v5i03.7

Abstract

The Peter Half Slope method is one of several techniques that can be used as the earliest quantitative depth determination. It is hoped that through this research the literature on the Peter Half Slope method can increase. This research aim is to prove the effectiveness of the Peter Half Slope method in estimating the depth of subsurface anomalous objects through comparison of models (synthesis) that have not and have been added random values as error values. This research begins with modeling in Geomodel software. After obtaining the appropriate synthetic modeling results, the next step is to perform processing in Matlab software to test the effectiveness of the Peter Half Slope method. After entering all the values, the average value of the anomalous depth of model 1 in d1, d2, and d3 is 100.1890m. As for model 2, the average value of model 2 anomaly depth is 97.35344m. The error between the original modeling and the modeling added random values using the Peter Half Slope method is 2.83%. Thus, this method is considered effective in determining the depth of subsurface anomalies through magnetic response, but to determine the exact depth requires the use of other methods as the main method.
Seismic Vulnerability Evaluation in Western Bandar Lampung's Quarter Formation using the ERT Technique Rustadi, Rustadi -; Darmawan, I Gede Boy; Sinambela, Rudi Zefrianto
Journal of Earth and Marine Technology (JEMT) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelititan dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Adhi Tama Suraba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jemt.2023.v4i1.4516

Abstract

Western Bandar Lampung is rapidly evolving into a sought-after residential locale and a scenic mountainous tourist spot. Notably, this region sits atop multiple fault structures, signaling potential seismic threats. This study aims to gauge the susceptibility of superficial layers by analyzing the resistivity properties of the underlying rock. Using the ERT geoelectric method across three lines, following the Wenner-Schlumberger configuration, a length of 140 m was mapped with electrodes spaced at intervals of 5 m. The subsurface materials in the examined area displayed a resistivity range between 4 and 1050 Ohm m, characterized by a blend of weathered constituents and igneous lenses. The dominant presence of extensively weathered material, especially given its thickness, highlights possible seismic dangers, including amplification, liquefaction, and potential landslides. To mitigate the repercussions of seismic hazards stemming from these fault lines, there is an imperative need for stringent adherence to construction guidelines tailored for seismically active regions.Top of Form
Identifikasi Cekungan Sumatera Tengah Berdasarkan Data Anomali Geomagnetik Reduce to The Pole dan Metode Half-Slope Dewi, Soraya Tiana; Safira, Ayu; Valentino Manurung, Andro; Rasimeng, Syamsurijal; Rustadi
Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP) Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Fisika dan Pembelajarannya (JIFP)
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika, UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/vbe9t550

Abstract

The Central Sumatra Basin is a back arc basin which is one of the largest oil-producing basins in Indonesia. This study aims to analyze the magnetic anomaly in the Central Sumatra Basin using the Reduce to Pole and Half-Slope methods. The methods in this study include filtering magnetic data from Sumatran geological data, making a map of the total magnetic field anomaly, and carrying out a reduction transformation to the poles in the form of a monopole, followed by 3 slices of RTP data slices, then calculating Half-Slope using RTP data slices. using Matlab software. The total magnetic field value before Reduce to Pole (RTP) was in the range of -90 to 60 nT. The value after Reduce to Pole (RTP) is in the range of -140 to 190 nT. In the results of slice 1, the average depth value is 59.2 km. Slice 2 results obtained an average depth value of 35.2 km. The average depth value on slice 3 is 42.8 km. Determine the basin boundary and slice the data in the basin boundary area for analysis using the half-slope method. Obtained an average value of depth at the boundary of the Central Sumatra basin of 19.6 km.
PENDAMPINGAN PENCARIAN ZONA PROSPEK AIR TANAH MELALUI PENGUKURAN GEOLISTRIK DI PERUMAHAN GREEN KEMILING RESIDENCE, BANDAR LAMPUNG Darmawan, I Gede Boy; Rustadi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v9i1.597

Abstract

Peningkatan laju pertumbuhan penduduk seiring dengan kebutuhan permukiman menjadi tantangan bagi Kota Bandar Lampung khususnya Kecamatan Kemiling untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Salah satu sumber utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih adalah melalui air tanah. Namun dampak perubahan iklim, degradasi kawasan hutan primer di Gunung serta meningkatnya pemanfaatan mata air menjadikan sumber air tersebut menjadi tidak memadai. Kegiatan pengabdian ini, bertujuan membantu memecahkan masalah dengan pencarian zona prospek melalui pengukuran geolistrik. Metode geolistrik pada kegiatan ini menggunakan konfigurasi Schlumberger dengan AB/2 bergeser dari 1,5 sampai bentangan 250 m. hasil pengukuran di 6 titik pendugaan didominasi oleh hambatan jenis 105 – 650 Ohm m berkaitan dengan material resistif disebabkan oleh material vulkanik Gunung. Nilai hambatan jenis pasir 250 Ohm m, di saat saturasi air mencapai 8%, dan 150 Ohm dengan saturasi air 12%. Penurunan hambatan jenis secara cepat terjadi saat saturasi 20%, dengan nilai hambatan jenis 65 Ohm m. berdasarkan perilaku material pasir dan pengaruh kehadiran air, terdapat kedalaman direkomendasikan untuk titik SPN 3, SPN 4 dan SPN 5. Kedalaman zona prospek air tanah di titik SPN 3 ditafsirkan pada kedalaman 50 – 70 m. Titik SPN 4 dan SPN 5 berada di kedalaman lebih dari 100 m. Hasil kegiatan ini mampu memberikan manfaat dalam mengidentifikasi posisi keberadaan air tanah dan rekomendasi lokasi titik pemboran.