Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Effect of the application of curcumin (Curcuma Longa) oral gel on periodontal inflammation in patients with type 2 diabetes melitus Nur Rahman Ahmad Seno Aji; Vincensia Maria Karina; Osa Amila Hafiyyah; Kwartarini Murdiastuti; Ahmad Syaify
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 7, No 3 (2021): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/majkedgiind.69036

Abstract

Patients with Type 2 Diabetes mellitus (T2DM) were more prone to suffer from periodontitis due to unique alteration in host immune response. Application of curcumin oral gel as adjunctive therapy was expected to improve periodontal condition due to its anti-inflammatory properties. The objective of this study was to evaluate the effect of curcumin oral gel on periodontal inflammation in patients with T2DM. Sixteen periodontal pockets (n=16) from patients with T2DM were administered with curcumin oral gel using blunt cannula after periodontal curettage. Gingival Index (GI) and Periodontal Pocket Probing Depth (PPD) were evaluated a month after application. GI was assessed using visible sign of inflammation parameters including swelling, redness and bleeding upon probing. PPD was assessed using UNC-15 periodontal probe. The results were analyzed by Wilcoxon test (two related samples). The results showed that GI before treatment decreased by 51.61% a month post application. There was statistically significant difference (Sig 0.003) between GI mean before and after curcumin application. PPD decreased by 42.81% and showed statistically significant difference (Sig 0.000) by Wilcoxon Test. It is concluded that application of curcumin oral gel post curettage could decrease periodontal inflammation in patients with T2DM.
Initiation of Health Care Program in Busuran District Arya Adiningrat; Wustha Farani; Nur Rahman Ahmad Seno Aji
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.53.1090

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen tidak terpisahkan dari kesehatan tubuh, karena kondisi gigi dan mulut memengaruhi kondisi kesehatan bagian tubuh lainnya. Menurut hasil Riskesdas 2018, secara umum, sebanyak 57,6% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut dengan proporsi penduduk yang mendapat perawatan oleh tenaga medis gigi masih sebesar 10,2%. Di Provinsi DIY, proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 65,6% dengan proporsi masyarakat yang mendapat perawatan sebesar 16,4%. Upaya penanggulangan masalah kesehatan didasarkan pada upaya pengurangan risiko dan pelibatan aktif masyarakat Dalam pengabdian ini, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dan pelatihan pemeriksaan plak gigi diberikan kepada kader Posyandu Dusun Busuran. Sebelum dan sesudah penyuluhan, kader kesehatan diberi pretest dan posttest untuk mengukur tingkat pengetahuan kader mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan dilakukan dengan metode presentasi, sedangkan pelatihan pemeriksaan plak dilakukan secara demo dengan salah satu peserta menjadi subjek pemeriksaan. Sebanyak dua belas peserta yang terdiri atas sepuluh kader kesehatan dan dua anggota pemuda mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Dari sejumlah peserta tersebut, sebagian besar menjawab dengan benar lebih dari 60% total pertanyaan pada pretest, dan meningkat pada saat posttest. Program pengabdian ini diharapkan memberi banyak manfaat dan menjadi awal tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut di Dusun Busuran
Aplikasi Platelet Rich Fibrin dan Gel Rosuvastatin 1.2% sebagai Perawatan Adjuvan pasca Open Flap Debridement pada Periodontitis Stage III Grade B pada pasien dengan kondisi premenopause Nur Rahman Ahmad Seno Aji; Tissa Rahadianti; Dahlia Herawati
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.77575

Abstract

Periodontitis merupakan penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang menimbulkan gangguan mastikasi, permasalahan estetika serta fonasi. Gangguan-gangguan permanen akibat periodontitis telah terbukti mempengaruhi kualitas hidup secara negatif. Periodontitis terjadi karena proses dysbiosis mikroorganisme rongga mulut dan respon inang yang inadekuat yang menyebabkan inflamasi persisten sehingga timbul destruksi jaringan periodontal. Berdasarkan tingkat keparahan dan kecepatan progresinya, periodontitis diklasifikasikan dalam stage dan grade tertentu. Periodontitis stage III Grade B merupakan kondisi penyakit periodontal tahap lanjut yang umumnya disertai poket infraboni dan kegoyangan gigi. Kondisi sistemik seperti hormon berpengaruh pada jaringan periodontal. Menjelang menopause terjadi perubahan hormon progesterone dan estrogen yang mempengaruhi integritas dan kesehatan jaringan periodontal. Modifikasi perawatan berupa penambahan bahan adjuvan pasca bedah periodontal berpengaruh positif pada periodontitis yang disertai kondisi premenopause. Platelet Rich Fibrin (PRF) merupakan salah satu olahan konsentrat platelet yang mampu menyediakan faktor pertumbuhan pada area operasi. Gel Rosuvastatin (RSV) 1,2% merupakan obat dari golongan statin yang memiliki efek pleiotrofik dan dapat berperan sebagai agen host modulation therapy (HMT) untuk mengendalikan inflamasi di jaringan periodontal. Artikel ini menyajikan sebuah alternatif perawatan fase korektif dengan aplikasi PRF dikombinasikan dengan gel rosuvastatin pada periodontitis stage III grade B sehingga diharapkan terjadi regenerasi jaringan periodontal.
Antibacterial potential from periodontal dressing raw propolis Trigona itama bee based against Porphyromonas gingivalis: experimental research Suryono Suryono; Resi Manua Yassa; Leo Trido Saputro; Adiguna Putra Walianto; Nur Rahman Ahmad Seno Aji
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 35, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v35i1.46229

Abstract

ABSTRACTIntroduction: One of the procedures used in dentistry to address periodontal disease is periodontal surgery, which can lead to open wounds. Periodontal dressing is a dental material that can help with this issue by accelerate the healing of wounds. The aim of the in vitro study was to investigate the potential inhibition of periodontal dressing with the basic formulated from raw propolis Trigona itama bees against Porphyromonas gingivalis bacteria at various rates. Methods: This in vitro study was true experimental study with Porphyromonas gingivalis cultured in agar plate as sample which sample size was calculated using Federer formula. Periodontal dressing with raw propolis formulations were divided into eight groups of 85, 80, 75, 70, 65, 62.5, 60 and 57%, which were then compared with the 100% raw propolis, RESO-PAC™ group, COE-PAK™, and Baer formulations. Antibacterial testing was tested using zone of inhibition test and was calculated by adding up the zone of inhibition of Porphyromonas gingivalis. The data results were then analyzed using one-way ANOVA (p<0.05). Results: The Shapiro-Wilk test results for the normality test show a significance level of 0.05. It means that the data is commonly distributed. the homogeneity test using Levene's statistics has a significance level of p>0.05. This means the data homogenous distributed. The results of statistical analysis using one-way ANOVA showed a p-value=0.001 (p<0.05), which means that there was a significant difference between the treatment groups. The results showed that pure raw propolis had the highest antibacterial with an inhibition zone diameter of 3.4667 mm after RESO-PAC™, followed by periodontal dressing with raw propolis 85% with an inhibition zone of 2.9167 mm, and periodontal dressing with raw propolis 80% with an inhibition zone of 2.5167 mm. However, at concentrations of 75 to 57%, no bacterial inhibition zone was found. Conclusion: Periodontal dressing with raw propolis formulation 85% had the highest antibacterial activity of Porphyromonas gingivalis after 100% raw propolis and RESO-PAC™.Keywords: Trigona itama, antibacterial assay, periodontal dressing, raw propolisPotensi antibakteri periodontal dressing propolis mentah lebah Trigona itama terhadap Porphyromonas gingivalis: Penelitian eksperimental ABSTRAKPendahuluan: Salah satu prosedur yang dapat digunakan untuk merawat penyakit periodontal adalah bedah periodontal yang akan mengakibatkan luka terbuka pada daerah operasi. Periodontal dressing adalah suatu material kedokteran gigi yang dapat membantu dalam proses penyembuhan luka pasca bedah periodontal. Tujuan dari penelitian in vitro ini adalah mengetahui potensi inhibisi periodontal dressing dari formulasi propolis mental lebah Trigona Itama pada Porphyromonas gingivalis dalam beberapa konsentrasi. Metode: Studi ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan sampel penelitian bakteri Porpohyromonas gingivalis yang dikultur pada plat agar dengan perhitungan sampel dilakukan menggunakan rumus Federer. Studi ini membagi periodontal dressing propolis mentah menjadi 8 kelompok: 85, 80, 75, 70, 65, 62,5, 60, dan 57% yang dibandingkan dengan propolis mentah 100%, RESO-PAC™, COE-PAK™, dan Baer Formulation. Pengukuran antibakteri dilakukan menggunakan uji zona inhibisi Porphyromonas gingivalis yang dianalisa menggunakan one-way ANOVA (p<0.05). Hasil: Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai signifikansi p>0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal, Hasil uji homogenitas dengan levene’s statistic menunjukkan nilai signifikansi p>0,05, hal ini menunjukan bahwa data homogen. Hasil analisis statistik dengan menggunakan one way ANOVA menunjukkan p-value=0,001 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan propolis mentah memiliki potensi antibakteri paling tinggi dengan diameter zona inhibisi 3.4667 mm setelah RESO-PAC™k, diikuti propolis mentah 85% dengan diameter 2.9167 mm dan propolis mentah 80% dengan diameter 2.5167 mm. Tidak ditemukan zona inhibisi bakteri pada konsentrasi 57% hingga 75%. Simpulan: Periodontal dressing menggunakan konsentrasi 85% memiliki aktivitas antibakteri tertinggi pada Porphyromonas gingivalis setelah propolis mentah 100% dan RESO-PAC™.Kata Kunci: Trigona itama, pengukuran antibakteri, periodontal dressing, propolis mentah
Estimasi usia menggunakan periodontal ligament visibility: tinjauan dari perspektif radiografi kedokteran gigi Rachmayanti, Silvia; Widyaningrum, Rini; Aji, Nur Rahman Ahmad Seno
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.88048

Abstract

Metode periodontal ligament visibility (PLV) merupakan metode estimasi usia untuk individu pada fase remaja akhir dan dewasa menggunakan pengamatan terhadap visualisasi ligamen periodontal pada gigi molar ketiga mandibula yang akar giginya sudah terbentuk sempurna. Tujuan review ini untuk mendeskripsikan keakuratan dan potensi metode PLV untuk estimasi usia di Indonesia. Pencarian literatur menggunakan database Google Scholar, ScienceDirect,dan PubMed dengan kata kunci “third molar, forensic dentistry” berdasarkan kriteria inklusi yaitu artikel penelitian dan textbook ilmiah yang terbit tahun 2010-2022 serta berbahasa Indonesia dan Inggris. Total artikel yang direview sejumlah 31, dengan 11 artikel utama mengenai estimasi usia metode PLV. Akurasi metode PLV untuk estimasi usia pada suatu populasi dapat dipengaruhi oleh jenis dan jumlah sampel radiograf. Berdasarkan hasil review, didapatkan bahwa skor PLV 0 digunakan untuk mengestimasi usia 17-22 tahun, sedangkan skor PLV 1, 2 dan 3 digunakan untukmengestimasi usia 19-28 tahun pada wanita dan 21-30 tahun pada pria. Hanya satu artikel mengenai metode PLV di Indonesia, sehingga diperlukan penelitian metode PLV untuk estimasi usia pada populasi Indonesia.