p-Index From 2020 - 2025
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan BSI
Dhestirati Endang Anggraeni
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUANG ISOLASI KHUSUS (RIK) RSUD KOTA BANDUNG DI MASA PANDEMIK COVID-19 Dhestirati Endang Anggraeni; Erna Irawan; Nurul Iklima; Agita Liliandari
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.103 KB)

Abstract

Burnout merupakan kondisi psikologis yang ditandai dengan gejala kelelahan secara emosional (emotional exhaustion), sikap sinisme (depersonalization), dan ketidakmampuan diri dalam menyelesaikan pekerjaan (diminished sense of personal achievement). Beban kerja merupakan faktor yang berhubungan dengan terjadinya Burnout. Unit kerja yang memiliki beban kerja kompleks adalah perawat di masa pandemik Covid-19. Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan perawat mengalami kelelahan baik secara fisik maupun mental, apabila tidak segera diatasi maka akan menimbulkan burnout atau kejenuhan dalam bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan burnout pada perawat RSUD Kota Bandung khususnya di masa pandemik Covid-19. Metode yang digunakan adalah penelitian jenis kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus terhadap perawat RSUD Kota Bandung dengan jumlah sampel sebanyak 31 orang perawat di Ruang Isolasi Khusus (RIK) dan menggunkan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner beban kerja dan kuesioner Burnout Inventory-Human Service Survey (MBI-HSS). Data penelitian yang terkumpul akan diolah menggunakan SPSS dan di uji menggunakan uji hipotesis spearman rank. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara beban kerja dengan burnout pada perawat Ruang Isolasi Khusus (RIK) RSUD Kota Bandung nilai P = 0.611 > 0.05, sebagian besar perawat RIK RSUD Kota Bandung (54.8%) memiliki beban kerja berat dan hampir seluruhnya (67.7%,) mengalami burnout dengan kategori ringan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat dan pihak manajemen RSUD Kota Bandung untuk lebih berwaspada terhadap gejala burnout agar gejala tersebut tidak berkembang menjadi kondisi burnout. Sedangkan, bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya beban kerja atau burnout pada perawat.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI PUSKESMAS BABAKAN SARI Dhestirati Endang Anggraeni; Erna Irawan; Hudzaifah Al Fatih; Nining Handayani; Siska Nurmala
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya usia lanjut akan mengalami keterbatasan, hingga kualitas hidup usia lanjut mengalami penurunan. Keterbatasan lansia yaitu keterbatasan fungsional, kelemahan ketidakmampuan serta keterhambatan yang akan dialami bersama dengan proses kemunduran akibat proses penuaan. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur < 58 tahun atau lebih di Puskesmas Babakan Sari sebanyak 5180 orang. Hasil penelitian menunjukan jenis kelamin sebagian besar (50,7%) yaitu 35 responden berjenis kelamin perempuan. Kemudian berdasarkan usia responden tidak terbagi rata, sebagian besar responden (47,8%) yaitu 33 responden beusia 58-69 tahun. Selanjutnya berdasarkan pendidikan sebagian besar responden (34,8%) yaitu 24 responden SD. Terdapat hubungan antara umur dengan kualitas hidup lansia dengan hasil uji statistik nilai p-value (0,023) < 0,05. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan hasil uji statistik nilai p-value (0,437) < 0,05, pendidikan dengan hasil uji statistik nilai p-value (0,371) < 0,05 dengan kualitas hidup lansia. Dari hasil analisis diperoleh bahwa dari 3 faktor, ada 1 faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia di Puskesmas Babakan Sari, yaitu usia. Dan 2 faktor yang tidak berhubungan yaitu Jenis Kelamin dan Pendidikan. Disarankan penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi sehingga tenaga kesehatan lebih peka terhadap kualitas hidup yang memasuki lanjut usia dan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
GAMBARAN SEDENTARY LIFESTYLE PADA REMAJA DI SMA KOTA BANDUNG Maidartati; Sri Hayati; Dhestirati Endang Anggraeni; Erna Irawan; Asma Damayanti; Dwi Ayu Rizkia Silviani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sedentary lifestyle adalah gaya hidup kurang gerak, dimana aktivitas tersebut biasanya berupa menonton televisi, bermain game hingga berjam-jam, menonton video game, dll. Aktivitas tersebut banyak dilakukan pada usia sekolah, yang notabenenya adalah remaja. Terdapat perbedaan angka kejadian sedentary lifestyle pada remaja sebelum dan selama masa pandemi covid-19. Sedentary lifestyle pada remaja menimbulkan dampak yang serius apabila tidak ditangani dengan baik. Dampak sedentary lifestyle pada remaja yaitu dapat mengakibatkan dampak fisik seperti kejadian obesitas, penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus tipe 2, hiperkolesterolemia, kanker hingga kematian dan dampak psikologis yang salah satunya adalah depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran sedentary lifestyle pada remaja di masa pandemi covid-19 Metode yang digunakan adalah penelitian jenis deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan data menggunakan teknik accidental sampling dengan sampel 50 remaja (usia 15-18 tahun). Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data sedentary lifestyle menggunakan Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ), selain itu menggunakan Physical Activity Questionnaire for Adolescent (PAQ-A) dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk melihat aktivitas fisik dan frekuensi makan remaja dengan sedentary lifestyle. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dengan rumus presentase. Hasil penelitian menunjukkan tidak satupun responden yang termasuk kategori sedentary lifestyle rendah, dan sebagian kecil yaitu sebanyak 8 responden (16%) termasuk kategori sedentary lifestyle sedang serta hampir seluruh responden termasuk sedentary lifestyle tinggi sebanyak 42 responden (84%). Kesimpulan: Hampir seluruh (84%) remaja melakukan sedentary lifestyle dengan kategori tinggi . Diharapkan petugas kesehatan dan guru yang memegang program UKS dapat memberikan penyuluhan tentang sedentary lifestyle dan dampak yang ditimbulkan sedentary lifestyle.
GAMBARAN DIRI PASIEN POST MASTEKTOMI DI RUANG KEMOTERAPI SANTOSA HOSPITAL BANDUNG CENTRAL Dhestirati Endang Anggraeni; Erna Irawan; Sri Hayati; Ira Marlina; Tita Puspita Ningrum
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia tahun 2020 angka kejadian kanker payudara menempati urutan pertama mencapai 68.858 kasus (16.1%). Salah satu tindakan yang sering dilakukan yaitu mastektomi. Dampak yang terjadi dari post mastektomi pada pasien dapat mempengaruhi gambaran diri. Penelitian bertujuan untuk menganalisa Gambaran Diri Pasien Post Mastektomi Di Ruang Kemoterapi Santosa Hospital Bandung Central. Penelitian menggunakan deskriptif. Populasi yaitu seluruh pasien post mastektomi di ruang kemoterapi SHBC. Sampel sebanyak 50 orang, dengan tekhnik sampling accidental sampling. Pengambilan data dengan data primer menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat. Hasil analisis univariat diperoleh gambaran diri pasien post mastektomi berdasarkan aspek bentuk tubuh sebagian besar positif (52%), berdasarkan aspek ukuran tubuh sebagian besar positif (52%), berdasarkan aspek fungsi tubuh sebagian besar negatif (56%), berdasarkan aspek penampilan sebagian besar positif (56%). Hasil penelitian secara keseluruhan diperoleh gambaran diri pasien post mastektomi yaitu negate. Perlunya upaya dalam pemberikan asuhan keperawatan lebih baik pada pasien post mastektomi¸dan selalu memberikan suport sistem kepada pasien agar timbulnya rasa gambaran diri positif sehingga menerima dengan baik dengan segala kondisi pasca operasi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD KOTA BANDUNG Dhestirati Endang Anggraeni; Rita Darmayanti; Anggi Saputra; Umi Khasanah; Alis Hardiyanti
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian peningkatan jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 karena kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan diabetes melitus, pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD kota Bandung, jenis penelitian ini deskriptip kolerasi. Sampel penelian dalam penelitian ini berjumlah 73 orang pasien yang mengalami diabetes tipe 2. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner. Selanjutnya data Analisa univariat menggunakan persentase dan Analisa bivariat menggunakan rumus spearman. Hasil penelitian menujukan dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel dari pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 menunjukan angka korelasi positif sebesar +0,662 hal ini berarti bahwa kepatuhan tergantung dengan pengetahuan diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 begitupun sebaliknya. Diharapkan bagi pihak rumah sakit khususnya RSUD Kota Bandung agar mengoptimalkan pendidikan kesehatan terhadap penderita diabetes agar patuh dalam melakukan diet, dan hendaknya lebih memperluas jangkauan dalam memanfaatkan tempat pelayanan, agar masyarakat dapat patuh dalam melakukan diet bagi penderita diabtes tipe 2. Diharapkan kepada tenaga medis agar lebih meningkatkan kinerja serta perhatiannya dalam memberikan informasi mengenai manfaat dan efek samping dari ketidak patuhan diet.
GAMBARAN KEKAMBUHAN GASTRITIS Mery Tania; Erna Irawan; Dhestirati Endang Anggraeni; Nabila Afilia
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang cukup tinggi. Berdasarkan data Kementerian Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat bahwa kasus grastitis termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Di daerah kota bandung sendiri terdapat 8,976 (1,02%). Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga faktor stres. Walaupun kekambuhan dapat di cegah dengan obat tetapi dengan mengurangi faktor penyebabnya akan memperkecil kemungkinan terjadinya kekambuhan dengan mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan membantu melancarkan sistem pencernaan. Minum air putih untuk membantu menetralkan asam lambung dan makan dalam jumlah kecil namun sering. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Ditemukan bahwa responden yang sering mengalami kekambuhan sebanyak 46 reponden (76.7%) dan responden yang mengalami jarang kambuh yaitu sebanyak 14 responden (23.3%).