Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

UJI KUALITATIF ANALISIS KANDUNGAN METAMFETAMIN DARI RAMBUT PENGGUNA SABU-SABU MENGGUNAKAN METODE KOLOM EKSTRAKSI Nur Asyiah Dalimunthe
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 5 No 1 (2021): JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.083 KB)

Abstract

Methamphetamine is a stimulant, with a stronger stimulant effect than cocaine or other natural stimulants. Use in large quantities can cause "violence", hallucinations, and psychosis. Generally, methamphetamine is produced as powder-like crystals, large lumps of crystals, or in tablet form. Its use can be smoked through the nose, drunk, smoked like a cigarette, or injected. Shabu-shabu is a strong central nervous system stimulant drug that has an addictive effect when consumed and is a case of drug abuse mostly dominated by methamphetamine so accurate analysis is needed to detect these compounds. Research has been carried out on the initial study of methamphetamine analysis in the hair of shabu-shabu users using the sonication method and the extraction column. Sampling was carried out randomly from the hair of shabu-shabu users as many as 5 (five) hair samples. The prepared hair sample was then sonicated for 45 (forty five) minutes with various solvent system ratios, namely methanol:acetone:ammonia, ethylacetate:methanol:ammonia and chloroform:methanol:acetic acid. The sonicated filtrate was extracted liquid-liquid with methanol. The extract obtained was then analyzed qualitatively using Marquist's reagent which produces a very clear brownish orange color in the methanol:acetone:ammonia solvent system. The results of the sonication filtrate were continued with solid phase extraction using diatomaceous earth adsorbent and analyzed qualitatively with marquish reagent giving a brownish yellow color.
UJI KUALITATIF ANALISIS KANDUNGAN METAMFETAMIN DARI RAMBUT PENGGUNA SABU-SABU MENGGUNAKAN METODE KOLOM EKSTRAKSI Nur Asyiah Dalimunthe
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol. 5 No. 1 (2021): JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Methamphetamine is a stimulant, with a stronger stimulant effect than cocaine or other natural stimulants. Use in large quantities can cause "violence", hallucinations, and psychosis. Generally, methamphetamine is produced as powder-like crystals, large lumps of crystals, or in tablet form. Its use can be smoked through the nose, drunk, smoked like a cigarette, or injected. Shabu-shabu is a strong central nervous system stimulant drug that has an addictive effect when consumed and is a case of drug abuse mostly dominated by methamphetamine so accurate analysis is needed to detect these compounds. Research has been carried out on the initial study of methamphetamine analysis in the hair of shabu-shabu users using the sonication method and the extraction column. Sampling was carried out randomly from the hair of shabu-shabu users as many as 5 (five) hair samples. The prepared hair sample was then sonicated for 45 (forty five) minutes with various solvent system ratios, namely methanol:acetone:ammonia, ethylacetate:methanol:ammonia and chloroform:methanol:acetic acid. The sonicated filtrate was extracted liquid-liquid with methanol. The extract obtained was then analyzed qualitatively using Marquist's reagent which produces a very clear brownish orange color in the methanol:acetone:ammonia solvent system. The results of the sonication filtrate were continued with solid phase extraction using diatomaceous earth adsorbent and analyzed qualitatively with marquish reagent giving a brownish yellow color.
Karakter Morfologi dan Identifikasi Kandungan Karbohidrat Beras Bambu Sebagai Pembeda Beras Putih Wardani, Dwika Karima; Dalimunthe, Nur Asyiah; Rahman, Abdul
Jurnal Informasi dan Teknologi 2023, Vol. 5, No. 1
Publisher : SEULANGA SYSTEM PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37034/jidt.v5i1.269

Abstract

Beras bambu kini mulai terkenal dikalangan masyarakat. Beras ini memliki kandungan protein tinggi dan memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan beras putih pada umumnya. Tujuan penelitian ini untuk melihat karakter morfologi pada beras bambu dan membandingkan dengan beras putih. Metode yang digunakan yaitu metode pengamatan visual menggunakan mikroskop digital 100x, pengukuran lainnya mengunakan jangka sorong dan timbangan analitik. Dari hasil pengamatan menunjukkan adanya perbedaan beras bambu dengan beras putih yang terlihat dari warna, berat, panjang, lebar, tebal maupun bentuknya. Beras bambu memiliki warna hijau, berat 0.040 gram, panjang 7 mm, lebar 3 mm, tebal 2 mm, bentuk lonjong pipih panjang dan jumlah bulir per 100 gram sebanyak 37 bulir. Sedangkan beras putih memiliki warna putih, berat 0.020 gram, panjang 7 mm, lebar 2 mm, tebal 2 mm, bentuk bagian bawah lonjong dan bagian atas setengah meruncing dan jumlah bulir per 100 gram sebanyak 63 bulir. Perbedaan warna beras bambu disebabkan karena adanya kandungan gizi dan klorofil tinggi terbuat dari sari pati bambu yang telah di perlakukan pada saat proses penggilingan. Dan dapat disimpulkan bahwa karakter morfologi yang sangat membedakan yaitu pada pengamatan warna, berat, lebar, bentuk dan jumlah bulir per 100 gram.
ANALISIS NUTRISI NUGGET AYAM HASIL SUBSTANSI TEPUNG AMPAS TAHU KELURAHAN ASAM KUMBANG Dalimunthe, Nur Asyiah; Karima Wardani, Dwika; Ade Sahfitra, Angga
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/kimia.v6i2.3495

Abstract

Tujuan dari penelitian Analisis Nutrisi Nugget Ayam Hasil Substansi Tepung Ampas Tahu Kelurahan Asam Kumbang adalah untuk mengetahui kandungan % nutrisi nugget ayam hasil substansi tepung ampas tahu yaitu kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu dna kadar karbohidrat. Ampas tahu yang digunakan unuk dijadikan tepung berasal dari usaha rumahan pembuatan tahu dan tempe di Kelurahan Asam Kumbang Kelurahan. Substansi Tepung Ampas Tahu yang digunakan yaitu 0%, 10%, 30%, 50% dan 70%. Kadar protein pada nugget ayam hasil substansi tepung ampas tahu kelurahan Asam Kumbang 0% , 10%, 30%, 50%, 70% adalah 6,12%, 9,51%, 11,09%, 12,78%, 1402%. Kadar lemak pada nugget ayam hasil substansi tepung ampas tahu kelurahan Asam Kumbang 0% , 10%, 30%, 50%, 70% adalah 15,12%, 12,15%, 9,35%, 7,71%, 5,79%. Kadar air pada nugget ayam hasil substansi tepung ampas tahu kelurahan Asam Kumbang 0% , 10%, 30%, 50%, 70% adalah 5.07%, 7,49%, 9,02%, 10,88%, 12,55%. Kadar abu pada nugget ayam hasil substansi tepung ampas tahu kelurahan Asam Kumbang 0% , 10%, 30%, 50%, 70% adalah 1,77%, 1,67%, 1,31%, 1,10%, 0,90%. Kadar karbohidrat pada nugget ayam hasil substansi tepung ampas tahu kelurahan Asam Kumbang 0% , 10%, 30%, 50%, 70% adalah 25,54%, 28,67%, 33,75%, 37,11%, 40,51%. Penggunaan hasil substansi tepung ampas tahu sebagai bahan utama pembuatan nugget ayam pada substansi 30 % dan 50% memiliki kandungan nutrisi berupa kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu dan kadar protein sesuai dengan SNI 01-6683 2022 Syarat Mutu Nugget Ayam dalam 100 g sampel dan layak dan baik unuk dikonsumsi sebagai bahan makanan cemilan ang memiliki gizi ang cukup
Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Pada Buah Black Sapote (Diospyros dygina) Atau Sawo Hitam dengan GCMS (Gas Chromatography Mass Spectometry) Hulu, Eman Hardi Yanto; Dalimunthe, Nur Asyiah; Nasution, Syahrul
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v7i1.5997

Abstract

Black Sapote (Diospyros digyna), also known as black sapote, is a tropical fruit that has high economic potential and health benefits. This study aims to identify secondary metabolite compounds found in Black Sapote pulp through maceration extraction methods and GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) analysis. Samples were extracted using 96% ethanol solvent and analyzed qualitatively and quantitatively. Phytochemical screening results showed that only terpenoid compounds were detected, while flavonoids and steroids were not found. GC-MS analysis identified five derivatives of terpenoid compounds, with cumulative levels of 21.04%, consisting of esters and sesquiterpenes. These ingredients show important bioactivity potentials, such as antimicrobial, antioxidant, and anti-inflammatory properties. These findings indicate that Black Sapote has the potential to be developed as a natural raw material in functional food products, herbal cosmetics, and pharmaceuticals. The lack of local research related to the bioactive content of this fruit opens up opportunities for further research for exploration and utilization in the development of tropical biological resource-based industries.
Heavy Metal Accumulation in Paddy Fields Along the Trans Sumatra Toll Road, MKTT Section Fernando, Josua Puji Lois; Sahfitra, Angga Ade; Desimember P, Jesika Esra; Dalimunthe, Nur Asyiah; Rannando, Rannando
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 1b (2024): Special Issue
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i1b.7570

Abstract

The aim of this research is to determine whether there is an accumulation of heavy metals in lowland rice fields cultivated along the MKTT Trans Sumatra toll road and to find out the factors that influence the distribution of heavy metals in lowland rice fields along the MKTT toll road. The method used in the research is quantitative descriptive method. After averaging the heavy metals Lead (Pb), Cadmium (Cd) from the three sampling locations, the highest level of PB or lead metal was 0.0000618251ppm, while the highest level of Cadmium (Cd) was 0.000007234ppm, based on this it can be It can be concluded that the highest metal content is in Lead (Pb), namely 0.0000618251ppm. Based on this data, it can be concluded that plants or crops located near the roadside have the potential to be contaminated or contaminated with heavy metals due to nearby transportation activities which produce emissions, etc. and other factors. from the use of fertilizers and pesticides used by farmers.
Analisis Perbandingan Kadar Metabolit Primer Pada Daum Pisang Kepok Kuning (Musa Paradisiaca L. Kepok Kuning) Hasil Kultur Jaringan Dan Tanaman Konvensional Tobing, Wirudiono Lumban; Dalimunthe, Nur Asyiah; Syahfitra, Angga Ade
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 8, No 1 (2026): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret (IN Press)
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v8i1.6591

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kadar metabolit primer pada daun pisang Kepok Kuning (Musa × paradisiaca L., var. Kepok Kuning) yang diperoleh melalui kultur jaringan dan budidaya konvensional. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan modern yang memungkinkan produksi bibit secara massal dan seragam secara genetik, namun kondisi lingkungan in vitro yang berbeda dengan in vivo dapat memengaruhi komposisi biokimia tanaman. Analisis dilakukan terhadap metabolit primer utama, meliputi karbohidrat, protein, dan lipid, yang berperan penting dalam pertumbuhan dan metabolisme seluler. Metode kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) digunakan untuk analisis karbohidrat, sedangkan kadar protein total diukur secara spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun pisang hasil kultur jaringan memiliki kadar gula total (glukosa, fruktosa, sukrosa) yang lebih tinggi dibandingkan daun dari tanaman konvensional, sedangkan kadar protein dan lipid tidak berbeda signifikan. Perbedaan ini mencerminkan adanya adaptasi fisiologis akibat perbedaan lingkungan pertumbuhan. Studi ini menegaskan bahwa teknik kultur jaringan dapat memengaruhi profil metabolit primer tanaman dan menjadi dasar penting bagi optimalisasi produksi serta peningkatan kualitas bahan tanaman.
Perbandingan Analisis Kadar kandungan Metabolit primer batang Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca L.) Hasil Kultur Jaringan dan Tanaman Konvensional Manullang, Rian Fernando; Dalimunthe, Nur Asyiah; Aziz, Rizal
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 8, No 1 (2026): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret (IN Press)
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v8i1.6595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kadar metabolit primer pada batang Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca L.) yang diperbanyak melalui teknik kultur jaringan dan metode konvensional. Metabolit primer yang diamati meliputi karbohidrat, protein kasar, lemak, kadar air, dan serat kasar. Sampel batang diambil dari tanaman hasil kultur jaringan dan tanaman lapangan dengan umur yang sama, kemudian dianalisis menggunakan metode proksimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat, protein kasar, lemak, dan serat kasar pada batang pisang hasil kultur jaringan lebih tinggi masing-masing sebesar 40,15%, 7,97%, 3,13%, dan 17,22% dibandingkan tanaman konvensional yang memiliki kadar 38,44%, 6,81%, 2,99%, dan 15,74%. Sebaliknya, kadar air pada tanaman hasil kultur jaringan lebih rendah (10,15%) dibandingkan dengan tanaman konvensional (12,25%). Temuan ini mengindikasikan bahwa teknik kultur jaringan mampu meningkatkan kualitas kandungan metabolit primer batang Pisang Kepok Kuning dibandingkan metode perbanyakan konvensional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan bioteknologi pertanian, khususnya dalam pemanfaatan pisang sebagai sumber metabolit bernilai guna bagi sektor pangan dan industri.
Analisis Perbandingan Kadar Metabolit Primer Daun Pisang Kepok Kuning (Musa Paradisiaca L.) Hasil Kultur Jaringan Dan Tanaman Konvensional Frianda, Dwi Dicka; Dalimunthe, Nur Asyiah; Sahfitra, Angga Ade
Jurnal Ilmiah Pertanian ( JIPERTA) Vol 8, No 1 (2026): Jurnal Ilmiah Pertanian (JIPERTA), Maret (IN Press)
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiperta.v8i1.6594

Abstract

This study aims to compare the primary metabolite content of yellow Kepok banana (Musa paradisiaca L.) leaves obtained through tissue culture and conventional cultivation methods. Yellow Kepok banana is one of Indonesia’s superior varieties with high economic value and great potential as a raw material for the food industry and as a source of value-added biomass. In the context of agricultural biotechnology, tissue culture techniques not only enable rapid and uniform plant propagation but may also influence the biochemical composition of plants through more controlled growth conditions. This study employed a descriptive experimental design with two treatments and three replications. Primary metabolites analyzed included carbohydrates, proteins, fats, crude fiber, ash, and moisture content, using the proximate (AOAC) method. The results showed that leaves derived from tissue culture had higher levels of carbohydrates (44.15% DM), proteins (19.77% DM), and fats (7.82% DM) compared to conventionally grown plants (39.93% DM; 16.13% DM; 6.20% DM). Conversely, conventionally grown leaves contained higher crude fiber, ash, and moisture. Controlled tissue culture conditions enhanced physiological efficiency and energy metabolite accumulation, whereas natural environments favored structural component formation. These findings highlight the potential of tissue culture as an effective method for producing banana leaf biomass with improved nutritional and metabolite profiles.
Tambahan Makanan Lidah Buaya Dan Peningkatan Ekonomi Keluarga SEBAYANG, Minda Muliana; DALIMUNTHE, Nur Asyiah; AISYAH, Siti
Akuntansi dan Humaniora: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Akuntansi dan Humaniora: Jurnal Pengabdian Masyarakat (Februari – Mei 2022)
Publisher : Indonesia Strategic Sustainability

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38142/ahjpm.v1i1.189

Abstract

Gracilaria sp. merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar-agar dimana senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan, tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas dengan membentuk gel. Produksi agar-agar di Indonesia menggunakan metode yang melibatkan ekstraksi rumput laut dengan pelarut asam pada suhu tinggi. Paluh Kemiri merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra Utara, yang berpotensi memiliki tanaman pekarangan rumah berupa tanaman Lidah Buaya. Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kel Puluh Kemiri bertujuan mensosialisasi dan mengajak ibu – ibu PKK memanfaatkan lidah buaya untuk kesehatan khusunya bagi anak-anak, dan bertujuan agar dapat meningkatkan ekonomi keluarga. PKM telah dilaksanakan selama 3 hari pada tanggal 11 - 13 Januari 2022 dengan peserta ibu-ibu PKK Kel Puluh Kemiri Kec. Lubuk Pakam. Agar – agar merupakan salah satu makanan yang banyak mengandung kalsium selain susu dan olahannya yang begitu digemari anak-anak sebagai makanan cemilan dikarenakan teksturnya begitu lembut dan mudah untuk dicerna sehingga para ibu dapat menambahkan nutrisi yang terdapat pada tumbuhan lidah buaya berupa vitamin (A, B1, B2, B3, B12, C, E), mineral (Calsium, Magnesium, Potasium, Sodium, Iron, Seng, Chromium), dan enzim (Amylase, Catalase, Cellulose, Carboxypepilase, Carboxyhelulose, Bradykinase). Lidah buaya dapat diolah menjadi agar-agar supaya anak-anak bisa langsung mendapatkan manfaat kandungannya, dan dapat dijadikan sebagai alternatif cemilan sehat sebagai pengganti jajanan, dengan biaya pengolahan yang begitu murah sehingga bisa juga sebagai alernatif untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Dengan biaya produksi yang murah dalam pengolahannya maka dapat dijadikan usaha jualan jajanan agar-agar lidah buaya.