Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Ajaran Satvika Yadnya Sebagai Konsep Pendidikan Menuju Kesejahteraan Umat Dalam Beragama Sosial Anak Agung Gde Krisna Paramita
Kamaya: Jurnal Ilmu Agama Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.711 KB)

Abstract

The practice of social religion, which is an agreed dimension, is a noble culture, as a visualization of a form of religious education in the community (non-formal). Humans as the main actors, can not be separated from departing from full faith, have nuances of sincere sincerity in their application. In the Hindu perspective the name satvika yadnya with its teachings dominates on the path through devotion and karma as the main basis. In this research, he succeeded in finding the teaching that satvika yadnya as a trajectory of social education in Hindu practice, with the manifestation of, "longing to meet God", "longing to realize the visualization of God", "realizing offerings to God" and the application of the teachings of catur kerti (Widhi Kerti, Buda kerti, Manusa kerti, jagad kerti).
Edukasi Etika Pelestarian Lingkungan Bali dan Tata Kelola Pendapatan Ekonomi Terhadap Pramuwisata Domestik di Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Bali Anak Agung Gde Krisna Paramita; Ida Ayu Rosa Dewinta; Gede Yohanes Arygunartha
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.238 KB) | DOI: 10.22334/jam.v2i2.25

Abstract

Pada dasarnya pramuwisata memiliki kompetensi dan keterampilan yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan karena keterampilan yang dimiliki pramuwisata dapat dilihat dengan hasil yang diperoleh dalam menyelesaikan pekerjannya. Namun terdapat norma-norma yang harus ditaati dalam melaksanakan tugas tersebut. Dalam perkembangan dunia pariwisata bahwa pramuwisata dituntut memiliki standar kompetensi sehingga tamu domestik mampu mengenal dan memahami dari setiap objek wisata yang dipilih. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi etika pelestarian lingkungan sesuai kearifan lokal, yang ada di Bali terhadap pramuwisata dalam memandu tamu domestik di Himpunan Pramuwisata Indonesia. Masalah yang melatar belakangi pelaksanaan pengabdian masyarakat ini karena masih minimnya pemahaman sebagian besar pramuwisata tentang etika lingkungan terutama destinasi yang belum ada di Bali karena yang sering mereka pahami hanya profesi sebagai pemandu wisatawan domestik dan masih rendahnya pendapatan pramuwisata domestik yang ada di Bali. Pengabdian ini melibatkan seluruh Pramuwisata Domestik di Bali di  Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Bali. Melalui survey berupa kuisioner di akhir kegiatan, yang menyatakan hasil bahwa sebagian peserta puas dengan kegiatan pengabdian masyarakkat ini. Hasil pengabdian diharapkan dapat membantu mitra mampu melanjutkan asosiasinya agar berkembang demi lingkungan pariwisata yang lebih baik, dengan peduli terhadap destinasi pariwisata dan dapat memperbaiki tata kelola pendapatan ekonomi Pariwisata Bali.
AJARAN CATUR PARAMITA TERHADAP POLA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM LONTAR SIWA SASANA Anak Agung Gde Krisna Paramita; Dewa Ayu Kade Linda Dewi; I Made Rajendra
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.7.1.2023.15-21

Abstract

Penelitian ini focus pada kajian ajaran catur paramita dalam lontar siwa sasana. Metode penelitian ini berupa kualitatif yang membahas tentang ajaran catur paramita terhadap pola pendidikan karakter yang termuat dalam lontar siwa sasana. Penelitian ini yakni deskripsi ajaran catur paramita yang terkandung dalam lontar siwa sasana pada lembar 6b, Seorang siswa kerohanian dalam lontar siwa sasana hendaknya memahami ajaran catur paramita yang dimaksud yakni Catur Paramita itu adalah : Maitri yang berarti persahabatan atau sifat – sifat yang menghendaki suatu kehidupan yang rukun. Karuna yang berarti cinta kasih sayang, kepedulian kita terhadap orang lain. Mudita berarti sifat dan sikap yang simpati terhadap keberhasilan dan penderitaan orang lain. Dan Upeksa berarti suka mengampuni kesalahan orang lain dengan tenang sabar. Hal ini terkait dengan pola pendidikan yang termuat dalam lontar siswa sasana yakni pendidikan karakter disiplin.
Perintisan Wirausaha Berbasis E-Commerce oleh Kelompok Pekerja Seks Komersial (PSK) Online di Kota Denpasar Dewa Putu Yudi Pardita; Anak Agung Gde Krisna Paramita; I Putu Gde Chandra Artha Aryasa
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i2.1242

Abstract

Perintisan wirausaha dan konseling agama dapat menjadi salah satu alternatif bagi Pekerja Seks Komersial dalam merubah perspektif hidupnya sehingga PSK dapat mengahargai hidup dan mendapat penghasilan lebih layak. Pelaksanaan konseling agama digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk membantu PSK dalam mengatasi tantangan dan masalah yang mereka hadapi. Konseling agama dapat memberikan panduan moral dan spiritual kepada PSK, serta membantu mereka dalam memahami dan memperbaiki hubungan mereka dengan agama dan keyakinan mereka. Sementara itu, perintisan wirausaha dapat membantu PSK untuk mempelajari keterampilan baru dan memperoleh pengetahuan tentang peluang usaha di luar industri prostitusi. Ini memungkinkan mereka untuk beralih ke pekerjaan yang lebih beragam dan memiliki keberagaman pendapatan, sehingga mengurangi risiko yang terkait dengan pekerjaan prostitusi. Wirausaha yang dibuatkan pada kegiatan program kemitraan masyarakat ini adalah toko online di Shopee dengan nama Coco La Mode, serta produk yang dijual berupa pakaian tidur untuk wanita dari distributor Lovera Official Shop. Perintisan wirausaha berbasis e-commerce memiliki hambatan dan kesulitan. Namun, perencanaan yang matang, kesabaran, dan ketekunan, mitra kegiatan diharapkan dapat mengatasi tantangan ini dan mencapai kesuksesan dalam bisnis online di Shopee. Peran dosen dan mahasiswa juga diperlukan dalam memantau serta mengevaluasi wirausaha online mitra agar konsisten dilaksanakan sebagai sumber pendapatan utama. E-Commerce-Based Entrepreneur Pioneering by Online Commercial Sex Worker Group (PSK) in Denpasar City  Entrepreneurship mentoring and religious counseling can serve as alternatives for Commercial Sex Workers (CSWs) to transform their perspectives on life, enabling them to value life and attain more dignified income. The implementation of religious counseling is employed as one approach to assist CSWs in overcoming the challenges and problems they face. Religious counseling can provide moral and spiritual guidance to CSWs, helping them understand and improve their relationship with their religion and beliefs. Meanwhile, entrepreneurship mentoring can aid CSWs in acquiring new skills and knowledge about business opportunities beyond the prostitution industry. This allows them to transition into more diverse and income-generating work, thereby reducing the risks associated with prostitution. The entrepreneurship venture initiated through this community partnership program is an online store on Shopee named Coco La Mode, with products consisting of women's sleepwear from the distributor Lovera Official Shop. E-commerce-based entrepreneurship faces barriers and challenges. However, with careful planning, patience, and perseverance, the program partners are expected to overcome these challenges and achieve success in the online business on Shopee. The role of lecturers and students is also crucial in monitoring and evaluating online entrepreneurial ventures to ensure their consistent implementation as the primary source of income.
KASULINGGIHAN TEXT WRATI SASANA IN RELIGIOUS LIFE TRI SADAKA TRADITIONAL VILLAGES IN BALI Anak Agung Gde Krisna Paramita; I Wayan Suka Yasa; I Gusti Bagus Wirawan
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol. 23 No. 2 (2023): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v23i2.4842

Abstract

The texts that contain the philosophy and ethics of kasulinggihan are very diverse, one of which is the Wrati sasana. Wrati sasana textis a teaching that contains rules, ethical teachings and taboos in Kasulinggihan's spiritual life, which is followed by Sulinggih. In accordance with the teachings of the Kasulinggihan sasana, contained in the wrati sasana has a complete concept. This study seeks to discussthe teachings of Wrati Sasana for Sulinggih in the religious life of Tri Sadaka in traditional villages in Bali, as well as the implementation of the teachings of Wrati Sasana by Sulinggih in the religious life of Tri Sadaka in traditional villages in Bali. These three aspects are then revealed by hermeneutic theory, phenomenological theory, and religious theory. The procedure for disclosing this research is using literature study techniques, interviews and observations. Analyzed with the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This study found that the importance of the teachings of wrati sasana in the Kasulinggihan sasana order in the traditional villages of Bali Aga, Apanaga, and Bali Anyar, is used as a moral guide, ritual behavior guide and sulinggih tri sadaka self-control guide in traditional villages in Bali.
KARMA MARGA SEBAGAI LANDASAN FILOSOFIS KERJA BAGI UMAT HINDU Anak Agung Gde Krisna Paramita; I Made Rajendra
WICAKSANA: Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/wicaksana.7.2.2023.69-77

Abstract

Manusia di dunia ini selalu dituntut untuk bekerja dan tidak seorang pun yang hidup di dunia ini terlepas dari aktivitas atau kerja karena manusia pada hakekatnya dibelenggu oleh hukum alam yang mewajibkannya untuk berbuat. Umat Hindu meyakini bahwa kerja merupakan pokok kehidupan, ”Kerja untuk hidup dan Hidup untuk kerja” yang pada akhirnya melalui kerja tersebut dapat mencapai kebebasan, asalkan pekerjaan itu dilakukan dengan tidak mengikatkan diri pada hasilnya sesuai dengan falsafah karma marga. Manusia betul-betul sadar akan kewajibannya dan memiliki etos kerja yang tinggi. Ajaran karma marga merupakan landasan filosofis kerja bagi umat hindu, sehingga sadar bahwa kerja pada hakekatnya adalah hukum sebab akibat yang dapat mengantarkan manusia ke jalan kebebasan dengan tidak mengikatkan diri pada hasilnya. Karma marga dalam pelaksanaannya mempunyai motif-motif yang mengarah untuk penyatuan diri dengan Tuhan/Ida sang Hyang Widhi, yaitu bahwa karma marga merupakan suatu pengabdian dan kewajiban bagi umat Hindu tanpa mementingkan hasil yang bersifat material atau motif ekonomi semata.
Pemanfaatan Teknologi ‘Website DJP Online’ Bagi Karang Taruna di Desa Siangan Kadek Agus Mahabojana Dwi Prayoga; Made Dika Nugraha; I Putu Yudi Prabhadika; Anak Agung Gde Krisna Paramita; Gede Yohanes Arygunartha
Postgraduated Community Service Journal Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/pcsj.4.2.2023.79-82

Abstract

Pemahaman dan pemanfaatan teknologi dalam membayar pajak menjadi krusial dalam perkembangan sistem perpajakan global. Di Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) meluncurkan DJP Online pada tahun 2015, sebuah inovasi penting dalam administrasi perpajakan. Dalam era digital, DJP Online mencerminkan upaya pemerintah untuk menyederhanakan, meningkatkan efisiensi, dan memberikan transparansi dalam perpajakan. Tujuan platform ini adalah meningkatkan efisiensi administrasi, meminimalkan kesalahan, dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui layanan pajak berbasis online. PKM ini dilakukan dengan fokus pada kelompok Karang Taruna di Desa Siangan, yang dihadapkan pada kurangnya pemahaman tentang pembayaran dan pelaporan pajak serta pemanfaatan DJP Online. Oleh karena itu, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilaksanakan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan penggunaan DJP Online kepada kelompok tersebut. Metode PkM menggunakan ceramah/sosialisasi dan praktek langsung dengan tutorial pengisian DJP Online. Hasil kegiatan ini mencakup peningkatan pemahaman dan kesadaran wajib pajak di Desa Siangan, terlihat dari partisipasi aktif dan tanggapan positif peserta. Materi disampaikan oleh narasumber yang kompeten, Bapak I Made Dwi Sumba Wirawan, SE., M.Si., BKP, yang membahas fitur portal layanan perpajakan DJP Online. Kegiatan PkM berhasil memberdayakan kelompok Karang Taruna dengan memberikan pengetahuan praktis tentang pembayaran dan pelaporan pajak melalui DJP Online. Diharapkan kegiatan serupa dapat dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kesadaran perpajakan di masyarakat.
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA MELALUI AKTUALISASI DANA PUNIA Anak Agung Gde Krisna Paramita; Dewa Ayu Antari; Ayu Putri Suryaningrat
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol. 24 No. 1 (2024): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v24i1.5938

Abstract

Hindu teachings emphasize that all actions must be based on dharma in order to achieve harmony and happiness. Tri Hita Karana is a Hindu religious teaching that focuses on harmonious relationships with God, fellow humans and the environment. Harmonizing these three relationships will bring happiness. One way to implement this harmonious relationship is by implementing punia funds. Carrying out good dana punia or what is called satwika dana punia is a way of establishing a harmonious relationship, both with God through yadnya, as well as with fellow humans and the surrounding environment. This tri-harmony relationship provides philosophical value in building a foundation, as a form of actualizing Hindu religious teachings both vertically and horizontally.