Produksi ASI pada dua minggu pertama postpartum merupakan fase kritis yang menentukan keberhasilan menyusui jangka panjang. Hambatan dalam refleks let-down, pengetahuan laktasi yang terbatas, serta kecemasan ibu dapat menurunkan volume ASI perah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan implementasi pijat oksitosin dan konseling laktasi dengan peningkatan volume perah ASI yang diukur secara objektif pada ibu postpartum dua minggu. Penelitian menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 31 responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Implementasi pijat oksitosin dan konseling laktasi dinilai melalui lembar checklist, sedangkan volume ASI perah diukur menggunakan botol berskala berdasarkan rata-rata tiga kali pemerasan pada hari awal (T0) dan dua minggu kemudian (T1). Analisis bivariat menggunakan uji paired t-test dan perhitungan odds ratio. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan volume perah ASI yang signifikan antara T0 dan T1 (p < 0,001). Implementasi pijat oksitosin memiliki hubungan signifikan dengan peningkatan volume ASI (p = 0,018; OR = 4,82), yang menunjukkan bahwa ibu dengan pelaksanaan pijat oksitosin kategori baik memiliki peluang hampir lima kali lebih besar untuk meningkatkan volume ASI. Implementasi konseling laktasi menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan peningkatan volume ASI (p = 0,004; OR = 9,00), menandakan bahwa ibu yang menerima konseling laktasi berkualitas memiliki peluang sembilan kali lebih besar untuk mengalami peningkatan volume ASI. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi pijat oksitosin dan konseling laktasi merupakan intervensi efektif yang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan volume perah ASI pada dua minggu postpartum.