p-Index From 2020 - 2025
10.977
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan BAHASANTODEA LEX CRIMEN Jurnal Legalitas Jurnal Elektronika Telekomunikasi & Computer Legal Opinion Paramita: Historical Studies Journal KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Tadris: Jurnal keguruan dan Ilmu Tarbiyah JURNAL ANALISIS KEBIJAKAN KEHUTANAN Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam DEDIKASI JURNAL MAHASISWA Forum Penelitian Agro Ekonomi Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika JAKPP : Jurnal Analisis Kebijakan & Pelayanan Publik Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan Jurnal Ekonomi Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo Jurnal Akuntansi STIE Muhammadiyah Palopo Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Alami Journal (Alauddin Islamic Medical) Journal SEIKO : Journal of Management & Business Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan YUME : Journal of Management Jurnal Ilmiah Ecosystem Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) MABASAN UMI Medical Journal Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Dinasti International Journal of Education Management and Social Science Journal Of Aquaculture Development and Environment Al-Manhaj: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Accounting and Business Journal Amsir Law Jurnal (ALJ) Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Nusantara Hasana Journal Journal Peqguruang: Conference Series Journal of Applied Business, Taxation and Economics Reseach International Journal of Social Science, Educational, Economics, Agriculture Research, and Technology (IJSET) Hospital Majapahit : Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Mojokerto Indonesian Community Journal Jurnal Transparansi Publik (JTP) Journal of Lex Theory (JLT) Jurnal Litigasi Amsir Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Journal of Malikussaleh Public Economics Makara Human Behavior Studies in Asia Literacy : International Scientific Journals of Social, Education, Humanities Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Jurnal Keperawatan Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Seminar Nasional Hasil Penelitian LP2M UNM Mu'amalah : Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Jurnal Pengabdian Masyarakat Riset Ilmu Manajemen Bisnis dan Akuntansi Dahzain Nur Jurnal Inovasi Bisnis Indonesia (JIBI) POMA JURNAL Jurnal Akademik Pengabdian Masyarakat Journal Of Sport Education, Coaching, And Health Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vifada Management and Social Sciences Karya Nyata: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Journal of Electrical Engineering and Informatics Jurnal Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan UNISAN Law Review Proceeding of the International Conference on Law and Human Rights JAMPI
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS RESPON PEMANGKU KEPENTINGAN DI DAERAH TERHADAP KEBIJAKAN HUTAN TANAMAN RAKYAT Herawati, Tuti; Wijayanto, Nurheni; Saharuddin, Saharuddin; Eriyatno, Eriyatno
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah menganalisis respon para pemangku kepentingan di daerah terhadap kebijakan Hutan Tanaman Rakyat. Penelitian menggunakan metode pendekatan kuantifikasi data kualitatif. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan tingginya potensi pengembangan kegiatan HTR, yaitu di Provinsi Kalimantan Selatan dan Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Kalimantan Selatan, khususnya mereka yang telah terlibat dalam pengembangan tanaman kehutanan memiliki minat yang tinggi untuk menjadi peserta program HTR. Sedangkan masyarakat di Riau kurang berminat terhadap program penanaman tanaman kehutanan, disebabkan adanya pengalaman buruk di masa sebelumnya. Para pemangku kepentingan di tingkat kabupaten yang terdiri dari pihak pemerintah daerah dan swasta menyambut baik program tersebut, dan mendukung terselenggaranya program sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Berdasarkan hasil analisis stakeholder diketahui bahwa terdapat sejumlah pemangku kepentingan di daerah yang memiliki posisi dan pengaruh penting untuk keberhasilan program. Hal ini berimplikasi bahwa para pengambil kebijakan di tingkat pusat harus mempertimbangkan aspirasi mereka untuk mewujudkan keberhasilan program HTR.
TRANSFORMASI PRANATA PATRONASE MASYARAKAT NELAYAN: DARI EKONOMI MORALITAS MENUJU EKONOMI PASAR -, Mirajiani; S.Wahyuni, Ekawati; Satria, Arif; -, Saharuddin; Kusumastanto, Tridoyo
Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i1.2950

Abstract

Masyarakat nelayan  mengalami transformasi sosial ekonomi akibat penetrasi pembangunan dan pasar. Transformasi sosial ekonomi yang terjadi membawa perubahan signifikan pranata ekonomi nelayan, karena nelayan harus mengkonstruksikan  pranata ekonomi baru yang dianggap dapat mempertahankan penghidupan nelayan pada kondisi survival dan sesuai dengan perubahan yang terjadi. Penelitian ini mendalami bagaimana  transformasi pranata patronase  yang terjadi dan keterkaitannya dengan keterjaminan ekonomi pada masyarakat nelayan di Pesisir  Ujung Kulon.  Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat nelayan di Pesisir Ujung Kulon mengalami transformasi pranata ekonomi dari patronase  berbasis moralitas menjadi berbasis norma ekonomi pasar. Di era ekonomi pasar, patronase  merupakan suatu alternatif pranata ekonomi nelayan yang dibangun  untuk tetap bertahan dengan situasi krisis dan ketidakpastian ekonomi serta mata pencaharian yang bersifat fluktuatif.  Ditinjau  dari keterjaminan ekonomi, pranata patronase moralitas di masa lalu lebih memberikan jaminan  ekonomi nelayan pada situasi krisis daripada pranata patronase berbasis norma ekonomi pasar.  Pada situasi di mana pranata patronase tidak bisa sepenuhnya berfungsi sebagai pranata jaminan ekonomi nelayan,  maka untuk tetap bertahan  pada situasi ekonomi yang kurang terjamin  nelayan mengandalkan relasi ekonomi alternatif yang disediakan pasar  di luar patronase. Fishing communities experiencing socio-economic transformation as a result of development and market penetration. Socio-economic transformation is followed by significant change in economic institutions, as fishermen have to construct a new economic institutions which are supposed to maintain the livelihood in survival conditions and in accordance with the changes. This research was to explore how economic institution transformation happens and its effect on  economic security in coastal fishing communities in Ujung Kulon. The method uses a qualitative approach and the type of research uses a case study research. Results of the research showed coastal fishing communities in Ujung Kulon transformed economic institutions of patronage based morality becomes the norm based market economy. In the era of market economy, patronage remains an alternative economic institutions built to survive the crisis and uncertainty and livelihood fluctuated. The fact is related to economic security, institutional patronage morality in the past to provide security over the fishing economy in crisis situations rather than norm -based patronage institutions of the market economy. In situations where the institution of patronage can not fully function as economic security institutions of fishermen, then to survive on less secure economic situation of fishermen rely on alternative economic relations are provided markets outside patronage
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No: 164/Pid.B/2009/PN.PL) SAHARUDDIN, SAHARUDDIN
Legal Opinion Vol 2, No 6 (2014)
Publisher : Legal Opinion

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Pada Pasal 1 Ayat (2) dijelaskan bahwa: ”perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Kenakalan anak sering disebut dengan “ Juvenile delinquency “ yang diartikan dengan anak cacat sosial. Delinkuensi diartikan sebagai tingkah laku yang menyalahi secara ringan norma dan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat. Kenakalan remaja adalah terjemahan kata “ Juvenile delinquency “ dan dirumuskan sebagai suatu kelainan tingkah laku, perbuatan ataupun tindakan remaja yang bersifat asosial, bertentangan dengan agama, dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kaitan ini remaja diartikan sebagai anak yang ada dalam usia antara dua belas tahun dan di bawah delapan belas tahun serta belum menikah.Penanganan perkara anak yang tidak dibedakan dengan perkara orang dewasa dipandang tidak tepat karena sistem yang demikian akan merugikan kepentingan anak yang bersangkutan. Anak yang mendapat tekanan ketika pemeriksaan perkaranya sedang berlangsung akan mempengaruhi sikap mentalnya. Ia akan merasa sangat ketakutan, merasa stres, dan akibat selanjutnya ia menjadi pendiam dan tidak kreatif. Dalam dirinya ia merasa dimarahi oleh pejabat pemeriksa dan merasa pula dirinya dijauhi oleh masyarakat. Hal ini yang sangat merugikan kepentingan anak. Jangan sampai nantinya setelah menjalani masa hukuman, anak menjadi bertambah kenakalannya. Jangan sampai si anak yang pernah tersangkut perkara pidana tidak dapat bergaul dengan baik, sehingga anak dapat mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa. Oleh karena itu dalam menangani perkara anak terutama bagi para petugas hukum diperlukan perhatian yang khusus. Pemeriksaannya atau perlakuannya tidak dapat disama ratakan dengan orang dewasa, perlu dengan pendekatan-pendekatan tertentu sehingga si anak yang diperiksa dapat bebas dari rasa ketakutan dan rasa aman. Perhatian terbesar dalam tindakan perlindungan anak adalah perkembangan anak, agar anak dapat berkembang dan tumbuh dengan baik dalam berbagai sisi. Anak merupakan amanah sekaligus makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Anak wajib dilindungi dan dijaga baik secara hukum, ekonomi, politik, sosial maupun budaya dengan tidak membedakan suku, ras, agama, dan golongan. Anak sebagai generasi penerus yang akan menentukan nasib dan masa depan bangsa secara keseluruhan di masa yang akan datang sehingga hal-hal apa saja yang menjadi hak-hak anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijunjung tinggi. Kata Kunci : Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan
SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI Obie, Muhammad; Soetarto, Endriatmo; Soemarti, Titik; Saharuddin, Saharuddin
Paramita: Historical Studies Journal Vol 25, No 1 (2015): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v25i1.3422

Abstract

This article aims to analyze the historical milestones of coastal and sea resources management in Tomini Bay. It used a critical theory paradigm with two strategies, namely historical sociology and case studies. The collected data were primary and secondary ones, then were analyzed by using qualitative approach. The analysis results indicated that coastal and sea management in To-mini Bay could be divided into era before 1901, when Bajo Tribe was the sea adventurer in To-mini Bay as well as owning the resources. Since 1901 to independence era of Old Order, Bajo tribe began to settle to coastal area, built houses above the sea surfaces with economic resources coming from fishing and other sea pickings.  During the New Order, precisely from 1977 to Reformation Order, the existence of Bajo Tribe was terribly disturbed by the wood company, fishpond, and conservation policy. In this era, Bajo Tribe faced the resettlement pressure that caused their community was divided, Sea Bajo and Land Bajo.  This reality caused the access of the Land Bajo community to the coastal and sea resources was limited, while the Sea Bajo community was progressively under the pressure of of the expansion of the wood company, fishpond, and conservation policy.Key words: Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourismTujuan penelitian ini adalah menganalisis tonggak-tonggak sejarah penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini. Penelitian ini menggunakan paradigma teori kritis, dengan strategi sosiologi sejarah dan studi kasus. Data yang terkumpul berupa data primer dan data sekunder, kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini dapat dibagi atas masa sebelum tahun 1901, yang ditandai Suku Bajo sebagai pengembara laut di Teluk Tomini sekaligus me-nguasai sumber daya yang ada. Sejak tahun 1901 sampai masa kemerdekaan (Orde Lama), Suku Bajo mulai hidup menetap dengan membangun rumah di atas permukaan laut, ekonomi bersumber dari menangkap ikan di pesisir dan mengumpulkan hasil-hasil laut lainnya. Memasuki Orde Baru, tepatnya mulai tahun 1977 sampai Orde Reformasi, eksistensi Suku Bajo mulai terganggu dengan masuknya perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi. Di era ini Suku Bajo mengalami tekanan resettlement, menyebabkan komunitas mereka terbelah. Akses komunitas Bajo Darat ke laut menjadi terbatas, sementara komunitas Bajo Laut makin terjepit oleh ekspansi perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi.Kata-kata kunci: Suku Bajo, perusahaan kayu, usaha tambak, konservasi, resettlement, pariwisata budaya  
The Existence of Gampong in the Middle of Changing Community Mahmuddin, Mahmuddin; Kolopaking, Laura M; Kinseng, Rilus A; Wasistiono, Sadu; Saharuddin, Saharuddin
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4967

Abstract

The passage of Act No. 18, 2001 on regional autonomy and followed up with the issuance of Qanun No. 4, 2003 on mukim, and Qanun No. 5, 2003 on gampong and reinforced by UUPA No. 11, 2006 on Acehnese government is a history of social identity of Acehnese society, which has been neglected during the conflict. The regional government has made some breakthroughs and one of the breakthroughs was gampong revitalization through a program called “back to gampong”. The study aims to answer the dynamic of revitalization of gampong institution in the middle of special autonomy implementation and the implementation of Qanun gampong in the administration of gampong institution. The study shows that the implementation of program “back to gampong” encourages the strengthening process of gampong institution as well as weakens the institution itself. The development of gampong that focuses on physical aspect has created coordination gap among officials of gampong institution in planning system and financial management.  The tug in the mechanism of financial development and management at gampong has created a space for the involvement and influence from gampong elite in gampong governance. Non-uniform honorary allocation for gampong governmental apparatus is one of indicators of weak role and function of gampong cultural institution because the previous inherent communal values have been calculated economically.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Lokal Masyarakat Desa Ciherang dengan Tingkat Pengelolaan Tanaman Obat Keluarga Rosmanita, Ike; Saharuddin, Saharuddin
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.49 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.1.3.359-378

Abstract

Local knowledge is a basic resource who passed down from one generation to another generation. Every region has a different knowledge to manage and utilize plants in the yard including medicinal plants. This study try to analyze the condition of the yard agroekosistem, analyze the level of local knowledge about medicinal plants, analyze level management of medicinal plants, analyze the relationship between level of local knowledge with the level management of mrdicinal plants, and analyze the relationship between local knowledge with condition of yard agroekosistem. This reseach used a quantitative approach and supported with qualitative approach as a method of reseach. The results showed condition of yard agroekosistem has a good condition and people have used their yard around the house. The results also showed that the level of local knowledge about medicinal plants classified as moderate. Beside that the level  managemet of medicinal plants classified in the high category. Based on statistical tests, we can know that there is no relationship between local knowledge with the level management of medicinal plants.Keywords: health, livelihood, medicinal plants, yard-----------------------------------------------------------------------------------------ABSTRAKPengetahuan lokal merupakan pengetahuan yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kapada generasi berikutnya. Masing-masing wilayah memiliki pengetahuan tersendiri dalam pengelolaan dan pemanfaatan berbagai tanaman termasuk tanaman obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi agroekosistem pekarangan masyarakat, menganalisis tingkat pengetahuan lokal masyarakat mengenai tanaman obat, menganalisis tingkat pengelolaan tanaman obat, menganalisis hubungan pengetahuan lokal dengan tingkat pengelolaan tanaman obat, dan menganalisis hubungan pengetahuan lokal dengan kondisi agroekosistem pekarangan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan didukung dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroekosistem pekarangan masyarakat sudah dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi pekarangan masyarakat yang ditanam berbagai jenis tanaman termasuk tanaman obat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan lokal masyarakat mengenai tanaman obat tergolong sedang, sedangkan tingkat pengelolaan  tanaman obat tergolong dalam kategori tinggi. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan lokal dengan tingkat pengelolaan tanaman obat.Kata kunci: kesehatan, nafkah, pekarangan, tanaman obat
Hubungan Modal Sosial dengan Partisipasi Kelompok Tani dalam Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Fadhlurrahman, Irfan; Saharuddin, Saharuddin
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.038 KB) | DOI: 10.29244/jskpm.2.3.347-362

Abstract

ABSTRACTCooperatives as one of the sectors of economic power that is considered the most suitable developed in Indonesia, because formed by members and aims for the welfare of its members. Pesantren as a grassroots Islamic educational institution also develops Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) by fostering farmer groups. The purpose of this study is to analyze the relationship of individual characteristics (age, education level, length of work, and income level), social capital, and participation of farmer group members in Kopontren Alif agribusiness activities. The result of the research shows that there is no significant correlation between individual characteristic with social capital and participation, except the age relation with participation, but the relation is negative. While social capital with participation has a significant and strong relationship. This is due to the high social capital with the participation of farmer group members in the activities of Kopontren Alif agribusiness.Keywords: farmer groups, individual characteristic, kopontren, social capital, participation. ABSTRAKKoperasi sebagai salah satu sektor kekuatan ekonomi yang dianggap paling cocok dikembangkan di Indonesia, karena dibentuk oleh anggota dan bertujuan untuk kesejahteraan anggotanya. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang bersifat akar rumput turut mengembangkan koperasi pondok pesantren (Kopontren) dengan membina kelompok tani. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik individu (usia, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan tingkat pendapatan), modal sosial, dan partisipasi anggota kelompok tani binaan dalam kegiatan agribisnis Kopontren Alif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik individu dengan modal sosial dan partisipasi, kecuali hubungan usia dengan partisipasi, namun hubungannya negatif. Sedangkan modal sosial dengan partisipasi memiliki hubungan yang signifikan dan kuat. Hal ini dikarenakan tingginya modal sosial dengan partisipasi anggota kelompok tani dalam kegiatan agribisnis Kopontren Alif.Kata kunci: karakteristik individu, kelompok tani, kopontren, modal sosial, partisipasi.
The Existence of Gampong in the Middle of Changing Community Mahmuddin, Mahmuddin; Kolopaking, Laura M; Kinseng, Rilus A; Wasistiono, Sadu; Saharuddin, Saharuddin
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4967

Abstract

The passage of Act No. 18, 2001 on regional autonomy and followed up with the issuance of Qanun No. 4, 2003 on mukim, and Qanun No. 5, 2003 on gampong and reinforced by UUPA No. 11, 2006 on Acehnese government is a history of social identity of Acehnese society, which has been neglected during the conflict. The regional government has made some breakthroughs and one of the breakthroughs was gampong revitalization through a program called “back to gampong”. The study aims to answer the dynamic of revitalization of gampong institution in the middle of special autonomy implementation and the implementation of Qanun gampong in the administration of gampong institution. The study shows that the implementation of program “back to gampong” encourages the strengthening process of gampong institution as well as weakens the institution itself. The development of gampong that focuses on physical aspect has created coordination gap among officials of gampong institution in planning system and financial management.  The tug in the mechanism of financial development and management at gampong has created a space for the involvement and influence from gampong elite in gampong governance. Non-uniform honorary allocation for gampong governmental apparatus is one of indicators of weak role and function of gampong cultural institution because the previous inherent communal values have been calculated economically.
TRANSFORMASI PRANATA PATRONASE MASYARAKAT NELAYAN: DARI EKONOMI MORALITAS MENUJU EKONOMI PASAR -, Mirajiani; S.Wahyuni, Ekawati; Satria, Arif; -, Saharuddin; Kusumastanto, Tridoyo
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i1.2950

Abstract

Masyarakat nelayan  mengalami transformasi sosial ekonomi akibat penetrasi pembangunan dan pasar. Transformasi sosial ekonomi yang terjadi membawa perubahan signifikan pranata ekonomi nelayan, karena nelayan harus mengkonstruksikan  pranata ekonomi baru yang dianggap dapat mempertahankan penghidupan nelayan pada kondisi survival dan sesuai dengan perubahan yang terjadi. Penelitian ini mendalami bagaimana  transformasi pranata patronase  yang terjadi dan keterkaitannya dengan keterjaminan ekonomi pada masyarakat nelayan di Pesisir  Ujung Kulon.  Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat nelayan di Pesisir Ujung Kulon mengalami transformasi pranata ekonomi dari patronase  berbasis moralitas menjadi berbasis norma ekonomi pasar. Di era ekonomi pasar, patronase  merupakan suatu alternatif pranata ekonomi nelayan yang dibangun  untuk tetap bertahan dengan situasi krisis dan ketidakpastian ekonomi serta mata pencaharian yang bersifat fluktuatif.  Ditinjau  dari keterjaminan ekonomi, pranata patronase moralitas di masa lalu lebih memberikan jaminan  ekonomi nelayan pada situasi krisis daripada pranata patronase berbasis norma ekonomi pasar.  Pada situasi di mana pranata patronase tidak bisa sepenuhnya berfungsi sebagai pranata jaminan ekonomi nelayan,  maka untuk tetap bertahan  pada situasi ekonomi yang kurang terjamin  nelayan mengandalkan relasi ekonomi alternatif yang disediakan pasar  di luar patronase. Fishing communities experiencing socio-economic transformation as a result of development and market penetration. Socio-economic transformation is followed by significant change in economic institutions, as fishermen have to construct a new economic institutions which are supposed to maintain the livelihood in survival conditions and in accordance with the changes. This research was to explore how economic institution transformation happens and its effect on  economic security in coastal fishing communities in Ujung Kulon. The method uses a qualitative approach and the type of research uses a case study research. Results of the research showed coastal fishing communities in Ujung Kulon transformed economic institutions of patronage based morality becomes the norm based market economy. In the era of market economy, patronage remains an alternative economic institutions built to survive the crisis and uncertainty and livelihood fluctuated. The fact is related to economic security, institutional patronage morality in the past to provide security over the fishing economy in crisis situations rather than norm -based patronage institutions of the market economy. In situations where the institution of patronage can not fully function as economic security institutions of fishermen, then to survive on less secure economic situation of fishermen rely on alternative economic relations are provided markets outside patronage
SEJARAH PENGUASAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK TOMINI Obie, Muhammad; Soetarto, Endriatmo; Soemarti, Titik; Saharuddin, Saharuddin
Paramita: Historical Studies Journal Vol 25, No 1 (2015): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v25i1.3422

Abstract

This article aims to analyze the historical milestones of coastal and sea resources management in Tomini Bay. It used a critical theory paradigm with two strategies, namely historical sociology and case studies. The collected data were primary and secondary ones, then were analyzed by using qualitative approach. The analysis results indicated that coastal and sea management in To-mini Bay could be divided into era before 1901, when Bajo Tribe was the sea adventurer in To-mini Bay as well as owning the resources. Since 1901 to independence era of Old Order, Bajo tribe began to settle to coastal area, built houses above the sea surfaces with economic resources coming from fishing and other sea pickings.  During the New Order, precisely from 1977 to Reformation Order, the existence of Bajo Tribe was terribly disturbed by the wood company, fishpond, and conservation policy. In this era, Bajo Tribe faced the resettlement pressure that caused their community was divided, Sea Bajo and Land Bajo.  This reality caused the access of the Land Bajo community to the coastal and sea resources was limited, while the Sea Bajo community was progressively under the pressure of of the expansion of the wood company, fishpond, and conservation policy.Key words: Bajo Tribe, wood company, fishpond, conservation, resettlement, cultural tourismTujuan penelitian ini adalah menganalisis tonggak-tonggak sejarah penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini. Penelitian ini menggunakan paradigma teori kritis, dengan strategi sosiologi sejarah dan studi kasus. Data yang terkumpul berupa data primer dan data sekunder, kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini dapat dibagi atas masa sebelum tahun 1901, yang ditandai Suku Bajo sebagai pengembara laut di Teluk Tomini sekaligus me-nguasai sumber daya yang ada. Sejak tahun 1901 sampai masa kemerdekaan (Orde Lama), Suku Bajo mulai hidup menetap dengan membangun rumah di atas permukaan laut, ekonomi bersumber dari menangkap ikan di pesisir dan mengumpulkan hasil-hasil laut lainnya. Memasuki Orde Baru, tepatnya mulai tahun 1977 sampai Orde Reformasi, eksistensi Suku Bajo mulai terganggu dengan masuknya perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi. Di era ini Suku Bajo mengalami tekanan resettlement, menyebabkan komunitas mereka terbelah. Akses komunitas Bajo Darat ke laut menjadi terbatas, sementara komunitas Bajo Laut makin terjepit oleh ekspansi perusahaan kayu, tambak, dan kebijakan konservasi.Kata-kata kunci: Suku Bajo, perusahaan kayu, usaha tambak, konservasi, resettlement, pariwisata budaya  
Co-Authors -, Syafri ABD Rahman J Abdul Aziz Aditya Muhammad Afriansyah, Ade Nora Ahmad Suardi Alifia Ayu Delima Alvina Felicia Watratan Amar Sani, Amar Amir, Safrullah Amongjati, Sri Anom Andi Bau Mallarangeng Andika Rusli Anggraeni Endang Palupi Anisah Anita Candra Dewi Anwar, Misita Arhjayati Rahim Ariadi, Ariadi Aribah, Dzikra Ridha Dwi Arif Satria Arya Hadi Dharmawan Asriadi Asriadi Asrian, Wahyu Aulia, Adha Auliah, Alya Azhar Azhar Azizah Nurdin, Azizah Badaruddin Badaruddin Basri Basri Batara Surya, Batara Bimantoro, Tegar Budiman Budiman Burhanuddin Burhanuddin Burhanuddin Burhanuddin Burhanuddin Burhanuddin Burhanuddin Burhanuddin Caska - Darmawan, Fitrah Asma Deviyanti, Deviyanti Dewi Gayatri Dewi Yuniati Dewi, Anita Candra Didik Suharjito Dimas Prasaja, Dimas Dini Anggraini, Dini Djalil, Abd. Rasyid Dwi Sadono Edy Sabara Eka Intan Kumala Putri Ekawati S.Wahyuni Ekawati S.Wahyuni Elimawaty Rombe Elly Nurachmah Endang Larasati Endriatmo Soetarto Eriyatno . Ernanda Manurung, Fachrunnisa Evika, Selvi Fadhlurrahman, Irfan Falatehan, Sriwulan F Fathahillah Fathahillah Fathin, Fathin Kartika Fathullah Fathullah Fauziah, Henny Ferizaldi Ferizaldi Fitria Abdullah Fitriani Syamsul Fuadi Fuadi Ganggang Canggi Arnanto Habi Talib, Emil Agusalim Hadi Iskandar Haedar Haedar Hamid, Sofyan Harmanpreet, Harmanpreet Heriyanti, Lesti Hidayat, Andi Muhammad Nur Hidjaz, M. Kamal Hijrah Lahaling Ibrahim Halim Ida Hayu Dwimawanti IDRIS, MUHAMMAD MA’RUF Ihsan Ihsan Ikbal Ikbal Ike Rosmanita Ike Rosmanita, Ike Irfan Fadhlurrahman Irwan, A. Ilmi Utami Irwan, A. Lukman Ishak, Lisa Fitriani Ismail, Azhary Jalaluddin, Syatirah jaya, Akbar akbar Jelita Inayah Sari Juanda Nawawi, Juanda Jumawan Jasman Kamaruddin Kamaruddin Khadapi, Muammar Khairina Khairina, Khairina Kusnandi Kusnandi La Ode Ismail Ahmad, La Ode Ismail Lala M Kolopaking Lanteng Bustami Laura M Kolopaking, Laura M Linda Mayangsari LS, A. Dahri Adi Patra Lu'mu Lu'mu Lufhi Nabiyah Mahmud Mustafa Mahmud, Moch. Natsir Mahmuddin Mahmuddin Mahsun Mahsun Mahyuni Mahyuni Makalew, Amos Shifrieth Mantasia Mantasia Masfuri - Mattalatta, Solihin Ma’ruf Idris, Muh. Mirajiani - Mirajiani, Mirajiani Misbahuddin Misbahuddin Mohamad Hidayat Muhtar Mon, Muhammad Donal Muammar Khadapi Muh. Amir Anas Muh. Bili Akbar Muh. Halim Muh. Ma’ruf Idris MUHAMMAD ALI Muhammad Amri Muhammad Faisal Muhammad Hasyem Muhammad Ikbal Muhammad Natsir Muhammad Obie Muhammad Sarjan Muhammad, Aditya Muhartono, Rizky Mujahid Mujahid, Mujahid Multazam, A. Emil Mursalin . Mursidin . Mustamin Mustamin Nashriah Akil Nasir Usman Ninik Rahayu Ashadi Nur Indah Sari Arbit Nurdiansyah Nurdiansyah Nurheni Wijayanto Nurjannah Nurjannah Nurlinda Nurlinda Nurmala Katrina Pandjaitan Nurul Huda Mursalim Oktoyoki, Hefri Ondeng, Syarifuddin Parida, Desi Permatasari, Mutia Ponta, Tasri Pratama, Ikhtyar Putri Maharani Putri, Luthfiah Qurrata A'yun Abdillah Qadapi, Muammar Rahim, Abdul Jabar Rahim, Rizki Rahmaniar Rahmaniar, Rahmaniar Rahmat Hidayat Rahmatullah Rahmatullah Rahmayanti Rahmayanti Rasyid, Muh. Fadli Faisal Rendiansyah, Rendiansyah Rilus Kinseng Riska Ayunda, Tia Rismawati Rismawati Rosmina Rosmina Rosmina Rosmina Royandi, Eva Rusdi. R Rusnawati Rusnawati Sabran Sabran Sadu Wasistiono, Sadu Safrullah Amir Sahban, Sahban Said, Marwana Saputra, Irwan Ade Setyawan, Agustinus Siti Rohana Hariana Intiana Slamet Sutomo Hadipramono Sofyan, Selviana Sonny Koeshendrajana Sri Suharyono Sri Suwitri Sri Wahyuni Sri Wahyuni St. Rukaiyah Suardi, Suardi suhaeb, Sutarsi Sukri Sukri Sumiyati Beddu Surianti Surianti Suryadi Hadi Sutarsi Suhaeb SUTISNA, NUUR SHOFIYAH Suyanu Suyanu SYAFAR, A. MUHAMMAD Syah, Aldi Arifiano Syahbana, Rio Akmal Syamsuddin Syamsuddin Tafalas, Muhammad Guzali Teuku Zulkarnaen Ti Aisyah Tintin Sarianti Titik Soemarti Titik Sumarti Tridoyo Kusumastanto Trimulato Trimulato, Trimulato trisno trisno Tussaadah, Laila Tuti Herawati Ulfiani Rahman Umar Syarifuddin Usman Usman Vitayanti Fattah Wahdania Wahdania Wahyuddin Wahyuddin Watunglawar, B. Waznah, Waznah Wiwin Wiwin, Wiwin Yulia Putri, Riska Yuniati Fadilah Yusalina Yusalina Yustiana Yustiana, Yustiana Zulfa Nur Auliatun Nissa