Claim Missing Document
Check
Articles

The Effect of Population Growth and Economic Factor to Conversion Function of Agricultural Land Supply Chain in North Aceh District Wesli, Wesli
International Journal of Supply Chain Management Vol 7, No 6 (2018): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : International Journal of Supply Chain Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Population growth and economic factors are the causes of changes agricultural land supply chain use in North Aceh District. The regional development requires land for housing, industry, trade and other purposes while land availability was constant, resulting in land conversion from the function of agricultural land supply chain to non-agricultural. The shifting of land use from 2012 to 2015 was significant in the reduced farm forestry 7,138 ha, agricultural estate 6,465 ha and Wetland area of 227 ha. The purpose of this study was to determine the significance of the effect of population growth and economic factors on the conversion of agricultural land supply chain into non-agricultural land supply chain. The method used was Quantitative Method by using Structural Equation Model (SEM). The results showed that population growth and economic factors affect the conversion of land from agricultural land supply chain to non-agricultural land supply chain, especially in urban areas. The shift in the dominant production area for housing, store shops because it is more profitable as a place of business in increasing peoples income but this causes the reduction of agricultural land supply chain as a support food support
KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE Wesli Wesli; Said Jalalul Akbar
TERAS JURNAL Vol 3, No 2 (2013): Teras Jurnal, Vol 3, No 2, September 2013
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.2 KB) | DOI: 10.29103/tj.v3i2.37

Abstract

Simpang Kutablang merupakan simpang berlengan 6 dengan beban lalu lintas yang bertambah dari waktu ke waktu. Untuk meningkatkan tingkat pelayanannya perlu suatu kajian terhadap kebutuhan lampu lalu lintas baik pada saat ini maupun prediksi ke depannya. Kajian ini dilakukan berdasarkan volume kendaraan dan kecepatan kenderaan. Analisis waktu siklus lampu lalu lintas dilakukan dengan menggunakan metode Webster. Hasil kajian menggambarkan bahwa volume lalu lintas tertinggi terjadi pada hari senin sebesar 2062,77 smp/jam dan kecepatan rata-rata kendaraan yaitu sebesar 24,85 km/jam.Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa dari variabel volume kenderaan belum membutuhkan lampu lalu lintas karena menurut MKJI (1997) kapasitas dasar penentuan kebutuhan lampu lalu lintas adalah apabila volume kenderaan minimal sebesar 2900 smp/jam. Dari variabel kecepatan kenderaan dapat dinyatakan bahwa simpang Kutablang sudah membutuhkan lampu lalu lintas karena menurut MKJI (1997) kecepatan minimum terhadap kebutuhan lampu lalu lintas adalah sebesar 28 km/jam. Dari hasil forecasting (prediksi) berdasarkan volume kenderaan dapat dinyatakan bahwa kebutuhan lampu lalu lintas ke depannya terjadi pada tahun 2016 dengan waktu siklus sebesar 118 detik untuk jam puncak pagi, 104 detik untuk jam puncak siang dan 115 detik untuk jam puncak sore. Kesimpulan hasil kajian menunjukkan bahwa Simpang 6 Kutablang Lhokseumawe pada saat ini tahun 2013 belum diperlukan lampu lalu lintas, kebutuhan tersebut diperkirakan akan terjadi pada tahun 2016Kata kunci: Lampu Lalu Lintas, kecepatan, volume kendaraan, forecasting.
PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE Amalia Amalia; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 5, No 1 (2015): TERAS JURNAL, Vol. 5, No. 1, Maret 2015
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.186 KB) | DOI: 10.29103/tj.v5i1.2

Abstract

Kota Lhokseumawe merupakan suatu dataran rendah di pesisir utara Provinsi Aceh yang dipengaruhi kondisi pasang-surut air laut sehingga harus dijaga kekeringannya dengan membangun tanggul dan sistem drainase. Salah satu sistem yang dibangun untuk menanggulangi kondisi ini adalah dengan membangun tempat penampungan air sementara yang disebut waduk atau reservoir. Untuk mengetahui efektivitas reservoir sebagai bangunan pengendali banjir dilakukan dengan analisis penelusuran banjir menggunakan Metode Level Pool Routing. Metode ini diperlukan untuk mengetahui jumlah debit maksimum yang mampu ditampung reservoir. Dengan jumlah debit yang tertampung tersebut dapat dilakukan komparasi terhadap debit hasil analisis hidrologi menggunakan Metode Rasional. Metode ini diperlukan untuk memperoleh debit limpasan yang mengalir dari kota Lhokseumawe ke reservoir. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Metode Level Pool Routing, didapatkan bahwa volume tampungan maksimum sebagai kapasitas reservoir adalah sebesar 1023440,987 m3 dengan jumlah debit maksimum yang ditampung oleh reservoir adalah sebesar 856,49 m3/det. Sedangkan debit limpasan dengan periode ulang 5 tahun yang dihitung menggunakan Metode Rasional adalah sebesar 42,17 m3/det. Dari hasil komparasi kedua metode tersebut dapat disimpulkan bahwa saat kondisi hujan reservoir hanya mampu menampung jumlah debit yang mengalir dari Kota Lhokseumawe selama 6,74 jam saja dengan mengasumsikan semua aliran mengalir dengan lancar.Kata Kunci: Banjir, Level Pool Routing, Reservoair
STUDI KORELASI DAYA DUKUNG TANAH DENGAN INDEK TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA Said Jalalul Akbar; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 4, No 1 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.1, MARET 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.469 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i1.32

Abstract

Daya dukung tanah dasar pada konstruksi sebuah jalan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berperan dalam menentukan kestabilan (kekuatan) dari kostruksi jalan tersebut. Nilai daya dukung tanah dasar sangat dipengaruhi dan ditentukan dari nilai CBR pada tanah tersebut. Nilai daya dukung tanah dasar diperoleh melalui Grafik kolerasi DDT dan CBR. Semakin besar nilai CBR tanah dasar pada sebuah konstruksi jalan semakin besar pula Nilai daya dukung tanah dari jalan tersebut. Indek tebal perkerasan merupakan sebuah nilai yang berperan (berfungsi) untuk menentukan tebal dari masing-masing lapis perkerasan. Indek tebal perkerasan diperoleh melalui hubungan antara nilai daya dukung tanah (DDT), Lintas Ekivalen Rencana (LER) dan faktor regional (FR). Nilai tersebut didapat melalui nomogram yang telah disediakan dalam Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode analisa komponen Bina marga. Penelitian ini bertujuan ingin melihat hubungan antara nilai daya dukung tanah dengan indek tebal perkerasan jalan dengan menggunakan metode bina marga. Dari hasil analisis didapat nilai perbandingan dari masing-masing nilai yang telah ditentukan melalui bacaan grafik hubungan antara nilai DDT dan ITP. Dari bacaan grafik dapat dikatakan bahwa semakin kecil nilai daya dukung tanah maka semakin besar nilai indek tebal perkerasakan yang di hasilkan.Kata kunci: Kolerasi, Daya Dukung Tanah (DDT), Indek Tebal Perkerasan (ITP)
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TANDAN SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON Khairul Amna; Wesli Wesli; Hamzani Hamzani
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.852 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.19

Abstract

Beton merupakan pilihan utama untuk membuat kontruksi saat ini. Kelemahan beton sebagai bahan konstruksi adalah kuat lentur yang rendah dan sifatnya yang getas. Perbaikan kelemahan sifat beton tersebut bisa dengan menambahkan serat (fiber) dalam adukan beton. Pada penelitian ini serat yang digunakan adalah serat alam, yaitu serat tandan kosong kelapa sawit. Serat dibilas dengan larutan 10% NaOH selama 12 jam, dikeringkan dan dipotong-potong sepanjang 4 cm. Variasi persentase serat terhadap berat volume semen di dalam campuran adalah 5%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan untuk setiap veriasi persentase serat tidak dapat meningkatkan kuat tekan beton dan penurunan terbesar pada variasi serat 10%, yaitu sebesar 20,15% dari kuat tekan normal. Sedangkan kuat lentur, peningkatan maksimum pada variasi serat 10%, yaitu sebesar 19,77% dari kuat lentur normal. Berdasarkan persamaan regresi linier komposisi optimum serat yang dapat meningkatkan kuat lentur dengan kuat tekan masih dalam batasan kuat tekan rencana, yaitu pada variasi 12 % serat dengan kuat lentur 3,99 Mpa (meningkat 14,33% dari kuat normal) dengan kuat tekan 20 Mpa. Sehingga pemanfaatan serat tandan sawit sebagai serat beton bisa dikembangkan.Kata kunci: Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit, Kuat Lentur, Kuat Tekan, Regresi Linier.
STABILITAS LAPIS ASPAL BETON AC-WC MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI Said Jalalul Akbar; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 2, No 4 (2012): Teras Jurnal, Vol 2, No 4, Desember 2012
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.195 KB) | DOI: 10.29103/tj.v2i4.57

Abstract

AC-WC (Asphal Concrete-Wearing Course) merupakan lapis aspal beton (laston) yang berfungsi sebagai lapisan aus pada sebuah konstruksi perkerasan jalan. Sebagai bahan pengisi pada lapis ini biasanya digunakan abu batu. Pada penelitian ini dilakukan alternatif pengganti bahan pengisi yaitu dengan menggunakan abu sekam padi yang diambil dari limbah hasil pembakaran pada kilang padi. Tujuan penelitian ingin mengetahui seberapa besar perbedaan nilai para meter marshall antara abu batu dengan abu sekam padi sebagai pengganti filler pada campuran aspal panas AC-WC. Metode yang digunakan adalah metode bina marga, dengan membuat benda uji dari kedua campuran sesuai syarat Depkimpraswil (2002) dengan beberapa variasi tertentu, selanjutnya dilakukan pengujian Marshall dilaboratorium. Penelitian ini hanya melihat perbedaan nilai parameter Marshall antara abu batu dengan abu sekam padi.Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium diporeh nilai parameter marshall sebagai berikut: nilai Density, Stabilitas, Flow dan Marshall Quotient meningkat (lebih besar) pada campuran yang menggunakan abu sekam padi. Kenaikan nilai Density, Stabilitas, Flow dan Marshall Quotient secara merata (optimum) terjadi pada campuran yang menggunakan abu sekam padi 6%. Sedangkan pada campuran abu sekam padi 8% terjadi penurunan nilai stabilitas.Kata kunci: Stabilitas, Laston, Abu Sekam Padi
RELIABILITY-BASED APPROACH FOR RESIDUAL LIFE PREDICTION OF BRIDGES SUBJECTED TO EARTHQUAKE SHOCKS DEGRADATION Maizuar Maizuar; said jalalul akbar; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 9, No 1 (2019): Volume 9, Nomor 1, Maret 2019
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.729 KB) | DOI: 10.29103/tj.v9i1.189

Abstract

Structural degradation caused by sudden damaging extreme events (e.g. earthquake) has significant impact on residual life of bridges and ultimately the collapse of bridges. This paper presents a reliability-based approach of a bridge subjected to shock degradation caused by earthquake events. In particular, this study develops a numerical procedure for assessing time dependent probability of failure to estimate the residual life a bridge. Key factors that govern the residual life of a bridge (e.g., damage size caused by earthquake shocks and loss of initial structural capacity) were investigated. The results of study show that both damage size caused by earthquake shocks and loss of initial structural capacity are key factors that govern residual life of a bridge. Keywords: residual life, earthquake, shock degradation, bridge.
ANALISA KAPASITAS SALURAN PRIMER TERHADAP PENGENDALIAN BANJIR (Studi Kasus Sistem Drainase Kota Langsa) Fachrizal Fachrizal; Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 5, No 1 (2015): TERAS JURNAL, Vol. 5, No. 1, Maret 2015
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.697 KB) | DOI: 10.29103/tj.v5i1.9

Abstract

Banjir dan genangan air seringkali terjadi di beberapa wilayah di Kota Langsa, hal ini sering menimbulkan kerugian berupa terganggunya aktivitas masyarakat, terganggunya arus lalu lintas (kemacetan) dan kerugian material. Kawasan permukiman Sungai Paoh Kecamatan Langsa Barat dengan luas area 19.532 Ha, sering terjadi banjir genangan khususnya pada musim penghujan. Hal ini disebabkan oleh kondisi saluran drainase eksisting yang ada saat ini tidak dapat menampung atau mengalirkan debit limpasan air hujan. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis kapasitas saluran eksisting sehingga nantinya diperoleh kesesuaian kapasitas saluran drainase dengan debit banjir rencana. Metode perhitungan analisis curah hujan rencana menggunakan metode Gumbel, Log Person Type III, dan Log Normal dimana curah hujan tahunan maksimum rata-rata menggunakan data dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Kota Langsa. Intensitas curah hujan dihitung menggunakan metode Mononobe, sedangkan debit banjir rencana dihitung menggunakan metode Rasional, dari hasil perhitungan debit banjir rencana dapat ditentukan kemampuan saluran drainase eksisting dalam mengalirkan debit banjir. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kapasitas saluran drainase eksisting sudah tidak mampu menampung atau mangalirkan debit banjir rencana, oleh karena itu perlu dilakukan pembesaran dimensi saluran sesuai dengan debit banjir rencana periode ulang sepuluh tahunan. Berdasarkan debit banjir rencana saluran drainase pias-I sebesar (QT) 4.314 m3/detik, dan saluran drainase pias-II sebesar (QT) 5.318 m3/detik, maka diperoleh dimensi saluran drainase pias-I dengan lebar saluran 3.50 m, kedalaman air 1.48 m, dengan kemiringan saluran 0.000347, sedangkan dimensi saluran drainase pias-II dengan lebar saluran 3.50 m, kedalaman air 1.73 m, dengan kemiringan saluran 0.000347.Kata Kunci : Banjir, Kapasitas Saluran, Dimensi Saluran
KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA Wesli Wesli; Said Jalalul Akbar
TERAS JURNAL Vol 4, No 2 (2014): TERAS JURNAL, VOL.4, NO.2, SEPTEMBER 2014
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.439 KB) | DOI: 10.29103/tj.v4i2.25

Abstract

Komparasi Metode AASHTO 1993 dengan Metode Bina Marga berdasarkan data pada jalan Beureughang-Sido Mulyo. Penelitian ini membandingkan parameter tebal perkerasan, sehingga akan diketahui perbedaan dan persamaan parameter tersebut. Perencanaan tebal perkerasan dengan kedua metode tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan yang terdapat dari kedua metode tersebut dalam merencanakan tebal perkerasan lentur jalan raya. Dari hasil analisa Metode AASHTO 1993 didapat tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) dengan jenis bahan sirtu (kelas C) sebesar 17 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis batu pecah (kelas A) sebesar 10 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis Laston sebesar 5 cm. Sedangkan untuk Metode Bina Marga didapatkan tebal lapisan pondasi bawah (Sub Base Coarse) dengan jenis bahan sirtu (kelas C) sebesar 12 cm, lapisan pondasi atas (Base Coarse) dengan jenis bahan batu pecah (kelas A) sebesar 15 cm, lapisan permukaan (Surface Coarse) dengan jenis bahan Laston sebesar 5 cm.Kata Kunci: Komparasi, Metode AASHTO 1993, Metode Bina Marga
KAJIAN SPASIAL DAN PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN BANJIR DI KABUPATEN ACEH UTARA Wesli Wesli
TERAS JURNAL Vol 1, No 1 (2011): Teras Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2011
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.625 KB) | DOI: 10.29103/tj.v1i1.58

Abstract

Setiap tahun sungai Krueng Keureuto menimbulkan bencana banjir di daerah pengalirannya terutama di kecamatan Matangkuli, Lhoksukon, Baktiya, Tanah Pasir dengan lama genangan 7 hari sampai 15 hari serta tinggi genangan 60 cm sampai 100 cm. Kontradiksi antara kebutuhan lahan untuk pengembangan pembangunan wilayah dengan kebutuhan lahan yang mampu menjadi penyangga air perlu diatasi melalui suatu kajian optimasi spasial agar kedua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi namun juga dapat mereduksi kelebihan air yang akan berakibat banjir. Disamping itu perlu dilakukan upaya partisipasi masyarakat sebagai salah satu stake holders dalam melakukan tindakan preventiv maupun mitigasi bencana banjir. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa partisipasi masyarakat masih rendah dan kurangnya peluang yang diberikan oleh pemerintah daerah pada keikutsertaan masyarakat. Untuk penanggulangan banjir dengan pendekatan struktural (structural approach) mempunyai kecenderuangan terhadap tingginya biaya yang diperlukan sementara keterbatasan anggaran pada pemerintah daerah merupakan konstrain pada aspek tersebut sehingga perlu dilakukan strategi non structural approach dengan melibatkan masyarakat dan mengandalkan konsep modal sosial yaitu trust (kepercayaan),Kata Kunci : Spasial, Partisipasi Masyarakat, Banjir