Ika Kristinawanti, Ika
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perception of the dirun village community, Lamaknen district towards nature tourism management in the Fulan Fehan tourism area Berek, Apriani; Elim, Ramses V.; Kristinawanti, Ika; Manek, Luisa Moi; Ora, Yudhistira A.N.R
Contributions of Central Research Institute for Agriculture Vol. 18 No. 3 (2024): July: Agriculture and related sciences
Publisher : Central Research Institute For Agriculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fulan Fehan Nature Tourism Area is managed by the Technical Implementation Unit of the Forest Management Unit of Belu Regency. The management of Fulan Fehan Nature Tourism has great functions and benefits for the people of Dirun Village so that it is hoped that the community will continue to maintain and preserve the Fulan Fehan Nature Tourism location. However, the problem is that there is no information and data regarding the community's perception of the management of the nature tourism area so that community perception is important to study because in the perception process, individuals are required to provide positive, negative, and so on. This study aims to determine the characteristics of the Dirun Village community and analyze the perceptions of the Dirun Village community in the management of the Fulan Fehan Nature Tourism area. The data collection technique was carried out using a questionnaire that had been prepared according to the objectives and the analysis used was percentage analysis and a Likert scale. The results of the study showedRespondent characteristics based on gender are dominated by menwhich is 62% or 54 respondents. Respondents based on age are dominated by people aged 17-40 years (early adulthood). The last education of respondents is dominated by high school education as much as 34% or 30 respondents. Based on their occupation, respondents are dominated by farmers, namely 24% or 21 respondents. The average recapitulation of community perceptions of natural tourism management in Fulan Fehan is 2.70, meaning that the people of Dirun Village consider the existence of the area to be good and have a positive impact on the community.
STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA BIKEKNENO KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Timbu, Maria Charolina; Kristinawanti, Ika; Davinsy, Rynaldo; Ranta, Fabianus; Wardhana, Laurentius D. Wisnu; Paga, Blasius; Almulqu, Aah Ahmad
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 13 No. 2 (2025): Juni: Ilmu Pertanian dan Bidang Terkait
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dimana pemanfaatan utama ditujukan untuk memberdaya masyarakat setempat. Dengan kata lain, HKm merupakan langkah pengelolaan hutan yang tepat untuk meningkatkan potensi hutan dengan melibatkan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program-program kerja yang sudah diterapkan dan menganalisis strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan program HKm yang dikelola oleh Gapoktan Olif tataf. Data dikumpulkan melalui wawancara berdasarkan kuesioner dan observasi langasung ke lokasi HKm. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 103 orang yang merupakan anggota gapoktan, data yang dikumpulkan dari responden kemudian dianalisis menggunakan SWOT untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal dalam program pengembangan HKm. Hasil penelitian menunjukan bahwa program kerja yang suda diterapkan bersama anggota Gapoktan Olif Tataf meliputi, pembentukan anggota KTH, kegiatan konservasi, kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan hutan, program strukturan dan pertemuan rutin. Dari program tersebut ada beberapa program yang belum dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Strategi pengembangan HKm melalui program perhutanan sosial bersama Gapoktan Olif Tataf, di Desa Bikekneno adalah strategi (SO) atau strategi pengembangan agresif dengan nilai faktor internal 0,40 dan eksternal 0,39. Dimana situasi ini sangat menguntungkan, sehingga dengan kekuatan yang dimiliki dapat memanfaatkan peluang yang ada menjadi keuntungan bagi program HKm.
Analisis Komponen Kimia Kayu Lontar (Borassus flabellifer Linn.) Asal Pulau Timor Sebagai Potensi Konstruksi Bangunan Davinsy, Rynaldo; Putri, Lora Septrianda; Adrin, Adrin; Kristinawanti, Ika; Aryani, Ni Kade Ayu Dewi; Manek, Luisa Moi; Purba, Mahardika Putra; Renoat, Emi; Rua Ora, Yudhistira Ardhyana Nugraha
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i2.22304

Abstract

Kayu lontar (Borassus flabellifer L.) merupakan salah satu jenis palma yang potensial dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi, kerajinan, maupun bioenergi, namun informasi mengenai karakteristik kimiawinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen kimia kayu lontar asal Pulau Timor secara kuantitatif. Sampel berupa serbuk kayu ukuran 40–60 mesh dari tiga bagian batang (pangkal, tengah, ujung) kemudian dicampurkan agar mewakili variasi sifat kayu sepanjang batang, kemudian dicampurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih merata dan representatif. Pengujian yang dianalisis meliputi kadar air, holoselulosa, alfa selulosa, lignin, zat ekstraktif (air dingin, air panas, etanol-toluena, NaOH 1%), serta pH. Hasil penelitian menunjukkan kandungan kadar air 9,35%, lignin 23,91%, holoselulosa 79%, alfa selulosa 43,57%, serta pH 3,53. Kandungan ekstraktif relatif tinggi, yaitu etanol-toluena 17,62%, larut air panas 8,33%, larut air dingin 6,57%, dan larut NaOH 25,19%. Komposisi ini menunjukkan bahwa kayu lontar memiliki kadar polisakarida struktural yang tinggi serta ekstraktif non-polar dan polar yang berperan dalam meningkatkan ketahanan alami terhadap jamur dan rayap, namun pH asam dapat memengaruhi kestabilan dimensi serta interaksi dengan bahan perekat dan logam. Secara keseluruhan, kayu lontar berpotensi digunakan sebagai bahan bangunan, kerajinan, dan sumber bioenergi, dengan perlakuan pengawetan tambahan untuk meningkatkan durabilitasnya baik di interior maupun eksterior.