Advokasi menjadi parameter penting dalam pemasaran saat ini. Tren fundamental pembentuk pemasaran saat ini yaitu konektivitas. Perusahan dan konsumen saat ini saling terhubung dan saling merekomendasikan. Namun pembahasan menganai advokasi hanya kebanyakan berhenti di Influencer dan bagaimana menciptkan user-generated content. Tidak banyak literatur yang membahas tentang Employee Advocacy Program yaitu ketika kita memberdayakan karyawan kita untuk berbagi konten cerdas dan berkualitas dengan jejaring sosial mereka sendiri. Perusahan teknologi saat ini semakin tahu bahwa dengan memudahkan karyawan untuk berbagi konten secara alami memperluas jangkauan dan keterlibatan konten mereka, dan membangun hubungan lebih otentik dengan audiens mereka. Dibalik berbagai relevansi, manfaat dan potensi Employee Advocacy Program, di Indonesia kajiannya masih terbatas. Praktek dan implementasi yang berhasil diterapkan oleh sejumlah perusahan teknologi di Indonesia banyak belum terekam dalam kajian dan literatur ilmiah. Oleh karena literasi masih rendah, masih banyak perusahan terutama perusahan start-up yang belum memanfaatkan program ini. Penelitian ini diadakan untuk mengisi kekosongan ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-kualitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan menggunakan metode non-probability dengan jenis purposive sampling. Narasumber dalam penelitian adalah pegawai level manajerial dalam pada departemen HR dan Marketing Startup company di daerah DKI Jakarta yang telah menerapkan menerapkan Employee Advocacy Program dalam 2 tahun terakhir. Penelitian ini menemukan bahkan Startup company mengakui pentingnya pemanfaatan talent/employee sebagai content creator dan perpanjangan tangan company dalam membangun brand dan reputasi perusahan kepada semua stakeholder, terutama kepada customer dan inverstor. Keberadaan media sosial memunculkan social currency bagi employee dalam membagikan konten tentang perusahannya. Terdapat 4 tingkatan dalam menentukan bagaimana implementasi Employee Advocacy Program dalam startup company. Adapun dukungan dukungan senior level management menjadi hal yang sangat krusial.