Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

USING DRONES FOR LANDFILL MONITORING AND PROJECTION CALCULATION Yackob Astor; Aditia Febriansya; Retno Utami; Muhammad Rizki Firdaus; Farhan Arradzumar Gustaman; Saepul Fariz
Journal of Green Science and Technology Vol 6, No 1 (2022): VOL 6, NO 1 (2022): JOURNAL OF GREEN SCIENCE AND TECHNOLOGY VOL. 6 NO. 1 MARCH 2
Publisher : FAKULTAS TEKNNIK UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jgst.v6i1.6733

Abstract

ABSTRACT: Until now, monitoring the landfill volume in the Sarimukti landfills is calculated by the ratio of trucks converted from tonnage to volume based on the density of the landfill. The various truck specifications and the landfill density conversion process affect the tonnage value. This has an impact on the accuracy of the landfill volume calculation results. This research uses drones as the main tool for monitoring Sarimukti landfills by making a 3D map of the landfill in 2021 as a reference for calculating the volume of existing landfill. The analysis was carried out by comparing the existing landfill volume with the projected landfill volume in 2025 according to the operational period of the landfills. The results of the analysis show that the Sarimukti landfills can no longer accommodate landfill by 2023.Keywords: Drone, Landfill, Contour
Perancangan Perkuatan Fondasi Tiang Pasca Pelaksanan Jembatan Kalanggeta, Kabupaten Serang, Provinsi Banten Muhammad Shouman; Hendry Hendry; Mulyadi Yuswandono; Aditia Febriansya
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 9 (2018): Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1483.839 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v9i0.1085

Abstract

Permasalahan terjadi ketika pekerjaan pemancangan fondasi tiang Jembatan Kalanggeta, yaitu kedalaman tiangtiangyang tidak sesuai dengan kedalaman yang direncanakan. Permasalahan ini disebabkan oleh kapasitaspenekanan alat pancang HSPD yang lebih rendah daripada beban izin rencana fondasi, mengakibatkan fondasitiang tidak dapat menahan beban yang bekerja. Suatu perkuatan direncanakan untuk meningkatkan beban izinfondasi tiang agar dapat menahan beban yang bekerja, yaitu dengan penambahan 4 titik tiang pada masingmasingabutment. Dengan menambah sebanyak 4 titik, fondasi dapat menahan beban yang bekerja, serta bebantambahan yang diakibatkan oleh pelebaran pile cap. Selain itu, perkuatan dikontrol pula terhadap distribusibeban di kepala tiang dan penurunan kelompok tiang. Sambungan antara struktur beton pile cap eksisting danstruktur beton pile cap baru menggunakan metode post-installed rebar connection, yaitu metode penyambunganmenggunakan chemical anchor. Panjang penyaluran pada beton eksisting yang dibutuhkan agar strukturmonolith dan dapat menahan gaya dalam yang bekerja adalah 830 mm.
Pengaruh Penambahan Partikulat Expanded Polystyrene pada Tanah yang Distabilisasi dengan Fly Ash terhadap Kadar Air Optimum dan Berat-Isi Kering Maksimum sebagai Material Timbunan Ringan Andri Krisnandi Somantri; Syahril Syahril; Hendry Hendry; Iskandar Iskandar; Aditia Febriansya
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 9 (2018): Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1531.407 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v9i0.1086

Abstract

Dalam pembangunan konstruksi timbunan, sering dijumpai permasalahan pada jenis tanah lunak, yaitu penurunanyang besar jika diberi beban. Penurunan dapat terjadi akibat beban yang berlebih, daya dukung tanah yang lemah,dan tingginya kompresibilitas tanah. Untuk menghindari permasalahan ini, maka perlu dilakukan suatu perbaikantanah. Salah satu solusi perbaikan tanah adalah penggunaan campuran tanah yang dimodifikasi dengan partikulatEPS sebagai material timbunan ringan. Penggunaan material timbunan ringan ini diyakini dapat digunakan untukmemperbaiki stabilitas lereng, timbunan di atas tanah lunk, dan untuk mengurangi tekanan tanah ke struktur.Pengujian pemadatan dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh penambahan EPS pada campuran tanah yangdistabilisasi dengan fly ash. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa penambahan sedikit kadar EPS padacampuran dapat menurunkan berat-isi kering maksimum campuran secara siginifikan, sehingga penggunaanmaterial timbunan ringan berpotensi menjadi salah satu solusi perbaikan tanah (soil improvement).
PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI DAN KARET BAN SEBAGAI BAHAN TAMBAH AGREGAT PADA BETON Reni Raafidiani; Irvan Rochmat Handriawan; Aditia Febriansya
Jurnal TEDC Vol 16 No 2 (2022): JURNAL TEDC
Publisher : UPPM Politeknik TEDC Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.757 KB)

Abstract

Penelitian ini menggunakan limbah abu sekam padi dan karet ban sebagai substitusi pada agregat halus pasir dan agregat kasar kerikil pada pembuatan beton normal. Penelitian ini dilakukan dengan membuat mix design dari beton normal yang dibuat dalam tiga variasi campuran (6% ASP:2%KB), (7%ASP:3%KB), (8%ASP:4%KB), dengan jumlah benda uji sebanyak 12 silinder. Penggunaan limbah abu sekam padi dan karet ban sebagai bahan tambah agregat halus pasir dan agregat kasar kerikil pada beton normal menghasilkan kuat tekan beton dengan rata-rata 5,32 MPa dan kuat tekan maksimum 5,96 MPa untuk beton campuran (6% ASP:2%KB), Nilai kuat tekan rata-rata 3,76 MPa dan kuat tekan maksimum 4,02 MPa untuk beton campuran (7%ASP:3%KB), Nilai kuat tekan rata-rata 3,75 MPa dan kuat tekan maksimum 3,89 MPa untuk campuran beton (8%ASP:4%KB). Berdasarkan syarat kuat tekan, seluruh sampel tidak dapat dikategorikan sebagai beton normal karena tidak memenuhi persyaratan kuat tekan minimum 15 MPa. Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa variasi gradasi dapat mempengaruhi kuat tekan beton dan penggunaan kombinasi limbah abu sekam padi dan karet ban pada agregat pembuatan beton normal masih dapat dilakukan tetapi harus di uji terlebih dahulu untuk limbah abu sekam padi dan karet ban dan proporsi campuran harus di kurangi
Analisis Stabilitas Lereng Akibat Beban Gempa 4,9 SR pada Kasus Longsoran Jalan Bandung-Tasik KM. 48 Kabupaten Garut Aditia Febriansya; Andri Krisnandi Somantri; Azwar Kays Kamal; Salma Fadhilah Suryadi; Alman Rahadiansyah Willianto
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 23 No 1 (2021): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1628.047 KB) | DOI: 10.35313/potensi.v23i1.3407

Abstract

Longsor yang terjadi pada lahan Perumahan Cijolang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut setelah terjadinya gempa 4,9 SR mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas kendaraan dari Bandung menuju Garut maupun sebaliknya. Longsor yang terjadi pada Jalan Bandung-Tasik KM. 48 tidak hanya mengganggu lalu lintas kendaraan, tetapi juga membahayakan pengguna jalan dan keselamatan penduduk di Perumahan Cijolang. Pada penelitian ini, penanganan lereng dirancang dengan mengubah geometrik lereng atau trap lereng (alternatif 1) dan penggunaan struktur penahan tanah soldier pile (alternatif 2), yang memenuhi persyaratan faktor keamanan berdasarkan SNI 8460:2017. Perangkat lunak GeoStudio 2016 digunakan untuk menganalisis kestabilan lereng kondisi eksisting dan untuk kedua alternatif tersebut. Faktor keamanan lereng sebelum dilakukannya penanganan terhadap longsor 0,903 pada kondisi jenuh dan gempa. Berdasarkan hasil perancangan, penanganan alternatif 1 menghasilkan faktor keamanan global 1,724 pada kondisi normal dan 1,163 pada kondisi gempa. Sedangkan, hasil perancangan alternatif 2 menghasilkan faktor keamanan global 1,658 pada kondisi normal dan 1,102 pada kondisi gempa. Berdasarkan hasil perancangan kedua alternatif tersebut, diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan sehingga lahan longsor dapat digunakan kembali untuk pembangunan Perumahan Cijolang.
Perbaikan Tanah Dasar yang Berpotensi Terjadi Likuefaksi dengan Metode Stone Column pada Junction Tebing Tinggi Andri Krisnandi Somantri; Aditia Febriansya; Denira Putri Rizkiya; Rd. Nurul Fitriani Azhari
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 23 No 1 (2021): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.213 KB) | DOI: 10.35313/potensi.v23i1.3602

Abstract

Aktivitas lempeng Indo-Australia dan Eurasia sering menimbulkan gempa. Jenis tanah yang berada pada Junction Tebing Tinggi adalah pasir sedikit lanau dengan konsistensi yang sangat lepas. Nilai N-SPT pada BH 15-BH 18 sekitar 0-4 pada kedalaman 3 m-15,3 m dengan muka air tanah di kedalaman 1,2 m di bawah tanah dasar Junction Tebing Tinggi, Sumatera Utara membuat tanah pada daerah tersebut berpotensi likuefaksi. Analisis potensi likuefaksi yang penulis lakukan digunakan dengan tiga metode yaitu, Youd dan Idriss (2001), Robert dan Wride (1998), dan NCEER (1997) dengan menggunakan hasil CPT pada tanah dasar timbunan Junction Tebing Tinggi didapatkan hasil pada kedalaman di sekitar 3,4 m–17,8 m berpotensi likuefaksi. Analisis keamanan lereng diperhitungkan dan didapat hasil factor keamanan sebesar 1,4. Berdasarkan hasil tersebut dilakukan perkuatan pada tanah dasar timbunan Junction Tebing Tinggi. Tahap perkuatan dilakukan dengan menambahkan stone column berdiameter 1,2 m dengan kedalaman 10 m berjarak 1,5 m di sepanjang tanah dasar di bawah timbunan. Dengan perencanaan tersebut, didapatkan hasil bahwa tanah dasar sudah tidak berpotensi likuefaksi dan penurunan dapat tereduksi sebanyak 48-54% serta stabilitas lereng meningkat menjadi 2,6.
Analisis Kebutuhan Kapasitas Fondasi Piled Raft Studi Kasus Pegadaian Tower, Jakarta Pusat Aditia Febriansya; Iskandar Iskandar; Agus Suyono; Nida Amalia Sholehah; Nisa Handayani
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 8, No 3: November 2022
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v8i3.165

Abstract

ABSTRAKPada artikel ini akan dibahas analisis kapasitas fondasi rakit dengan tambahan fondasi tiang (piled raft) pada Pegadaian Tower, Jakarta Pusat. Analisis dilakukan berdasarkan SNI 8460:2017 yaitu fondasi harus memenuhi persyaratan kekuatan terhadap gaya vertikal maupun horizontal dengan faktor keamanan yang mencukupi. Berdasarkan hasil penyelidikan tanah, Pegadaian Tower berada di atas lapisan tanah lunak hingga kedalaman 20 meter, terdapat lapisan lensa tanah, dan tidak ditemukan lapisan tanah keras dengan N > 60 hingga kedalaman 80 meter, sehingga dipilih jenis fondasi piled raft. Metodologi analisis dimulai dengan menentukan pembebanan berdasarkan standar yang berlaku, melakukan analisis kapasitas fondasi raft dan bored pile. Berdasarkan hasil perancangan, didapat diameter bored pile dengan diameter 1,2-meter pada kedalaman 35-meter dan daya dukung aksial sebesar 3928,87, dibutuhkan sebanyak 220 tiang, sehingga menghasilkan daya dukung 468.628,28 kN (81,848%). Daya dukung fondasi raft sebesar 54,25 kN/m2 (18,15%) dengan ketebalan 1,6 meter.Kata kunci: piled raft, bored pile, daya dukung fondasi, penurunan fondasiABSTRACTIn this article, we will discuss the analysis of the capacity of the piled-raft foundation at Pegadaian Tower, Central Jakarta. The analysis was carried out based on SNI 8460: 2017, namely the foundation must meet the strength requirements for vertical and horizontal forces with an adequate safety factor. Based on soil investigation, Pegadaian Tower stood on top of a soft soil layer up to a depth of 20 meters, there is a layer of soil lenses, and no hard soil layer with N > 60 is found up to a depth of 80 meters, so the piled raft foundation type was chosen. Methodological analysis begins with determining the loading based on applicable standards, analyzing the capacity of raft foundations and bored piles. Based on the results, bored pile diameter with a diameter of 1.2-meters at a depth of 35-meters and an axial carrying capacity of 3928,87 kN, 220 piles are needed, resulting in a carrying capacity of 468.628,28 kN (81,848%). The bearing capacity of the raft foundation is 54,25 kN/m2 (18,15%) with a thickness of 1,6 meters.Keywords: piled raft, bored pile, foundation bearing capacity, foundation settlement
Pengaruh Metode Penggabungan Gradasi Agregat Terhadap Porositas, Stabilitas, dan Permeabilitas Campuran Beraspal Porus Atmy Verani Rouly Sihombing; Nursyafril; Antonius Siswanto; Aditia Febriansya; Reza Phalevi Sihombing
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 24 No 2 (2022): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v24i2.4570

Abstract

Perancangan campuran beraspal pada skala penelitian, untuk meminimalisir kesalahan pada umumnya menggunakan nilai tengah/rencana dari spesifikasi gradasi agregat, kondisi penggabungan agregat ini disebut dengan gradasi ideal. Berbeda dengan kondisi di lapangan, agregat digabungkan berdasarkan fraksi agregat yang tersedia di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan metode penggabungan gradasi agregat tersebut (ideal dan gabungan agregat grafis rochlust tipe A) terhadap performa dari campuran beraspal porus, yaitu porositas, stabilitas, dan permeabilitas berdasarkan pedoman aspal porus Pusjatan, 2012 dengan uji validitas menggunakan one-way Analysis of Variance Tukey-Kramer statistical groupings. Material yang digunakan adalah aspal pen 60/70 dan agregat Batujajar, split (fraksi agregat kasar), screen (fraksi agregat halus), abu batu, dan filler. Proporsi hasil penggabungan agregat lapangan (rochlust tipe A) yaitu 33% split, 64% screen, 2 % abu batu dan 1% filler. Masing – masing campuran aspal porus dibuat pada kadar aspal 6% (@ 6 sampel). Hasil dari pengujian porositas maksimum campuran gradasi ideal (CIM) yaitu 25,22 % dan campuran gradasi gabungan (CGM) 20,35%, stabilitas CIM 462,2 kg dan CGM 513,5 kg, permeabilitas maksimum campuran gradasi ideal porus (CIP) yaitu 0,122 cm/det dan campuran gradasi gabungan (CGP) 0,121 cm/det. Secara signifikan gradasi ideal mempengaruhi porositas dan permeabilitas, sedangkan gradasi penggabungan mempengaruhi stabilitas.
Finite Element Analysis of Rigid Pavement Over Improved Subgrade Using Nanomaterial in Karawang Regency, Indonesia Mulyadi Yuswandono; Andri Krisnandi Somantri; Atmy Verani Rouly Sihombing; Aditia Febriansya; Daniel Octova Agusaputra; Salma Fadhilah Suryadi
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 24 No 2 (2022): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v24i1.4743

Abstract

In this paper, the influence of improved subgrade condition of rigid pavements using nanomaterials using Finite Element Method will be discussed. The soil used as subgrade is obtained from National North Coast Road Corridor in Karawang Regency, Indonesia and categorized as soft clay or CH. Soft soil is a type of soil with low bearing capacity and high compressibility. This causes problems on rigid pavements; one example is cracks due to settlements of subgrade. Soft subgrade needs to be improved so that the rigid pavement will not deteriorate during design life. This study aims to analyze the displacement of rigid pavement over subgrade layer before and after soil improvement with the addition of 4% Nano Lime and 4% Nano Silica. The rigid pavement analysis was modeled in the form of a slab with a size of 4 x 6 meters and uses different thickness variations, namely 15, 20, 25, and 30 cm with concrete quality 20 MPa and 30 MPa. The vehicle load is modeled as a static concentrated load or assumed to be at rest, parked, and the speed is below 5 km/hour. The result of the analysis shows the largest total displacement of rigid pavement occurs before soil
Numerical Study of Soft Soil Improvement Using Prefabricated Vertical Drain in Paser Airport East Kalimantan, Indonesia Aditia Febriansya; Dewi Amalia; Mulyadi Yuswandono; Antonius Siswanto; Sinta Nuraeni; Talitha Rahma Avinka
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol 24 No 1 (2022): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v24i2.4744

Abstract

In this article, the effect of using Prefabricated Vertical Drain as a soil improvement on the time it takes for consolidation to settle in the construction of runway embankments at Paser Airport, East Kalimantan, Indonesia using numerical methods will be discussed. Based on the Indonesian Soft Soils Distribution Map and the results of the Standard Penetration Test conducted the runway area is dominated by soft clay to a depth of 24 meters. The characteristics of soft soils have low shear strength, high compressibility and low permeability which can cause large settlements over a long period of time. In numerical analysis, Prefabricated Vertical Drain is combined with preloading to speed up consolidation time. Based on the analysis results, the minimum pore pressure condition before soil improvement is reached within 36.36 years, whereas after soil improvement, the time for settlement is significantly reduced to 0.17 years or 63.22 days. The preloading height is calculated so that the final embankment elevation is reached when the settlement has been completed. Manual analysis was performed to obtain a comparison of the duration of settlement using numerical methods.