Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Gambaran Dukungan Keluarga Sebagai Caregiver Pada Pasien Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Hidayat, Mu'izzul; Nafiah, Hana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang dengan skizofrenia mempunyai kesulitan dalam melaksanakan tugas, kurang energi dan dorongan, kemudian mengalami penurunan terhadap produktivitas dan pada akhirnya penderita skizofrenia memerlukan bantuan dari caregiver. Dukungan keluarga merupakan suatu sikap, tindakan, maupun penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Jenis dukungan yang diberikan meliputi dukungan penilaian, informasi, instrumental dan emosional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dukungan caregiver pada pasien skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Sampel dalam penelitian ini adalah 62 caregiver pasien skizofrenia yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dengan teknik total sampling. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini meunjukkan rata-rata usia 48,95 tahun. Caregiver 60% perempuan, 71% berpendidikan SD. Caregiver 44% sebagai IRT. 58% caregiver sebagai orang tua. Rata-rata caregiver merawat pasien skizofrenia selama 8,29 tahun. Dukungan keluarga diperoleh hasil 56 (90%) dalam kategori baik dan 6 (10%) cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penting dilakukan scrrening mengenai dukungan keluarga dengan menggunakan kuesioner ini dapat dijadikan tumpuan dalam melakukan pengkajian dukungan keluarga.
Hubungan Self Efficacy Dengan Kecemasan Pada Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) Laki – Laki Di Lapas Kelas 2A Kota Pekalongan Tantri, Anindita Mutiara; Nafiah, Hana
PENA NURSING Vol 2 No 2 (2024): PENA NURSING
Publisher : LPPM UNIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pn.v2i2.4110

Abstract

Life in prison can be seen as a situation that can cause ongoing problems and can cause psychiatric symptoms such as anxiety. Anxiety in WBP has cognitive and psychological threats, such as having no direction to live and feeling insignificant, especially for individuals who experience high anxiety and will experience disruption in the future. One way to explore their potential is that WBP must have high self-confidence to minimize feelings of anxiety. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and anxiety in male WBP in class 2A prisons in Pekalongan City. The design of this study is a correlation description with a cross- sectional approach. The samples were taken using a total sampling technique based on inclusion criteria of 252 male WBP in Class 2A Prison in Pekalongan City. Data were collected using General Self-Efficacy Scale and Depression Anxiety Stress Scale 42 questionnaires. Data analysis using spearmen correlation test. The results showed the average age of respondents was 35.18 years. The most marital status was 140 respondents (55.6%) were married. The last education of most respondents was high school, with 75 respondents (29.8%). The average sentence handed down was 12–120 months, and the average experience of being built was 0.75 times. The analysis showed a relationship between self-efficacy and anxiety of fostered residents P value = 0.000 (p < 0.05), with a value of r2-0.267
Hubungan Konsep Diri Dengan Resiliensi Pada Remaja Di SMA N 1 Kedungwuni Lestari, Yulia Mega; Nafiah, Hana
PENA NURSING Vol 2 No 2 (2024): PENA NURSING
Publisher : LPPM UNIKAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pn.v2i2.4141

Abstract

Adolescents experience physical and psychological changes, making them vulnerable to external influences. The lifestyles of those around them easily sway their identity-finding process, and they often take shortcuts without considering the consequences. Adolescent resilience depends on self-concept. Resilient adolescents must be strong-willed, uninfluenced, and positive in adverse situations. The design of this study used a description correlation with a cross- sectional approach. A proportionate stratified random sampling technique was used to sample 240 respondents. Marlen S's self-concept and resilience scales from Wagnild and young questionnaires adapted by Aptini Dwi were used as the instrument. Pearson correlation was used to analyse data. The findings indicated that the mean age of the participants was 16.24 years. Approximately 74.2% of the population identifies as female. All participants identify as followers of the Islamic faith. Most participants (93.5%) did not have prior experience attending a boarding junior high school. Most participants reside in households with both their biological mother and father (97.5%), and the prevailing marital status of the respondents' parents is that they remain in a committed relationship (82.9%). The self-concept variable had an average score of 116.65 (±13,782), whereas resilience had an average score of 118.15 (±21,372). The analysis findings indicate a statistically significant association between self- concept and adolescent resilience, with a p-value of 0.000 (p <0.05). Furthermore, the correlation between these two variables is modest, with a coefficient of r = .542.  
KESTABILAN EMOSI DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA PENGGUNA GADGET Nafiah, Hana; Ferdianti, Amelia Dian
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 19, No 2 (2023): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v19i2.1171

Abstract

Latar Belakang : Indonesia menjadi negara dengan pengguna gadget terbesar nomor 4 setelah India dan Amerika. Hasil dari APJII melihatkan bahwa kelompok remaja menjadi pengguna gadget terbanyak. Gadget juga menimbulkan dampak negatif seperti dapat membuat berkurangnya interaksi sosial, kurang konsentrasi, perubahan emosi dan menyebabkan lupa waktu setiap kali menggunakannya sehingga menyebabkan kurang tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kestabilan emosi dan kualitas tidur pada remaja pengguna gadget.Metode : Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan sampel sebanyak 79 responden melalui teknik propotional random sampling di SMAN 1 Kedungwuni.Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik usia remaja rata-rata 16,32 tahun, dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan berjumlah 56 (70,9% ), 100% memiliki gadget, dengan lama penggunaan rata-rata 5,42 tahun. Hasil penelitian kestabilan emosi menunjukkan sebanyak 43 (54,4%) responden emosi tidak stabil dan kualitas tidur buruk 67 (84,8%) responden.Simpulan : Remaja memiliki emosi tidak stabil dan kualitas tidur yang buruk. Hal ini menjadi perhatian bagi orang tua atau institusi pendidikan untuk bisa mengontrol siswa untuk pemakaian gadget agar tidak menimbulkan dampak atau masalah psikologis. Saran untuk remaja untuk mengurangi durasi memakai gadget untuk pemenuhan kebutuhan tidur dan kestabilan emosi.