Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pentingnya Kebahagiaan dalam Membentuk Keterikatan Kerja Pegawai Di Indonesia Karundeng, Imory Rebecca Jayata; Matulessy, Andik; Rini, Amanda Pasca
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.394 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i4.2542

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kebahagiaan dengan keterikatan kerja pegawai di Indonesia. Keterikatan kerja pegawai adalah suatu pemikiran, kondisi dan emosi positif yang dimiliki seorang pegawai terhadap pekerjaan dan organisasinya yang ditandai dengan perasaan semangat, dedikasi dan keasyikan untuk tercapainya tujuan dan keberhasilan organisasi. Kebahagiaan adalah segala sesuatu yang membuat individu merasa lebih baik dan gembira dengan apa yang diperolehnya. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Subyek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 277 pegawai atau karyawan dari suatu perusahaan atau intansi yang tidak dibatasi oleh jenis usaha yang dilakukan oleh intansi atau perusahaan tersebut. Sampel penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling dan snowball sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis regresi dengan IBM SPSS versi 20 for windows. Hasil penelitian didapatkan Hubungan yang positif antara variabel kebahagiaan dan variabel keterikatan kerja dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,627 dan sumbangan efektif sebesar 26,02%. Kesimpulan dalam penelitan ini adalah terdapat hubungan yang sangat signifikan dan arah hubungan positif antara variabel kebahagiaan dengan keterikatan kerja pegawai di Indonesia dengan sumbangan efektif sebesar 26,02%, sedangkan sisanya sebanyak 73,98% dipengaruhi variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Arah hubungan yang positif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kebahagiaan yang dimiliki oleh partisipan penelitian (pegawai diseluruh Indonesia) akan semakin tinggi artinya mereka akan semakin terlibat, antusias dan bersemangat ketika bekerja.
Harga Diri Positif pada Ibu Rumah Tangga yang Menopause Berusia 49 Tahun Keatas Di Sidoarjo Jawa Timur Amalya, Iffah Dewi; Matulessy, Andik; Rini, Amanda Pasca
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.566 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i2.2248

Abstract

Perubahan adalah salah satu kata kunci dari perjalanan hidup manusia. Salah satu tahap perubahan kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan harga diri yang positif pada subjek yang sudah memasuki masa menopause serta untuk mendalami, menemukan, dan menggambarkan subjek dari faktor-faktor yang mempengaruhi menopause. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan dengan studi kasus yang bersifat intrinsik. Subjek penelitian ini adalah wanita yang sudah memasuki masa menopause. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah satu orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki harga diri yang positif, walaupun subjek sudah menopause. Kesimpulan pada penelitian ini subjek menghargai orang lain dan tidak merendahkan orang lain, menghargai diri sendiri dan tidak merendahkan diri sendiri, mengemukakan pandangan atau pendapat terutama ketika ditanya dan melakukan rasionalisasi ketika gagal melakukan sesuatu, memiliki banyak teman dan juga mengikuti kegiatan sosialisasi dengan daerah lingkungan sekitar, meskipun tidak terlalu aktif, tetapi lebih cenderung aktif dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan dan tekanan lingkungan, menerima keadaan saat menopause dan merasa bahagia, menerima diri dengan baik dan lebih percaya diri terhadap dirinya yang sudah memasuki masa menopause, menerima dan menghargai kritik dan saran dari orang lain terhadap dirinya, menghormati diri sendiridan bangga terhadap diri sendiri, cenderung tidak konformitas dan menerima keadaan dalam hal fisik dan materi, sikap tidak mudah tersinggung dan dapat menerima sikap orang lain dengan baik, apabila terjadi kecemasan beliau memiliki cara untuk mengatasinya dengan berbagi cerita dengan orang-orang terdekat dan selalu mensyukuri apa yang dimiliki.
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN Goman, Evita; Matulessy, Andik; Rini, Amanda Pasca
UJoST- Universal Journal of Science and Technology Vol. 3 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Faculty of Science and Technology University of Pramita Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11111/ujost.v3i1.140

Abstract

Work is a form of conscious attachment between individuals and objects. This attachment is actively carried out to achieve work goals. Every person who works for a company receives compensation in accordance with the agreement In reality, not all human resources are able to behave productively to carry out their duties and obligations. There are many cases that deviations are made during the work process. This deviation disrupts the existing work system. The reason of this consider is to look at work connection with self-efficacy factors and organizational recognitions. The consider utilized quantitative strategies with different relapse investigation. The results of the study of 203 participants stated that perceptions of organizational support contributed more to employee engagement.
Resiliensi pada pekerja di kota Surabaya: Bagaiamana peran dukungan keluarga dan regulasi emosi ? Faizha, Noer; Rini, Amanda Pasca; Ariyanto, Eko April
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi Vol 5 No 1 (2024): Volume 5 No 1 Juni 2024
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/sukma.v5i1.10379

Abstract

Pekerja yang tangguh terhadap tekanan dan permasalahan dapat dikatakan memiliki resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui antara dukungan keluarga dan regulasi emosi dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya. Subjek penelitian ini adalah pekerja kota di Surabaya. Jumlah responden dalam penelitian nini adalah 314 responden. Data penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner melalui gform. Metode penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdaoat hubungan antara dukungan keluarga dan regulasi emosi dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya. Namun tidak ada koerelasi antara dukungan keluarga dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya, terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan resiliensi pekerja kota di Surabaya.
Peran mediasi intensitas penggunaan media sosial dalam hubungan self-acceptance dengan kecenderungan body dysmorphic disorder pada konten kreator di surabaya Anandian, Mirza Sabbihisma; Rini, Amanda Pasca; Ariyanto, Eko April
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi Vol 5 No 2 (2024): Volume 5 No 2 Desember 2024
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/sukma.v2i5.12406

Abstract

Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder merupakan kondisi dimana individu selalu merasa memiliki “cacat” pada tubuhnya yang kecacatan tersebut mungkin bagi orang tidak signifikan, Salah satu penyebab individu dengan kecenderungan BDD yaitu adanya Self Acceptance yang rendah sehingga individu kerapkali mebandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal penampilan. Terlebih saat ini individu lebih mudah dalam membandingkan diri di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Self Acceptance dan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder dengan di mediasi oleh Intensitas Penggunaan Media Sosial. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 333 individu konten kreator dengan menggunakan teknik accidental sampling. Metode analisis kuantitatif menggunakan analisis jalur dengan bantuan Smart PLS versi 4.1.0.9. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan arah hubungan negatif antara Self Acceptance dan Kecenderungan BDD dengan di mediasi oleh Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan nilai P = 0,015 (P<0.05) dan total indirect effects sebesar -0,051. artinya semakin tinggi self acceptance maka akan semakin rendah kecenderungan BDD dan Intensitas Penggunaan Media Sosial, begitu pula sebaliknya semakin rendah Self Acceptance maka akan semakin tinggi Kecenderungan BDD dan Intensitas Penggunaan Media Sosial. Individu diharapkan memahami bahwa setiap manusia memiliki ciri khas masing – masing sehingga tidak perlu untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Kata Kunci : Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder, Self Acceptance, Media Sosial, Konten Kreator
Self regulation dan kecenderungan adiksi media sosial pada santri: bagaimana peran fear of missing out sebagai mediator? Putri, Reina Salsabilla Amalia; Rini, Amanda Pasca; Ariyanto, Eko April
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi Vol 5 No 2 (2024): Volume 5 No 2 Desember 2024
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/sukma.v2i5.12411

Abstract

Media sosial memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi remaja. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan kecenderungan adiksi media sosial, yang sering kali mengganggu interaksi sosial langsung dan mengabaikan tanggung jawab. Kondisi ini dipicu oleh kurangnya self-regulation dan Fear of Missing Out (FoMO). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara self-regulation dan kecenderungan adiksi media sosial dengan FoMO sebagai variabel mediator. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 246 remaja santri berusia 18-21 tahun sebagai subjek, dipilih melalui teknik random sampling. Data dikumpulkan menggunakan skala Likert yang meliputi skala kecenderungan adiksi media sosial, skala self-regulation, dan skala FoMO. Analisis data dilakukan menggunakan analisis mediasi. Hasil menunjukkan korelasi negatif dan signifikan antara self-regulation dengan kecenderungan adiksi media sosial melalui FoMO (indirect effects = -0,225; p = 0,000). Selain itu, terdapat efek langsung self-regulation terhadap kecenderungan adiksi media sosial yang lebih besar (direct effects = -0,379; p = 0,000). Kesimpulannya, self-regulation memiliki peran penting dalam mengurangi kecenderungan adiksi media sosial, baik secara langsung maupun melalui pengurangan FoMO. Kata Kunci: adiksi media sosial, self regulation, FoMO, remaja santri
Kecemasan sosial dan social media addiction pada mahasiswa fakultas psikologi untag surabaya: Bagaimana peran self esteem ? Lesmono, Vio Ramadhan Putra; Rini, Amanda Pasca; Ariyanto, Eko April
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi Vol 5 No 2 (2024): Volume 5 No 2 Desember 2024
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/sukma.v2i5.12446

Abstract

Media sosial terus menjadi wadah yang digemari berbagai kalangan, terutama pelajar modern. Karena interaksi online jauh lebih mudah daripada interaksi tatap muka, media sosial dapat memberikan dampak yang signifikan, seperti menurunkan tingkat keterampilan interaksi tatap muka, yang dapat menyebabkan kecanduan dan Siswa dapat mengabaikan tugas sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperjelas hubungan antara kecemasan sosial dan kecanduan media sosial dengan menggunakan harga diri sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan populasi sebanyak 669 siswa dan sampel sebanyak 236 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan tidak langsung yang positif antara kecemasan sosial dan social media addiction dengan self-esteem sebagai variabel mediator (mediasi parsial) dengan nilai specific indirect effects 3,940 (T Statistic > 1,96) dan nilai p value= 0,000 (p<0,05).
The Relationship Workload and Perception of Compensation with Turnover Intention in Gen Z Employees Work as Baristas Bilqis Rahmanda Hakim; Matulessy, Andik; Rini, Amanda Pasca
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 5 No. 1 (2025): January 2025
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v5i1.13657

Abstract

Generation Z includes individuals born between the mid-1990s and 2012. Generation Z falls into the productive age, which is the age of 15-64 years, which is when Generation Z has begun to enter the workforce. This type of research is quantitative research using the Non-Probability Sampling method with a purposive sampling technique.  In testing the first hypothesis, it is revealed that workload and perceptions of compensation with turnover intention have a significant effect. This proves a positive relationship between workload and perceptions of compensation with turnover intention in Gen Z employees who work as baristas. Based on the results of SPSS version 23, the F count is 226,796 with a sig level of 0.000 (p0.05), which means that the workload variable and the variable perception of compensation have a positive relationship with the turnover intention variable. Furthermore, in the workload variable with the turnover intention variable, there is a negative and significant relationship as evidenced by the significance value of 0.000 (p <0.05) with a calculated T value of -3.705. In the variable perception of compensation with the turnover intention variable, there is also a significant negative relationship, evidenced by the significance value of 0.000 (p <0.05) with a calculated T value of -19.386
The Effect of TikTok Use Intensity on Moral Disengagement of Senior High School Students with Self Control as Mediator Variable Yudha, Trigasi Carina Ayu; Matulessy, Andik; Rini, Amanda Pasca
Journal of Scientific Research, Education, and Technology (JSRET) Vol. 4 No. 1 (2025): Vol. 4 No. 1 2025
Publisher : Kirana Publisher (KNPub)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/jsret.v4i1.676

Abstract

The purpose of this study is to ascertain how self-control, as a mediator, affects the degree of TikTok use and moral disengagement. Quantitative research methodologies are used in this work. Surabaya City high school students made up the study's population. Nonprobability sampling combined with incidental sampling is the method of sampling that is employed. A scale was employed in the data gathering method. The traditional assumption test and path analysis are the methods of analysis employed. The results showed that the self-control variable was unable to mediate the effect of the intensity of using tiktok on moral disengagement, self-control with moral disengagement did not have a significant relationship, the intensity of using tiktok with moral disengagement had a significant relationship, and the intensity of using tiktok with self-control had a significant relationship. The results of this study are expected to contribute to the development of educational psychology, especially theories regarding moral behavior and self-control in a digital context.
Psychological Well-Being and Organizational Commitment with Turnover Intention Among Generation Z Employees Al Farabi, Iltizam; Matulessy, Andik; Rini, Amanda Pasca
Journal of Scientific Research, Education, and Technology (JSRET) Vol. 4 No. 1 (2025): Vol. 4 No. 1 2025
Publisher : Kirana Publisher (KNPub)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/jsret.v4i1.735

Abstract

This study aims to examine the relationship between psychological well-being and organizational commitment with turnover intention among Generation Z employees. Generation Z refers to individuals born between 1995 and 2010, characterized by unique traits in the workplace, including a high tendency for turnover intention. This research employs a correlational quantitative approach involving 350 Generation Z employees as participants. Data were collected using three scales: the psychological well-being scale, organizational commitment scale, and turnover intention scale. The results indicate a significant relationship between psychological well-being and organizational commitment with turnover intention (R = 0.839, p < 0.01), with an effective contribution of 70.4%. Partially, psychological well-being has a significant negative relationship with turnover intention (t = -3.606, p < 0.05), as does organizational commitment (t = -5.079, p < 0.05). This finding demonstrates that higher levels of psychological well-being and organizational commitment are associated with lower turnover intention among employees. These results provide important contributions to human resource management, particularly in fostering the well-being and commitment of Generation Z employees to reduce turnover intention levels.