Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Hubungan Kepribadian Hardiness dan Resiliensi pada Wanita Dewasa Awal yang mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga Budiyono, Aji Pratama; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
PSIKOVIDYA Vol 27 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/psikovidya.v27i2.201

Abstract

Abstract Women’s violence is currently increasing in almost every country and causing harm to millions of women and families. In early adult women of domestic violence, there is often an adjustment in her new life to manage stress. The purpose of this study was to determine a positive relationship between hardiness personality and resilience in early adult women of domestic violence. The research design uses quantitative correlational with snowball sampling. The subjects in this study were 115 early adult women aged 20-40 years who had experienced domestic violence. Data analysis results using Pearson Product Moment parametric with IBM SPSS 28 for Windows program. The results obtained are P= 0.781 with a significant value (sig. 2 tailed) of p = 0.001, where p<0.05), which states that there is a positive relationship between hardiness and the resilience of victims of domestic violence. The hypotheses are acceptable. Keywords: Resielence, Hardiness Personality, Early Women Adult, Domestic Violence Abstrak Hampir di setiap Negara angka Kekerasan pada wanita meningkat, dimana menyebabkan kerugian bagi jutaan perempuan dan keluarga. Pada wanita dewasa awal yang mengalami KDRT, seringkali terjadi penyesuaian pola kehidupan untuk mengelola stres. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kepribadian hardiness dan resiliensi pada wanita dewasa awal yang mengalami KDRT. Metode penelitian menggunakan kuantitatif korelasional dengan snowball sampling. Subjek penelitian 115 wanita dewasa awal usia 20-40 tahun korban KDRT. Hasil uji analisis dengan Product Moment Pearson dengan program IBM SPSS 28 for window P=0,781 dengan nilai signifikansi (sig.2 tailed) p=0,001 atau 0,1 persen dimana p < 0,05 menyatakan ada hubungan positif antara kepribadian hardiness dengan resiliensi wanita dengan KDRT. Hipotesis penelitian dapat diterima. Kata Kunci: Resiliensi, Kepribadian hardiness, Wanita dewasa awal, KDRT
Hubungan Dukungan Sosial dan Kecenderungan Perilaku Menyakiti Diri (Self-Injury) pada Remaja dari Orang Tua Bercerai Ratida, Aulia Rizka Putri; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
PSIKOVIDYA Vol 27 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/psikovidya.v27i2.202

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial terhadap kecenderungan perilaku menyakiti diri (self-injury) pada remaja dari orang tua bercerai. Subjek yaitu 62 remaja berusia 16-17 tahun, kelas XI, pernah berusaha melakukan self-injury, dan mengalami perceraian atau perpisahan orang tua. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan skala likert yang disusun oleh peneliti. Hasil korelasi Spearman’s Rho, diperoleh nilai rxy = 0,320 dengan p = 0,011 (p < 0,05). Meskipun hasil p<0,05 namun nilai korelasi positif sebesar 0,320 sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecenderungan perilaku menyakiti diri (self-injury) pada remaja dari orang tua bercerai tidak diterima.
Mahasiswa organisasi: peranan manajemen waktu dan dukungan teman sebaya pada prestasi akademik wahyudi, M dani; Noviekayati, I Gusti Ayu Agung; Rina, Amherstia Pasca
SUKMA : Jurnal Penelitian Psikologi Vol 5 No 2 (2024): Volume 5 No 2 Desember 2024
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/sukma.v2i5.12436

Abstract

Prestasi Akademik yang baik dapat diwujudkan salah satunya dengan keberhasilan manajemen waktu yang baik dan dukungan teman sebaya yang baik. Tujuan penelitian ini untuk menguji apakah ada hubungan manajemen waktu dan dukungan teman sebaya terhadap prestasi akademik mahasiswa organisasi kemahasiswaan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa organisasi kemahasiswaan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 215. Pendekatan yang digunakan yaitu kuantitatif korelasional dengan teknik sampel random sampling. Alat ukur yang digunakan menggunakan Time Management Scale (32 item) yang dimodifikasi oleh peneliti dengan nilai Cronbach alfa 0,939 dan Skala Dukungan Sosial (32 item) yang dimodifikasi oleh peneliti dengan nilai Cronbach alfa 0,956 sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif digunakan untuk mengukur variabel Prestasi Akademik. Hasil penelitian baik secara simultan maupun secara parsial menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif dari variabel manajemen waktu dan dukungan teman sebaya terhadap prestasi akademik. Mahasiswa organisasi yang memiliki manajemen waktu yang baik dan dukungan teman sebaya yang baik maka prestasi akademik yang didapatkan akan tetap maksimal meskipun mengikuti organisasi kemahasiswaan.
Hubungan Antara Self Awareness Dengan Kecemasan Pada Penderita Bipolar Putri, Gabriel Aditya; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Vol. 2 No. 3 (2024): November - Desember
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jishs.v2i3.1480

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self awareness dengan kecemasan pada penderita bipolar. Analisis penelitian ini menggunakan variabel independent self awareness dengan variabel dependent kecemasan. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif koresional . Teknik sampel pada penelitian ini menggunakan quota sampling dengan sampel minimal 206 anggota komunitas bipolar sehat bersama. Subjek pada penelitian ini adalah individu yang terdiagnosa bipolar dari usia 18-47 tahun. Penelitian ini memiliki dua instrument yaitu skala self awareness dan skala kecemasan . Teknik analisis data menggunakan analisis uji korelasi spearman brown dengan bantuan SPSS versi 16.00 for windows. Hasil koefisien korelasi sebesar -0,780 yang menunjukkan bahwa tingkat koefisiensi korelasi penelitian ini terdapat hubungan negatif, dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p = <0,05). Artinya semakin tinggi self awareness yang dimiliki individu maka akan semakin rendah tingkat kecemasan yang dialami oleh individu. Sebaliknya, apabila semakin rendah tingkat self awareness yang dimiliki individu maka akan semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami oleh individu.
Penerimaan diri remaja putri akhir: Adakah peranan citra tubuh? Uyun, Jauharotul; Matulessy, Andik; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 1 No 1 (2023): September
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v1i1.9772

Abstract

Body image is a subjective picture of a person's body appearance, especially judgments from others. These judgments, which form good or bad perceptions that will lead to individual self-acceptance. While self-acceptance is something that must be owned by every individual. If a person has a positive assessment of his body, then that person will accept himself. Which means accepting all the shortcomings and advantages possessed. The benefits of body image and self-acceptance are so that individuals can be more accepting and peaceful to whatever conditions exist in themselves. The analysis technique used is the product moment correlation technique. The sampling technique in this study used simple random sampling. The subjects in this study were 205 female students of SMK N 1 Bojonegoro aged 18-21 years. The instruments used are the body image scale which refers to the MBSRQ_AS scale and the self-acceptance scale which refers to Harlock's theory. The data analysis used is product moment correlation analysis with the help of SPSS version 20.0 for windows. The results of this study showed that the results of the correlation test showed a significant positive relationship between body image and self-acceptance in late adolescent girls. Citra tubuh merupakan suatu gambaran subjektif tentang penampilan tubuh seseorang khususnya penilaian dari orang lain. Penilaian tersebut, yang membentuk persepsi-persepsi baik atau buruk yang akan mengarah pada penerimaan diri individu. Sedangkan penerimaan diri meruapakan sesuatu harus dimiliki oleh setiap individu. Apabila seseorang memiliki penilaian positif tentang tubuh yang dimiliki, maka seseorang tersebut akan menerima dirinya. Yang artinya menerima segala kekurangan serta kelebihan yang dimiliki. Manfaat citra tubuh dan penerimaan diri adalah agar individu dapat lebih menerima dan damai terhadap kondisi apapun yang ada pada dirinya.Teknik analisis yang digunakan yang digunakan adalah teknik korelasi product moment. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 205 siswi SMK N 1 Bojonegoro yang berusia 18-21 tahun. Instrumen yang digunakan adalah skala citra tubuh yang mengacu pada skala MBSRQ_AS dan skala penerimaan diri yang mengacu pada teori Harlock. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment dengan bantuan SPSS versi 20.0 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil uji korelasi terdapat hubungan positif yang signifikan antara citra tubuh dengan penerimaan diri pada remaja putri akhir.
Pentingnya Meningkatkan Penerimaan Diri pada Pasien Diabetes dengan Dukungan Keluarga Maduriani, Ismi; Matulessy, Andik; Rina, Amherstia Pasca; Pratitis, Nindia
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 1 No 1 (2023): September
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v1i1.9779

Abstract

Diabetes Mellitus or what is often called diabetes with one of the most common and easy to see symptoms is a wound or ulcer that does not heal, is painful, scary, and causes an unpleasant odor so that it disturbs the diabetes patient himself as well as the people around the patient. So that this is the main cause of diabetes patients having difficulty accepting themselves with the conditions they are experiencing. Self-acceptance is the individual's ability and desire to live in all its qualities. One of the factors that can affect self-acceptance is family support. Family support is about help, care and appreciation that is felt by other people or the environment and makes individuals feel loved. This study aims to prove the existence of a relationship between family support and self-acceptance. This study used a quantitative method with a total of 114 participants diagnosed with diabetes aged 20-50 years and over for at least two years. Collecting participants using accidental sampling technique. The results of data analysis using Spearman's Rho non-parametric correlation resulted in a significant positive relationship between family support and self-acceptance. The existence of a positive relationship means that the higher the family support for diabetes patients, the higher self-acceptance. Conversely, the lower the family support for diabetes patients, the lower their self-acceptance. Diabetes atau yang sering disebut penyakit kencing manis dengan salah satu gejala yang paling sering ditemui dan mudah dilihat adalah luka atau borok yang tak kunjung sembuh, menyakitkan, menyeramkan, dan menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu pasien diabetes itu sendiri juga orang-orang disekitar pasien. Sehingga hal tersebut merupakan penyebab utama para pasien diabetes kesulitan dalam menerima dirinya dengan kondisi yang dialami tersebut. Penerimaan diri adalah kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala kualitasnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga adalah tentang bantuan, perhatian dan penghargaan yang dirasakan oleh orang lain atau lingkungan dan membuat individu merasa dicintai. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan dukungan keluarga dengan penerimaan diri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jumlah partisipan sebanyak 114 pasien terdiagnosa diabetes minimal dua tahun yang berusia 20-50 tahun keatas. Pengumpulan partisipan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil analisis data menggunakan Korelasi non parametrik Spearman’s Rho menghasilkan adanya hubungan positif yang signifikan antara Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri. Adanya hubungan positif dapat diartikan semakin tinggi Dukungan Keluarga pada pasien diabetes maka akan semakin tinggi Penerimaan Dirinya. Sebaliknya, semakin rendah Dukungan Keluarga pada pasien diabetes maka akan semakin rendah pula Penerimaan Dirinya.
Peran religiusitas dalam meminimalisir perilaku agresif pada remaja Listiani, Intan; Noviekayati, IGAA; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 1 No 1 (2023): September
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v1i1.9803

Abstract

Aggressive behavior is a social psychological behavior that is prone to be experienced by adolescents. Especially middle youth aged 15-18 years. This study aims to determine the correlation between religiosity and aggressive behavior in adolescents. This research is a quantitative study with a correlational approach. The population in this study were all students of class X and XI at one of SMA X in Mojokerto. The total population is 618 students. While the number of samples in this study were 243 students. The sampling technique used is purposive sampling. Data collection is applied using a scale of religiosity and aggressive behavior scale. The correlation analysis uses the Pearson Product Moment correlation. The results of the study showed that there was a negative and significant relationship between religiosity and aggressive behavior in adolescents in grades X and XI at one of SMA X in Mojokerto. That is, the higher the religiosity of adolescents, the lower the aggressive behavior. Conversely, the lower the religiosity of adolescents, the higher the aggressive behavior. Perilaku agresif merupakan perilaku psikologi sosial yang rentan dialami oleh remaja. Khususnya remaja madya yang berusia 15-18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara religiusitas dengan perilaku agresif pada remaja. Penelitian ini sebuah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Adapun populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X dan XI di salah satu SMA X yang berada di Mojokerto. Jumlah populasi nya ialah 618 siswa/siswi. Sedangkan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 243 siswa/siswi. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling. Pengumpulan data yang diaplikasikan menggunakan skala religiusitas dan skala perilaku agresif. Analisis korelasi nya menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara religiusitas dengan perilaku agresif pada remaja kelas X dan XI di salah satu SMA X yang berada di Mojokerto. Artinya, semakin tinggi religiusitas remaja maka semakin rendah perilaku agresif nya. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas remaja maka semakin tinggi perilaku agresif nya.
Membuka Potensi: Menyelidiki Dampak Minat Belajar terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Remaja Kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Uno, Maharani Firdza Ramdhani; Sukiatni, Dwi Sarwindah; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 1 No 2 (2023): Desember
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v1i2.9915

Abstract

Students as the main subject in the school environment are individuals who take part in the teaching and learning process. Having interest and motivation to learn in students is important in the teaching and learning process so that the knowledge provided by educators is optimal and can be developed properly by these students. However, not all students have the same interest and motivation to learn in pursuing education. The purpose of the study was to determine how the relationship between interest in learning and motivation to learn in adolescent junior high school students in grade 2. This study used Pearson product moment analysis technique. The sampling technique used was purposive sampling with respondents of grade 2 junior high school students. In this study, 111 respondents were obtained. The sampling technique used purposive sampling. The results show that interest in learning with learning motivation has a significant relationship. So it can be said that if the higher the interest in learning, the higher the learning motivation. Conversely, the lower the interest in learning, the lower the learning motivation in 2nd grade high school students. So the hypothesis in this study can be accepted, namely that there is a positive relationship between interest in learning and learning motivation in 2nd grade high school students. Siswa sebagai subjek utama dalam lingkungan sekolah merupakan individu yang ikut andil dalam proses belajar mengajar. Memiliki minat dan motivasi belajar dalam diri siswa merupakan hal yang penting dalam proses belajar mengajar agar tercapainya ilmu yang diberikan oleh tenaga pendidik secara optimal dan dapat di kembangkan dengan baik oleh siswa tersebut. Akan tetapi, tidak semua siswa memiliki minat dan motivasi belajar yang sama dalam menempuh pendidikan. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Motivasi Belajar Pada Remaja Siswa SMP Kelas 2. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis pearson product moment. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan responden siswa kelas 2 SMP. Pada penelitian ini didapat responden sebanyak 111 responden.Teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling. Hasil menunjukkan bahwa minat belajar dengan motivasi belajar memiliki hubungan yang signifikan. Maka dapat dikatakan jika minat belajar semakin tinggi, maka semakin tinggi juga motivasi belajar. Sebaliknya, semakin rendah minat belajar maka akan semakin rendah juga motivasi belajar pada siswa smp kelas 2. Maka hipotesis pada penelitian ini dapat diterima yaitu ada hubungan positif antara minat belajar dengan motivasi belajar pada siswa smp kelas 2.
Efektivitas Terapi Self Healing Untuk Meningkatkan Kebahagiaan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Tobeli, Melissa Kezia Yuliana; Sukiatni, Dwi Sarwindah; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 1 No 2 (2023): Desember
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v1i2.9916

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of self-healing therapy to increase happiness in final year students. This study uses quantitative experiments to achieve research objectives. The subjects used in this study were final year undergraduate students in Surabaya. The measuring tool uses a happiness scale and a self-healing therapy module. Research data were analyzed using non-parametric Mann Whitney U Test The results of the study using the non-parametric data analysis of the Mann Whitney U Test yielded a Z score = -2,241 with a significance of 0.025 (p > 0.05). So There are differences in the level of happiness in the experimental group. In this result it can be interpreted that effective self-healing therapy is given to increase happiness in final year students. The hypothesis that self-healing therapy is effectively used to increase happiness in final year students at the university of 17 August 1945 in Surabaya is accepted. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi self healing untuk meningkatkan kebahagiaan pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini menggunakan kuantitatif eksperimen untuk mencapai tujuan penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa tingkat akhir untag surabaya. Alat ukur menggunakan skala kebahagiaan dan modul terapi self healing. data penelitian dianalisis menggunakan non parametrik Mann Whitney U Test. Hasil penelitian yang menggunakan analisis data non parametrik Mann Whitney U Test mendapatkan hasil Z skor = -2.241 signifikansi 0,025 (p > 0,05). Maka adanya perbedaan tingkat kebahagiaan pada kelompok eksperimen. Pada hasil ini dapat dimaknai bahwa terapi self healing efektif diberikan untuk meningkatkan kebahagiaan pada mahasiswa tingkat akhir. Hipotesis yang berbunyi terapi self healing efektif digunakan untuk meningkatkan kebahagiaan pada mahasiswa tingkat akhir di universitas 17 agustus 1945 surabaya diterima.
Kesadaran akan Dampak Kontrol Diri Terhadap Impulsive Buying Pada Penggemar Kpop Aqshafa, Bintartiara; Matulessy, Andik; Rina, Amherstia Pasca
JIWA: Jurnal Psikologi Indonesia Vol 1 No 2 (2023): Desember
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jiwa.v1i2.9918

Abstract

This research was conducted with the aim of knowing the relationship between self-control and impulsive buying in young kpopers. K-pop fans, also known as Kpopers, are very loyal in supporting their idols. One way kpopers usually do is to buy various merchandise such as albums, light sticks, photo books, photo cards, and others. This research was conducted by distributing questionnaires with 141 young k-popers respondents with age criteria of 18-25 years, active students of Untag Surabaya, and k-popers. The sampling technique uses incidental sampling technique. The analysis process uses the Spearman's Rho correlation which shows a significant negative correlation between self-control and impulsive buying in young kpopers. The higher the level of self-control, the lower the impulsive buying of young kpopers. Conversely, the lower the self-control, the higher the impulsive buying. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan impulsive buying pada remaja kpopers. Penggemar K-pop atau yang dikenal dengan Kpopers yang mana sangat loyal dalam mendukung idolanya. Salah satu cara yang biasa dilakukan kpopers adalah dengan membeli berbagai merchandise seperti album, lightstick, photobook, photocard, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dengan responden sejumlah 141 remaja kpopers dengan kriteria usia 18-25 tahun, mahasiswa aktif Untag Surabaya, dan kpopers. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling. Proses analisis menggunakan korelasi spearman’s rho yang menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara kontrol diri dan impulsive buying pada remaja kpopers. Semakin tinggi tingkat kontrol diri maka semakin rendah impulsive buying nya pada remaja kpopers. Sebaliknya, semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi impulsive buying nya.