NOVIANTI NOVIANTI
D3 KEBIDANAN, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM, UNIVERSITAS BENGKULU

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP RISIKO PERNIKAHAN DINI DI SMK NEGERI 3 KOTA BENGKULU REKA PUTRI AGUSTIN; LINDA YUSANTI; NOVIANTI NOVIANTI; DARA HIMALAYA; YETTI PURNAMA
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan yang masih dikategorikan anak-anak atau remaja yang berusia di bawah usia 19 tahun. Pernikahan dini di Indonesia dapat terjadi baik di desa maupun di kota. Perempuan yang menikah diusia dini berisiko kematian lebih tinggi akibat kehamilan dan melahirkan dibandingkan dengan perempuan yang diusia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri terhadap risiko pernikahan dini Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Sampel penelitian menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah 102 sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil dan Pembahasan: Hasil Penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden yaitu umur 16 tahun (33,3%), umur 17 tahun (22,5%), 18 tahun (27,5%), 19 tahun (16,7%). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan remaja putri terhadap risiko pernikahan dini berpengetahuan baik yaitu sebanyak 77 responden (76,5%), cukup sebanyak 21 responden (20,6%), dan kurang sebanyak 3 responden (2,9%) Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan remaja putri mayoritas berpengetahuan baik di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Kota Bengkulu. Peneliti menyarankan agar remaja putri lebih meningkatkan pengetahuan tentang risiko pernikahan dini.
PENGARUH JUS JAMBU BIJI MERAH (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP KENAIKAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) IBU HAMIL DI KOTA BENGKULU ATHIYA DWI TSABITHA; NOVIANTI NOVIANTI; SURIYATI SURIYATI; YETTI PURNAMA; ASMARIYAH ASMARIYAH
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Benkulu masih cukup tinggi dengan prevalensi 16,8%. Kekurangan kadar hemoglobin dapat menyebabkan terjadinya anemia dalam kehamilan yang menyebabkan keadaan jumlah sel darah merah atau kadar Hb<10,5-11gr/dl pada ibu hamil trimester I dan III. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jus jambu biji merah terhadap kenaikan kadar Hb ibu hamil dengan anemia ringan di Kota Bengkulu. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 17 responden. rancangan penelitian metode eksperimen one group pretest-postest dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, analisa data menggunakan uji univariat distribusi frekuensi dan uji Wilcoxon untuk uji perbedaan. Rata-rata kadar Hb sebelum pemberian jus jambu biji merah 9,2gr/dl dan rata-rata kadar Hb setelah pemberian jus jambu biji merah sebanyak 250ml dikonsumsi sehari sekali di pagi hari selama 7 hari berturut turut sebesar 11,2gr/dl. Sedangkan berdasarkan analisa data diperoleh p = 0,003 Ha diterima, artinya terdapat perbedaan kadar Hb ibu hamil sebelum dan setelah pemberian perlakuan jus jambu biji merah. Hasil dari penelitian ini terdapat adanya pengaruh konsumsi jus jambu biji merah (Psidium Guajava) terhadap kenaikan kadar Hb ibu hamil di Kota Bengkulu.
HUBUNGAN KASUS STUNTING TERHADAP RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KELOBAK KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU TAHUN 2022 HIKMAH AUGIA FARESTA; DARA HIMALAYA; DENI MARYANI; NOVIANTI NOVIANTI; SURIYATI SURIYATI
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan, tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar Deviasi (<-2SD) dari standar median World Health Organization (WHO). Dampak pada balita mengalami stunting dengan kata lain terhambatnya pertumbuhan tinggi atau panjang badan balita menurut umurnya adalah dampak pada metabolik, infeksi dan imunitas, sistem digestif, perkembangan saraf dan kecerdasan terganggu, gangguan pada kesehatnya, pada saat telah dewasa akan mempengaruhi sosial ekonomi karena kemampuan yang terbatas. Stunting dapat dicegah bila anak diberikan ASI eksklusif karena ASI eksklusif mengandung nutrisi lengkap yang setiap harinya akan berbeda dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi. Metode penelitian Studi Retrospektif (Retrospective Study), dan pendekatan secara Cross sectional. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik keluarga balita dan analisis bivariat digunakan untuk melihat adakah hubungan kasus stunting terhadap riwayat ASI eksklusif, melalui uji statistik Chi-squre nilai signifikansi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan kasus stunting terhadap riwayat ASI eksklusif dengan nilai p 0,039, artinya ada hubungan yang signifikan pada kasus stunting terhadap riwayat ASI eksklusif pada penelitian ini.
EDUKASI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PENDEKATAN TERAPI KOMPLEMENTER Asmariyah Asmariyah; Novianti Novianti; Suriyati Suriyati
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.6.2.64-70.2022

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah masalah yang sering ditemui pada bayi dan balita serta dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pencegahan dan penanggulangan stunting dapat dilakukan dengan terapi komplementer dengan pijat bayi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, memberikan efek lapar sehingga frekuensi menyusu lebih sering, penyerapan sari makanan akan lebih baik dan meningkatkan berat badan lebih pesat. Tujuan Kegiatan: Mengetahui pengetahuan terkait pijat bayi, mengenalkan pijat bayi dalam upaya pencegahan stunting. Metode Kegiatan: Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan meliputi, studi pendahuluan, persiapan alat dan bahan, serta koordinasi dengan pihak terkait. Tahap pelaksanaan penyuluhan secara langsung dengan menggunakan media PPT, melakukan demonstrasi cara pijat bayi dan redemonstrasi pijat bayi oleh peserta serta memberikan booklet pijat bayi yang sudah mendapatkan HKI. Tahap Evaluasi dilaksanakan dengan mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan peserta tentang pijat bayi. Hasil: Kegiatan diikuti oleh 20 peserta, hasil pretest tentang pijat bayi peserta adalah cukup (65%) dan nilai posttest setelah pemberian materi dan demonstrasi pijat bayi, adalah baik (90%). Kesimpulan: Edukasi stunting dengan terapi komplementer dapat meningkatkan pengetahuan ibu baik kognitif maupun psikomotor dan terapi komplementer Pijat bayi direkomendasikan untuk menstimulasi pertumbuhan anak. Kata kunci: stunting, pijat bayi ABSTRACT Background: Stunting is a problem that is often encountered in infants and toddlers and can lead to increased morbidity and mortality. Prevention and control of stunting can be done with complementary therapy with baby massage to stimulate growth and development, give the effect of hunger so that the frequency of breastfeeding is more frequent, absorption of food essence will be better and increase body weight more rapidly. Activity Objectives: Knowing knowledge related to baby massage, introducing baby massage in an effort to prevent stunting. Activity Method: The implementation of the activity is carried out in three stages, namely preparation, implementation, and evaluation. The preparation phase includes preliminary studies, preparation of tools and materials, and coordination with related parties. The stage of implementing direct counseling using PPT media, conducting demonstrations on how to baby massage and redemonstrating baby massage by participants and providing baby massage booklets that have obtained IPR. The evaluation phase was carried out by evaluating the knowledge and skills of participants about infant massage. Results: The activity was attended by 20 participants, the pretest result of participants' baby massage was sufficient (65%) and the posttest score after giving the material and demonstration of baby massage was good (90%). Conclusion: Stunting education with complementary therapies can increase mother's knowledge both cognitive and psychomotor and complementary therapy Infant massage is recommended to stimulate child growth. Keywords: stunting, baby massage