Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pemberian Tepung Maggot (Hermetia Illucens) Dalam Ransum Yang Mengandung Fitobiotik Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Bobot Karkas Dan Persentase Karkas Ayam KUB Teguh Karyono; Betty Herlina; Heti Aryuni
JURNAL PETERNAKAN SILAMPARI (JPS) ISSN: 2089-4791 Vol. 2 No. 1 (2023): MARET 2023
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung maggot (Hermetia illucens) yang mengandung fitobiotik tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam ransum terhadap berat karkas dan persentase karkas pada ayam KUB. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari M0 = 0% tepung maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1 kg ransum, M1 = 2% tepung maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1 kg ransum, M2 = 4% tepung maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1 kg ransum, M3 = 6% tepung maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1 kg ransum, M4 = 8% tepung maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1 kg ransum, M5 = 10% tepung maggot + 2% tepung daun kelor dalam 1 kg ransum. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi bobot akhir, bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, persentase potongan karkas dada, persentase potongan karkas paha. Data penelitian ini dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan maka dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian tepung maggot dalam ransum yang mengandung fitobiotik tepung daun kelor berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot akhir, bobot potong, bobot karkas dan presentase karkas. Tetapi memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase potongan karkas dada dan persentase potongan karkas paha. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpukan bahwa pemberian tepung maggot (Hermetia illucens) dalam ransum yang mengandung fitobiotik tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada perlakuan M5 (pemberian tepung maggot 10%) memberikan hasil terbaik pada bobot akhir, bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas ayam KUB. Kata Kunci : Ayam KUB, Bobot Karkas, Persentase Karkas, Tepung Maggot.
KONSENTRASI ASAP CAIR (Liquid Smoke) DAN WAKTU PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS DAGING AYAM BROILER Sadjadi; Ririn Novita Sari; Teguh Karyono; Zulhapi Utama Adlan
JURNAL PETERNAKAN SILAMPARI (JPS) ISSN: 2089-4791 Vol. 2 No. 1 (2023): MARET 2023
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the concentration of liquid smoke (Liqiud Smoke) and immersion time on the quality of broiler chicken meat. This study used an experimental method with a completely randomized design (CRD) with a factorial pattern, 2 factors consisting of 4 treatments of liquid smoke concentration each and 3 treatments of immersion time with 3 replications. The treatment factors are as follows: A0 = meat + 0% liquid smoke, A1 = meat + 4% liquid smoke, A2 = meat + 8% liquid smoke, A3 = meat + 12% liquid smoke. Parameters observed in this study were water holding capacity, fat content, cooking loss, pH. By using analysis of variance and further test BNJ. The results of this study indicate that the addition of liquid smoke concentration and immersion time has a significant effect (P<0.05) on fat content and pH. No significant effect (P>0.05) on water holding capacity and cooking loss. Based on the results of the research on the concentration of liquid smoke (liquid smoke) and immersion time on the quality of broiler chicken meat, it can be concluded that treatment A2W2 (Immerison 30 Minutes and concentration of liquid smoke 8ml) gave the best effect on pH and water holding capacity
Nutritional Value of Coconut Pulp (Cocos nuciferaL.) Fermented Using Aspergillus niger At Different Times as a Poultry Feed Judo Laksono; Teguh Karyono; Hayu Haniati
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 9 No 1 (2023): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Anim
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v9i1.183

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui nilai nutrisi ampas kelapa (Cocos nucifera l.) dengan berbeda waktu fermentasi menggunakan Aspergillus niger sebagai bahan pakan unggas. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Musi Rawas, dari bulan Januari hingga April 2019 dan analisis proksimat di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan waktu fermentasi (fermentasi 1, 2,3,4,5 dan 6 hari dengan kode L1, L2, L3, L4, L5 dan L6. Variabel yang diamati adalah bahan kering (BK), protein kasar (PK), serat kasar (SK), dan lemak kasar (LK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi 6 hari menurunkan BK dan meningkatkan PK pada ampas terfermentasi menjadi 90,71% dan 7,41%. Pada perlakuan L5 menurunkan kandungan SK dan LK menjadi 8,75% dan 11,21%. Waktu fermentasi terbaik dari ampas kelapa dengan Aspergillus niger adalah pada hari ke-6.
IMPLEMENTASI EKONOMI SIRKULAR BUDIDAYA TANAMAN PADI PADA KELOMPOK TANI SOPONYONO I DI DESA TANAH PRIUK KABUPATEN MUSI RAWAS Safriyani, Etty; Murniati, Nely; Karyono, Teguh
Batara Wisnu : Indonesian Journal of Community Services Vol. 4 No. 3 (2024): Batara Wisnu | September - Desember 2024
Publisher : Gapenas Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53363/bw.v4i3.274

Abstract

Circular economy is a circular system by maximizing the added value of waste materials that are not used in one production activity. One of circular economy in rice cultivation is integrated rice-duck-azolla farming. This concept produces a mutually beneficial agro-ecosystem between rice, ducks and azolla. Rice plants create a good growing environment for ducks and azolla. Duck droppings are a source of nutrients for azolla and rice plants and ducks are pest and weed control for rice plants. Azolla is a source of organic nitrogen and weed control for rice plants and a source of feed for ducks. This community service activity AIMS to reduce dependence on agrochemicals in rice cultivation and reduce the use of commercial feed in duck cultivation. The activity was carried out at the soponyono 1 farmer group, tanah periuk village, muara beliti district, musi rawas regency, south sumatera from july to september 2024. The results shows that the activity that utilize rice-duck-azolla cultivation, process azolla into compost and duck feed and process duck eggs. The sustainability of the program can be seen from the use of compost for ipomoea aquatica and spinach cultivation as well as feed given to duck
BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS SERTA PERSENTASE GIBLET AYAM BROILER PENGARUH DARI PEMBERIAN TEPUNG BIJI DURIAN DALAM RANSUM Herlina, Betty; Sadjadi, Sadjadi; Karyono, Teguh; Setiawan, Bagus Dimas
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 9, No 1 (2025): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v9i1.19850

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung biji durian dalam ransum komersial terhadap bobot potong, persentase karkas serta persentase giblet ayam broiler. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 6 perlakukan dan 4 ulangan, Dimana masing-masing ulangan menggunakan 4 ayam broiler sehingga total ayam digunakan 96 ekor. Perlakuan terdiri dari P0 = 100% Ransum komersial P1 =  97% Ransum Komersial + 3% Tepung Biji Durian, P2 = 93% Ransum Komersial +  6% Tepung Biji Durian, P3  = 91% Ransum Komersial + 9% Tepung Biji Durian, P4 =  88% Ransum komersial  + 12% Tepung Biji Durian, P5 =  85% Ransum Komersial + 15% Tepung Biji Durian. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Bobot Potong, Bobot Karkas, Bobot Giblet terdiri dari : (Bobot Hati (%) Bobot Jantung (%) dan Bobot gizzard (%). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung biji durian dalam ransum berpengaruh nyata terhadap persentase karkas (p>0,5) dan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot potong serta persentase giblet ayam broiler (P<0,5).
Analysis of Public Interest Towards Purchasing Broiler Chicken Meat at The PTM Market (Modern Traditional Pendopo) Empat Lawang District Rama Andora; Bagus Dimas Setiawan; Teguh Karyono
Jurnal Multidisiplin Sahombu Vol. 5 No. 03 (2025): Jurnal Multidisiplin Sahombu, (2025)
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze public interest in broiler chickens and examine the factors that influence it. public interest in purchasing broiler chickens at Modern Traditional Market (PTM) Pendopo. This study was conducted from October to November 2024 at the Modern Traditional Pendopo Market, Pendopo District, Empat Lawang Regency with a sample size of 46 people. Hypothesis testing used the SPSS version 23 software application with non-parametric statistical data testing in accordance with social science data. The results of the study showed There is influence significant between Work (X3), Education (X6) and Intensity of Social Activities (X7) on Purchase Interest (Y) of Chicken. Where simultaneously there is an influence between Price, Texture, Work, Income, Amount Member Family, Education, Intensity Social and Religious Activities with Purchase Interest.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBUATAN PAKAN FERMENTASI AZOLLA PADA PETERNAK ITIK PETELUR DESA TANAH PRIUK KABUPATEN MUSI RAWAS Karyono, Teguh; Safriyan, Etty; Murniati, Nely
Batara Wisnu : Indonesian Journal of Community Services Vol. 5 No. 2 (2025): Batara Wisnu | Mei - Agustus 2025
Publisher : Gapenas Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53363/bw.v5i2.400

Abstract

Feed is one of the important factors that play a role in livestock farming, 60%-70% of the production cost is allocated for feed costs. Making fermented silage feed is one alternative that can be used to overcome this problem. This community service program aims to improve the knowledge and skills of laying duck farmers in utilizing Azolla plants as fermented feed for ducks. This activity was carried out at the Soponyono 1 Farmer Group, Tanah Periuk Village, Muara Beliti District, Musi Rawas Regency, South Sumatra from July to September 2024. Extension activities were carried out through lectures and discussions on the potential of Azolla plants as alternative feed. Training activities were carried out through direct practice in processing Azolla plants into duck feed using silage fermentation technology. The results of this community service activity have been able to improve the knowledge and skills of the community in Tanah Priuk Village in processing Azolla plants into duck feed products that have economic value, so that they can reduce expenses on duck feed costs and increase duck productivity. The response of the socialization participants was generally good and positive; this can be seen based on the very high enthusiasm of the participants during the discussion session and also during the practice of making silage. After this community service activity is carried out, it is expected that the community service participants can make silage for animal feed independently.
Penambahan Aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang dengan Waktu Silase Kulit Kopi (Coffea sp) yang Berbeda Terhadap Nilai Nutrisi Pakan Ternak Karyono, Teguh; Ibrahim, Wasir; Agustriani, Viki
Buletin Peternakan Tropis Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.3.1.33-41

Abstract

ABSTRACTThe purpose of the research that we have done is to determine the addition of local microorganism activator  banana weevil with different coffee husk (coffea sp) silage time on the nutritional value of animal feed. Parameters observed from the addition of local microorganism activator (LMA) banana weevil with different coffee husk (coffea sp) silage times in this study were hydrogen potential (Hp), dry matter (DM), crude fiber (CF), and crude protein (CP). The implementation of this research is at the Laboratory of the Faculty of Agriculture, Animal Husbandry Study Program, Musi Rawas University, Lubuklinggau City. To test the nutritional content at the Feed Laboratory of the Faculty of Animal Husbandry, Jambi University, which was carried out from February to May 2018. Our research used the Completely Randomized Design (CRD) method which consisted of 6 treatments and 4 replications, with a dose of local microorganism banana weevil as much as 35 ml on all observation parameters as for the treatment is F1: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms Banana weevil 14 days, F2: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms banana weevil 16 days, F3: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms of banana weevil 18 days, F4: Fermentation of coffee husk + Local Microorganisms of banana weevil 20 days, F5: Fermentation of coffee husk + Local micro-organisms banana weevil 22 days, F6 : Fermentation of coffee husk  + Local micro-organisms banana weevil 24 days. To determine the effect of treatment, the results of the data can be analyzed by analysis of variance (ANOVA) and followed by the HSD test (Honest Significant Difference). The results of the study of silage fermentation time of coffee husk waste with the addition of Local Microorganisms banana weevil showed a very significant effect (P<0.01) on hydrogen potential (Hp) and dry matter (DM) and an insignificant effect (P>0.05) on crude fiber. (CF) and crude protein (CP). The addition of local microorganism activator of banana hump with coffee husk waste silage fermentation time of 24 days (F6) gave the best results on the potential variables of hydrogen (Hp), dry matter (DM), crude protein (CP) and crude fiber (CF). Key words: banana weevils, coffee hull, fermentation, local microorganisms, time ABSTRAKTujuan dari penelitian yang telah kami lakukan adalah untuk mengetahui penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang dengan waktu silase kulit kopi (coffea sp) yang berbeda terhadap nilai nutrisi pakan ternak. Parameter yang diamati dari perlakuan  penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang dengan waktu silase kulit kopi (coffea sp) yang berbeda kopi dalam penelitian ini adalah potensial hidrogen (pH), bahan kering (BK), serat kasar (SK), dan protein kasar (PK). Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan Universitas Musi Rawas Kota Lubuklinggau. Untuk  uji kandungan nutrisi di Laboratorium Pakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang dilaksanakan bulan Februari sampai bulan Mei 2018. Penelitian mengunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan, dengan dosis mikroorganisme lokal bonggol pisang sebanyak 35 ml pada semua parameter perlakuan, adapun perlakuannya adalah F1 : Fermentasi kulit kopi + Mikroorganisme Lokal  bonggol pisang 14 hari, F2 : Fermentasi kulit kopi  + Mikroorganisme Lokal bonggol pisang 16 hari, F3 : Fermentasi kulit kopi  + Mikroorganisme Lokal bonggol pisang 18 hari, F4 : Fermentasi kulit kopi + MikrooraginsmeLokal bonggol pisang 20 hari, F5 : Fermentasi kulit kopi + Mikroorganisme lokal bonggol pisang 22 hari, F6 : Fermentasi kulit kopi + Mikrooranisme Lokal bonggol pisang 24 hari.  Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, hasil data yang di dapat dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) Hasil penelitian waktu fermentasi silase limbah kulit kopi dengan penambahan Mikrooranisme Lokal (MOL) bonggol pisang menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan bahan kering (BK) dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap serat kasar (SK) dan protein kasar (PK).  Penambahan aktivator Mikroorganisme Lokal bonggol pisang dengan waktu fermentasi silase limbah kulit kopi 24 hari (F6) memberikan hasil terbaik pada peubah potensial hidrogen (pH), bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK). Kata kunci: bonggol pisang, fermentasi, kulit kopi, mikroorganisme, waktu
LEVEL TEPUNG DAUN SUNGKAI SEBAGAI (FEED ADDITIVE) (Peronema canescens Jack) DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT HATI DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER Sari, Iwin Kusta; Herlina, Betty; Karyono, Teguh
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 17 No. 2 (2025): Edisi Juli - Desember Tahun 2025
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v17i2.7695

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan tepung daun sungkai (Peronema canescens Jack) sebagai feed additive dalam ransum terhadap bobot hati dan lemak abdominal ayam broiler. Penelitian dilaksanakan di Jalan Amula Rahayu RT.07, Kelurahan Marga Rahayu, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.Pemeliharaan ayam broiler penelitian dilakukan selama 35 hari dimulai dari bulan januari sampai bulan febuari 2025. dengan ketinggian tempat lokasi pemeliharaan berkisar 142 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non factorial yang terdiri dari 6 perlakuan ransum dengan 4 ulangan dengan perlakuan sebagai berikut : P0: 0% (Daun sungkai) , P1: 0,25% (Tepung daun sungkai), P2 : 0,5% (Tepung daun sungkai), P3 : 0,75% (Tepung daun sungkai), P4 : 1% (Tepung daun sungkai), P5 :1,25% (tepung daun sungkai). jika perlakuan menunjukkan pengaruh nyata sampai dengan sangat nyata. Untuk mengetahui hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan uji lanjut anova Hasil penelitian level tepung daun sungkai (Peronema canescens Jeck) terhadap bobot hati dan lemak abdomen berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap parameter lemak abdomen, berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot pankreas. Serta peubah bobot potong, volume empedu dan bobot hati berpengaruh tidak nyata (P > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa pada perlakuan P3 0,75% level tepung daun sungkai memberikan hasil terbaik pada parameter lemak abdomen
LEVEL PEMBERIAN MOL BONGGOL PISANG TERHADAP KUALITAS FISIK SILASE JERAMI JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA trazilna, septizal; karyono, teguh; herlina, betty
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 17 No. 2 (2025): Edisi Juli - Desember Tahun 2025
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v17i2.7838

Abstract

Pemanfaatan limbah pertanian seperti jerami jagung dan bonggol pisang sebagai pakan ternak ruminansia melalui proses fermentasi adalah cara kreatif untuk meningkatkan nilai gizi dan mengurangi dampak pada lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pemberian Mikroorganisme Lokal (MOL) bonggol pisang berdampak pada kualitas fisik silase jerami jagung yang digunakan untuk pakan ternak ruminansia. Meskipun jagung merupakan limbah pertanian yang potensial, memiliki kandungan serat tinggi dan nilai gizi rendah. Karena itu, untuk meningkatkan kualitasnya, jagung harus diproses melalui fermentasi silase. Mol bonggol pisang digunakan karena mengandung mikroorganisme dekomposer seperti Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Aspergillus niger, yang dapat membantu proses fermentasi dan memiliki karbohidrat tinggi yang memberi mikroba energi. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain acak lengkap non-faktorial (CRD) dengan enam perlakuan dan empat ulangan selama periode 21 hari, dari 4 hingga 25 Juni 2025. Untuk perlakuan, molase batang pisang (MOL) diaplikasikan dengan dosis 0 mililiter (kontrol), 15 mililiter, 25 mililiter, 35 mililiter, 45 mililiter, dan 55 mililiter per kilogram jagung. Parameter yang diamati meliputi pH, aroma, warna, tekstur, dan kandungan air silase. Hasil menunjukkan bahwa penambahan MOL pada batang pisang tidak secara signifikan mempengaruhi semua parameter uji (pH 3,83–4,23; kandungan air 42,75–46,50%), menunjukkan bahwa proses fermentasi berhasil. Meskipun tidak signifikan secara statistik, perlakuan J5 (55 ml MOL) mungkin telah meningkatkan rasa dan kandungan air. Oleh karena itu, MOL batang pisang dapat digunakan dalam produksi silase jerami jagung, tetapi dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk mencapai efek yang signifikan.