Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Perbedaan Efektivitas Penambahan Bubuk Cangkang Telur Ayam Ras dengan Ayam Kampung Terhadap Durasi Perdarahan (In Vivo) Muhammad Aminullah Majedi; Erlina Sih Mahanani; Dyah Triswari
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v2i1.562

Abstract

Latar belakang : Kandungan terbesar pada cangkang telur ayam ras dan adalah kalsium. Kalsium sangat berperan dalam proses hemostasis. Cangkang telur yang selama ini hanya sebagai bahan yang dibuang akan dimanfaatkan untuk mengurangi limbah. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara pemberian bubuk cangkang telur ayam ras dengan ayam kampung terhadap durasi perdarahan pada ekor tikusRattus norvegicus. Metode : Rattus norvegicus jantan umur 3 bulan, berat 150-200 gr diberikan perlukaan padaekornya sepanjang 1cm, kedalaman 0,1 cm dengan blade dan diberikan penambahan bubuk cangkang telur ayam ras atau kampung pada daerah bekas sayatan, kemudian dihitung durasi perdarahannya. Hasil : Rata-rata durasi perdarahan pada kelmpok penambahan bubuk cangkang telur ayam ras yaitu 5,471 menit, ayam kampung 8,096 menit sedangkan adalah tanpa perlakuan 12,234 menit. Uji analitik dengan menggunakan one way Anova α=0,05 diperoleh P=0,000 yang berarti ada pengaruh penambahan bubuk cangkang telur ayam ras dan ayam kampung terhadap durasi perdarahan pada ekor tikus Rattus norvegicus. Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini adalah bubuk cangkang telur ayam ras dan ayam kampung berpengaruh terhadap durasi perdarahan dan bubuk cangkang telur ayam ras yang paling cepat menghentikan perdarahan.
Uji Pemanfaatan Daun Binahong (Anredera Cardifolia (Tenore) Steenis) Pada Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Melalui Pengamatan Kepadatan Serabut Kolagen Dan Ketebalan Epitel Wika Putri Adriani; Idha Ardianingtiyas; Nurul Husna Wulansari; Dian Nur’aini Safitri; Ike Primalia AP; Erlina Sih Mahanani
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v1i2.525

Abstract

Rongga mulut sebagai bagian integral tubuh, sering mengalami trauma saat melakukan fungsinya. Trauma ini dapat terjadi secara disengaja maupun tidak, yang pada akhirnya akan menimbulkan luka pada mukosa mulut. Perlukaan pada jaringan akan menyebabkan terjadinyareaksi radang. Reaksi radang merupakan tahap awal dari serangkaian proses penyembuhanluka. Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid yang dapat berpengaruh pada proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji pemanfaatan daun Binahong (Anredera cardifolia (Ten) Steenis) pada penyembuhan luka di gingiva melalui pengamatan kepadatan serabut kolagen dan ketebalan epitel, serta untuk membandingkan efektifitas penggunaan daun Binahong (Anredera cardifolia (Tenore) Steenis) dan Povidone Iodine pada penyembuhan luka di gingiva. Sampel penelitian menggunakan tikus jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) berusia 3 bulan sebanyak 30ekor dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (povidoneiodine), kelompok III (binahong). Tikus yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beratbadan 150-250 gram dan telah diadaptasikan selama 1 minggu. Perlakuan dibuat pada gingivarahang bawah dengan luka gores sonde, dengan panjang ± 3mm dan kedalaman hingga tulangalveolar. Luka pada kelompok II diberi Povidon Iodine 1cc, sedangkan pada kelompok III diberi tumbukan binahong 1gram, masing-masing selama 3 menit secara topikal. Dekapitasi dilakukan sesuai hari perlakuan 1, 3,5 hari masing-masing 3 ekor tikus. Penghitungan kepadatanserabut kolagen dilakukan pada preparat histologi Trikom Mallory dan ketebalan epitel dilakukan pada preparat histologi HE. Data kepadatan kolagen dan ketebalan epitel dianalisisdengan One Way Anova dilanjutkan dengan tes LSD untuk mengetahui perbandingan antarkelompok. Hasil tes LSD kepadatan serabut kolagen menunjukkan adanya perbedaan yangbermakna antar kelompok sesuai hari perlakuan. Sedangkan hasil tes LSD ketebalan epitelmenunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara masing-masing kelompok perlakuandibandingkan dengan normal. Namun, tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Penelitian ini mengindikasikan bahwa pemberian tumbukan binahong secara topikaldapat meningkatkan kepadatan kolagen dan ketebalan epitel, sehingga mempercepat prosespenyembuhan luka pada gingiva tikus wistar.
MISWAK (Salvadora persica) as a Cleansing Teeth Erlina Sih Mahanani; Samantha Victoria Samuel
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v7i1.1696

Abstract

Miswak is a chewing stick that derives from Arak tree (Salvadora persica) which is used as cleansing teeth. It is used in different part of Africa, Asia especially in Middle East, South of America,2 India, Pakistan and mostly of Muslim community. This custom was adopted and Islamized by Prophet Muhammad (Peace and Blessings of Allah be upon Him/PBUH) because there are several hadith mentioning the benefits of siwak in maintaining oral hygiene. Many studies have been done to explore the oral hygiene advantages of this stick. Salvadora persica contains trimethylamine, salvadorine, chloride, fluoride, silica, sulphur, mustard oil, vitamin C, resins and traces of tannins, saponins, flavonoids and sterol. Actually this chemical composition influence to the oral hygiene. The unique chemicals component, fibers proved the effect to periodontal status, caries, antimicrobial, cleanness, whitening, calculus removal, and so on. Furthermore miswak is generally used for a longer period of time and frequency (because it is used at least 5 times a day before praying). So normally the miswak users have higher oral hygiene status.
Pewarnaan Gigi Buatan untuk Keperluan Penelitian Erlina Sih Mahanani
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i2.1480

Abstract

Nowadays, regarding the increased of aesthetic demands, the dental staining is a common problem. It can be caused by exogenous or endogenous source. It may adhere directly to the surface, contain within calculus and soft deposit, or incorporate within the tooth structure. Many studies are conducted to evaluate the ability of material or herbal to remove or inhibit dental staining. Therefore it is needed a method to produce the artificial stain for specimen.This article has an objective to give information about the artificial dental stain for research. Combination between chlorhexidine and tea has been reported that it can produce fast and optimum artificial stain. Meanwhile it is needed artificial saliva to stimulate pellicle in the specimen surface so the stain source can attach. The clear acrylic block is used as a specimen and spectrophotometer for measuring the optical density of staining and Lobene score index for visual assessment. Pewarnaan gigi adalah masalah yang seringteijadi, bisa disebabkan faktor dari dalam maupun dari luar, dan dapat bersifat sementara di permukaan, bersatu dengan karang gigi ataupun telah masuk dalam struktur gigi. Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu bahan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya pewarnaan gigi. Oleh sebab itu diperlukan suatu metoda penelitian untuk menghasilkan pewarnaan buatan pada spesimen.Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan suatu gambaran metoda pewarnaan gigi buatan untuk keperluan penelitian. Kombinasi antara teh dan obat kumur chlorhexidine telah banyak diteliti dapat menghasilkan pewarnaan yang cepat dan optimal. Selain itu diperlukan saliva buatan untuk menghasilkanpellicle di permukaan spesimen sehingga sumber pewarna bisa menempel. Digunakan akrilik jernih sebagai spesimen dan spektrofotometer untuk mengukur optical density pewarnaan gigi dan Lobene skor indek untuk penilaian visual.
Antibacterial efficacy of Salvadora persica as a cleansing teeth towards Streptococcus mutans and Lactobacilli colonies Erlina Sih Mahanani; Mohd Fadhli Khamis; Erry Mochamad Arief; Siti Nabilah Mat Rippin; Zainul Ahmad Rajion
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 45 No. 4 (2012): December 2012
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.033 KB) | DOI: 10.20473/j.djmkg.v45.i4.p217-220

Abstract

Background: Salvadora persica is a traditional chewing stick for cleaning teeth that it is known Siwak. Several studies have demonstrated the antimicrobial effects of Salvadora persica. Purpose: This study was aimed to examine the effectiveness of Salvadora persica in several modified preparation against the salivary Streptoccocus mutans and Lactobacilli. Methods: A single-blind, randomized clinical trial study with crossover design was used. The study comprised of 5 groups, per group consisted of 14 healthy dental students who had good oral hygiene. Each participant was given 5 intervention to clean their teeth using, electric toothbrush modified with siwak, electric toothbrush with siwak toothpaste (colgate kayu sugi toothpaste), electric toothbrush with general toothpaste (colgate total toothpaste), original siwak chewing stick and normal saline. The wash out periode each intervention was 3 days. Patients’ saliva was used to quantify the levels of Streptococcus mutans and Lactobacilli using caries risk test (CRT) kit from Vivadent. Results: The results showed that there was a reduction in Streptococcus mutans and Lactobacilli risk score after cleansing different intervention except electric toothbrush modified with siwak. However, there was no significant difference for Streptococcus mutans (p=0.158) and Lactobacilli (p=0.396) risk score reduction when comparison was done between the groups. Conclusion: The original siwak chewing stick has antimicrobial effects similar to toothbrushing with general toothpaste and salvadora persica toothpaste. However, electric toothbrush modified with siwak has no effect on microbial reduction.Latar belakang: Salvadora persica adalah pembersih gigi tradisional yang lebih dikenal dengan sebutan Siwak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Salvadora persica memiliki daya antibakteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Salvadora persica dalam berbagai bentuk sediaan untuk membersihkan gigi terhadap bakteri Streptococus mutans dan Lactobacilli dalam saliva. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah single-blind, randomized clinical trial study dengan crossover. Lima kelompok perlakuan melakukan pembersihan gigi, tiap kelompok terdiri dari 14 mahasiswa kedokteran gigi, sehat dan memiliki kebersihan mulut yang baik. Tiap subyek diberi 5 macam perlakuan untuk membersihkan gigi menggunakan sikat gigi elektrik dimodifikasi dengan siwak, sikat gigi elektrik dengan pasta gigi mengandung ekstrak siwak (colgate kayu sugi), sikat gigi elektrik dengan pasta gigi umum (colgate total), siwak asli, dan salin. Saliva pasien digunakan untuk menganalisa pengurangan banyaknya bakteri Streptococcus mutans dan Lactobacilli sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan Caries Risk Test (CRT) dari Vivadent. Hasil: Hasil menunjukkan adanya penurunan skor Streptococcus mutans dan Lactobacilli setelah pembersihan gigi dibandingkan sebelumnya. Sementara itu tidak ada perbedaan signifikan terhadap penurunan skor Streptococcus mutans (p=0.158) dan Lactobacilli (p=0.396) ketika dibandingkan antar kelompok. Kesimpulan: Mengunyah kayu siwak mempunyai efek antimikrobial yang hampir sama dengan menyikat gigi menggunakan kombinasi pasta gigi biasa dan pasta gigi yang mengandung siwak, akan tetapi meyikat gigi dengan sikat elektronik yang dimodifikasi dengan siwak dapat menurunkan jumlah bakteri.
Effect of various inductions of sleep deprivation stress on proinflammatory cytokine levels in gingival crevicular fluids of white male Wistar strain rats (Rattus novergicus) Pratiwi Nur Widyaningsih; Fitranto Arjadi; Erlina Sih Mahanani
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 53 No. 1 (2020): March 2020
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/j.djmkg.v53.i1.p24-29

Abstract

Background: Stress that is induced by sleep deprivation can modulate the damage of periodontal tissue by elevating the levels of proinflammatory cytokines (i.e. IL-1β and TNF-α). The effects of sleep deprivation can be resolved with sleep recovery. Gingival crevicular fluid (GCF) is fluid in sulcular gingiva which acts as an oral biomarker for evaluating periodontal abnormalities. Purpose: The aim of this study was to determine the effect of various induction methods of sleep deprivation stress on cytokine levels in GCF of white male Wistar strain rats (Rattus novergicus). Methods: The study method was true experimental with a posttest-only control group design. Thirty male Wistar rats were randomly divided into five groups: paradoxical sleep deprivation (PSD), total sleep deprivation (TSD), partial sleep deprivation with sleep recovery for five days (PSD+SR), total sleep deprivation with sleep recovery for five days (TSD+SR) and a healthy control group. Data were analysed via one-way ANOVA to determine differences between groups. Result: The results showed the highest level of IL-1β and TNF-α was found in the PSD group. One-way ANOVA analysis showed significant differences (p<0,05) of IL-1β level between PSD and control groups, PSD and PSD+SR groups and PSD and TSD+SR groups; in contrast, the analysis of TNF-α levels showed significant differences (p<0,05) between PSD group to control group, PSD to PSD+SR group and TSD to TSD+SR group. Conclusions: There is an effect of various induction methods of sleep deprivation stress on proinflammatory cytokines (IL-1β and TNF-α).
PERAN DOKTER GIGI KECIL DALAM PENINGKATAN PERILAKU HIDUP SEHAT Erlina Sih Mahanani; Likky Tiara Alphianti; Widyapramana Dwi Atmaja; Hastoro Pintadi
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 9. Manajemen Rumah Sakit Era Pandemi Covid-19
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.796 KB) | DOI: 10.18196/ppm.39.114

Abstract

Kegiatan promosi dan preventif kesehatan sangat diperlukan untuk mengubah perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya memaksimalkan dan memanfatkan peran dokter kecil yang dibentuk di Dusun Pendul sebagai motor penggerak untuk memengaruhi dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Program pengabdian kemitraan masyaraklat dilakukan di Dusun Pendul, Argorejo, Sedayu, Bantul dilakukan dengan memanfaatkan dokter gigi kecil sebagai motor penggerak perilaku hidup bersih dan sehat dengan mengajari teman-temannya dan memengaruhi keluarganya. Metode yang dilakukan adalah penyuluhan melalui dokter gigi kecil dengan bahasanya sendiri, bimbingan belajar yang disertai membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan, bersih diri, membuang sampah, serta memasang poster-poster promosi kesehatan dan permainan lagu yang bertema kesehatan. Dalam kegiatan ini anak-anak akan didampingi oleh pendamping anak atau orang tua yang sekaligus menjadi sasaran penyuluhan kesehatan gigi serta perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil kegiatan ini ternyata dapat memengaruhi kebiasaan hidup bersih dan sehat pada abak-anak dan pendamping anak-anak.
Perilaku Hidup Sehat dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Masa Pandemi Pada Posyandu Erlina Sih Mahanani; Sartika Puspita; Muhammad Boma Wikan Bhagaskoro; Muhammad Romzi Nabil Agustan
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.9 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.574

Abstract

Masa pandemi covid 19 berpengaruh pada semua masyarakat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Daerah dengan penduduk yang padat dan kondisi rumah yang sangat berdekataan perlu pengaturan dan strategi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang biasanya dapat berjalan dengan lancar saat sebelum pandemi. Posyandu Temupoh 4B meliputi 4 RT, yaitu RT 10. 11, 12, dan 54 di RW 4 Kelurahan Karangwaru yang padat penduduknya. Pada masa pandemi kegiatan tatap muka antara kader dengan anggota Posyandu ditiadakan. Selain itu pengobatan gigi sangat terbatas dilayani saat pandemi ini. Masyarakat yang memiliki keberagaman dalam tingkat pendidikan dan perekonomian menjadikan adanya gap informasi dan pemahaman terutama tentang menjaga kesehatan gigi serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Banyak informasi yang tersebar di media sosial kadang belum bisa dipahami secara benar. Oleh karena itu pengabdian kemitraan masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pemahaman bagaimana cara menjaga kesehatan gigi di masa pandemi dan melakukan kebiasaan ber-perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah tertular dan penyebaran COVID 19. Kegiatan yang akan dilakukan sebagai solusi adalah dengan mengadakan pelatihan untuk kader Posyandu Temupoh 4B tentang pengetahuan sederhana tentang PHBS dan kesehatan gigi secara offline dengan protokol kesehatan ketat, pembagian poster tentang kesehatan yang bisa dimanfaatkan untuk anggota Posyandu. Sedangkan penyuluhan kepada masyarakat anggota Posyandu Temupoh dilakukan secara online menggunakan group Whatshap dengan share rekaman penyuluhan, share bahan penyuluhan. Tim pengabdian juga menyusun buku panduan kesehatan gigi dan PHBS untuk kader Posyandu. Hasil kegiatan pelatihan dan penyuluhan ini ternyata sangat bermanfaat terutama pada badai peningkatan COVID pada bulan Juni-Juli 2021. Anggota posyandu meningkat kesadaran menggunakan masker yang benar, isolasi mandiri untuk yang positif, saling membantu untuk yang isoman, berkegiatan seperlunya dan menegakkan protokol kesehatan.
The Effect of Sunnah Fasting on Blood Pressure and Oral Hygiene Level Erlina Sih Mahanani; Hana Aulia Hapsari; Dinda Triani Ahyati
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 22, No 2 (2022): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v22i2.13721

Abstract

The Monday-Thursday fasting, as one of the sunnah highly recommended by Rasulullah, can be a key to maintaining health. This research aims to determine the difference in blood pressure and oral health among the santriwati in Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta who have gotten used to doing and those who have not gotten used to doing Monday-Thursday fasting. It is an observational quantitative research using a cross-sectional design. They were 48 santriwati of 14-18 years old as subjects. Blood pressure was measured thrice with a minimum measurement interval of 15 minutes. The dental and oral hygiene level was obtained using the OHI-S measurement index. The students who habitually carried out sunnah fasting had a normal blood pressure of 20.8% (of a total of 27.1%), and all students had a good level of OHI (27.1%). Meanwhile, among students who are not accustomed to fasting, 45.8% had abnormal blood pressure (a total of 72.9%), and the good level of OHI was only 47.9%. The analysis of Mann-Whitney data showed a significant value for the blood pressure category variable of 0.015 and the OHI-S category of 0.015. The significance level of p 0.05 for each measurement variable (blood pressure and OHI-S categories) illustrated that there were differences in blood pressure and oral hygiene among the santriwati who had gotten used to doing and those who had not gotten used to doing Monday-Thursday fasting.
Parkia speciosa Seeds Ethanol Extract as Co-chemotherapeutic Agent for Doxorubicin Toward Tongue Cancer Erlina Sih Mahanani; Ikhsan Nur Arifin; Arya Nur Ihsan; Yusrina Lukitasari; Ferry Sandra
The Indonesian Biomedical Journal Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : The Prodia Education and Research Institute (PERI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18585/inabj.v14i2.1800

Abstract

BACKGROUND: Parkia speciosa seeds have been reported to have an anticancer property due to the presence of various antioxidant compounds. Since the potential uses of P. speciosa for the tongue cancer has not been clearly disclosed, we conducted a study to investigate anticancer properties of P. speciosa seed ethanol extract (PSSEE) as well as its effect on cardiac cells.METHODS: Tongue cancer rat model were treated with/without Doxorubicin and various concentrations of PSSEE. After treatment, tongue and heart samples were collected and processed further for histological examinations. Tongue epithelium thickness and damaged heart tissues was observed by HE staining, while tongue cancer cell proliferation was assessed by Ki-67 immunohistochemistry. Analyses were performed under an upright light microscope to measure tongue epithelium thickness, state of cancer cell proliferation, and degree of heart tissue damage.RESULTS: Addition of 400 mg/kg body weight (BW) PSSEE to 4.6 mg/kg BW Doxorubicin reduced the average tongue epithelial thickness and Ki-67+ cells number. Upon addition of PSSEE to Doxorubicin, the damage of heart tissue was reduced in a concentration dependent manner. Among all groups, the group of tongue cancer treated with 4.6 mg/kg BW Doxorubicin and 400 mg/kg BW PSSEE had the lowest percentage as well as the lowest degree of heart tissue damage.CONCLUSION: Since addition of PSSEE to Doxorubicin reduced epithelial thickness, number of Ki-67+ cells and heart tissue damage, PSSEE could be a potential co-chemotherapeutic agent for Doxorubicin toward tongue cancer.KEYWORDS: Parkia speciosa, Doxorubicin, tongue cancer, epithelial thickness, Ki-67, cardiotoxicity, co-chemotherapy