Articles
Orientation Effect on Statics and Natural Frequency of Cantilever Beam
Ardi Noerpamoengkas;
Miftahul Ulum;
Ahmad Yusuf Ismail
Jurnal Mekanova: Mekanikal, Inovasi dan Teknologi Vol 6, No 1 (2020): April
Publisher : universitas teuku umar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (544.565 KB)
|
DOI: 10.35308/jmkn.v6i1.2305
Statics and frequency analyzes are important because the structure can support the static and dynamic loads. Most previous studies of statics and frequency did not involve the gravity load. The previous studies of gravity effect to the cantilever beam included the hanging, horizontal, and inverted positions. The gravity load direction is applied referred to the longitudinal and lateral beam directions in this study. The closer to the inverted position the smaller the natural frequency. The highest values of the maximum displacement and the maximum Von-Mises stress are happened if longitudinal position is horizontal and lateral orientation angle is 0°. The change of lateral orientation angle does not influence the natural frequency in this condition. Keywords—Cantilever beam, gravity load, natural frequency, orientation angle, statics
Studi Eksperimental Pengaruh Posisi dan Kedalaman Takikan U Terhadap Frekuensi Natural dan Respon Getaran pada Batang Kantilever Menggantung
Ardi Noerpamoengkas;
Miftahul Ulum;
Naguib Mahfoudz
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Struktur batang kantilever banyak digunakan sebagai penyangga benda statis maupun mesin-mesin berputar. Kebanyakan studi mengenai batang kantilever menempatkannya pada posisi horizontal. Eksperimen terhadapnya memberikan defleksi awal arah transversal batang akibat beban sendiri. Penelitian ini menempatkan batang pada posisi menggantung sehingga batang tidak mengalami hal tersebut. Selain itu, juga dilakukan studi perambatan getaran pada struktur tersebut. Studi eksperimen penelitian ini menggunakan eksitasi massa tak seimbang yang digerakkan oleh motor dengan pengatur kecepatan. Respon getaran diukur menggunakan akselerometer. Transmisibilitas dihitung dengan memperhatikan respon getaran rangka motor massa tak seimbang, dan ujung batang kantilever. Frekuensi eksitasi yang tinggi di atas frekuensi natural pertama diberikan saat mengukur respon getaran ini. Batang diberi takikan U dengan variasi kedalaman dan posisinya terhadap pangkal batang. Semakin jauh takikan dari pangkal menyebabkan frekuensi natural, amplitudo, RMS (Root Mean Square) respon akselerasi, dan transmisibilitas semakin naik. Sedangkan takikan yang semakin dalam menyebabkan hal yang berkebalikan
PENGARUH DIAMETER LUBANG, RASIO PERFORASI DAN SAMBUNGAN ANTAR PANEL TERHADAP FREKUENSI NATURAL PANEL BERLUBANG GANDA
Ahmad Yusuf Ismail;
Miftahul Ulum;
Ardi Noerpamoengkas
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Pendekatan Multidisiplin Menuju Teknologi dan Industri yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini memberikan penjelasan tentang pengaruh diameter lubang, rasio perforasi dan sambungan antar panel terhadap frekuensi natural dari sebuah panel berlubang ganda. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya tentang frekuensi natural dari sebuah panel tunggal pejal dan berlubang dimana di dalam penelitian ini digunakan panel ganda. Sebuah panel alumunium berukuran 15 x 15 cm dengan tebal 2 mm digunakan sebagai model dasar panel ganda. Diameter lubang di panel divariasikan mulai 1 sampai 3 mm, rasio perforasi divariasikan mulai 0,5 sampai 2%. Sebagai tambahan, pengaruh sambungan diantara panel ganda juga didiskusikan secara ringkas. Nilai frekuensi natural didapatkan dari simulasi di dalam perangkat lunak Autodesk Inventor mulai frekuensi pertama sampai ke lima. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa frekuensi natural panel berlubang ganda sangat dipengaruhi oleh diameter lubang dan rasio perforasi, sementara sambungan antar kedua panel hanya memberikan sedikit pengaruh kepada nilai frekuensi natural.Kata kunci: Frekuensi natural, panel ganda, panel berlubang.
Study Eksperimental Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Metode Mekanis Apung Menggunakan Sistem Transmisi Sproket dan Variasi Panjang Lengan
Yoga Pamungkas;
Miftahul Ulum;
Ardi Noerpamoengkas
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama yang ada di Indonesia dan harga minyak cenderung mengalami kenaikan pada tiap – tiap tahunnya. Pada penelitian ini memanfaatkan energi gelombang laut ssebagai gantinya. Maka pada penelitian ini dilakukanlah penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) metode mekanis apung menggunakan sistem transmisi sprocket dengan memvariasikan ukuran panjang lengan pelampung. Panjang lengan pelampung ini sebagai salah satu bagian untuk menggerakkan mekanisme dari PLTGL ini, yang mana variasi panjang lengan tersebut mempunyai ukuran antara lain 37, 42, 47.5 Cm. pada penelitian ini di mulai dengan proses membangun prototype PLTGL mekanis apung dengan sistem transmisi sprocket. Setelah sudah di nyatakan mekanisme PLTGL siap untuk di uji coba maka dilaksanakanlah pengujian PLTGL. Pengujian di lakukan pada kolam simulator, yang mana kolam tersebut dapat membuat suatu gelombang air menyerupai gelombang laut. Untuk memaksimalkan pengujian maka di gunakan berbagai fr kuensi antara lain 0.8, 1, 1.4 Hz. dan didapatkan hasil dari pengujian bahwa panjang lengan dan frekuensi sangat berpengaruh pada daya yang di hasilkan PLTGL. Voltage terbesar yang di peroleh pada pengujian PLTGL jenis ini adalah pada panjang lengan 47.5 cm dan frekuensi 1.4 Hz yaitu 0.0737 Volt.
Performance Analysis of Wind Power Generation Models Using Oscillating Water Column
Susastro Susastro;
Ardi Noerpamoengkas;
Miftahul Ulum;
Gatot Setyono
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 4 N0. 2 September 2020: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (815.718 KB)
|
DOI: 10.30595/jrst.v4i2.6020
In this global era there are many resources that can be used one of them is, renewable resources such as sea waves. waves can be used as a generated of electrical energy. electrical energy that utilizes the occurrence of sea waves now can be applied in developed and developing countries. One method of conversion that can be done to convert wave energy into electrical energy is by using an oscillating water column. In this research, the turbine of oscillating water column was made using turbine wells with variations in rotation at 40, 50 and 58.3 rpm. the results it’s power of turbine, power of generator and efficiency system. The method used is the experimental method by testing the prototype using a low water wave on a laboratory scale. The results obtained from the experiment are that the electric power at the maximum load generated by the generator is 0.002875 Watt at a rotation of 50 rpm. While the lowest electric power at maximum load is 0.0004 W with a rotation of 40 rpm. The maximum efficiency of the system at load is 4.691% which occurs at a rotation of 50 rpm
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH FREKUENSI GELOMBANG DAN DIAMETER KAWAT GENERATOR DC TERHADAP DAYA BANGKITAN MODEL MEKANISME PLTGL TIPE APUNG
Miftahul Ulum;
Ardi Noerpamoengkas
Journal of Mechanical Engineering, Science, and Innovation Vol 1, No 1 (2021): (April)
Publisher : Mechanical Engineering Department - Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (408.777 KB)
|
DOI: 10.31284/j.jmesi.2021.v1i1.1758
Indonesia adalah negara maritim yang kaya akan sumber daya laut, lautan Indonesia terbentang luas dan memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang mumpuni dalam segi pemanfaatan energi gelombang laut. Dinegara maju sudah banyak pengamplikasian model pembangkit listrik dengan memanfaatkan gelombang laut diantaranya Canada, Portugal dan Amerika utara. Untuk itu pada penelitian ini akan di lakukan pemodelan prototipe mekanisme pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan model mekanisme apung, diharapkan penelitian ini berguna untuk pengembangan model-model alat konversi energi gelombang laut yang dapat diaplikasikan dilautan Indonesia kedepannya. Metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan alat bantu kolam prototipe skala laboratorium, dengan variasi yang digunakan pada mekanisme adalah frekuensi gelombang dan diameter kawat pada generator DC. Besar variasi pada gelombang adalah 0.8, 1, dan 1.4 Hz, sedangkan diameter kawat 0.6, 0.7, dan 0.8 mm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan daya bangkitan energi listrik dalam volt. Hasil dari penelitian ini didapat hasil terbesar pada variasi frekuensi gelombang ialah 0.05526 volt pada frekuensi 1.4 Hz. Begitu pula dengan variasi diameter kawat dimana daya tertinggi pada kawat diameter 0.6 mm.
Studi Eksperimental Pengaruh Kecepatan Engkol dan Variasi Diameter Disk terhadap Amplitudo, Frekuensi dan Daya pada Mekanisme Pembangkit Gelombang
Miftahul Ulum;
Ardi Noerpamoengkas;
Ahmad Anas Arifin;
Hanif Darmawan Firmansyah
Journal of Mechanical Engineering, Science, and Innovation Vol 1, No 1 (2021): (April)
Publisher : Mechanical Engineering Department - Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (408.091 KB)
|
DOI: 10.31284/j.jmesi.2021.v1i1.1761
Kebutuhan akan energi yang terbarukan di Indonesia perlu dikembangkan salah satunya adalah energi yang berasal dari pembangkit listrik mikrohidro karena dapat meminimalisir penggunaan sumber energi yang berasal dari fosil. Penggunaan gelombang air sebagai seumber energi juga dirasa memiliki dampak resiko yang relatif kecil, serta pemanfaatannya yang mudah diperbarui. Pada penelitian ini akan dilakukan studi eksperimental dengan simulasi pada alat pembuat gelombang air. Studi eksperimental ini menggunakan metode variasi frekuensi kecepatan motor dan jarak engkol terhadap amplitudo dan frekuensi gelombang. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi gelombang atau amplitudo dan panjang gelombang yang dihasilkan. Dengan membuat prototype wave tank dan melakukan pengukuran dan perbandingan antara parameter-parameter yang berpengaruh terhadap perhitungan gelombang air yaitu amplitude gelombang (A), periode gelombang (T), dan panjang gelombang (?), kecepatan putaran motor dan diameter poros engkol maka didapatkan parameter apa saja parameter yang saling berpengaruh serta bagaimana variasi kecepatan dan variasi poros engkol berpengaruh terhadap parameter-parameter yang ada. Sehingga dari penelitian ini didapatkan Frekuensi terbesar pada crank nomor 1 dengan kecepatan 120 rpm dengan frekuensi sebesar 2.83 Hz, amplitudo terbesar didapatkan pada crank nomor 3 kecepatan 1 dan 2 dengan amplitudo sebesar 30 mm, dan daya terbesar didapatkan pada crank nomor 3 kecepatan 1 dan 2 dengan energi bangkitan 4.41 watt
Transient Response Performance Test on Aftermarket Motorcycle Rear Suspension in Indonesia
Desmas Arifianto Patriawan;
Miftahul Ulum;
M Sulton Alqoroni;
Ahmad Yusuf Ismail
Journal of Mechanical Engineering, Science, and Innovation Vol 1, No 2 (2021): (October)
Publisher : Mechanical Engineering Department - Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (663.064 KB)
|
DOI: 10.31284/j.jmesi.2021.v1i2.2297
Modification parts are found in Indonesia, one of which is suspension. This paper proves which after-market suspension has the best performance. These three suspensions were tested with a transient response with a test instrument that has an excitation height of 30 mm with a shaft rotational speed of 322 rpm. The observed responses are displacement and settling time. The test results without the addition of mass obtained a displacement of 25 mm for Aspira, 39 mm for AHM and 39 mm for Combiz. The addition of 30 kg mass resulted in 29 mm for Aspira, 38 mm for AHM and 23 mm for Combiz. Settling time without adding mass 1 s for Aspira and 1.2 s for AHM and 0.9 s for Combiz. With the addition of 30 kg mass obtained settling time of 1.3 s for Aspira, 1 s for AHM and 0.7 s for Combiz.
Analisis Proses Manufaktur Mesin Penggiling Padi Portable Berpenggerak Motor Listrik DC 0.5 HP Energi Surya
Aloysius Doni Bramantyo;
Miftahul Ulum;
Ahmad Anas Arifin;
Hery Irawan
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 01 2021
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (452.504 KB)
Proses penggilingan padi merupakan titik pusat dari agroindustri padi. Pada umumnya, proses penggilingan padi masih menggunakan mesin mobil penggiling yang bertenaga motor diesel. Dimana dampak negatif dari mobil penggiling yaitu asap yang dikeluarkan oleh mesin dapat mengganggu pernafasan serta dapat mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan mesin penggiling padi portable yang bertenaga energi surya untuk mengurangi dampak-dampak negatif yang terima masyarakat serta beras yang dihasilkan sesuai standarisasi mutu. Namun tidak hanya itu, agar dapat diterima oleh masyarakat luas, mesin penggiling padi ini harus dianalisa dari segi proses manufaktur dan biaya pembuatan yang dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses manufaktur yang dibutuhkan untuk membuat satu unit mesin penggiling padi portable beserta penentuan harga pokok produksinya. Pada penelitian ini, mesin penggiling dirancang menggunakan 2 buah rol yang terpasang pada poros dan ditransmisikan oleh roda gigi yang berputar. Salah satu rol berputar searah jarum jam dan satu rol lagi berputar berlawanan arah jarum jam. Dimana sumber energi mesin penggiling ini menggunakan baterai / accu yang disuplai dari solar cell. Metode yang digunakan adalah analisa proses manufaktur dari beberapa komponen penyusun mesin tersebut dan perhitungan harga pokok produksi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa harga pokok produksi untuk pembuatan mesin penggiling ini sebesar Rp 12.447.841 dengan membutuhkan waktu pengerjaan selama 31,2 jam.
Studi Eksperimental Perbandingan Output Dua Generator DC pada Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) Mekanisme Piston
Vega Viandi Prihantoko;
Miftahul Ulum;
Ahmad Anas Arifin;
Ardi Noerpamoengkas
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 02 2022
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (447.874 KB)
Peningkatan penggunaan energi yang dibutuhkan saat ini bersamaan dengan menipisnya energi yang dihasilkan oleh bumi, sehingga harus menggunakan energi alternatif. Salah satu energi alternatif yang mudah didapat dan melimpah di Indonesia adalah energi gelombang laut. Pembangkit listrik tenaga gelombang laut memiliki prinsip kerja mengkonversikan energi gelombang laut (energi mekanik) menjadi energi listrik. Maka dalam penelitian kali ini dilakukan uji eksperimen perbandingan output dua generator DC pada prototype PLTGL mekanisme piston. Dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan satu generator DC didapat hasil tegangan dengan jumlah 225 lilitan yaitu sebesar 0,14164 mV, daya dengan jumlah 225 lilitan yaitu sebesar 0,10559 mW, dan efisiensi jumlah 225 lilitan yaitu sebesar 0,67 %. Pada penelitian ini menggunakan dua generator DC di dapat hasil nilai tegangan dengan jumlah 225 lilitan yaitu sebesar 1,693 mV, kemudian nilai daya dengan jumlah 225 lilitan yaitu sebesar 0.54448 mW, dan nilai efisiensi dengan jumlah 225 lilitan yaitu sebesar 3,45%. Dari pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa dua generator mempunyai nilai tegangan lebih besar, maka daya dan efisiensi dari dua generator lebih besar dibandingkan dengan satu generator.