Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EDUKASI DAN PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA (first aid) DI SEKOLAH DIAN HARAPAN LIPPO KARAWACI (SMP-SMA), KARAWACI-TANGERANG Windy Sapta Handayani Zega; Marisa Junianti Manik; Bima Adi Saputra; Magda Fiske Rumambi; Heman Pailak
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1470

Abstract

Pertolongan pertama (first aid) adalah upaya awal sebelum dikirim ke rumah sakit ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan seperti kecelakaan, pingsan, digigit serangga, patah tulang, pendarahan, kejang, henti jantung napas atau kondisi yang mengganggu kesehatan. Kecelakaan maupun gangguan kesehatan dapat terjadi dimana saja dan tidak dapat diprediksi secara pasti salah satu lokasi terjadi bisa sekolah maupun diluar sekolah, dekat dengan jalanan sekolah maupun ketika datang dan kembali dari sekolah. Seorang siswa sekolah bisa saja menghadapi cedera, pingsan, perdarahan ataupun kondisi yang menimbulkan masalah bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Kurangnya membekali seorang anak usia sekolah berkaitan dengan pertolongan pertama secara benar dapat menimbulkan rasa panik, cemas dan kurangnya pengetahuan dalam penanganan yang tepat. Oleh karena itu sekolah harus memberikan edukasi dan pelatihan pertama di sekolah untuk meningkatkan keselamatan siswa. Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini berfokus pada edukasi dan pelatihan pertolongan pertama. Metode pelaksanaan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan didampingi dua fasilitator. Hasil dari kegiatan ini terbagi menjadi 2 hal, pertama siswa mampu mendemonstrasi penanganan pingsan dan perdarahan atau mimisan. Kedua, siswa mampu mendemonstrasikan teknik BHD (bantuan hidup dasar) “hands only CPR” dan penggunaan elastis verband. Disarankan edukasi berkelanjutan secara rutin dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa sejak dini tentang pertolongan pertama.
Penerapan Protokol Kesehatan pada First Aid Palang Merah Remaja Chriska Roully Adeline; Marisa Junianti Manik; Bima Adi Saputra; Eva Chris Veronica Gultom; Heman Pailak
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1476

Abstract

Kebijakan pembatasan sosial telah diterapkan oleh pemerintah, namun kasus Covid-19 terus meningkat di hampir semua provinsi di Indonesia dengan pola transmisi di komunitas, termasuk di sekolah. Terdapat beberapa bagian di sekolah yang rentan terhadap transmisi Covid-19 salah satunya adalah tim Palang Merah Remaja (PMR) karena dalam beberapa prosedur penanganan kesehatan seperti first aid sering kali harus kontak erat dengan korban maupun tim PMR yang lain. Tujuan dilakukan kegiatan PkM ini untuk menekan penyebaran Covid-19 ketika siswa melakukan penanganan first-aid. Pentingnya peran PMR di area komunitas khususnya di sekolah maka petugas PMR perlu meningkatkan pengetahuan dengan cara mengikuti perkembangan penerapan protokol kesehatan dalam penanganan korban di masa pandemi Covid-19. Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan mengadakan kegiatan PkM melalui webinar tentang edukasi penerapan protokol kesehatan dalam penanganan first-aid kepada 52 peserta anggota PMR di Sekolah Menengah Pertama Dian Harapan Lippo Village. Peserta dievaluasi dengan mengisi pretest dan postest. Hasil dari kegitan PkM ini menunjukkan rata-rata peningkatan pengetahuan siswa mengenai penerapan protokol kesehatan dalam pemberian first-aid sebesar 0,235 poin setelah mengikuti webinar. Dengan meningkatnya pengetahuan siswa diharapkan first-aid dapat dilakukan dengan tetap menekan penyebaran Covid-19.
EDUKASI PROTOKOL KESEHATAN PADA TEMPAT IBADAH, SEKOLAH, MALL, RESTORAN DAN TEMPAT UMUM LAIN BERDASARKAN SATGAS COVID 19 AGUSTUS 2021 Grace Solely Houghty; Bima Adi Saputra; Marianna Rebecca Gadis Tompunu; Ester Silitonga; Juwita Fransiska br Surbakti
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1493

Abstract

Pandemi COVID-19 telah mendorong institusi pendidikan untuk beradaptasi dengan mengaplikasikan protokol kesehatan dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Akan tetapi protokol kesehatan khususnya di sekolah sering mengalami perubahan dan pembaharuan oleh Satgas COVID-19, tergantung pada situasi dan kondisi peningkatan kasus COVID-19 di lapangan sehingga sehingga sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan perlu diberikan. Guru, staff dan siswa dapat beresiko tertular COVID-19 di tempat umum lainya seperti di mall, restoran dan tempat ibadah, sehingga edukasi harus diberikan secara utuh agar penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah dapat terkendali secara maksimal. Fakultas Keperawatan UPH mengadakan webinar edukasi protokol kesehatan berdasarkan Satgas COVID-19 kepada 96 staff dan pengajar Sekolah Dian Harapan dari seluruh Indonesia. Hasil evaluasi diperoleh rerata nilai pre-test adalah 4,5 poin dan rerata nilai post-test adalah 4,8 poin. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan protokol kesehatan (0,4 poin), sehingga disimpulkan bahwa edukasi yang diberikan melalui webinar telah meningkatkan pengetahuan tentang protokol kesehatan. Pengetahuan yang meningkat diharapkan dapat mendorong kepatuhan pada penerapan protokol sehingga pandemi COVID-19 dapat terkendali.
FACTORS AFFECTING NURSING STUDENTS’ HESITANCY TO SPEAK ENGLISH: A STUDY AT UNIVERSITAS PELITA HARAPAN Santa Maya Pramusita; Komilie Situmorang; Bima Adi Saputra
English Review: Journal of English Education Vol 12 No 1 (2024)
Publisher : University of Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/erjee.v12i1.9085

Abstract

Proficiency in spoken English is commonly seen as avital aspect of language learning. Regrettably, a significant portion of ESP learners exhibit reluctance to engage in oral communication inside the language learning classroom, which can be attributed to various reasons. Therefore, the present study aims to investigate the relationship among linguistic factor, psychological factor, and sociocultural factor on nursing students’ hesitancy to engage in oral communication exercises. The data were collected using a questionnaire, while the association between variables was tested using the Gamma statistical test. The participants of this study consisted of second-year nursing students in a private university in Tangerang. The sample was determined using the convenience sampling technique, which yielded a total of 195 respondents. A noteworthy correlation had been observed between the linguistic factors (p-value 0.001), psychological factor (p-value 0.001), and sociocultural factor (p-value 0,004) in connection to nursing students’ hesitancy. The correlation between factors is moderately strong, with the variables of all factors indicating a positive association with reluctance. Consequently, the higher the factors, the greater the nursing students’ willingness to speak English, and vice versa. The lecturers should hence foster a safe and accepting environment in the classroom through fostering connections between themselves and the students.
Revisiting Indonesian Nursing Students’ Needs and Perceptions on English Learning in Post-Pandemic Era Pramusita, Santa Maya; Komilie Situmorang; Bima Adi Saputra
IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Vol. 13 No. 2 (2025): IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Lite
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/ideas.v13i2.6772

Abstract

It is imperative to reassess the requirements of pupils in order to accurately understand their present circumstances, as the Covid-19 pandemic has significantly altered methods of teaching and learning. Given this circumstance, the researchers carried out a survey to determine the precise English language prerequisites of D3 nurses who are pursuing their bachelor's degree, in order to assess the level of importance for students and aid in the development of a suitable curriculum. The study utilized the technique developed by Hutchinson and Waters (1987) to investigate the specific English language requirements and sub-skills that nursing students need in order to effectively pursue their field of study in post COVID-19 era. In addition, the study examined the students' viewpoints on the pertinence of the courses offered to them. Data was gathered by employing questionnaires and conducting interviews. The study's findings suggest that the respondents' view of the full online English language courses they took had a significant impact on their professional growth as nurses. In addition, the participants demonstrated a significant degree of skill in Listening (Grand Mean = 4.1) and Reading (Grand Mean = 4.07) compared to Writing (Grand Mean = 3.97) and Speaking (Grand Mean = 3.92). The research findings suggest that the respondents consider English courses to be relevant. However, there is a need for improvement in the areas of Writing and Speaking.