Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengembangan Komposisi Terbaik Bahan Baku Olahan Sabun Organik Daun Kersen (Sodasen) Sebagai Bodycare Anggraini, Riana; Yernisa, Yernisa; Muryanika, Rince; Nurmansah, Rahmad; Airlangga, Andres Arya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Pinang Masak Vol. 5 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpm.v5i1.31726

Abstract

Kersen leaves can be processed into bodycare in the form of liquid soap called Sodasen (Kersen Leaf Organic Soap). This product in the form of organic soap made from cherry leaves (Muntingia calabura) not only prioritizes skin health, but also offers an entrepreneurial concept based on sustainability and concern for the environment. The making of Sodasen has been carried out by the Entrepreneurship Student Creativity Program Team (PKM-K) of Forestry Study Program Students with the guidance of one of the service team lecturers. However, there are still obstacles in developing the best composition to produce marketable Sodasen. Based on this, it is necessary to conduct training and assistance to partners (PKM-K Team) to find the best formula or composition production technology in making Sodasen soap and carry out SNI standard soap quality test testing so that Sodasen soap products can be in demand by the market. The results of liquid soap quality testing obtained the best Sodasen liquid soap composition at a concentration of 10% meeting SNI standards on liquid soap quality.
PENYULUHAN DAN PELATIHAN EKSPLORASI BOTANI HUTAN DALAM UPAYA KOSERVASI HUTAN Tamin, Rike Puspitasari; Anggraini, Riana; Ulfa, Maria
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2017): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.936 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v1i2.4290

Abstract

Untuk menjaga kelestarian hutan, salah satu kegiatannya adalah melakukan kegiatan konservasi jenis melalui kegiatan eksplorasi botani dan pembuatan herbarium. Upaya ini diantaranya dilakukan melalui program kegiatan pengabdian bagi masyarakat dari Fakultas Kehutanan Universitas Jambi, yang bertujuan untuk mengatasi masalah pada masyarakat. Kegiatan pengabdian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada mitra yaitu SMK 5 Kota Jambi dalam melakukan teknik ekplorasi botani hutan dan pembuatan herbarium serta dapat meningkatkan kesadaran mitra dalam pelestarian jenis-jenis pohon langka di lingkungan sekitar dan hutan. Kegiatan pengabdian ini diharapkan juga dapat melestarikan jenis-jenis pohon langka dengan cara pembuatan herbarium sehingga dapat menunjang kegiatan konservasi hutan. Selain itu, kegiatan pengabdian ini juga dapat memberikan pengetahuan kepada mitra tentang pengenalan jenis-jenis pohon hutan yang ada di lingkungan sekitar sekolah mitra.Untuk mencapai tujuan kegiatan, dilakukan melalui dua kegiatan yaitu kegiatan penyuluhan dan kegiatan praktek. Kegiatan penyuluhan berisi materi tentang pentingnya pembuatan herbarium dan cara membuat herbarium, sedangkan kegiatan praktek berisi ekplorasi jenis di lapangan, pengepresan dan pennggrangan, pengovenan, serta mounting. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini berupa pemahaman mitra dalam melakukan ekplorasi serta membuat herbarium yang dibuktikan dengan terciptanya beberapa koleksi herbarium baru.
Pemanfatan Limbah Hasil Pengolahan Sumber Daya Alam Pesisir untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Sekitar Hutan Mangrove Pangkal Babu T, Rike Puspitasari; Paiman, Asrizal; Achmad, Eva; Fazriyas, Fazriyas; Anggraini, Riana
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.303 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v2i2.6085

Abstract

Salah satu sentra pengahasil kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah di Dusun Bahagia, Desa Tungkal I, Kecamatan Tungkal Ilir. Di Desa Tungkal I khususnya di Dusun Bahagia, sebagaian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani kelapa. Besarnya potensi kelapa yang dihasilkan, membuat limbah batok dan sabut kelapa tersedia melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Limbah kelapa ini bisa diolah melalui teknologi sederhana menjadi produk briket arang dan cocopeat, sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu tambahan kegiatan dan penghasilan dari masyarakat sekitar hutan mangrove Pangkal Babu. Kegiatan pengabdian ini diberikan kepada dua mitra yaitu kelompok tani bakau lestari dan kelompok tani wanita RT.08 Dusun Bahagia. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan, demonstrasi, praktek dan evaluasi. Dari hasil kegiatan mitra telah memahami manfaat dari briket arang dan cocopeat serta mitra sudah terampil mengolah limbah batok dan sabut kelapa ini menjadi briket arang dan cocopeat. Kuantitas dan kualitas briket arang dan cocopeat yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan lagi agar dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan rumah tangga mitra.
Identifikasi Pohon Induk Dan Pembangunan Pembibitan Spesies Unggulan Lokal Di Tahura Sultan Thaha Syaifuddin Tamin, Rike Puspitasari; Irawan, Bambang; Hamzah, Hamzah; Anggraini, Riana
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.202 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v5i3.16226

Abstract

Taman Hutan Raya (Tahura) merupakan salah satu bentuk Kawasan Perlindungan Alam (KPA) yang bertujuan sebagai tempat mengkoleksi tumbuhan dan atau hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Provinsi Jambi mempunya lima Taman Hutan, salah satunya adalah Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin. Kayu Bulian (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn.) merupakan salah satu tumbuhan endemik yang berada di dalam kawasan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin yang menjadi ciri khas dari keberadaan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin. Keberadaan kayu bulian ini sudah mulai langka karena beberapa faktor salah satunya adalah terjadinya kebakaran hutan. Perlu upaya menyelamatkan spesies lokal unggulan bulian dari ancaman berkurangnya pohon indukan bahkan kepunahan serta penyediaan bahan tanaman berupa bibit bulian untuk kegiatan rehabilitasi. Untuk mengatasi hal tersebut sangat diperlukan upaya identifikasi terhadap pohon induk dan pembangunan pembibitan spesies unggulan lokal bulian sebagai upaya penyelamatan keberadaan bulian yang tersisa. Dampak kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mitra telah memiliki peningkatan pengetahuan dan pemahaman terkait menjaga keberadaan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin dalam menjaga kelestarian ekosistem, teknik identifikasi jenis-jenis lokal unggulan dan pembuatan bibit jenis-jenis lokal unggulan terutama bulian yang menjadi jenis spesifik yang terdapat di Tahura Sultan Thaha Syaifuddin.
Enhancing Honey Production and Packaging in Jujun Village: A Strategic Approach to Kickstart Marketing Initiatives Irawan, Bambang; Fazriyas, Fazriyas; Tamin, Rike Puspitasari; Anggraini, Riana; Ulfa, Maria
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Karya Abdi Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jkam.v7i1.21740

Abstract

Honey is a valuable non-timber forest product widely consumed by communities, with those living near forests sourcing it both from the wild and cultivation. Jujun Village, supported by the Faculty of Agriculture at Jambi University, received assistance in honeybee farming through the Wira Desa program from the Department of Forestry in 2021. As a new venture, continued support was needed to strengthen its potential as an alternative economic source. This study aims to address the challenges of honey farming in Jujun through three main activities: (1) evaluating and strengthening beehive positioning based on natural forage availability to ensure consistent production; (2) improving group members’ skills in honey production and harvesting; and (3) enhancing packaging to facilitate market access. The program, conducted from March to August 2022, followed three phases: socialization, demonstration, and mentoring. Results showed significant improvements in participants' understanding of honey production, harvesting safety, product quality, and packaging. These advancements are expected to ensure the sustainability of honey farming, providing a stable livelihood for the community, especially honey farmers in Jujun Village
Vegetation Analysis in the Freshwater Swamp Ecosystem of Tangkas Lake, Muaro Jambi Rahmilija, Femei; Nursanti, Nursanti; Adriadi, Ade; Sari, Novita; Anggraini, Riana
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 2 (2025): April-Juni
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i2.8751

Abstract

Tangkas Lake, a freshwater swamp in Muaro Jambi and Batanghari, is dominated by Homalium sp., but its overall plant diversity remains undocumented. This study inventories plant species as a baseline for conservation. Plant sampling was conducted using transect and plot methods in two locations, Pulau Tepus and Rawa Liontin, over two months. A total of 37 species from 21 families were recorded, with higher diversity in Pulau Tepus (31 species, dominated by Myrtaceae, Elaeocarpaceae, and Euphorbiaceae) compared to Rawa Liontin (6 species, dominated by Homalium sp.). Species diversity indices were moderate in Pulau Tepus but lower in Rawa Liontin. Species richness was highest in Pulau Tepus for tree (4.6) and seedling (4.5) stages, while pole-stage richness was 3.7. Rawa Liontin had low species richness across all stages, with low evenness in both sites. Environmental factors varied, with Pulau Tepus experiencing wider temperature fluctuations (23–30°C), lower light intensity, and sandy loam soils, while Rawa Liontin had a narrower temperature range (25.5–27.3°C), higher light intensity, and similar soil texture. Soil pH ranged from 4.29 to 6.21. These findings highlight the need for conservation, particularly in Rawa Liontin. Further research is needed to support habitat restoration and long-term monitoring.
Faktor Kerusakan Habitat dan Sumber Air Terhadap Populasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Taman Nasional Sembilang Paiman, Asrizal; Anggraini, Riana; Maijunita, Maijunita
Jurnal Silva Tropika Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jsilvtrop.v2i2.5231

Abstract

This research was conducted to obtain information about factors that influence habitat damage and water resources on the population of the Sumatra tiger (Panthera tigris Sumatra) in SPTN III Sembilang National Park which was one of the locations of the habitat of the Sumatran tiger. The purpose of this research are: (1) Determine the habitat damage of the Sumatran tiger (Panthera tigris Sumatra) and water resources in SPTN III Sembilang National Park. (2) Determine the population of Sumatran tiger (Panthera tigris Sumatra) in SPTN III Sembilang National Park by using camera trap. The results of this research are expected to provide information on damage to the habitat of the Sumatran tiger (Panthera tigris Sumatra) and water resources for the management of Sembilang National Park that is used as a basis in determining the actions and the conservation of forests and water sources for the population of Sumatran tiger (Panthera tigris Sumatran). Identification of tigers using camera traps. Camera trap mounted on a tree with a height of 30-45 cm from the ground up, the camera position overlooking the track at a distance of 2.5 meters. Camera trap photo printing time, temperature and date of the incident, then the data were analyzed using the software program CAPTURE Arc GIS 9.3.
Identifikasi Makroskopis dan Mikroskopis Kayu Medang Sereh Berdasarkan Bagian Batang : Macroscopic and Microscopic Identification of Lemongrass Medang Wood Based on Stem Section Anggraini, Riana; Agustina, Ana; Komariah, Rahma Nur; Khabibi, Jauhar
Jurnal Silva Tropika Vol. 7 No. 1 (2023): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v7i1.29881

Abstract

ABSTRACT Some aspects that can be a reference in identifying lemongrass wood include anatomical structure (macro and micro properties) based on the trunk (base, middle and end). The results of research identifying the anatomical properties of lemongrass wood on various parts of the trunk provide conclusions of anatomical structure for the macroscopic structure characteristics of lemongrass wood in general do not differ between the position of the base, middle and end and the terrace and sapwood, namely giving the heartwood color brown, has a striped pattern, a rather smooth texture, a smooth tactile effect, somewhat shiny, has a smell like lemongrass or telon oil, the hardness is rather hard and heavy. The microscopic structural characteristics of lemongrass medang wood in the position of lemongrass medang logs (base, middle and tip) show that in general wood fibers experience an increase in length from pith to leather. Based on testing the quality of wood fiber for pulp and paper use which includes fiber length, Runkle Ratio, Muhlstep Ratio (MR), Felting Power (FP), Flexibility Ratio (FR) and Coefficient of Rigidity (CR) that lemongrass wood fiber is included in quality class III. Quality class III is a class of wood fiber that has tear firmness, rupture resistance and low tensile firmness.   Keywords: macroscopic, microscopic, medang wood, position of the trunk   ABSTRAK Beberapa aspek yang dapat menjadi acuan dalam mengidentifikasi kayu medang sereh ini adalah meliputi struktur anatomi (sifat makro dan mikro) berdasarkan bagian batangnya (pangkal, tengah dan ujung). Hasil penelitian identifikasi sifat anatomi kayu medang sereh pada berbagai bagian batang memberikan kesimpulan struktur anatomi untuk ciri struktur makroskopis kayu medang sereh secara umum tidak berbeda antara posisi pangkal, tengah dan ujung dan bagian teras dan gubalnya yaitu memberikan warna kayu terasnya coklat, mempunyai corak bergaris-garis, tekstur agak halus, kesan raba halus, agak mengkilap, mempunyai bau seperti bau sereh atau minyak telon, kekerasan agak keras dan berat.  Ciri struktur mikroskopis kayu medang sereh secara pada posisi batang kayu medang sereh (pangkal, tengah dan ujung) menunjukkan bahwa secara umum serat kayu mengalami penambahan panjang dari empulur hingga menuju kulit. Berdasarkan pengujian kualitas serat kayu untuk penggunaan pulp dan kertas yang meliputi panjang serat, Runkle Ratio, Muhlstep Ratio (MR), Felting Power (FP), Flexibility Ratio (FR) dan Coeffisien of Rigidity (CR) bahwa serat kayu medang sereh masuk ke dalam kelas mutu III. Kelas mutu III merupakan kelas serat kayu yang memiliki keteguhan sobek, ketahanan pecah dan keteguhan tarik yang rendah.   Kata kunci: medang sereh, posisi batang, makroskopis, mikroskopis
Sifat Kimia Kayu Medang Sereh Berdasarkan Bagian Kayu dan Posisi Batang: Chemical Properties of Medang Sereh Wood Based on Wood and Log Position Anggraini, Riana; Khabibi, Jauhar; Puri, Suci Ratna
Jurnal Silva Tropika Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v8i1.33812

Abstract

ABSTRACT The other properties of medang sereah (Litsea sp.) wood that need to be identified are the chemical properties of wood based on the part (terrace and sapwood) and the position of the trunk (base, middle, and end). The purpose of identifying the nature of this lemongrass medang wood will facilitate the introduction of lemongrass medang wood types with other types of medang wood. In addition, it will facilitate the process of working and the purpose of using these types of wood further according to their characteristics because the identification of wood properties is an initial process in determining the allocation of wood utilization. The levels of holocellulose, alpha-cellulose, hemicellulose in the core have relatively greater levels than the sapwood. The hemicellulose content at the base has a relatively higher value compared to the end and middle of the medang citronella log. The lignin content of the sapwood part has a lower tendency compared to the terrace. The results of the analysis also showed that the wood at the end of the trunk had a fairly high lignin content compared to the base of the trunk. Keywords: Litsea sp., wood position, wood chemical, terrace and sapwood   ABSTRAK Sifat kayu medang sereh lainnya yang perlu diidentifikasi yaitu sifat kimia kayu berdasarkan bagian (teras dan gubal) dan posisi batangnya (pangkal, tengah, dan ujung). Tujuan mengidentifikasi sifat kayu medang sereh ini, maka akan mempermudah dalam pengenalan jenis kayu medang sereh dengan jenis kayu medang lainnya. Selain itu, akan mempermudah proses pengerjaan dan tujuan penggunaan jenis kayu tersebut lebih lanjut sesuai karakteristiknya karena identifikasi sifat kayu merupakan suatu proses awal dalam menentukan alokasi pemanfaatan kayu. Pengujian komponen kimia mengacu pada standar ASTM. Kadar holoselulosa, alpha-selulosa, hemiselulosa bagian teras memiliki kadar relatif lebih besar dibandingkan bagian gubal. Kadar hemiselulosa pada bagian pangkal memiliki nilai yang relatif lebih tinggi daibandingkan bagian  ujung dan tengah batang kayu medang sereh. Kadar lignin bagian gubal memiliki kecenderungan lebih rendah dibandingkan dengan bagian teras. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kayu dibagian ujung batang memiliki kadar lignin yang cukup tinggi dibandingkan bagian pangkal batang. Kata kunci: medang sereh, posisi batang, kimia kayu, bagian teras dan gubal
Karakteristik Briket Arang Cangkang Biji Karet dengan Campuran Serbuk Kulit Kayu Manis: Characteristics of Rubber Seed Shell Charcoal Briquettes with Cinnamon Bark Powder Mixture Khabibi, Jauhar; Anggraini, Riana; Anjali, Diwani; Wulan, Cory; Farni, Yulfita
Jurnal Silva Tropika Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Silva Tropika
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jurnalsilvatropika.v9i1.47272

Abstract

ABSTRACT Indonesia is an agrarian country with very large agricultural products. In addition, agricultural by-products are also produced that are largely unutilized, such as rubber fruit shells and cinnamon bark scrap waste. The two by-products have the potential to be used as alternative biomass fuels, one of which is charcoal briquettes. The use of charcoal briquettes tends to produce a pungent smell. Therefore, cinnamon bark powder can be used to reduce the pungent smell. This has the potential to change the aroma of conventional charcoal briquettes. But this related research is still very limited. Therefore, this research aims to analyze the influence of cinnamon bark powder composition on the characteristics of rubber seed shell charcoal briquettes. Charcoal briquettes from rubber seed shell charcoal material CK (100%) and added cinnamon bark powder CK:KM (80%:20%) were made with the addition of tapioca glue and prepared 5 times. Charcoal briquettes are then tested for their characteristics, including: 1. water content, 2. density, 3. ash content, 4. volatile matter content, 5. fixed carbon content, 6. caloric value, 7. compressive strength, and 8. burning rate. The analysis results show that CK (100%) charcoal briquettes have the characteristics of briquettes with low water content, high density, high ash content, high volatile matter content, low fixed carbon content, low calorific value, high compressive strength and high burning rate compared to CK:KM (80%:20%). Based on the values of these parameters, charcoal briquettes CK:KM (80%:20%) have better quality than CK (100%) on 4 parameters (ash content, volatile matter content, fixed carbon content, caloric value and burning rate).   Keywords: charcoal briquettes, rubber seed shell, characteristics, cinnamon bark powder   ABSTRAK Indonesia merupakan negara agraris dengan hasil pertanian sangat besar. Selain itu, juga dihasilkan produk samping pertanian yang sebagian besar belum dimanfaatkan, seperti cangkang buah karet dan limbah kerokan kayu manis. Dua buah produk samping tersebut, berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif biomassa salah satunya briket arang. Penggunaan briket arang cenderung menghasilkan bau yang menyengat. Oleh karena itu serbuk kayu manis mampu digunakan mengurangi bau menyengat tersebut. Hal ini sangat potensial mengubah aroma briket arang konvensional. Tetapi penelitian terkait ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh komposisi serbuk kulit kayu manis terhadap karakteristik briket arang cangkang biji karet. Briket arang dari bahan arang cangkang biji karet CK (100%) dan tambahan serbuk kulit kayu manis CK:KM (80%:20%) dibuat dengan penambahan perekat tapioka dan disiapkan 5 ulangan. Briket arang kemudian diuji karakteristikya, diantaranya: 1. kadar air, 2. kerapatan, 3. kadar abu, 4. kadar zat menguap, 5. kadar karbon terikat, 6. kalor, 7. keteguhan tekan, dan 8. laju pembakaran. Hasil analisis menunjukkan briket arang CK (100%) memiliki karakter briket dengan kadar air rendah, kerapatan tinggi, kadar abu tinggi, kadar zat menguap tinggi, kadar karbon terikat rendah, kalor rendah, keteguhan tekan tinggi, dan laju pembakaran tinggi dibandingkan briket CK:KM (80%:20%). Berdasarkan nilai parameter-parameter tersebut briket arang CK:KM (80%:20%) memiliki kualitas lebih baik dibandingkan CK (100%) pada 4 parameter (kadar abu, kadar zat menguap, kadar karbon terikat, kalor dan laju pembakaran).   Kata kunci: briket arang, cangkang biji karet, karakteristik, serbuk kulit kayu manis