Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI

Pengaruh ENSO dan IOD Terhadap Curah Hujan di Indonesia Fadila, Husnul; Yendri Sudiar, Nofi; Razi, Pakhrur; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji pengaruh fenomena ENSO (El Niño Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) terhadap pola curah hujan di Indonesia. Fenomena ENSO dan IOD dipengaruhi oleh perubahan suhu permukaan laut, dengan IOD terjadi di wilayah tropis Samudra Hindia dan El Niño-La Niña di Samudra Pasifik. Data yang digunakan dalam studi ini mencakup Indeks Niño 3.4, Indeks Dipole Mode, serta data curah hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di stasiun dengan tipe curah hujan monsun, seperti Bali dan Jawa Timur, terdapat korelasi signifikan dengan kategori rendah dan sangat rendah. Di stasiun dengan tipe curah hujan ekuatorial, seperti Sumatra Barat dan Kalimantan Barat, korelasi yang ditemukan ada yang signifikan dan ada yang tidak, dengan kategori rendah dan sangat rendah. Hal serupa juga ditemukan pada stasiun dengan tipe curah hujan lokal, seperti Maluku dan Papua.
Pengaruh Volatile Organic Compounds(VOC) dan Radiasi Matahari terhadap Konsentrasi Ozon Permukaan di Bukit Kototabang Bukittinggi Bahri, Aliefa Zunaida; Sudiar, Nofi Yendri; Razi, Pakhrur; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i1.25480

Abstract

Penelitian ini akan menganalisis secara mendalam bagaimana senyawa organik volatil (Volatile Organic Compounds/VOC) dan radiasi matahari terhadap konsentrasi ozon permukaan di Stasiun GAW Bukit Kototabang, Bukittinggi. Data VOC meliputi etanol dan propanol, serta data intensitas radiasi matahari, dianalisis sebagai variabel independen yang memengaruhi pembentukan ozon permukaan melalui reaksi fotokimia. Metode yang di implementasikan dalam analisis ini adalah regresi linier berganda untuk memahami kekuatan hubungan antarvariabel dan tingkat kontribusi masing-masing variabel terhadap konsentrasi ozon permukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VOC dan radiasi matahari berkontribusi positif terhadap peningkatan konsentrasi ozon permukaan, dengan intensitas maksimum terjadi pada siang hari. Secara statistik, analisis regresi menunjukkan nilai R-squared sebesar 79%, yang mengindikasikan bahwa kombinasi radiasi matahari dan konsentrasi VOC dapat menjelaskan sebagian besar variasi ozon permukaan di lokasi penelitian. Namun, yang tersisa senilai 21% mungkin dipengaruhi oleh variabel eksternal yang tidak dikaji dalam penelitian ini, seperti kelembapan udara, suhu, dan emisi dari sumber antropogenik lainnya.
Penentuan Stuktur Bawah Permukaan Segmen Aktif di Kabupaten Probolinggo Berdasarkan Data Geomagnetik Melalui Forward Modeling Salsabila, Salsabila; Amir, Harman; Dwiridal, Letmi; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30749

Abstract

Kabupaten Probolinggo merupakan wilayah dengan potensi aktivitas tektonik yang tinggi di Jawa Timur karena keberadaan segmen-segmen aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran anomali magnetik dan struktur bawah permukaan menggunakan metode geomagnetik berbasis data EMAG2. Data diolah melalui tahapan reduksi ke kutub (Reduce to Pole), Upward Continuation, dan pemodelan dua dimensi menggunakan perangkat lunak Mag2DC. Hasil pemodelan pada tiga lintasan utama (A–A’, B–B’, dan C–C’) mengungkap keberadaan tiga satuan batuan utama, yaitu Qvl, Qva/Qvt, dan Qi, dengan nilai suseptibilitas berkisar antara 0.0002 hingga 0.0015 SI. Anomali magnetik tinggi mengindikasikan adanya intrusi granit, sementara perubahan geometri dan kontras suseptibilitas menunjukkan empat dugaan sesar geser berarah tenggara–baratlaut. Temuan ini diperkuat oleh pola anomali residual dan korelasi dengan data geologi lokal. Hasil penelitian ini memberikan gambaran awal struktur geologi bawah permukaan yang berpotensi mendukung kajian kebencanaan dan perencanaan wilayah.
Penentuan Kedalaman Titik Curie Berdasarkan Data Geomagnetik dengan Menggunakan Analisis Spektral dan Upward Continuation (Studi Kasus Kabupaten Probolinggo) Handayani, Silvia Sri; Amir, Harman; Dwiridal, Letmi; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30885

Abstract

Kabupaten Probolinggo memiliki geologi kompleks dan aktivitas vulkanik tinggi, menjadikannya area potensial panas bumi. Penelitian ini bertujuan mengestimasi kedalaman titik Curie (Curie Point Depth/CPD) sebagai indikator kondisi termal bawah permukaan menggunakan data geomagnetik EMAG2. Metode analisis spektral dan upward continuation diterapkan untuk memisahkan anomali magnetik regional dan residual. Data diubah ke peta Reduce to the Pole (RTP), lalu dianalisis secara spektral untuk menghitung kedalaman atas (Zt), pusat (Z₀), dan Curie (Zb) menggunakan transformasi Fourier. Hasil menunjukkan kedalaman Curie berkisar 29,16–113,10 km, rata-rata 58,23 km. Zona dangkal (<55 km) di barat–barat laut menunjukkan potensi panas bumi tinggi, ditandai anomali magnetik besar, gradien suhu tinggi, dan fluks panas signifikan. Wilayah timur dan tenggara menunjukkan potensi rendah. Metode ini terbukti efektif untuk estimasi awal sistem panas bumi dan penentuan zona prospektif.
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Menggunakan Metode Geomagnetik Melalui Pemodelan Inversi 3D Denandra, Alza; Amir, Harman; Dwiridal, Letmi; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30891

Abstract

Kabupaten Magelang merupakan wilayah dataran tinggi yang berada di zona vulkanik aktif Gunung Merapi, dengan litologi dominan berupa batuan vulkanik muda hasil aktivitas Kuarter. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi struktur bawah permukaan wilayah Gunung Merapi di Kabupaten Magelang menggunakan metode geomagnetik berbasis data EMAG2 dan pemodelan inversi 3D. Hasil analisis menunjukkan variasi nilai suseptibilitas magnetik berkisar antara -40 hingga >60 SI, yang merepresentasikan perbedaan litologi bawah permukaan, seperti lava segar, intrusi beku, batuan alterasi, dan zona rekahan. Visualisasi 3D menunjukkan distribusi anomali magnetik yang mengikuti arah struktur geologi, termasuk sesar aktif seperti Sesar Opak. Model 3D pada tiga lintasan memperlihatkan akumulasi batuan vulkanik dan tubuh intrusi yang signifikan pada kedalaman 1–4 meter. Temuan ini menunjukkan bahwa metode geomagnetik efektif dalam mengungkap struktur bawah permukaan dan memiliki nilai strategis dalam upaya mitigasi bencana di kawasan rawan letusan Gunung Merapi.
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Gunung Argopuro Kabupaten Probolinggo Menggunakan Metode Geomagnetik Melalui Pemodelan Inversi 3D Saqilah, Alya; Amir, Harman; Dwiridal, Letmi; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30893

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi struktur bawah permukaan Gunung Argopuro, Kabupaten Probolinggo, menggunakan data geomagnetik EMAG2 melalui pemodelan inversi 3D. Data dianalisis dengan metode Reduce to Pole (RTP), menghasilkan anomali magnetik antara -2600 nT hingga +5800 nT. Hasil pemodelan mengungkap keberadaan tubuh batuan non-magnetik (pluton/batolit) pada kedalaman >4 km dengan suseptibilitas sangat rendah (<0.0012 SI), yang diduga sebagai sisa dapur magma purba. Selain itu, terdeteksi zona intrusi batuan beku segar pada kedalaman 2–5 km dengan suseptibilitas menengah-tinggi (0.0013–0.0015 SI), berasosiasi dengan andesit Gunung Argopuro (Qva). Temuan ini menunjukkan sistem magmatik kompleks dengan pola dome dan kaldera purba, penting untuk pemahaman geologi regional, mitigasi bencana, dan eksplorasi sumber daya. Kata kunci: Gunung Argopuro, Geomagnetik, Inversi 3D, Suseptibilitas, Struktur Bawah Permukaan.
Penentuan Kedalaman Titik Curie Berdasarkan Data Geomagnetik dengan Menggunakan Analisis Spektral dan Upward Continuation Zikri, Ahmad Raihan; Amir, Harman; Dwiridal, Letmi; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30915

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kedalaman titik Curie di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan menggunakan metode analisis spektral dan upward continuation berbasis data geomagnetik. Kedalaman titik Curie merupakan parameter penting dalam mengidentifikasi potensi panas bumi, karena berkaitan dengan distribusi panas di bawah permukaan bumi. Data yang digunakan berupa anomali medan magnet total dari satelit Thematic Mapper EMAG2 v3 dengan resolusi 2 arc- minute. Analisis spektral dilakukan untuk memperoleh kedalaman atas, kedalaman pusat, dan kedalaman titik Curie pada tiap blok, sedangkan teknik upward continuation digunakan untuk memisahkan komponen regional dan residual pada anomali magnetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman titik Curie di wilayah studi berkisar antara 30 km hingga >140 km, dengan rata-rata 67,96 km. Wilayah tengah hingga timur laut seperti Kecamatan Mertoyudan, Bandongan, dan Secang memiliki kedalaman yang relatif dangkal dan gradien geotermal tinggi, yang mengindikasikan potensi panas bumi sedang hingga tinggi. Sebaliknya, bagian barat dan barat daya menunjukkan kedalaman lebih besar dan gradien rendah. Dengan demikian, kombinasi metode yang digunakan terbukti efektif dalam mengidentifikasi zona prospektif panas bumi berdasarkan distribusi kedalaman titik Curie.
Estimasi Kedalaman Titik Curie Berdasarkan Data Magnetik Menggunakan Metode Analisis Spektral 2D pada Sesar Sumatera Segmen Sianok Zatil Ismah, Amirah; Amir, Harman; Dwiridal, Letmi; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Segmen Sianok merupakan salah satu bagian dari sesar Sumatera yang terbentuk akibat pertemuan dari dua buah lempeng besar yang bergerak secara dextral strike slip. Hal ini berimplikasi terhadap terbentuknya aktivitas vulkanik dan magmatisme pada Segmen Sianok. Estimasi kedalaman titik Curie dilakukan untuk memberikan informasi tentang struktur geologi dan hubungannya dengan aktivitas vulkanik dan tektonik pada segmen ini. Metode analisis spektral digunakan untuk menentukan kedalaman di mana batuan kehilangan sifat kemagnetannya karena pengaruh suhu yang lebih tinggi dari suhu Curie (580 °C). Penelitian menggunakan data magnetik telah dilakukan koreksi harian dan koreksi IGRF sebelumnya. Pengestimasian kedalaman dilakukan dengan pembuatan peta anomali magnetik terlebih dahulu sehingga mendapatkan anomali tinggi dan rendah berturut-turut adalah 635.6 nT hingga -240.0 nT. Pada peta anomali magnetik dilakukan pembagian blok sebanyak 38 blok dengan lebar 16×16 km yang tumpang tindih sebesar 50%. Tiap-tiap blok dilakukan analisis spektral hingga mendapatkan nilai kedalaman atas ( ) dan kedalaman pusat ( ). Nilai kedalaman atas yang didapatkan sebesar 1.10 km hingga 4.28 km dengan rata-rata kedalaman 2.85 km. Nilai kedalaman pusat yang didapatkan sebesar 10.60 km hingga 17.01 km dengan rata-rata kedalaman 13.66 km. Kedalaman titik Curie didapatkan melalui perhitungan nilai kedalaman pusat yang dikurangi dengan nilai kedalaman atas, sehingga nilai kedalaman titik Curie sebesar 18.32 km hingga 30.86 km dengan rata-rata kedalaman adalah 24.48 km. Kedalaman titik Curie dalam berkaitan dengan keberadaan batuan andesit Gunung Marapi (Qama), andesit Gunung Singgalang-Tandikat (Qast) dan andesit Kaldera Maninjau (Qamj).
Analisis Tingkat Kenyamanan Iklim dan Termal Berdasarkan Metode Tourism Climate Index (TCI) di Kawasan Wisata Bukittinggi Rahmadhani, Annisa; Sudiar, Nofi Yendri; Hamdi, Hamdi; Zulhendra, Zulhendra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi yaitu lebih dari satu juta kunjungan selama tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan iklim dan termal wisatawan serta mengetahui waktu optimal untuk berkunjung dengan menggunakan metode TCI. Metode TCI mengukur kenyamanan wisatawan berdasarkan parameter iklim seperti suhu, kelembaban, curah hujan, penyinaran matahari dan kecepatan angin. Data iklim diperoleh dari stasiun GAW Bukit Kototabang selama periode 2013 – 2020. Data primer dikumpulkan melalui survei wisatawan yang dilakukan di lokasi jam gadang dan panorama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kenyamanan bervariasi sepanjang tahun, nilai TCI tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli. Waktu kunjungan optimal di jam gadang terjadi pada pukul 07.00-08.00 pagi dan pukul 17.00-18.00 sore. Sedangkan pada panorama pada pukul 08.00-11.00 pagi dan pada pukul 16.00-18.00 sore. Terjadi perbedaan persepsi kenyamanan termal antara hasil survei dengan teori yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, albedo permukaan dan sensitivitas kulit manusia.