Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

METODE MAKSIMUM PROFIT DAN MINIMUM COST UNTUK MENGKAJI ALOKASI TRANSPORTASI BARANG Prayudyanto, Muhammad Nanang; Irianto, Tito; Tamin, Ofyar Z.; Santoso, Idwan
Jurnal Transportasi Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.766 KB)

Abstract

Abstrak Angkutan barang merupakan potensi untuk menjadikan produk dalam negeri mampu bersaing. Sejak digulirkannya berbagai pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol, potensi daya saing produk industri dalam negeri menjadi lebih kompetitif.Perusahaan berkepentingan untuk secara kompetitif menghasilkan pola distribusi barang dan tenaga kerja yang baik sehingga menghasilkan keuntungan maksimum. Pada sisi lain, mereka juga dituntut untuk meminimumkan biaya pengeluaran yang dibutuhkan. Transportasi menjadi sangat penting untuk menghasilkan sistem distribusi yang optimal.Makalah ini memberikan ilustrasi mengenai konsep maksimum profit dan minimum cost yang dapat menjadikan alternatif bagi pengelolaan sistem pengelolaan sarana transportasi.Model sederhana diturunkan untuk mengembangkan model pemilihan untuk menentukan lokasi produksi berdasarkan pilihan atas minimum cost dan maximum profit.Kata-kata kunci: barang, profit, cost.
KAJIAN PARK AND RIDE UNTUK BUSWAY JAKARTA Prayudyanto, Muhammad Nanang; Tamin, Ofyar Z.
Jurnal Transportasi Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.178 KB)

Abstract

Abstract As one of the TDM alternative for improving bus public transport services, park-and-ride (P&R) could support a larger mode shift from private car users. Experience from other developed countries proves that P&R could bring more passenger uses mass transit system. Two important parameter for the successful of P&R services are location and tarif.  In Jakarta, the successful implementation of Blok M-Kota first busway corridor could not be followed by others, due to low quality of transfer facilities. This paper reviews the theoretical ideal P&R and practical measures to be discussed for the Jakarta busway corridors.keywords: park and ride, private car users, busway
PERBANDINGAN PENERAPAN TRAVEL DEMAND MANAGEMENT DI SINGAPURA DAN LONDON Prayudyanto, Muhammad Nanang; Tamin, Ofyar Z.
Jurnal Transportasi Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.313 KB)

Abstract

Abstrak Usaha untuk meningkatkan suplai sistem jaringan jalan perkotaan dengan mengikuti kebutuhan (demand) terbukti semakin sulit terjangkau. Pertumbuhan demand berjalan sangat cepat dan tidak terkejar oleh pemenuhan suplai. Pendekatan baru yang muncul dalam dunia transportasi sejak kurun 1990 yang lalu adalah dengan memperkecil tingkat kebutuhan perjalanan. Travel Demand Management (TDM) merupakan usaha untuk memperkecil kebutuhan akan transportasi sehingga pergerakan yang ditimbulkan masih berada dalam syarat batas kondisi sosial, lingkungan, dan operasional (Ohta, 1998). Berbagai upaya TDM yang telah dilakukan di kota-kota besar/metropolitan negara lain (Singapura, London, Seoul, dan Trondheim) terbukti tidak mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. Dampak TDM juga ditunjukkan oleh peningkatan kinerja kecepatan lalulintas dan berkurangnya delay. Penerapan TDM di Singapura dan London memiliki kekhasan tersendiri. Singapura sejak tahun 1998 telah menerapkan TDM dengan Electronic Road Pricing (ERP), berupa perangkat sistem full electronic, dengan sistem pembayaran langsung (direct payment) sehingga pengaruh terhadap akurasi database kepemilikan kendaraan terhadap kendaraan keluar-masuk kawasan TDM bukan menjadi concern utama. London, yang baru memulai penerapan TDM pada tahun 2003, mengandalkan sistem data base dalam melakukan pricing, namun belum mengoptimalkan sistem elektronik. Bagi Jakarta, kedua sistem ini memiliki daya tawar  yang berbeda. Singapura dengan ERP-nya akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk investasi dan pemeliharaan, sedangkan London lebih efisien tetapi akan mengubah pola pengelolaan data base SIM, BPKB, STNK, dan hal-hal lain yang terkait dan membutuhkan waktu lebih panjang. Makalah ini mengkaji faktor-faktor yang menjadikan proses transformasi penerapan TDM dengan mengambil pengalaman kota-kota Singapura dan London, dengan memberikan gambaran persoalan yang dihadapi oleh kota Jakarta. Kata-kata Kunci: Travel Demand Management, Road Pricing, ERP, Singapura, London, Jakarta
PERBANDINGAN PENERAPAN TRAVEL DEMAND MANAGEMENT DI SINGAPURA DAN LONDON Prayudyanto, Muhammad Nanang; Tamin, Ofyar Z.
Jurnal Transportasi Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.313 KB) | DOI: 10.26593/jt.v7i1.1814.%p

Abstract

Abstrak Usaha untuk meningkatkan suplai sistem jaringan jalan perkotaan dengan mengikuti kebutuhan (demand) terbukti semakin sulit terjangkau. Pertumbuhan demand berjalan sangat cepat dan tidak terkejar oleh pemenuhan suplai. Pendekatan baru yang muncul dalam dunia transportasi sejak kurun 1990 yang lalu adalah dengan memperkecil tingkat kebutuhan perjalanan. Travel Demand Management (TDM) merupakan usaha untuk memperkecil kebutuhan akan transportasi sehingga pergerakan yang ditimbulkan masih berada dalam syarat batas kondisi sosial, lingkungan, dan operasional (Ohta, 1998). Berbagai upaya TDM yang telah dilakukan di kota-kota besar/metropolitan negara lain (Singapura, London, Seoul, dan Trondheim) terbukti tidak mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. Dampak TDM juga ditunjukkan oleh peningkatan kinerja kecepatan lalulintas dan berkurangnya delay. Penerapan TDM di Singapura dan London memiliki kekhasan tersendiri. Singapura sejak tahun 1998 telah menerapkan TDM dengan Electronic Road Pricing (ERP), berupa perangkat sistem full electronic, dengan sistem pembayaran langsung (direct payment) sehingga pengaruh terhadap akurasi database kepemilikan kendaraan terhadap kendaraan keluar-masuk kawasan TDM bukan menjadi concern utama. London, yang baru memulai penerapan TDM pada tahun 2003, mengandalkan sistem data base dalam melakukan pricing, namun belum mengoptimalkan sistem elektronik. Bagi Jakarta, kedua sistem ini memiliki daya tawar  yang berbeda. Singapura dengan ERP-nya akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk investasi dan pemeliharaan, sedangkan London lebih efisien tetapi akan mengubah pola pengelolaan data base SIM, BPKB, STNK, dan hal-hal lain yang terkait dan membutuhkan waktu lebih panjang. Makalah ini mengkaji faktor-faktor yang menjadikan proses transformasi penerapan TDM dengan mengambil pengalaman kota-kota Singapura dan London, dengan memberikan gambaran persoalan yang dihadapi oleh kota Jakarta. Kata-kata Kunci: Travel Demand Management, Road Pricing, ERP, Singapura, London, Jakarta
METODE MAKSIMUM PROFIT DAN MINIMUM COST UNTUK MENGKAJI ALOKASI TRANSPORTASI BARANG Prayudyanto, Muhammad Nanang; Irianto, Tito; Tamin, Ofyar Z.; Santoso, Idwan
Jurnal Transportasi Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.766 KB) | DOI: 10.26593/jt.v6i2.1805.%p

Abstract

Abstrak Angkutan barang merupakan potensi untuk menjadikan produk dalam negeri mampu bersaing. Sejak digulirkannya berbagai pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol, potensi daya saing produk industri dalam negeri menjadi lebih kompetitif.Perusahaan berkepentingan untuk secara kompetitif menghasilkan pola distribusi barang dan tenaga kerja yang baik sehingga menghasilkan keuntungan maksimum. Pada sisi lain, mereka juga dituntut untuk meminimumkan biaya pengeluaran yang dibutuhkan. Transportasi menjadi sangat penting untuk menghasilkan sistem distribusi yang optimal.Makalah ini memberikan ilustrasi mengenai konsep maksimum profit dan minimum cost yang dapat menjadikan alternatif bagi pengelolaan sistem pengelolaan sarana transportasi.Model sederhana diturunkan untuk mengembangkan model pemilihan untuk menentukan lokasi produksi berdasarkan pilihan atas minimum cost dan maximum profit.Kata-kata kunci: barang, profit, cost.
KAJIAN PARK AND RIDE UNTUK BUSWAY JAKARTA Prayudyanto, Muhammad Nanang; Tamin, Ofyar Z.
Jurnal Transportasi Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.178 KB) | DOI: 10.26593/jt.v7i2.1827.%p

Abstract

Abstract As one of the TDM alternative for improving bus public transport services, park-and-ride (P&R) could support a larger mode shift from private car users. Experience from other developed countries proves that P&R could bring more passenger uses mass transit system. Two important parameter for the successful of P&R services are location and tarif.  In Jakarta, the successful implementation of Blok M-Kota first busway corridor could not be followed by others, due to low quality of transfer facilities. This paper reviews the theoretical ideal P&R and practical measures to be discussed for the Jakarta busway corridors.keywords: park and ride, private car users, busway
METODE MAKSIMUM PROFIT DAN MINIMUM COST UNTUK MENGKAJI ALOKASI TRANSPORTASI BARANG Muhammad Nanang Prayudyanto; Tito Irianto; Ofyar Z. Tamin; Idwan Santoso
Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 2 (2006)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.766 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v6i2.1805.%p

Abstract

Abstrak Angkutan barang merupakan potensi untuk menjadikan produk dalam negeri mampu bersaing. Sejak digulirkannya berbagai pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol, potensi daya saing produk industri dalam negeri menjadi lebih kompetitif.Perusahaan berkepentingan untuk secara kompetitif menghasilkan pola distribusi barang dan tenaga kerja yang baik sehingga menghasilkan keuntungan maksimum. Pada sisi lain, mereka juga dituntut untuk meminimumkan biaya pengeluaran yang dibutuhkan. Transportasi menjadi sangat penting untuk menghasilkan sistem distribusi yang optimal.Makalah ini memberikan ilustrasi mengenai konsep maksimum profit dan minimum cost yang dapat menjadikan alternatif bagi pengelolaan sistem pengelolaan sarana transportasi.Model sederhana diturunkan untuk mengembangkan model pemilihan untuk menentukan lokasi produksi berdasarkan pilihan atas minimum cost dan maximum profit.Kata-kata kunci: barang, profit, cost.
PERBANDINGAN PENERAPAN TRAVEL DEMAND MANAGEMENT DI SINGAPURA DAN LONDON Muhammad Nanang Prayudyanto; Ofyar Z. Tamin
Jurnal Transportasi Vol. 7 No. 1 (2007)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.313 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v7i1.1814.%p

Abstract

Abstrak Usaha untuk meningkatkan suplai sistem jaringan jalan perkotaan dengan mengikuti kebutuhan (demand) terbukti semakin sulit terjangkau. Pertumbuhan demand berjalan sangat cepat dan tidak terkejar oleh pemenuhan suplai. Pendekatan baru yang muncul dalam dunia transportasi sejak kurun 1990 yang lalu adalah dengan memperkecil tingkat kebutuhan perjalanan. Travel Demand Management (TDM) merupakan usaha untuk memperkecil kebutuhan akan transportasi sehingga pergerakan yang ditimbulkan masih berada dalam syarat batas kondisi sosial, lingkungan, dan operasional (Ohta, 1998). Berbagai upaya TDM yang telah dilakukan di kota-kota besar/metropolitan negara lain (Singapura, London, Seoul, dan Trondheim) terbukti tidak mengurangi laju pertumbuhan ekonomi. Dampak TDM juga ditunjukkan oleh peningkatan kinerja kecepatan lalulintas dan berkurangnya delay. Penerapan TDM di Singapura dan London memiliki kekhasan tersendiri. Singapura sejak tahun 1998 telah menerapkan TDM dengan Electronic Road Pricing (ERP), berupa perangkat sistem full electronic, dengan sistem pembayaran langsung (direct payment) sehingga pengaruh terhadap akurasi database kepemilikan kendaraan terhadap kendaraan keluar-masuk kawasan TDM bukan menjadi concern utama. London, yang baru memulai penerapan TDM pada tahun 2003, mengandalkan sistem data base dalam melakukan pricing, namun belum mengoptimalkan sistem elektronik. Bagi Jakarta, kedua sistem ini memiliki daya tawar  yang berbeda. Singapura dengan ERP-nya akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk investasi dan pemeliharaan, sedangkan London lebih efisien tetapi akan mengubah pola pengelolaan data base SIM, BPKB, STNK, dan hal-hal lain yang terkait dan membutuhkan waktu lebih panjang. Makalah ini mengkaji faktor-faktor yang menjadikan proses transformasi penerapan TDM dengan mengambil pengalaman kota-kota Singapura dan London, dengan memberikan gambaran persoalan yang dihadapi oleh kota Jakarta. Kata-kata Kunci: Travel Demand Management, Road Pricing, ERP, Singapura, London, Jakarta
KAJIAN PARK AND RIDE UNTUK BUSWAY JAKARTA Muhammad Nanang Prayudyanto; Ofyar Z. Tamin
Jurnal Transportasi Vol. 7 No. 2 (2007)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.178 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v7i2.1827.%p

Abstract

Abstract As one of the TDM alternative for improving bus public transport services, park-and-ride (P&R) could support a larger mode shift from private car users. Experience from other developed countries proves that P&R could bring more passenger uses mass transit system. Two important parameter for the successful of P&R services are location and tarif.  In Jakarta, the successful implementation of Blok M-Kota first busway corridor could not be followed by others, due to low quality of transfer facilities. This paper reviews the theoretical ideal P&R and practical measures to be discussed for the Jakarta busway corridors.keywords: park and ride, private car users, busway
Rancang Bangun Mesin Pencucian Garam Dua Tingkat Skala Kecil Tika Hafzara Siregar; Setya Permana Sutisna; Edi Sutoyo; Mamat Rahmat; Muhammad Nanang Prayudyanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.011.1.66-75

Abstract

The economic conditions of salt farmers and the quality of their salt often put them in a weak bargaining position, so the price of salt at the farmer level is low. Small-scale consumption salt processing machines need to be designed to increase the value of salt so the welfare of salt farmers can increase. This study aims to design a salt washing machine to increase the NaCl content and remove other impurities such as CaSO4, MgSO4, MgCl2 and others. The machine is designed with stirrig system by maintaining the baume value in mixture of salt and brine at a value of 25-280Be. The machine is equipped with a baume sensor to control the brine baume value. The variable of washing time is varied to produce the best salt quality. This research has designed a two-level salt washing machine with a 0Be controll system that can wash salt with brine in 50 kg/hours capacity. This machine washes the salt in 2 step process. Salt washing machine driven by a 1.5 HP electric motor to stir the salt with brine so it can dissolve the impurities and retain the NaCl in crystal form. The purity of NaCl in salt increased by 7.5% after being washed for 20 minutes.