Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Intangible Conservation: Keberadaan Wingko Babat Kuliner Khas Semarang Tahun 1946-2019 Sarwopeni, Suwati Dwi; Saraswati, Ufi
Journal of Indonesian History Vol 10 No 1 (2021): Journal Of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v10i1.47029

Abstract

Semarang merupakan tempat pendatang bagi warga asing maupun warga lokal pulau Jawa sendiri, sehingga memunculkan akulturasi dan asimilasi dari berbagai aspek, tak terkecuali kuliner. Salah satu hasil budaya kulinernya yaitu wingko babat. Wingko babat merupakan kuliner khas Semarang yang semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi sebab munculnya wingko-wingko merek lain. Namun, seiring berjalannya waktu, kuliner tradisional mulai kurang diminati. Sehingga perlu adanya upaya konservasi agar keberadaan wingko sebagai makanan tradisional tetap eksis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi.Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sejarah awal kuliner wingko di Semarang telah ada sejak tahun 1946. Keberadaan wingko babat sejak tahun 1946 merupakan awal pemicu berdirinya produsen-produsen wingko babat di Semarang. Namun, seiring dengan perkembangan selera makan masyarakat, hal tersebut mendorong upaya pemerintah, wirausahawan, lingkungan akademisi serta masyarakat lokal Semarang untuk melestarikan wingko babat agar tetap eksis di kalangan millenial. Upaya tersebut, antara lain: mengadakan event kuliner, inovasi pada produksi wingko, mengadakan program penelitian, serta lebih mengutamakan mengkonsumsi wingko.
Krisis Ekonomi di Banyumas 1930-1935 Sampai Perpindahan Pusat Pemerintahan dari Banyumas ke Purwokerto Tahun 1937 Arinda, Diska Meizi; Saraswati, Ufi; Muntholib, Abdul
Journal of Indonesian History Vol 6 No 1 (2017): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perpindahan pusat pemerintahan dari Banyumas ke Purwokerto diakibatkan oleh krisis ekonomi tahun 1930-1935, karena kemampuan kas keuangan pemerintah Kolonial Belanda yang tidak mampu lagi untuk membiayai anggaran ekonomi akibat krisis ekonomi era tahun 1930an. Tujuan dari penelitian ini (1) Bagaimana kondisi krisis ekonomi di Banyumas tahun 1930-1935, (2) mengetahui dampak krisis ekonomi di Banyumas tahun 1935-1937. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup empat hal yaitu, heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perpindahan pusat pemerintahan dari Banyumas ke Purwokerto pada tahun 1937 diakibatknan oleh krisis ekonomi pada tahun 1930-1935 yang disebut dengan Malaise. Perpindahan pusat pemerintahan dari Banyumas ke Purwokerto memberikan dampak yang sangat baik karena yang sebelumnya berada di Banyumas dengan keadaan Banyumas yang terisolasi oleh pegunungan tidak berkembang.
Sejarah Perkembangan Arsitektur Bangunan Indis di Purworejo Tahun 1913-1942 Prastiwi, Resti Eka; Saraswati, Ufi; Witasari, Nina
Journal of Indonesian History Vol 8 No 1 (2019): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v8i1.32221

Abstract

Kebudayaan Indis merupakan pencerminan dari pola gaya hidup yang dianut oleh sebagian kecil penghuni Nusantara pada masa kolonial. Gaya hidup Indis mengalami masa kejayaan hingga awal abad 20. Pendukung dari kebudayaan Indis tidak hanya orang Belanda saja, tetapi golongan elit pribumi juga telah masuk dalam lingkaran budaya Indis. Perkembangan arsitektur Indis di Purworejo dipengaruhi adanya pencampuran antara budaya Belanda (Eropa) dengan budaya Jawa (lokal), perkembangan pendidikan bergaya Barat, dan juga perkembangan ekonomi kota Purworejo. Adanya dampak dari semakin sempitnya tanah perkotaan arsitektur Indis terpaksa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, tetapi hal ini tidak berarti arsitektur Indis hilang begitu saja, karena secara politis arsitektur Indis dipakai oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai pembela antara penguasa dan rakyat biasa, serta merupakan simbol dari kekuasaan, status sosial dan kebesaran yang dibutuhkan oleh penguasa saat itu.
Perkembangan Arsitektur pada Masa Kolonial di Surakarta Tahun 1900-1942: Tinjauan Politik, Sosial dan Pendidikan Dewi, Friska Candra; Saraswati, Ufi; Muntholib, Abdul
Journal of Indonesian History Vol 8 No 2 (2019): Journal of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v8i2.36969

Abstract

In the colonial period, Surakarta City became one of the centers of government in busy Java. The political influence of the government has an impact on social change and education. The community began to follow an increasingly modern lifestyle, new culture emerged as a form of social and educational change. Meetings of various nationalities and territories divided into two have their own cultural characteristics. It is culture that continues to grow and has an influence on the architectural forms that exist in Surakarta City. The purpose and benefits of this study were to determine the development and influence of colonial culture on architectural art in Surakarta 1900-1942, so that it could become one of the research literature on the history and development of architecture in Surakarta City. The method used in this study is the historical method, namely heuristics, source critical, and interpretation. The development of architecture in Surakarta originated from a traditional city with the influence of the kingdom and thick Javanese culture to become a modern city which began to gain cultural influence in the colonial period. Keywords: Development, Architecture, Surakarta City.
Intangible Conservation: Keberadaan Wingko Babat Kuliner Khas Semarang Tahun 1946-2019 Sarwopeni, Suwati Dwi; Saraswati, Ufi
Journal of Indonesian History Vol 10 No 1 (2021): Journal Of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v10i1.47029

Abstract

Semarang merupakan tempat pendatang bagi warga asing maupun warga lokal pulau Jawa sendiri, sehingga memunculkan akulturasi dan asimilasi dari berbagai aspek, tak terkecuali kuliner. Salah satu hasil budaya kulinernya yaitu wingko babat. Wingko babat merupakan kuliner khas Semarang yang semakin berkembang dan diminati oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi sebab munculnya wingko-wingko merek lain. Namun, seiring berjalannya waktu, kuliner tradisional mulai kurang diminati. Sehingga perlu adanya upaya konservasi agar keberadaan wingko sebagai makanan tradisional tetap eksis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi.Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sejarah awal kuliner wingko di Semarang telah ada sejak tahun 1946. Keberadaan wingko babat sejak tahun 1946 merupakan awal pemicu berdirinya produsen-produsen wingko babat di Semarang. Namun, seiring dengan perkembangan selera makan masyarakat, hal tersebut mendorong upaya pemerintah, wirausahawan, lingkungan akademisi serta masyarakat lokal Semarang untuk melestarikan wingko babat agar tetap eksis di kalangan millenial. Upaya tersebut, antara lain: mengadakan event kuliner, inovasi pada produksi wingko, mengadakan program penelitian, serta lebih mengutamakan mengkonsumsi wingko.
KUASA PEREMPUAN DALAM SEJARAH INDONESIA KUNA Ufi Saraswati
Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 10, No 1 (2016): JURNAL SEJARAH DAN BUDAYA, JUNI 2016
Publisher : Jurnal Sejarah dan Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.825 KB) | DOI: 10.17977/sb.v10i1.5923

Abstract

Abstrak. Tulisan-tulisan tentang perempuan pada masa Jawa Kuna pada umumnya bersifat fragmentaris, sehingga dapat disampaikan bahwa sampai saat ini belum banyak dijumpai adanya tulisan yang mengaji perempuan secara mendalam dan komprehensif, khususnya yang membahas kuasa mereka dalam perannya sebagai perempuan. Kesetaraan kedudukan dan peranan perempuan dalam masyarakat Jawa Kuna hampir mencakup dalam pelbagai aspek kehidupan. Data tekstual maupun artefaktual di bidang politik, dapat diketahui bahwa perempuan dapat menduduki jabatan mulai dari jabatan pada struktur birokrasi yang paling rendah di pedesaan sampai kepada jabatan tertinggi. Meskipun dari segi kuantitas tidak sebanyak laki-laki, namun berdasarkan fakta yang tersampaikan dari kedua jenis data tersebut dapat disimpulkan bahwa laki-laki maupun perempuan pada masa Jawa Kuna mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih jabatan publik.Kaum perempuan pada masa Jawa Kuna dalam bidang sosial sudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial, baik sebagai pendamping suami maupun sebagai diri sendiri. Data tekstual maupun artefaktual menggambarkan adanya istri-istri yang mendampingi suaminya berkaitan dengan kedudukan dan peranannya sebagai istri, terutama di kalangan bangsawan dimana kaum perempuan mempersiapkan dirinya untuk mendapatkan suami yang sesuai melalui pendidikan etika, seni, satra dan bahasa, seperti tercermin dalam teks-teks sastra pada masa Jawa Kuna.Kata-kata kunci: kuasa perempuan, data tekstual & konstektual, Indonesia kunaAbstract. The works on woman in the ancient period are generally fragmentaric works. Therefore, there is no paper which could elaborate the women history in-depth and comprehensively, especially discussing their power in the role as the women. The egality of position and role in the ancient Javanese society is almost comprising all aspects of life. Based on textual and contextual data in political aspect, it could be known that women could reach the position started from the lowest bureaucracy in village to the highest position like a queen. However, the men are more than women in term of quantity but based on the facts, between men and women have the same opportunity to gain political position. Women in the ancient Javanese in social aspect have already engaged in the social activities. Between textual and contextual data describe that the women accompany their husbands related to the position and role as the wifes, mainly in the aristocratic class when the women preparing themselves to gain the proper husband through th ethical, art, literature, and language education; as reflected in the textual soucres in the ancient Javanese.  Keywords: the power of women, textual and contextual data, ancient Indonesia
Kuasa Perempuan dalam Sejarah Indonesia Kuna Ufi Saraswati
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.913 KB)

Abstract

Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Manusia dan Sejarah Kelas X IPS di MA Al Asror Tahun Pelajaran 2022/2023 Ainiyyah, Zahra Fitri; Saraswati, Ufi
Historia Pedagogia Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/hisped.v12i1.65118

Abstract

Kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai. Model pembelajaran discovery learning menekankan pada peserta didik untuk belajar mencari dan menemukan sendiri suatu konsep permasalahan yang ada dalam pembelajaran. Adapun dalam berpikir kritis dapat diterapkan melalui materi pelajaran yang sudah disiapkan. Proses memecahkan masalah diperlukan waktu dan juga melewati tahapan, yaitu pendidik harus mengenali tiap unsur permasalahan dalam materi, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk: mengetahui penerapan model discovery learning pembelajaran dalam materi manusia dan sejarah di MA Al Asror, untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi manusia dan sejarah di MA Al Asror, untuk mengetahui pengaruh model discovery learning terhadap kemampuan berpikir siswa dalam materi manusia dan sejarah di MA Al Asror. Hasil menunjukkan bahwa hipotesis yang dilakukan pada uji bahwa penggunaan model pembelajaran discovery learning ditinjau lebih efektif daripada menggunakan metode ceramah. Selain itu, pembelajaran ini digunakan untuk memperhatikan cara berpikir kritis dalam meningkatkan mutu pembelajaran sejarah. Kata Kunci: model pembelajaran discovery learning, pembelajaran sejarah, berpikir kritis Learning activities are a process, while learning outcomes represent the results achieved. The discovery learning model emphasizes students' ability to independently find and understand concepts related to the problems encountered in their learning. Critical thinking skills can be fostered through well-prepared subject matter. The process of problem-solving requires time and involves various stages, during which educators must recognize each element of the problem within the material to ensure optimal results. The objectives of this study are as follows: 1) To examine the application of the discovery learning model in teaching Human and History subjects at MA Al Asror; 2) To assess students' critical thinking skills in the context of Human and History subjects at MA Al Asror; 3) To investigate the impact of the discovery learning model on students' thinking abilities in Human and History subjects at MA Al Asror. The results of the study indicate that, compared to the lecture method, the use of the discovery learning model was found to be more effective. Furthermore, this approach enhances the quality of historical learning by promoting critical thinking skills. Keywords: discovery learning model, history learning, critical thinking
MENELISIK EKSISTENSI KEBUDAYAAN BALI: KAJIAN PENINGGALAN-PENINGGALAN DI MUSEUM BALI Noor Amelia Latifah; Sri Rachmawati; Zitni Ilma; Lisa Hayu Triningsih; Ananda Dimaskuri; Hany Nurpratiwi; Ufi Saraswati
JURNAL ILMIAH PENELITIAN MAHASISWA Vol 2 No 3 (2024): Juni
Publisher : Kampus Akademik Publiser

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jipm.v2i3.186

Abstract

The existence of Museum Bali not only stores historical items, but also shows the life and transformation of Balinese society today. With the existence of Museum Bali, we can peek into the lives of Balinese people in the present. Museum Bali is not only a repository of cultural artifacts, but also a center of education and appreciation for the traditions and values passed down by our ancestors. From fine art collections, traditional clothing, to traditional musical instruments, the museum is a bridge that connects the past with the present. The existence of Museum Bali reflects how Balinese society has adapted to the changing times. The Balinese system of life, beliefs, and patterns of behavior can undergo changes as the accelerating waves of globalization can affect them.
Instilling Multiculturalism Values in the Learning of Indonesian Sub-Subject History in the Hindu-Buddhist Era in Class X Students of Madrasah Aliyah Negeri Purbalingga Nurjanah, Siti; Atmaja, Hamdan Tri; Saraswati, Ufi
Indonesian Journal of History Education Vol 5 No 2 (2020): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijhe.v5i2.19928

Abstract

The purpose of this research is to know the cultivation of values of multiculturalism in the study of the sub-material history of the Indonesian Hindu-Buddhist era, the student's understanding of the values of multiculturalism in the study of the history of the sub-material of the Indonesian Hindu-Buddhist era, and the implementation of values in everyday life. This kind of research is qualitative and uses a narrative approach. The research results show that the planting of multicultural values is done practically in classroom learning, which is integrated with the sub-subject of Hindu-Buddhist Indonesia. The cultivation of multicultural values is not found in the RPP and the syllabus, but the evaluation of some of the multicultural values implicitly is contained in the lesson plan; the students are aware of the teaching of tolerance values in the material of Hindu-Buddhist era and implement the values of multiculturalism in daily life.