Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Rancang Bangun Instrumen Tes Kemampuan Keruangan Pengembangan Tes Kemampuan Keruangan Hubert Maier dan Identifikasi Penskoran Berdasar Teori Van Hielle Prabowo, Ardhi; Ristiani, Eri
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 2 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v2i2.2618

Abstract

Tulisan ini berisi mengenai rancang bangun instrumen uji kemampuan keruangan. Sesuai dengan definisi dari Maier, kemampuan keruangan merupakan salah satu kemampuan dasar dari manusia. Maier juga menyebutkan bahwa kemampuan keruangan memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan analitis dan sintesis serta kemampuan aritmatika. Dalam rangka pengembangan uji kemampuan keruangan maka disusunlah instrumen uji kemampuan keruangan yang dalam penskorannya mengadopsi model penskoran dari tes kemampuan keruangan Van Hielle.
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa atas Permasalahan Statistika pada Perkuliahan Studi Kasus dan Seminar Prabowo, Ardhi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 2 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v3i2.2615

Abstract

Perkuliahan studi kasus dan seminar diselenggarakan Jurusan Matematika FMIPA UNNES pada setiap semester genap. Perkuliahan diikuti oleh mahasiswa semester 4 atau lebih yang telah lulus dari mata kuliah statistika elementer, statistika inferensial, dan statistika non-parametrik. Bebekal kemampuan prasyarat dan teori yang lengkap, maka sungguh tepat jika kemudian mahasiswa melaksanakan perkuliahan studi kasus dengan kegiatan empirik. Kegiatan empirik tersebut selaras dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning, PBL). Permasalahan muncul, pembelajaran berbasis proyek yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam perkuliahan studi kasus dan seminar. Pada prinsipnya, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan dua siklus didalamnya. Penelitian ini akan dihentikan jika mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip kasus dalam statistika secara utuh. Memahami berarti mahasiswa dapat menyampaikan dan mengalami sendiri kasus yang terjadi. Pada akhirnya, berdasarkan dua siklus yang dilakukan, disimpulkan bahwa mahasiswa telah memahami permasalahan dan kasus yang mungkin ada pada pengolahan data dan analisisnya. Kasus-kasus tersebut antara lain terjadi pada masalah: data dan jenis data, pengumpulan data, dan statistika yang digunakan.
Analisis Proses Pembelajaran Matematika pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Slow Learner di Kelas Inklusif Aziz, Alfian Nur; Sugiman, Sugiman; Prabowo, Ardhi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 2 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v6i2.4168

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus (ABK) slow learner di kelas inklusif SMP Negeri 7 Salatiga dalam mencapai keberhasilan belajar. Data penelitian ini adalah mengenai proses pembelajaran matemetika pada anak berkebutuhan khusus slow learner di kelas inklusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data,reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil : (1) Guru mata pelajaran matematika sudah memahami karakterstik siswa slow learner secara umum. Tidak Terdapat perbedaan dalam Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) namun perencanaan tetap memperhatikan karakteristik siswa slow learner.(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru melakukan pengkondisian dengan mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis. Penggunaan model, metode, media pembelajaran disamakan antara siswa reguler dan slow learner. Dalam pelaksanaan ada metode yang sudah dapat mengakomodir siswa reguler dan siswa slow learner, namun masih ada metode yang membuat siswa slow learner semakin mengalami kesulitan dalam belajar.(3) Kegiatan evaluasi dilakukan ketika satu materi bahasan selesai dan dilakukan denga tes tertulis maupun tes lisan. Hasil evaluasi digunakan sebagai acuan kegiatan tidak lanjut yang dilaksanakan di bimbingan khusus oleh Guru Pendamping Khusus (GPK).This study intends to unveil how mathematics-learning process in disabilities of slow learners in inclusive class of SMP Negeri 7 Salatiga achieves the learning goals. The data of this study is related to mathematics-learning process in disabilities of slow learners in inclusive class. This study employs qualitative method. The techniques of collecting the data are observation, interview, and documentation. The techniques of analysis vary on collecting the data, reducing the data, presenting the data, drawing conclusions and verification. According to the results of the analysis, it can be concluded that: (1) Mathematics teachers have known about the characteristics of slow-learners in general. There are no differences in the lesson plan (RPP), but the planning still considers the characteristics of slow learners in general. (2) During the learning process, teacher arranges the students by preparing them physically and mentally. The use of model, method, and learning media of regular students is equaled to the slow learners’. In the learning process, there are methods accommodating both regular students and the slow learners. However, there are some methods causing learning problems on slow learners. (3) The evaluation is carried out when a material has already finished, and it is done in written and spoken form. The evaluation results are then used as a reference of follow-up activities conducted with a particular help from guidance-specialized teacher (GPK)
Komparasi Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Geometri Antara Model SPS dan Model SPS Dengan Hands On Activity Pambudiarso, Rezky Bagus; Mariani, Scolastika; Prabowo, Ardhi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 1 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i1.4739

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketuntasan penerapan model SPS, model SPS dengan hands on activity terhadap kemampuan pemecahan masalah; dan membandingkan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah antara siswa model SPS dan siswa model SPS dengan hands on activity. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan bentuk Pretest-Posttest Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangtengah tahun ajaran 2014/2015. Dari 10 kelas, terpilih 3 kelas sampel yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1, VIII F sebagai kelas eksperimen 2, dan VIII G sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dilakukan dengan uji proporsi dan uji ANAVA. Uji proporsi secara berturut-turut menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen 1 mencapai ketuntasan dengan 87% siswa nilainya ≥70 dan siswa kelas eksperimen 2 mencapai ketuntasan dengan 97% siswa nilainya ≥70. Uji ANAVA menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah dengan rata-rata terbaik adalah model SPS dengan hands on activity dan selanjutnya model SPS. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hands on activity mampu menjadikan kemampuan pemecahan masalah menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model SPS, SPS dengan hands on activity memiliki tingkat ketuntasan yang baik dengan model terbaik adalah model SPS dengan hands on activity.The purposes of this research were to determine the completeness level of the SPS, the SPS model with hands on activity to the student’s problem-solving ability; and to compare the mean of problem-solving ability test among the SPS and the SPS model with hands on activity. This research was quantitative. The design that employed was the quasi experimental “pretest posttest control” design. The population was the 8th grade students of SMP Negeri 1 Karangtengah in 2014/2015. From 10 classes, gotten 3 sample classes were the VIII E as the 1st experimental, the VIII F as the 2nd experimental, and the VIII G as the control class. Methods of collecting data used were test, documentation, and observation. Then, the data were analyzed by the proportion and the ANOVA test. The proportion test shown that the 1st experimental class could achieve the completeness with 87% getting score ≥70; the 2nd experimental class could achieve the completeness with 97% getting score ≥70. The ANOVA test shown that there were differences in the mean of test with the best mean was from the SPS model with hands on activity. Its result shown that hands on activity could make problem-solving ability be better. Based on it, concluded that the SPS, the SPS model with hands on activity had good completeness with the best model was the SPS model with hands on activity.
Rancang Bangun Instrumen Tes Kemampuan Keruangan Pengembangan Tes Kemampuan Keruangan Hubert Maier dan Identifikasi Penskoran Berdasar Teori Van Hielle Prabowo, Ardhi; Ristiani, Eri
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 2 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v2i2.2618

Abstract

Tulisan ini berisi mengenai rancang bangun instrumen uji kemampuan keruangan. Sesuai dengan definisi dari Maier, kemampuan keruangan merupakan salah satu kemampuan dasar dari manusia. Maier juga menyebutkan bahwa kemampuan keruangan memiliki hubungan yang kuat dengan kemampuan analitis dan sintesis serta kemampuan aritmatika. Dalam rangka pengembangan uji kemampuan keruangan maka disusunlah instrumen uji kemampuan keruangan yang dalam penskorannya mengadopsi model penskoran dari tes kemampuan keruangan Van Hielle.
Komparasi Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Geometri Antara Model SPS dan Model SPS Dengan Hands On Activity Pambudiarso, Rezky Bagus; Mariani, Scolastika; Prabowo, Ardhi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 1 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i1.4739

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketuntasan penerapan model SPS, model SPS dengan hands on activity terhadap kemampuan pemecahan masalah; dan membandingkan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah antara siswa model SPS dan siswa model SPS dengan hands on activity. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan bentuk Pretest-Posttest Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangtengah tahun ajaran 2014/2015. Dari 10 kelas, terpilih 3 kelas sampel yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1, VIII F sebagai kelas eksperimen 2, dan VIII G sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dilakukan dengan uji proporsi dan uji ANAVA. Uji proporsi secara berturut-turut menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen 1 mencapai ketuntasan dengan 87% siswa nilainya ≥70 dan siswa kelas eksperimen 2 mencapai ketuntasan dengan 97% siswa nilainya ≥70. Uji ANAVA menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah dengan rata-rata terbaik adalah model SPS dengan hands on activity dan selanjutnya model SPS. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hands on activity mampu menjadikan kemampuan pemecahan masalah menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model SPS, SPS dengan hands on activity memiliki tingkat ketuntasan yang baik dengan model terbaik adalah model SPS dengan hands on activity.The purposes of this research were to determine the completeness level of the SPS, the SPS model with hands on activity to the student’s problem-solving ability; and to compare the mean of problem-solving ability test among the SPS and the SPS model with hands on activity. This research was quantitative. The design that employed was the quasi experimental “pretest posttest control” design. The population was the 8th grade students of SMP Negeri 1 Karangtengah in 2014/2015. From 10 classes, gotten 3 sample classes were the VIII E as the 1st experimental, the VIII F as the 2nd experimental, and the VIII G as the control class. Methods of collecting data used were test, documentation, and observation. Then, the data were analyzed by the proportion and the ANOVA test. The proportion test shown that the 1st experimental class could achieve the completeness with 87% getting score ≥70; the 2nd experimental class could achieve the completeness with 97% getting score ≥70. The ANOVA test shown that there were differences in the mean of test with the best mean was from the SPS model with hands on activity. Its result shown that hands on activity could make problem-solving ability be better. Based on it, concluded that the SPS, the SPS model with hands on activity had good completeness with the best model was the SPS model with hands on activity.
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa atas Permasalahan Statistika pada Perkuliahan Studi Kasus dan Seminar Prabowo, Ardhi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 2 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v3i2.2615

Abstract

Perkuliahan studi kasus dan seminar diselenggarakan Jurusan Matematika FMIPA UNNES pada setiap semester genap. Perkuliahan diikuti oleh mahasiswa semester 4 atau lebih yang telah lulus dari mata kuliah statistika elementer, statistika inferensial, dan statistika non-parametrik. Bebekal kemampuan prasyarat dan teori yang lengkap, maka sungguh tepat jika kemudian mahasiswa melaksanakan perkuliahan studi kasus dengan kegiatan empirik. Kegiatan empirik tersebut selaras dengan pembelajaran berbasis proyek (project based learning, PBL). Permasalahan muncul, pembelajaran berbasis proyek yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam perkuliahan studi kasus dan seminar. Pada prinsipnya, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan dua siklus didalamnya. Penelitian ini akan dihentikan jika mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip kasus dalam statistika secara utuh. Memahami berarti mahasiswa dapat menyampaikan dan mengalami sendiri kasus yang terjadi. Pada akhirnya, berdasarkan dua siklus yang dilakukan, disimpulkan bahwa mahasiswa telah memahami permasalahan dan kasus yang mungkin ada pada pengolahan data dan analisisnya. Kasus-kasus tersebut antara lain terjadi pada masalah: data dan jenis data, pengumpulan data, dan statistika yang digunakan.
Corrigendum / Erratum / Retraction Prabowo, Ardhi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 9, No 1 (2018): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif 9(1)
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v9i1.16124

Abstract

RETRACTION TO:Maulidyawati, D., & Irham, M. (2018). Analisis Metakognisi Peserta Didik dalam Pemecahan Masalah pada Materi Turunan. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 9(1), 84-92. DOI: 10.15294/kreano.v9i1.13125.This article has been retracted by Publisher based on the following reason:Requested by Author by Email at May 9th, 2018.Editor then checked by Google Scholar and found similar article published on PROCEEDINGS ELPSA CONFERENCE 2017  [Irham, M. (2018, March). Analisis Metakognisi Peserta Didik dalam Pemecahan Masalah Pada Materi Turunan. In PROCEEDINGS ELPSA CONFERENCE 2017 (Vol. 1, No. 1).]Author violates Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif’s Ethics Statement on Author’s rule number 3. (See https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/pages/view/Ethics-Statement). The Editor has difficult detecting this problem during submission process.
PENGEMBANGAN MODEL KONSERVASI KESEJARAHAN DI SEMARANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sodiq, Ibnu; Saraswati, Ufi; Prabowo, Ardhi
Indonesian Journal of Conservation Vol 7, No 2 (2018): IJC
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v7i2.19006

Abstract

Semarang has various historical relics and cultural heritages stretching from the Hindu-Buddhist period to contemporary times. The cultural heritage has a strategic meaning in shaping the identity of the city and community in Semarang. With the existence of cultural heritage, society is expected to be able to absorb the values and meanings implied in it. The value is the value of care for the environment and the culture around it. However, community knowledge about the cultural heritages in Semarang City is constrained when information about historical relics is not presented systematically, comprehensively, and easily accessible. Therefore, through this research we aim to: (1) analyze the needs of the community related to cultural heritage information in Semarang City; (2) identify and inventory the existing cultural heritage in Semarang City; (3) developing a model of cultural heritage information system in Semarang City; (4) to analyze the effectiveness of cultural heritage information system model in Semarang City.
Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai Guru Penggerak di Karesidenan Semarang Sugiyarta, Stanislaus; Prabowo, Ardhi; Ahmad, Tsabit Azinar; Siroj, Muhammad Badrus; Purwinarko, Aji
widiyanto Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Profesi Keguruan
Publisher : LP3 Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpk.v6i2.26919

Abstract

Di awal masa kedudukan kementerian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengemukakan ide tentang Guru Penggerak dan Merdeka Belajar. Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai LPTK menangkap ide bahwa kedepan, mahasiswa calon guru, harus mampu menjadi Guru Penggerak yang mampu mendorong kemerdekaan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang mendorong guru menjadi penggerak, serta yang menyebabkan siswa merdeka belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengedepankan pendekatan survey lapangan, wawancara, dan pengamatan sebagai metode pengumpulan data. Analisis data menggunakan reduksi data, triangulasi data, dan sintesa data untuk menguatkan simpulan yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru pemimpin mampu menggerakkan komunitas. Guru terampil memiliki kompetensi profesional yang cukup lengkap. Guru Inspirator memiliki pengalaman dalam berbagai aktifitas pembelajaran.At the beginning of the ministry's tenure, the Minister of Education and Culture put forward the idea of Driving Teachers and Free Learning. Semarang State University (UNNES) as the LPTK captures the idea that in the future, student teacher candidates must be able to become Driving Teachers who are able to encourage student learning independence. This study aims to identify the elements that encourage teachers to become movers, as well as those that cause students to learn freedom. This research is a qualitative research that puts forward a field survey approach, interviews, and observations as data collection methods. Data analysis used data reduction, data triangulation, and data synthesis to strengthen the conclusions obtained. The results showed that the leader teacher was able to move the community. Skilled teachers have quite complete professional competences. Inspirational teachers have experience in various learning activities