Iing Yulianti
Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengembangan Model Penilaian KSAVE dalam Pembelajaran Sejarah yulianti, Iing
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 1, No 2 (2018): Buku Teks Sejarah dan Sejarah Indonesia
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.738 KB) | DOI: 10.17509/historia.v1i2.10700

Abstract

Pendidikan sejarah dalam menghadapi abad ke-21 perlu melakukan berbagai pengembangan dan penguatan kembali sebagai pendidikan untuk membangun karakter bangsa yang memiliki kemampuan berpikir komprehensif, kritis, kreatif, inovatif melalui komunikasi dan kolaborasi yang baik serta kemampuan ICT yang mumpuni sehingga mampu menjadi warga negara Indonesia yang memiliki visi nasional yang kuat untuk menghadapi arus globalisasi yang semakin cepat. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah mempersiapkan calon guru sejarah yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap, nilai serta etika yang dibutuhkan untuk menghadapi kehidupan abad ke-21.  Penelitian ini mencoba untuk mempersiapkan mahasiswa calon guru sejarah melalui pengembangan model penilaian KSAVE (Knowledge, Skill, Attitude, Value and Ethics) yaitu Ways of Thinking terdiri dari: (1) Creativity and Innovation; (2) Critical Thinking, problem solving, decision making; (3) Learning to learn, metacognition. Ways of Working terdiri dari : (4) Communication; (5) Collaboration. Tools of Working .yang terdiri dari: (6) Information literacy; (7) ICT literacy. Living in the World yang terdiri dari (8) Citizenship; (9) Life dan career; (10) Personal and Social responsibility. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Research and Development. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara berpikir mahasiswa Departemen Pendidikan Sejarah masih rendah hal ini terlihat dari aspek berpikir kritis, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, kreativitas, inovasi, dan metakognisi. Sedangkan cara bekerja, alat untuk bekerja, dan keterampilan hidup menunjukkan kriteria cukup baik. mereka telah memiliki kemampuan bekerja secara kolaboratif dan komunikatif baik di lingkungan kampus dan rumah. Mereka juga sudah memiliki keterampilan untuk mengakses berbagai sumber seperti youtube, blog, situs web, dan layanan internet lainnya untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam perkuliahan, hanya saja mereka perlu dilatih untuk memproses informasi dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan yang mengandung unsur kritis, kreatif, dan inovatif. Mereka juga sudah memiliki keterampilan hidup sebagai warga Negara dalam konteks lokal dan global, keterampilan hidup dan karir serta keterampilan tanggung jawab sosial dan personal cukup baik.
Cultural Value Inheritancance of Cikondang Indigenous People in History Learning in Madrasah Aliyah Al-Hijrah Yulianti, Iing
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 14, No 2 (2013): Pembelajaran sejarah berbasis budaya
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.934 KB) | DOI: 10.17509/historia.v14i2.2028

Abstract

The local cultural values that were recently ignored are an essential issue to be highlighted in teaching history. This research focuses on the cultural values inheritance of Cikondang indigenous people, particularly among young people who are studying in Madrasah Aliyah Al-Hijrah Cikondang, through history education. The approach used in this study is a qualitative approach with ethnographic methods. The results show that the cultural values of the Cikondang society can be actualized and internalized in the lessons of history, including ecological wisdom, respect for history, cooperation culture, education wisdom, and economic wisdom. The teacher has made the community and the surrounding environment a source of learning. Students can match what is acceptable in the classroom with the reality of the environment. Internalization appears in the behavior and consciousness of the students toward the culture of values Cikondang who lived and actualized in everyday life. Thus the inheritance of local wisdom is significant in learning history so that students will know and understand the noble values contained in the culture. This indicates that school has a great potential as the vehicle for the inheritance of the cultural values proven by times.
Enrichment Materi Pembelajaran Sejarah tentang Peranan Peranakan Arab Pada Masa Pergerakan Kemerdekaan Indonesia Yulianti, Iing; Kurniawati, Yeni; Winarko, Afis
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 5, No 1 (2022): Kreativitas dalam Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.505 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.30197

Abstract

Tulisan ini ditujukan untuk mengembangkan proses pembelajaran sejarah dengan mengimplementasikan pengayaan (enrichment) tentang peranan peranakan Arab di Indonesia pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Metodologi penelitian sejarah digunakan dalam riset ini yaitu melalui tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Karya tulis ini merujuk kepada hasil penelitian sebelumnya yang telah merekonstruksi peran peranakan Arab pada masa pergerakan kebangsaan sampai periode revolusi kemerdekaan. Hasil historiografi tersebut selanjutnya akan diimplementasikan melalui enrichment dalam pembelajaran sejarah pada materi periode pergerakan kebangsaan sampai revolusi kemerdekaan. Kajian ini dilandasi oleh pentingnya membangun rekonstruksi yang utuh tentang peran semua kelompok masyarakat dalam sejarah Indonesia. Kajian ini berupaya untuk mengkaji, menelaah, dan mendeskripsikan peran peranakan/keturunan Arab dalam sejarah Indonesia terutama pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia untuk selanjutnya dapat dijadikan suplemen dalam buku teks pelajaran sejarah pada jenjang pendidikan menengah atas/sederajat. Kajian ini dapat membangun rekonstruksi peristiwa sejarah secara utuh yang dapat menghasilkan informasi, persepsi dan historiografi peranan semua elemen masyarakat Indonesia dalam sejarah Indonesia untuk kepentingan pendidikan sejarah.
PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT ADAT CIKONDANG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI MADRASAH ALIYAH AL-HIJRAH Iing Yulianti
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.795 KB) | DOI: 10.30870/candrasangkala.v1i1.755

Abstract

Nilai-nilai budaya lokal yang mulai terabaikan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini adalah sebuah isu penting untuk diangkat dalam pembelajaran sejarah. Fokus penelitian ini adalah tentang proses pewarisan nilai-nilai budaya masyarakat adat Cikondang khususnya pada kalangan generasi muda Cikondang yang sedang menempuh pendidikan di Madrasah Aliyah Al-Hijrah melalui pendidikan sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Hasil penelitian menunjukkan, nilai-nilai budaya dari masyarakat Cikondang yang dapat diaktualisasikan dan diinternalisasikan dalam pembelajaran sejarah yaitu meliputi: kearifan ekologi, penghargaan terhadap sejarah, budaya gotong royong, kearifan pendidikan, dan kearifan ekonomi. Guru telah menjadikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya sebagai sumber pembelajaran, sehingga peserta didik dapat mencocokan apa yang diterima di dalam kelas dengan kenyataan yang ada di lingkungannya. Internalisasinya nampak dari perilaku dan kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai budaya Cikondang yang dihayati dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pewarisan nilai kearifan lokal sangat penting untuk menjadikan pembelajaran sejarah semakin bermakna sehingga peserta didik akan mengenal dan memahami nilai-nilai luhur yang terdapat dalam kebudayaannya. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa sekolah memiliki potensi yang besar sebagai wahana bagi pewarisan nilai-nilai budaya yang teruji oleh zaman.
Pendidikan Nilai dari Karakter Sutan Syahrir Wildan Insan Fauzi; Iing Yulianti; Firizki Parawita
Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sd.v9i1.24883

Abstract

Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya penggalian karakter tokoh bangsa yang diperuntukan untuk generasi muda yang sedang dalam proses mencari jati diri. Mereka memerlukan “contoh” yang akan dijadikan model dalam membangun kepribadiannya. Pendidikan Nilai dari tokoh tokoh bangsa tersebut memberi bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya. Batasan utama masalah penelitian ini adalah “nilai-nilai apa saja yang dapat digali dari kehidupan Sutan Syahrir untuk dapat dikembangkan dalam pembelajaran sejarah[”?. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan analisis isi untuk mendapatkan gambaran mengenai karakter Sutan Syahrir. Terdapat delapan buku yang ditelaah yang menulis biografi Syahrir, antara lain karya Anwar (2011), Firdaus (2015), Indro (2009), Legge (2003), Masyhudi (1997), Mrazek (1996), Romandhon (2018), dan Santoso  (2014). Analisis kajian sejarah Sutan Syahrir memberikan gambaran mengenai pendidikan, idealisme dan kepemimpinan, sikap pemalu dan pendiam, diplomat ulung, percintaan dan hubungan sosial, perilaku kebarat-baratan dan kecintaan pada seni, konflik dengan Seokarno, serta keaktifan di organisasi.
Social capital in the tradition of eating bedulang in the people of Cerucuk Village, Badau District, Belitung Regency Wulandah, Safirah; Iqbal, Muhamad; Yulianti, Iing
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Vol. 8 No. 2 (2021): September
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hsjpi.v8i2.49164

Abstract

Indonesia has a variety of cultures that attract tourists because each has its uniqueness. Currently, cultural preservation is carried out to preserve and maintain Indonesian culture because every culture or tradition has social capital that can influence the community's social capital to achieve common goals. One culture or tradition with social capital is the tradition of eating bedulang, a tradition in the Belitung Regency. This study aims to determine the social capital in the tradition of eating bedulang in the Cerucuk Village community, Badau District, Belitung Regency. The approach used is a qualitative approach with a case study method. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation studies. The findings of this study include the following: First, there is a traditional consultation in cooperation in preparing the implementation of the tradition of eating Bedulang; Second, there is a reciprocal relationship between expectations and what is felt by the community after following the tradition of eating bedulang so that it creates mutual trust between people; Third, there are values and norms in the tradition of eating bedulang, namely ethical values, aesthetic values, religious values, and social values as well as religious norms, decency norms, decency norms, and legal norms; Fourth, the impact of social capital contained in the tradition of eating bedulang is very influential by providing good benefits for people's lives in achieving common goals.
Java Instituut: Implementasi Intelektual Lokal dan Kolonial dalam Memajukan Kebudayaan Sunda 1921-1941 Fauzi, Kiki Rizki; Wiyanarti, Erlina; Yulianti, Iing
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023): Media Pembelajaran Sejarah berbasis Keterampilan Abad 21
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v12i2.61701

Abstract

The Dutch have studied indigenous society and culture since the 19th century. The Dutch researched the Javanese language, Malay, and ancient manuscripts through its scholars. The lack of indigenous participation in studying and researching their knowledge system and culture allowed the Dutch to instill power in the field of culture. In the early 20th century, the study of society and culture began to involve the natives, marked by the establishment of the Java Institute. Java Instituut’s openness to cultural advancement efforts can be seen in cooperation between local and colonial intellectuals. This research aims to analyze the role of Java Instituut in advancing Sundanese culture from 1921 to 1941. The research method used is the historical method, which consists of the stages of heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Through this research, it can be seen the strategic steps of Java Instituut in advancing Sundanese culture, namely: 1) Promoting Sundanese tunil (opera); 2) Publishing Sundanese magazines; 3) Organizing Sundanese language congresses; and 4) Establishing arts and crafts schools.
Perkembangan Kesenian Dolalak Tahun 1970-2021: Antara Harapan dan Tantangan Zaman Putri, Mentari Shafa; Winarti, Murdiyah; Yulianti, Iing; Pangestu, Dimas Aldi
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah Vol 13, No 1 (2024): Media Pembelajaran Digital dalam Pembelajaran Sejarah
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia dan APPS (Asosiasi Pendidik dan Peneliti Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/factum.v13i1.68295

Abstract

Artikel ini berjudul “Perkembangan Kesenian Dolalak Tahun 1970-2021: Antara Harapan dan Tantangan Zaman”. Latar belakang penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji secara lebih lanjut bagaimana kesenian Dolalak sebagai kesenian tradisional dapat mempertahankan eksistensinya yang sejalan dengan kehidupan masyarakat di zaman IT. Secara lebih lanjut, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi kesenian Dolalak di tahun 1970-2021, serta mendeskripsikan peran seniman dan pemerintah dalam melestarian kesenian Dolalak khususnya di lingkup Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode historis yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan penelitian ini, penulis berhasil memperoleh beberapa temuan. Pertama, kesenian Dolalak telah mengalami banyak perubahan yang merupakan hasil inovasi dari para seniman sebagai bentuk upaya penyesuaian pada tantangan zaman. Kedua, upaya yang dilakukan tidak terbatas pada pembaruan konsep pertunjukan saja, namun juga mencakup upaya pelestarian dengan menjadikan kesenian Dolalak sebagai brand city Kabupaten Purworejo sekaligus bagian dari paket desa wisata. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya dengan tema yang sama untuk mengetahui secara lebih lanjut terkait fakta baru yang belum terungkap.
Artificial Intelligence In Project-Based Learning as a Resource for Learning Local History In Bandung Kusmarni, Yani; Santosa, Ayi Budi; Winarti, Murdiyah; Kurniawati, Yeni; Yulianti, Iing; Gumelar, Faujian Esa; Pangestu, Dimas Aldi
Diakronika Vol 24 No 2 (2024): DIAKRONIKA
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/diakronika/vol24-iss2/425

Abstract

The history learning process today needs to optimize the use of technology. Optimizing technology, especially artificial intelligence, can avoid the negative effects of students' use of gadgets. Project Based Learning is a model that AI can integrate into history learning. This article outlines the Project Based Learning (PjBL) model that utilizes Artificial Intelligence (AI) as an ICT platform in the Local History curriculum. The research methodology is descriptive and qualitative, involving data collection methods such as observation, interviews, and documentation. The project focuses on historic buildings that reflect Bandung’s history, architecture, and culture, particularly Gedong Tjai Tjibadak. The study results show that 1) the PjBL model effectively combines with Artificial Intelligence (AI). 2) Presenting Local History content in a different format makes the learning experience more diverse and exciting. And 3) Utilizing AI-based projects as educational tools for history allows students to demonstrate their abilities effectively. The AI-integrated PjBL model enhances the learning of Local History content in a way that meets the requirements. AI technology makes learning smoother, more convenient, and more captivating.