Pendahuluan: Penyakit degeneratif utama, seperti diabetes dan kanker merupakan penyakit faktorial gaya hidup, yang diinduksi dari ketidakefektifan pola makan, inaktivitas fisik, dan paparan radikal bebas. Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan 19,47 juta penderita diabetes tahun 2021 di Indonesia. Salah satu upaya pencegahannya adalah konsumsi makanan/ minuman antioksidan tinggi. Daun kopi robusta, sebagai bahan dasar kopi kawa daun di Sumatera, mengandung komposisi antioksidan (terutama flavonoid) yang dipercaya dapat mencegah penyakit degeneratif. Tujuan: Penelitian ini menganalisis kadar aktivitas antioksidan dan total flavonoid kopi kawa daun melalui perbandingan proses pengeringan (dehidrasi) tradisional dengan disangai dan pengeringan langsung sinar matahari. Metode: Penelitian dengan uji laboratorium ini menentukan kadar aktivitas antioksidan (DPPH), kadar flavonoid ( spektrofotometri UV-Vis AlCl3), analisis serat, uji organoleptic, proksimat, dan mutu hedonic. Uji normalitas menggunakan Shaphiro-Wilk dan dilanjutkan analisis uji Kruskal- Wallis pada data tidak terdistribusi normal. Hasil: Analisis komposisi kopi kawa daun dehidrasi disangai menghasilkan nilai IC50 aktivitas antioksidan 28,89 ppm dan nilai kadar flavonoid 1,1 mgQE/g. Sedangkan pengeringan dibawah sinar matahari langsung didapatkan nilai IC50 aktivitas antioksidan 30,99 ppm dengan nilai kadar flavonoid 1,3 mgQE/g. Hasil uji kandungan lain (klorofil, serat kasar, proksimat) menunjukan perbedaan komposisi, dan uji organoleptik panelis menyukai aroma dan rasa pada kopi kawa daun yang disangai, namun presentasi warna menunjukan hasil tidak signifikan. Kesimpulan: Kopi kawa daun disangai memiliki rasa dan aroma lebih disukai dengan nilai IC50 aktivitas antioksidan yang lebih tinggi, namun pengeringan sinar matahari memiliki kadar flavonoid lebih tinggi. Diharapkan pemanfaatan kopi kawa daun tetap dijadikan produk pangan alternatif dengan banyak manfaat bagi kesehatan, terutama preventif penyakit degeneratif.