Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Network Society: Digital Empowerment or Disempowerment Ira Patriani; Hastin Trustisari; Sih Parmawati; Trinandari Prasetyo Nugrahanti; Tengku Kespandiar
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 1 : Al Qalam (Januari 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i1.1795

Abstract

New skills and avenues for participation and self-expression in a connected society are made possible by ICT. Digital empowerment refers to the multi-step process of gaining access to better networking, communication, and collaboration opportunities and boosting the competency of individuals and communities so that they can play an influential role in society as a result of these developments. in the modern age of information. The goal of this essay is to investigate the relationship between inequality of participation and the degree to which individuals are empowered or disempowered in network society governance systems. A qualitative critical secondary data analysis was performed, in which published data and communication theory were used. This analysis contends that questions of the relationship between democracy and democratization and the role of computer-mediated communication in political communication are at the heart of the Digital Divide. The current Digital Gap is anticipated to add to structural disparities in political involvement as the role of ICT systems in political communication expands. As much as this inequality works against democracy and the political empowerment of some, it also creates chances for greater political participation by others. That raises questions about the social strata best positioned to profit from the coming networked society's electronic administration.
Peningkatan Peran Kader Posyandu Lansia dalam Memberikan Pengetahuan Kesehatan Lansia di Desa Cijagang Dita Mei Pradika; Nazera Nur Utami; Hastin Trustisari
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 8 NOMOR 2 JULI 2024 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jppm.v8i2.21271

Abstract

Kegiatan posyandu dapat dikembangkan  dengan fokus pada kesehatan lanjut usia (lansia). Kader adalah tenaga sukarela yang dipekerjakan oleh dan untuk masyarakat dengan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan. Namun kenyataannya di Desa Cijagang masih terdapat permasalahan yang berhubungan dengan kader dan posyandu lansia diantaranya yaitu seperti tidak adanya pelatihan untuk kader posyandu lansia, terbatasnnya kuota lansia untuk mengikuti posyandu lansia yang diadakan di puskesmas, tidak adanya program PMT (Pemberian Makanan Tambahan),dan masih adanya beberapa lanjut usia terlantar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia. Oleh karena itu penulis mengadakan penyuluhan terkait program dan peran kader posyandu lanjut usia dengan tujuan  untuk meningkatkan pengetahuan kader mengenai berbagai program dan peran kader dalam pelaksanaan posyandu lanjut usia. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini berbasis makro yaitu FGD( Focus Group Discussion) yang berupa wawancara, pre test dan post test, serta studi dokumentasi. Tujuan diberikannya pre test dan post test yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait program dan peran kader posyandu yaitu untuk mengukur pengetahuan kader tersebut terkait program apa saja yang diberikan untuk lanjut usia dan peran apa saja yang dapat dilakukan oleh kader posyandu lanjut usia. Dari hasil penyuluhan dan pengisian pre test- post test tersebut menunjukkan bahwa terdapat kemajuan dan peningkatan pengetahuan kader dengan persentase 100%.
PENERAPAN TEKNOLOGI AUGMENTATIF ALTERNATIVE COMMUNICATION/AAC PADA DISABILITAS NETRA GANDA: TANTANGAN KETERLIBATAN SAUDARA KANDUNG Hastin Trustisari; Mahatir Muhammad
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol 12, No 2 (2023): Empati Edisi Desember 2023
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v12i2.32157

Abstract

Abstract. This study aims to provide an overview of the implementation of augmentative alternative communication (AAC) technology to support communication skills for multiple disability with visual impairment in the family. A qualitative descriptive approach was used to describe the involvement of adult siblings in the daily activities of individuals with multiple disability with visual impairment using AAC technology at home. The researcher conducted a literature review, in-depth interviews, and observations with four adult siblings, consisting of two siblings living in families with visually impaired parents and two other siblings in non-disabled families. The results of this study showed that there were differences in the roles played by adult siblings in disabled and non-disabled families in the implementation of AAC technology at home. This study suggests that the involvement of adult siblings is influenced by role allocation, family-school connections, parental limitations, parental roles and autonomy, and the presence of caregivers at home. The lack of school programs designed to prepare families to assist students in applying AAC technology at home has led to inconsistencies in the use of communication aids. The implications of this study suggest the possibility of further research to encourage collaborative programs between schools and parents, including the role of social workers in schools to promote the involvement of family members in improving communication skills for individuals with multiple disability with visual impairment.Top of Form Keywords: Commnucation technology, AAC, alternative communication, multiple disabilities, sibling involvement. Abstrak. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran penerapan teknologi augmentative alternative communication/AAC untuk mendukung keterampilan komunikasi bagi penyandang disabilitas netra ganda di keluarga. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan keterlibatan saudara kandung dewasa pada aktivitas keseharian disabilitas netra ganda menggunakan teknologi AAC di rumah. Peneliti melakukan studi literatur, wawancara mendalam dan observasi pada 4 sibling dewasa yang terdiri dari 2 sibling di keluarga dengan orang tua tunanetra dan 2 sibling lainnya di keluarga non-disabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara peran yang ditunjukkan sibling dewasa pada keluarga disabilitas dan nondisabilitas pada penerapan teknologi AAC di keluarga. Penelitian ini menegaskan bahwa keterlibatan sibling dewasa dipengaruhi oleh pembagian peran, keterhubungan keluarga dengan sekolah, keterbatasan orang tua, peran dan otonomi orang tua, serta keberadaan pengasuh di rumah. Minimnya program sekolah yang direncanakan untuk mempersiapkan keluarga mendampingi siswa dalam menerapkan teknologi AAC di rumah, ternyata memicu adanya ketidakkonsistenan dalam penggunaan alat bantu komunikasi. Penelitian ini mengharuskan penelitian lanjutan untuk mendorong program kolaborasi antara sekolah dan orang tua termasuk peran pekerja sosial di sekolah untuk mendorong keterlibatan anggota keluarga dalam peningkatan keterampilan komunikasi disabilitas netra ganda.  Kata Kunci: Teknologi komunikasi, AAC, komunikasi alternative, disabilitas ganda, keterlibatan sibling.