Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PERAN PENDAMPING DALAM PEMBERDAYAAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) MELATI 3 DI KELURAHAN GALUR Nazera Nur Utami; Sari Viciawati Machdum
Indonesian Journal of Social Work Vol 4 No 02 (2021): IJSW
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/ijsw.v4i02.344

Abstract

The social problem faced by the community is poverty which causes inequality in community groups. The government has conducted community empowerment in the joint business group program to improve the standard of living of the poor. One of them is KUBE Melati 3 which is located in Johar District, Galur Village, Central Jakarta. The results showed that the participation of KUBE members and the role of companion. Member participation is described in the involvement of realizing group business skills, the hope of building groups, decision making collaboration, contributing ideas through deliberation, managing supplementary feeding, competitions, and financial contributions. And the companion roles is facilitative, educational, representative, and technical role in empowerment efforts. This research was conducted using a qualitative approach with descriptive research type. In-depth interviews were conducted with 10 informants who were selected through purposive sampling technique.
EMPING SEBAGAI ALTERNATIF SHIRATAKI RICE DAN OATMEAL OLEH KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) MASYARAKAT TANAH DATAR SEBAGAI PROGRAM PEMBERDYAAN MASYARAKAT Zenny Ukhra Natsir; Uut Hanafi Rochman; Nazera Nur utami
Jurnal Ilmu Pekerjaan Sosial Vol. 1 No. 01 (2022): Vol. 1 No. 1 Tahun 2022
Publisher : Prodi Kesejahteraan Sosial Universitas Binawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah upaya pemberdayaan masyarakat, salah satunya kelompok usaha bersama (KUBE) mencoba menghadirkan alternatif makanan yang bernilai gizi tinggi, yaitu emping sebagai bentuk UMKM dalam meningkatkan penghasilan masyarakat. Dengan memperkenalkan emping sebagai alternatif yang lebih terjangkau, KUBE berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan diskusi fokus kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Tanah Datar merespons positif terhadap emping sebagai bentuk usaha. KUBE berhasil menghadirkan produk lokal yang bernilai gizi tinggi sehingga dapat diterima oleh konsumen. Program pemberdayaan dapat membantu meningkatkan ekonomi anggota KUBE melalui penjualan emping. Namun, implementasi program ini juga menghadapi beberapa tantangan, seperti permodalan terbatas, akses ke pasar yang lebih luas, dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait sangat penting untuk memperkuat usaha KUBE dan mencapai kesuksesan dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan dukungan yang tepat, program ini memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Kolaborasi antara KUBE, pemerintah, dan lembaga terkait akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan dalam pemberdayaan masyarakat ini.
Peningkatan Peran Kader Posyandu Lansia dalam Memberikan Pengetahuan Kesehatan Lansia di Desa Cijagang Dita Mei Pradika; Nazera Nur Utami; Hastin Trustisari
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 8 NOMOR 2 JULI 2024 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jppm.v8i2.21271

Abstract

Kegiatan posyandu dapat dikembangkan  dengan fokus pada kesehatan lanjut usia (lansia). Kader adalah tenaga sukarela yang dipekerjakan oleh dan untuk masyarakat dengan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan. Namun kenyataannya di Desa Cijagang masih terdapat permasalahan yang berhubungan dengan kader dan posyandu lansia diantaranya yaitu seperti tidak adanya pelatihan untuk kader posyandu lansia, terbatasnnya kuota lansia untuk mengikuti posyandu lansia yang diadakan di puskesmas, tidak adanya program PMT (Pemberian Makanan Tambahan),dan masih adanya beberapa lanjut usia terlantar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia. Oleh karena itu penulis mengadakan penyuluhan terkait program dan peran kader posyandu lanjut usia dengan tujuan  untuk meningkatkan pengetahuan kader mengenai berbagai program dan peran kader dalam pelaksanaan posyandu lanjut usia. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini berbasis makro yaitu FGD( Focus Group Discussion) yang berupa wawancara, pre test dan post test, serta studi dokumentasi. Tujuan diberikannya pre test dan post test yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait program dan peran kader posyandu yaitu untuk mengukur pengetahuan kader tersebut terkait program apa saja yang diberikan untuk lanjut usia dan peran apa saja yang dapat dilakukan oleh kader posyandu lanjut usia. Dari hasil penyuluhan dan pengisian pre test- post test tersebut menunjukkan bahwa terdapat kemajuan dan peningkatan pengetahuan kader dengan persentase 100%.
PENGGUNAAN METODE TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID Klien “JH” DI RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HERDJAN JAKARTA BARAT Abigael S Panjaitan, Putri; Nazera Nur Utami, Nazera; Hanafi Rochman, Uut
Jurnal Ilmu Pekerjaan Sosial No. 1 (2023): Vol. 2 No.1, Tahun 2023
Publisher : Prodi Kesejahteraan Sosial Universitas Binawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, perubahan perilaku Klien “JH” setelah penerapan metode token ekonomi. Metode penelitian yang diterapkan ialah kualitatif deskriptif. Metode ini memafaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui studi observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan 1Klien sudah berani untuk melakukan senyum, salam, sapa baik kepada teman-teman day care, petugas rehab maupun peneliti. 2Pasien mampu meningkatkan activity dayli living khususnya interaksi sosial dan 3Pasien dapat percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki, serta berani untuk tampil ketika kegiatan sedang berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode token ekonomi menunjukkan perubahan positif. Oleh sebab itu, maka perlunya intervensi yang bevarisi dalam menangani pasien skizofrenia paranoid dan berkesinambungan pada tingkat institusi Kesehatan mental.
KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN ANAK USIA DINI MENURUT PERSPEKTIF IBU Esterilita, Mari; Utami, Nazera Nur
Journal of Social and Economics Research Vol 6 No 2 (2024): JSER, December 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v6i2.579

Abstract

Ibu adalah individu yang paling dekat dan mampu menilai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak secara langsung. Perspektif ibu mengenai pengasuhan anak oleh ayah menjadi penting untuk memahami seberapa besar keterlibatan ayah dalam pengasuhan, yang dapat mempengaruhi realisasi dan harapan ibu terkait pembagian beban pengasuhan. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan dampak positif, tidak hanya pada perkembangan anak, tetapi juga pada pemulihan mental ibu pasca melahirkan, serta menjaga keharmonisan dalam pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak menurut pandangan ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif, dan data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dengan skala Likert. Populasi dan sampel penelitian terdiri dari 19 responden, yaitu ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun dan tinggal di RW 07 Kelurahan Rancamaya, Kabupaten Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak bervariasi pada berbagai aspek. Pada aspek komunikasi, 47,4% ayah terlibat; pada aspek mengajarkan, 52,6% ayah terlibat; pada aspek pengawasan, 36,8% ayah terlibat; pada aspek proses kognitif, 42,1% ayah cukup terlibat; pada aspek mengurus, 42,1% ayah terlibat; pada aspek perawatan anak, 36,8% ayah kurang terlibat; pada aspek berbagi pengalaman, 42,1% ayah cukup terlibat; pada aspek mampu hadir dan menunjukkan keberadaan bagi anak, 47,4% ayah kurang terlibat; pada aspek perencanaan, 47,4% ayah terlibat; pada aspek berbagi aktivitas menyenangkan bersama, 47,4% ayah terlibat; pada aspek mempersiapkan kegiatan, 47,7% ayah terlibat; pada aspek memberikan kasih sayang dan sentuhan emosional, 36,8% ayah terlibat; pada aspek memberikan perlindungan, 42,1% ayah sangat terlibat; dan pada aspek memberikan dukungan emosional, 42,1% ayah terlibat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ayah terlibat dalam berbagai aspek pengasuhan anak. Namun, pada aspek proses kognitif, perawatan anak, berbagi pengalaman, dan keberadaan yang nyata bagi anak, keterlibatan ayah masih kurang dan perlu ditingkatkan.
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DAN HIDUP SEHAT MELALUI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK JUMANTIK DI DESA CIJAGANG Amalia, Risna; Utami, Nazera Nur; Kartikawati, Dewi
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 1 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v6i1.12748

Abstract

Salah satu faktor lingkungan kotor adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap masalah kebersihan air. Di Desa Cijagang hampir disetiap rumah memilki kolam penampungan air yang biasa disebut dengan (kulah). Namun, kolam penampungan air itu memiliki air yang kotor dan keruh, air itu tersebut berasal dari aliran sungai dan air hujan yang ditampung. Warga desa biasa menggunakan air dari kolam tersebut untuk keperluan sehari-hari. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Cijagang melalui kegiatan sosialisasi lingkungan bersih dan hidup sehat, serta pembentukan kelompok Jumantik. Metode pengabdian masyarakat ini menggunakan FGD (Focus Group Discation) dengan teknik survei, wawancara, assesmen dan observasi untuk mengumpulkan data dan informasi dari masyarakat yang terlibat dalam pembentukan kelompok jumantik dalam upaya menjaga lingkungan bersih dan menerapkan hidup sehat. Kegiatan sosialisasi dilakukan pada 26 Januari 2024 dibalai desa dengan jumlah sasaran sebanyak 18 orang. Hasil dari sosialisasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam kesadaran masyarakat Desa Cijagang terkait dengan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan hidup sehat. Kegiatan pembentukan kelompok jumantik dilaksanakan pada 26 januari 2024 sasaran dari kegiatan ini berjumlah 8 orang. Pembentukan kelompok Jumantik juga terbukti memberikan kontribusi positif dalam upaya pengendalian penyebaran penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan. Pengabdian masyarakat ini memberikan kontribusi positif dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di Desa Cijagang, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjadi bagian kelompok jumantik dalam menjaga kesehatan dan kebersihan. Upaya ini menjadi landasan untuk pengembangan program pemberdayaan masyarakat dalam konteks lingkungan dan kesehatan. Kata Kunci : Hidup Sehat, Lingkungan Bersih, Kolam Penampungan Air, Kelompok Jumantik, Pengabdian Masyarakat
PENERAPAN ATTACHMENT BASED FAMILY THERAPY (ABFT) DALAM MENINGKATKAN KEPEDULIAN DAN TUGAS KELEKATAN ORANG TUA UNTUK ANAK YANG DILANTARKAN Mahatir Muhammad; Nazera Nur Utami
KHIDMAT SOSIAL: Journal of Social Work and Social Services Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : KHIDMAT SOSIAL: Journal of Social Work and Social Services

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian melihat penerapan pelaksanaan Attachment Based Family Therapy (ABFT) yang dapat meningkatkan kepedulian kepada anak terlantar dalam melakukan pendampingan. Orang tua akan melakukan aktivitas membangun attachment dengan melakukan pendampingan kepada anak sebagai fokus intervensi. Pendekatan penelitian dengan menggunakan penelitian secara kuantitatif dalam pola Single Subjek Desain (SSD). A-B-A yang meliputi tiga fase merupakan model penelitian yang digunakan. Menggunakan klien HN sebagai subjek dalam penelitian, fase A1 (baseline), A2 (intervensi), dan A3 (hasil) dalam melihat perkembangan klien H. Lembar rekaman pengamatan perilaku berfungsi sebagai instrumen. Wawancara, observasi, kuesioner, studi dokumentasi, dan pencatatan produk permanen adalah semua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Menggunakan grafik, statistik deskriptif, dan analisis inspeksi visual, data yang diperoleh dianalisis. Ada dua jenis analisis inspeksi visual analisis sebelum melakukan intervensi dengan istilah sebelum dilakukan intervensi dan setelah intervensi. Menurut temuan penelitian, penerapan Attachment Based Family Therapy (ABFT) dapat di gunakan untuk  pengaruh peningkatan anak dalam memenuhi kebutuhan anak yang percaya bahwa mereka menerima bantuan dari orang tua dalam kegiatan untuk anak pemenuhan kebutuhan anak. Profesi pekerjaan sosial menjadi fokus rekomendasi penelitian ini untuk mengatasi masalah anak yang kurang memiliki keterikatan orang tua. Disarankan agar dikembangkan terapi Attachment dapat gunakan oleh pekerja sosial dalam merencanakan intervensi, dan lebih fleksibel dan spesifik untuk kebutuhan anak-anak untuk penelitian selanjutnya dalam meningkatkan pengasuhan yang akan dilakukan keluarga.  Kata kunci: attachment, therapy, kasi sayang, kepedulian.
PENERAPAN TERAPI GESTALT DALAM PENGELOLAAN EMOSIONAL YANG TERPENDAM PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID “SW” DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. H. MARZOEKI MAHDI KOTA BOGOR Rajabi, Muhammad Ibadillah; Utami, Nazera nur
Bestari: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/dpkm.v5i1.3003

Abstract

Schizophrenia based on DSM-V defines it as a mental disorder characterized by psychotic symptoms that last for at least six months. Where reality and thought patterns cannot be in line. This community service aims to explore the application of gestalt therapy using the Nourisment Technique in emotional management in client "SW" diagnosed with paranoid schizophrenia at Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital, Bogor City. Client "SW" is a 47-year-old man who has experienced positive symptoms of Paranoid Schizophrenia since 2021-2024, client "SW" has symptoms of problems, namely difficulty expressing pent-up emotions. The method in community service, the method used is case work. The data collection techniques used were observation, documentation studies and in-depth interviews, and the results obtained after the gestalt therapy intervention using the nourishment technique included: 1. Client "SW" can express emotions through coloring and writing media, 2. Client "SW" can express everyday feelings by telling stories to family, 3. Client "SW" can control his emotions well.
PENGUATAN PENERIMAAN DIRI PASIEN SKIZOFRENIA DAN KEPATUHAN MINUM OBAT MELALUI TERAPI REALITAS Utami, Nazera Nur; Rochman, Uut Hanafi; Hilmah, Siti; Rajabi, Muhammad Ibadillah
Journal of Community Service Vol 7 No 1 (2025): JCS, June 2025
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jcs.v7i1.332

Abstract

Individu yang mengalami gangguan skizofrenia mengalami kesulitan dalam memahami kondisi fisik yang dirasakan, kesulitan menjalani kehidupan personal dan terhambatnya lingkungaan sosialnya. Hal ini terjadi karena pasien masih pada tahap denial atau tidak menerima bahwa dirinya mengalami penyakit kejiwaan, sehingga berdampak pada ketidakpatuhan minum obat. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi perubahan perilaku pada pasien dengan terapi realitas. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang dilaksanakan pada pasien skizofrenia berjalan dengan cukup baik. Hal tersebut ditandai dengan adanya perubahan pada pasien seperti: a)pasien sudah dapat menerima penyakit kejiwaannya, b)Menunjukkan kepatuhan untuk meminum obat, dan c)Memberikan afirmasi positif pada dirinya sendiri. Merujuk pada hasil penelitian tersebut maka pendekatan terapi realitas dapat menjadi rujukan dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pasien skizofrenia terhadap pengobatan.
Edukasi Preventif Penyalahgunaan Napza Pada Remaja : Pendekatan Pengabdian Masyarakat Untuk Dampak Berkelanjutan di Desa Kademangan Idealistiana, Lia; Fauzi, Achmad; Anita, Nur; Ronny, Ronny; Maria, Dely; Ladopurab, Maksimus Bisa; Widianti, Mira Adita; A, Mella Yuria R.; Fauzia, Jimny Hilda; Avicena, Rasyid; Utami, Nazera Nur; Wulansari, Cita Reast; Rini, Pierlita; Rini, Tetra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.19275

Abstract

ABSTRAK Kurangnya sosialisasi tentang dampak negatif NAPZA menjadi salah satu penyebab minimnya pengetahuan remaja tentang bahaya zat terlarang. Studi yang dilakukan oleh Marlatt dan Witkiewitz (2002) menunjukkan bahwa edukasi yang tepat di tingkat komunitas dapat membantu mencegah peningkatan penggunaan zat berbahaya pada remaja. Di Desa Kademangan, pemahaman tentang bahaya NAPZA masih rendah, dan sebagian besar remaja tidak memiliki keterampilan hidup untuk menghadapi tekanan lingkungan yang berisiko. Desa Kademangan memiliki angka penggunaan zat berbahaya (NAPZA) yang cukup tinggi, terutama di kalangan remaja yang berada pada fase rentan. Meningkatkan pengetahuan serta kesadaran remaja tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan Napza. Metode pelaksanaan yang di gunakan yaitu pendekatan partisipatif dan edukatif. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini dari 40 remaja menunjukan bahwa rata-rata  remaja memiliki pengetahuan dan pemahaman dampak tentang penyalahgunaan Napza sebagian besar memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15% dan sebanyak 18% remaja memiliki pemahaman kurang tentang dampak penyalahgunaan Napza, namun setelah diberikan edukasi pengetahuan dan pemahaman remaja meningkat menjadi 85% pengetahuan dan 80% pemahaman responden. Edukasi Preventif Penyalahgunaan Napza pada Remaja yang dilaksanakan di Desa Kademangan menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja terkait bahaya penyalahgunaan Napza. Kata Kunci: NAPZA, Remaja, Pengetahuan  ABSTRACT Lack of socialization about the negative impacts of drugs is one of the causes of the lack of knowledge among teenagers about the dangers of illegal substances. A study conducted by Marlatt and Witkiewitz (2002) shows that appropriate education at the community level can help prevent an increase in the use of dangerous substances in adolescents. In Kademangan Village, understanding of the dangers of drugs is still low, and most teenagers do not have the life skills to face the pressures of a risky environment. Kademangan Village has a fairly high rate of use of dangerous substances (NAPZA), especially among teenagers who are in the vulnerable phase. Increase youth knowledge and awareness about the impacts and dangers of drug abuse. The implementation method used is a participatory and educational approach. The results of this community service from 40 teenagers show that on average teenagers have knowledge and understanding of the impact of drug abuse, most of them have less knowledge as much as 15% and as many as 18% of teenagers have less understanding about the impact of drug abuse, but after being given education Teenagers' knowledge and understanding increased to 85% knowledge and 80% understanding of respondents. Preventive education on drug abuse among teenagers carried out in Kademangan Village showed significant results in increasing teenagers' knowledge and understanding regarding the dangers of drug abuse. Keywords: NAPZA, Teenager, Knowledge