Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

PENAMBAHAN ABU TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK Berlian Hardini; Fachriza Noor Abdi; Budi Haryanto; Mardewi Jamal; Triana Sharly P. Arifin
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 5, No 2 (2021): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v5i2.6980

Abstract

Paving block adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland, air dan agregat halus dengan atau tanpa bahan tambah lainnya yang tidak mengurangi mutu dari beton tersebut. Paving block merupakan sarana transportasi yang umumnya digunakan dalam perkerasan jalan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu tempurung kelapa pada paving block menggunakan pasir palaran dengan perbandingan 1:6. Metode pengujian yang digunakan berdasarkan SNI 03-0691-1996. Benda uji berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20cm x 10cm x 6cm sebanyak 39 benda uji dimana 9 benda uji merupakan produksi pabrik dan 30 benda uji merupakan benda uji dengan bahan tambah abu tempurung kelapa sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dari berat semen dengan faktor air semen sebesar 0,40. Pengujian kuat tekan menggunakan masing masing 3 buah benda uji dan pengujian daya serap air menggunakan 3 buah benda uji berlaku untuk setiap variasi. Pengujian kuat tekan dilakukan setelah paving block berumur 28 hari.Untuk variasi perbandingan abu tempurung kelapa adalah 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dari berat semen dengan nilai fas sebesar 0,40. Kemudian diperoleh nilai kuat tekan berturut-turut sebesar sebesar 7,2 MPa, 10,5 MPa, 7,8 MPa, 7,6 MPa dan 6,1 Mpa. Berdasarkan hasil tersebut maka paving block dengan penambahan abu tempurung kelapa sebesar 2,5% terhadap berat semen dengan perbandingan semen, pasir dan air yaitu 1:6:0,40 memenuhi syarat berdasarkan SNI 03-0691-1996 masuk pada mutu D atau dapat digunakan untuk taman yang memiliki harga produksi lapangan sebesar Rp. 1.290,- /buah
ANALISA KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN TAMBAH DAN SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DENGAN AGREGAT HALUS PASIR ANGGANA Fachriza Noor Abdi
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi No 1 (2018): Edisi Khusus JTS Teknologi Sipil
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v0i1.2167

Abstract

Abu batubara (fly ash) adalah sisa pembakaran batubara yang sangat halus. Kedepan pemakaian batubara sebagai sumber energy akan terus meningkat sehingga dapat menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan. Abu batubara mengandung SiO2, Al2O3, P2O5, dan Fe2O3 yang cukup tinggi sehingga abu batubara memenuhi kriteria sebagai bahan yang memiliki sifat semen/pozzolan. Salah satu upaya pemanfaatan abu batubara ini adalah untuk bahan campuran pembuatan paving block. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan abu terbang batubara pada campuran mortar dengan menggunakan agregat halus Pasir Anggana terhadap kuat tekannya. Kuat tekan maksimal yang dihasilkan dari penambahan abu terbang batubara padacampuran mortar dengan menggunakan agregat halus pasir Anggana didapat pada umur 56 hari. Kuat tekan masing-masing persentase penambahan abu terbang batubara adalah 10% (12 Mpa), 20% (14,86 Mpa), 30% (13,5 Mpa), 40% (13,66 Mpa), dan 50% (9,83 Mpa). Kuat tekan maksimal didapat pada penambahan abu terbang batubara terjadi pada persentase 20% sebesar 14,86 Mpa. Kuat tekan maksimal yang didapat dari pengganti abu terbang batubara adalah pada persentase 20% dengan kuat tekan sebesar 10,16 Mpa pada umur 56 hari.
ANALISIS PUSHOVER UNTUK PERFORMANCE BASED DESIGN PADA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETABS (Studi Kasus : Proyek Hotel Fox Harris Lite di Jln. S.Parman, Kota Samarinda, Kalimantan Timur) Dini Indah Cahyani; Ery Budiman; Budi Haryanto; Fachriza Noor Abdi; Masayu Widiastuti
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 6, No 1 (2022): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v6i1.7721

Abstract

Indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi, karena terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik besar dunia, yaitu: lempeng Hindia-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Gempa bumi yang terjadi sering kali memakan korban jiwa. Namun, dapat dipastikan bahwa penyebab adanya korban jiwa bukan diakibatkan langsung oleh gempa bumi melainkan oleh rusaknya bangunan yang menyebabkan keruntuhan pada bangunan tersebut. Karena sifat gempa bumi yang tidak dapat diprediksi maka diperlukan suatu tindakan pencegahan guna meminimalisir timbulnya kerugian dan korban jiwa salah satunya dengan merencanakan bangunan tahan gempa dengan konsep Performance Based Design dengan salah satu metode pendekatannya adalah Analisis Static Non-Linear Pushover.Analisis ini bertujuan untuk memperkirakan gaya maksimum dan deformasi yang terjadi serta untuk memperoleh informasi bagian mana saja yang kritis sehingga dapat diketahui kriteria tingkat kinerja struktur dengan menggunakan Metode Spektrum Kapasitas berdasarkan peraturan ATC-40 dan Metode Koefisien Perpindahan berdasarkan peraturan FEMA 356 dengan menggunakan program bantu ETABS. Konsep analisis ini adalah memberi suatu pola beban dorong statik tertentu dalam arah lateral pada pusat massa tiap lantai bangunan. Penambahan beban dilakukan secara otomatis oleh program secara berangsur-angsur sampai tercapai keruntuhan pada elemen struktur atau mencapai target displacement tertentu.Hasil analisis diperoleh kriteria level kinerja kedua metode tersebut termasuk dalam kategori Immediate Ocupancy dan Damage Control, dimana diambil level kinerja struktur terburuk yaitu Damage Control yang artinya bila terjadi gempa bangunan masih mampu menahan gempa yang terjadi dan resiko korban jiwa sangat kecil.
ANALISIS RISIKO K3 MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRADC DAN METODE JSA (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BPKAD SAMARINDA) Wulan Faradila Supriyadi; Triana Sharly P. Arifin; Fachriza Noor Abdi
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 7, No 1 (2023): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v7i1.11235

Abstract

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi terdiri dari berbagai tahapan pekerjaan dan melibatkan banyak unsur. Hal ini menyebabkan kegiatan konstruksi memiliki risiko kecelakaan lebih tinggi. Oleh karena itu perlu diterapkan K3 yang baik pada setiap proyek konstruksi dan salah satu bentuk pengendaliannya adalah dengan sistem manajemen K3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan level risiko dalam proyek pembangunan gedung BPKAD Samarinda. Serta membandingkan penerapan pengendalian risiko di lapangan dengan rencana kerja K3.Penelitian ini menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assesment and Determining Control  (HIRADC) dan Job Safety Analysis (JSA). Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka, hasil kuesioner tertutup diolah menggunakan SPSS dan hasil kuesioner terbuka diolah menggunakan triangulasi. Selanjutnya dilakukan analisis risiko menggunakan severity index dan matriks risiko. Selanjutnya dengan menggunakan metode HIRADC dan JSA akan diketahui level risiko tertinggi pekerjaan dan dapat  ditentukan rekomendasi pengendalian risiko. Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah mengetahui perbandingan penerapan pengendalian risiko di lapangan dengan dokumen RKK3.Hasil dari analisis risiko terdapat 4 pekerjaan dengan level risiko tinggi yaitu pekerjaan kolom dengan 3 level risiko extreme, acp dan kaca dengan 2 level risiko extreme, dan drainase dengan 2 level risiko extreme, sedang balok dan pelat lantai dengan 1 level risiko extreme. Berdasarkan hasil analisis kuesioner terbuka,  didapatkan rekomendasi pengendalian risiko dengan menggunakan Alat Pelindung diri (APD), dilakukan pengecekan, dll. Untuk penerapan pengendalian risiko terhadap proyek secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan dokumen RKK3, namun untuk penerapan pemakaian APD terhadap pekerja masih banyak pekerja yang belum menaati peraturan.  
PENERAPAN BALOK BERTULANGAN TUNGGAL PADA RING BALK UNTUK MENEKAN BIAYA KONSTRUKSI (Studi Kasus : Pembangunan Gedung Kantor DENMA) Ananda Putera Novian Milleandra Madani; Fachriza Noor Abdi; Budi Haryanto
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 7, No 1 (2023): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v7i1.11226

Abstract

Balok merupakan elemen struktur penting yang menahan beban secara horizontal. Terdapat dua jenis balok berdasarkan formasi penulangannya yakni balok bertulangan tunggal dan balok bertulangan rangkap. Balok bertulangan rangkap banyak digunakan masyarakat karena dianggap lebih kuat karena banyaknya tulangan di dalamnya. Namun pada dasarnya penggunaan tulangan rangkap menimbulkan biaya yang besar padahal dalam keadaaan-keadaan tertentu bisa digunakan tulangan tunggal agar biaya lebih murah sehingga dapat menekan biaya konstruksi. Studi kasus penelitian ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kantor DENMA (Detasemen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia) yang penelitiannya berfokus pada ring balk saja karena beban yang diterima oleh elemen struktur tersebut tidak besar. Penelitian dimulai dengan mencari data yang diperlukan yakni data beban, data biaya, dan data ukuran yang diperoleh dari data proyek tersebut dan literatur yang ada. Data kemudian diolah sehingga diperoleh nilai kuat nominal apabila balok ring balk diubah  menjadi bertulangan tunggal serta nilai kuat perlu. Nilai kuat nominal dan nilai kuat perlu tersebut dibandingkan dan diperoleh hasil balok bertulangan tunggal dapat dipasang pada ring balk Proyek Pembangunan Gedung Kantor DENMA apabila nilai kuat nominal lebih besar dibandingkan nilai kuat perlunya. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara teoritis balok bertulangan tunggal dapat dipasang pada ring balk proyek studi kasus, namun terkendala di bagian teknis lapangan. Hal ini disebabkan momen negatif yang mengakibatkan pemasangan tulangan banyak terputus sehingga dibutuhkan banyak potongan tulangan. Pemasangan pula perlu diawasi dengan ketat karena harus sesuai dengan diagram momennya. Desain balok bertulangan tunggal memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan balok di lapangan yakni sebesar Rp. 60.458.159,- sedangkan biaya balok lapangan adalah 71.135.579, selisih dengan biaya balok di lapangan adalah sebesar Rp.10.677.420,- sehingga didapat penekanan biaya sebesar 15 %.