Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PERBEDAAN DAGING AYAM PETELUR JANTAN DAN DAGING AYAM JOPER TERHADAP NILAI pH DAN KEEMPUKAN BAKSO Prasetya Gusti Samiaji; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membedakan daging ayam petelur jantan dan daging ayam Joper jantan terhadap pH dan keempukan bakso. Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daging ayam petelur jantan white leghorn umur 45 hari (3kg), daging ayam Joper jantan lohman umur 45 hari (3kg), tepung tapioka (3kg), es batu (3kg), merica (180g), bawang putih (360g), garam (360g). Penelitian akan dilakukan menggunakan metode studi komparatif dengan 2 perlakuan dan 15 ulangan. Perlakuan yang terdiri dari (P1) daging ayam petelur jantan dan (P2) daging ayam Joper jantan. Variabel yang dikaji adalah nilai pH dan keempukan. Analisis data menggunakan Uji t tidak berpasangan. Hasil nilai pH bakso ayam petelur jantan dan ayam joper jantan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan nyata (P>0,05), yakni dengan rataan pH P1 (7,01), rataan pH P2 (7,09). Hasil analisis uji t tidak berpasangan nilai keempukan bakso ayam petelur jantan dan ayam joper jantan menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) dengan rataan nilai keempukan P1 (9,32N) dan rataan nilai keempukan P2 (10,32N). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa nilai pH bakso ayam petelur jantan tidak berbeda dengan bakso ayam Joper jantan, namun berbeda pada nilai keempukan. Bakso daging ayam petelur jantan lebih empuk dibandingkan ayam Joper jantan. Saran dari penelitian ini sebaiknya membuat bakso daging ayam jantan petelur dan perlu penelitian lanjutan terkait WHC, susut masak bakso daging ayam petelur jantan dan ayam Joper.Kata Kunci: Daging ayam petelur jantan, daging ayam joper jantan, pH, keempukan.
PENGARUH PEMBERIAN LENGKUAS (Alpinia galanga) DALAM PEREBUSAN BAKSO SAPI TERHADAP pH DAN UJI ORGANOLEPTIK Robby Rizaldi Maulana; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pemberian lengkuas (Alpinia galanga) dalam perebusan bakso sapi terhadap pH dan uji organoleptik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Islam Malang dari 24 September hingga 24 Oktober 2023 dengan menggunakan daging sapi (4000 gram), lengkuas (225 gram), air (3 liter), tepung tapioka, es batu, bawang putih, garam, merica, penyedap, dan putih telur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan  5 ulangan, P0 = tanpa lengkuas, P1 = lengkuas 50g, P2 = lengkuas 75g, P3 = lengkuas 100g. Variabel yang diamati adalah nilai pH dan uji organoleptik. Analisis data di uji menggunakan ANOVA. Hasil analisis ragam pemberian lengkuas berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan uji organoleptik. Adapun nilai rata-rata nilai pH  masing-masing perlakuan yaitu P0 = 6,38d, P1 = 6,32c,  P2 = 6,22b, P3 = 6,18a. Nilai rata – rata organoleptik rasa pada masing-masing perlakuan yaitu  P0 = 3,34a, P1 = 3,54b, P2 = 3,66c P3 = 3,72c. Nilai warna  P0 = 2,54a P1 = 3,34b, P2 = 4,24c, P3 = 4,94d. Nilai Aroma P0 = 1,78a, P1 = 2,42b, P2 = 4,24c, P3 = 4,88d. Nilai kesukaan P0 = 2,74c, P1 = 3,76d, P2 = 2,46b, P3 = 2,16a. Kesimpulan penelitian bahwa pemberian lengkuas dalam perebusan bakso sapi mempengaruhi nilai pH dan nilai organoleptik rasa, warna, aroma dan kesukaan. Pada pemberian 50g lengkuas di setiap 3 liter air pada proses perebusan bakso, lengkuas dapat menurunkan pH dan meningkatkan kualitas bakso sapi menjadi lebih optimal.Kata kunci : bakso sapi, lengkuas, nilai pH, uji organoleptik. 
PENGARUH TINGKAT LAKTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN SOLID NON FAT KOLOSTRUM SAPI FRIESIAN HOLSTAIN DI PETERNAKAN MODERN KABUPATEN BLITAR Ega Adi Wijaya; Inggit Kentjonowaty; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat laktasi terhadap kadar lemak dan Solid Non Fat kolostrum sapi Friesian Holstain di peternakan modern Kabupaten Blitar. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 07 Agustus 2023 - 07 Oktober 2023. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sapi perah FH laktasi 1 - 4 sebanyak 20 ekor dengan nilai BCS 3,5. Metode penelitian menggunakan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel kolostrum diambil secara purposive sampling hari pertama sapi post calving pagi kurang dari 1 jam setelah anak keluar dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuannya adalah P1 = laktasi 1, P2 = laktasi 2, P3 = laktasi 3, P4 = laktasi 4. Variabel yang diamati yakni kadar lemak dan kadar SNF kolostrum. Data dianalisis menggunakan ANOVA (one-way analysis). Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh (P>0,05) tingkat laktasi terhadap kadar lemak dan SNF kolostrum sapi FH. Rataan lemak kolostrum P1 = 6,07 ± 2,10%, P2 = 5,754 ± 1,53%, P3 = 6,92 ± 2,12%, P4 = 5,26 ± 2,32%. Rataan SNF kolostrum P1 = 22,77 ± 2,78%, P2 = 20,82 ± 3,60%, P3 = 23,04 ± 3,39%, P4 = 20,932 ± 6,43%. Kesimpulanya adalah tingkat laktasi tidak berpengaruh terhadap lemak dan SNF kolostrum sapi FH sehingga kolostrum laktasi 1-4 bisa diberikan untuk pedet namun pada tingkat laktasi 3 memperoleh kadar lemak dan SNF yang optimal. Kata kunci : Friesian Holstain, Kolostrum, Lemak, Solid Non Fat
PENGARUH PENAMBAHAN JENIS MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA YOGHURT TERHADAP TOTAL ASAM TERTITRASI DAN UJI ORGANOLEPTIK Muhammad Wahyu Indra c Lasmana; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Malang. Pada tanggal 26 Februari sampai 30 Maret 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt terhadap total asam tertitrasi (TAT) dan uji organoleptik. Materi yang digunakan adalah susu, starter kerja, madu klanceng dan madu randu. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang (nested) 2 x 4. Faktor utama yaitu jenis madu (MK: madu klanceng dan MR: madu randu) dan konsentrasi (P0: 0%, P1: 5%, P2: 10% dan P3: 15%) sebagai faktor tersarang. Variabel yang diamati adalah total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi pada yoghurt berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Rata-rata yoghurt pada penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi terhadap total asam tertitrasi yaitu nilai terendah pada perlakuan kontrol 0,77% dan nilai tertinggi pada perlakuan MRP3 2,81%. Kualitas organoleptik warna yoghurt nilai terendah pada perlakuan kontrol 1,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan MKP3 3,00. Kualitas organoleptik rasa yoghurt nilai terendah pada perlakuan MKP3 2,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan MKP1 4,00. Kualitas organoleptik aroma yoghurt nilai terendah pada perlakuan MKP3 2,00 dan nilai tertinggi pada perlakuan kontrol 4,00. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa penambahan jenis madu dengan berbagai konsentrasi dalam yoghurt mempengaruhi total asam tertitrasi dan uji organoleptik. Penambahan madu klanceng dengan konsentrasi 15% menghasilkan kualitas yoghurt terbaik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan variabel anti bakteri patogen dan kadar kimiawi. Kata Kunci : susu, yoghurt, madu klanceng, madu randu dan total asam tertitrasi
PENGARUH METODE THAWING DAN LAMA THAWING TERHADAP NILAI pH DAN SUSUT MASAK DAGING BEKU BEBEK HIBRIDA Yudha Apridho Al Ghani; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari Retnaningtyas
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 5, No 02 (2022): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh metode thawing dan lama thawing terhadap nilai pH dan susut masak pada daging beku bebek Hibrida. Materi yang digunakan daging bebek hibrida (peking dan mojosari) bagian paha, aquades, larutan buffer dan air PDAM. Metode percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nested terdiri dari 2 perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor A thawing terdiri atas A1= pada suhu ruangan (25-26°C), A2= pada air mengalir (27-28oC) dan A3= pada air hangat (50°C). Faktor B lama thawing terdiri atas : B1= 20, B2= 40 dan B3= 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance), apabila berpengaruh dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan metode thawing berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai pH daging bebek A1= 5,94a, A3= 6,31b dan A2= 6,76c dan lama thawing dalam metode thawing tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai pH A1B1= 5,80, A1B2= 5,90, A1B3 6,13, A2B1= 7,07, A2B2= 6,63, A2B3= 6,57, A3B1= 6,43, A3B2= 6,13, A3B3= 6,37. Metode thawing dan lama thawing berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai susut masak daging bebek dengan rataan nilai susut masak (%) A1= 31a, A2= 33b dan A3= 36c. Rataan susut masak (%) A1B1= sebesar 29a, A1B2= 31b, A1B3= 34cde, A2B1= 33bc, A2B2= 33cd A2B3= 34cde. A3B1= 33cde, A3B2= 35de, A3B3= 41e. Kesimpulan dari penelitian metode thawing berpengaruh terhadap nilai pH dan susut masak. Pada lama thawing dalam metode thawing berpengaruh terhadap susut masak sedangkan lama thawing dalam metode thawing tidak berpengaruh terhadap nilai pH. Metode thawing terbaik dalam menjaga nilai pH dan susut masak adalah metode thawing dengan suhu ruangan (25-26°C) dengan lama waktu 20 menit. Kata kunci : susut masak, nilai pH, daging bebek
PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN BAKTERI Nitrobacter DAN Lactobacillus fermentum TERENKAPSULASI DALAM PAKAN TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PADA BROILER Arfin Angga Saputra; Usman Ali; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 2 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan campuran bakteri Nitrobacter dan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi dan perlakuan optimal dalam pakan terhadap persentase karkas dan lemak abdominal broiler. Materi yang digunakan yaitu broiler jantan umur 21 hari (finisher) sebanyak 64 ekor berat bobot badan awal 800-900 gram, pakan komersil, isolat Nitrobacter, isolat Lactobacillus fermentum, Maltodextrin10%, ZA1%, Maizena89%, dan media enkapsulasi. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan (RAL) 4 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing ulangan terdapat 4 broiler. Perlakuan yang diberikan ialah penambahan probiotik campuran Nitrobacter Sp dan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi dalam pakan, terdiri dari: P0: Pakan komersil tanpa penambahan perlakuan (kontrol). P1: Pakan komersil dengan penambahan 0,15 % perlakuan. P2: Pakan komersil dengan penambahan 0,30% perlakuan. P3: Pakan komersil dengan penambahan 0,45% perlakuan. Variabel yang diamati yaitu persentase karkas dan lemak abdominal. Data yang didapatkan dalama penelitian ini diolah menggunakan analisis ragam (ANOVA), lalu berlanjut pada tahap uji (BNT). Penelitian ini menunjukkan tingkat penambahan campuran bakteri Nitrobacter dan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi dalam pakan memiliki pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase karkas dan persentase lemak abdominal broiler. Rataan persentase karkas yaitu : P0 = 72,84%a, P1 = 73,27%a, P2 = 74,29%b, dan P3 = 74,59%b. Rataan persentase lemak abdominal yaitu : P0 = 1,38%a, P1 = 1,26%a, P2 = 1,13%b, dan P3 = 1,11%bDisimpulkan bahwa engan ditambahnya campuran bakteri Nitrobacter dan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi pada pakan mampu meningkatkan persentase karkas dan menurunkan persentase lemak abdominal broiler fase finisher. Penambahan campuran bakteri Nitrobacter dan Lactobacillus fermentum terenkapsulasi pada pakan sebanyak 0,3% lebih optimal. Kata Kunci : Broiler, Nitrobacter, Lactobacillus fermentum, Probiotik, Persentase Karkas, Persentase Lemak Abdominal
PENGARUH LAMA PEREBUSAN AIR KELAPA TUA (Cocos nucifera) TERHADAP SUSUT MASAK DAN KEEMPUKAN DAGING AYAM PETELUR AFKIR Chairul Usman Muhammad Wulang; Oktavia Rahayu Puspitarini; Irawati Dinasari
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lama perebusan air kelapa tua (Cocos nucifera) terhadap susut masak dan keempukan daging ayam petelur afkir. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang. Materi yang digunakan adalah dada daging ayam petelur afkir seberat 1 kg dan 4 liter air kelapa tua. Alat yang digunakan meliputi timbangan digital, water bath, stopwatch, plastik klip, cutter, beaker glass, tissue, meat shear force (MSF) yang dimodifikasi dari dudukan bor (Vertikal Drill). Metode yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan yang digunakan adalah lama perebusan menggunakan air kelapa tua, sebagai berikut: P0 (perebusan tanpa air kelapa tua pada bagian dada daging ayam petelur afkir), P1 (perebusan air kelapa tua pada bagian dada daging ayam petelur afkir selama 15 menit), P2 (perebusan air kelapa tua pada bagian dada daging ayam petelur afkir selama 30 menit), dan P3 (perebusan air kelapa tua pada bagian dada daging ayam petelur afkir selama 45 menit). Variabel yang diamati meliputi susut masak dan keempukan daging. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) apabila ada perbedaan maka akan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perebusan menggunakan air kelapa tua pada dada daging ayam petelur afkir berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap tingkat susut masak dan keempukan. Adapun rerata nilai susut masak P0=10,40%ᵃ, P1=26,40%ᵇ, P2=28,00%ᵇ, P3=34,40%ᶜ, dan nilai rerata keempukan (N) P0=9,13ᵈ, P1=8,17ᶜ, P2=6,12ᵇ, P3=5,63ᵃ. Simpulan penelitian ini adalah lama perebusan menggunakan air kelapa tua berpengaruh terhadap susut masak dan keempukan daging ayam petelur afkir.  Perebusan daging ayam petelur afkir yang direbus menggunakan air kelapa tua selama 45 menit dapat meningkatkan susut masak hingga mencapai 34,40% dan nilai keempukan 5,63. Penggunaan perebusan air kelapa tua mampu meningkatkan tingkat susut masak dan keempukan pada bagian dada daging ayam petelur afkir.Kata kunci : air kelapa tua, daging ayam petelur afkir, susut masak, keempukan
PERBEDAAN MEDIA PENGASIN PADA TELUR ITIK MOJOSARI TERHADAP KUALITAS TELUR ASIN Muhammad Mu’is; Oktavia Rahayu Puspitarini; Inggit Kentjonowaty
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 2 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan media pengasin pada telur itik mojosari terhadap kualitas organoleptik dan kadar protein telur asin. Penelitian ini menggunakan telur itik mojosari, garam dan serbuk bata merah. Metode yang digunakan yaitu metode studi komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 2 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari: A1 = Garam dan serbuk bata (1:2) A2= Garam dan air (1:2). Variabel yang diamati adalah kualitas organoleptik dan kadar protein. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pengasin pada telur itik Mojosari berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap uji organoleptik meliputi uji hedonik telur asin, warna kuning, rasa, tekstur putih dan kadar protein. Berbeda nyata (P<0,05) terhadap organoleptik aroma dan tekstur kuning, tidak berbeda nyata (P>0,05) pada organoleptik warna putih telur asin. Hasil hedonik telur asin A1(3,6) lebih disukai daripada A2(2,8). warna putih telur asin A1 dan A2 yaitu putih kekuningan hingga putih, warna kuning telur asin A1 agak merah sampai kuning kemerahan dan A2 dihasilkan warna kuning, aroma telur asin A1 agak amis sampai tidak amis dan A2 amis, rasa telur asin A1 sangat asin sampai asin dan A2 agak asin, tekstur putih telur asin A1 kenyal sampai sangat kenyal sedangkan A2 agak kenyal, tekstur kuning telur asin A1 masir sampai sangat masir sedangkan A2 agak masir. Rataan kadar protein pada A1=18,76% dan A2=13,12%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa media pengasin kering berbeda dengan media pengasin basah pada telur itik mojosari terhadap kualitas organoleptik dan kadar protein.Kata Kunci: telur asin, itik Mojosari, media pengasin, organoleptik, protein
HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU UHT “Frisian Flag” PADA USAHA COFFEE SHOP DI KOTA MALANG Mochammad Endrian Novabrianto; Sri Susilowati; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 2 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Susu Ultra High Temperature (UHT) merupakan salah satu bahan baku utama pada usaha coffe shop sehingga konsumen dari produk susu UHT ini salah satunya adalah produsen coffee shop di Malang. Hal tersebut menarik perhatian dilakukan penelitian hubungan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian susu UHT Frisian Flag pada usaha coffee shop di kota Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian susu UHT Frisian Flag pada usaha coffee shop di kota Malang. Materi penelitian ini adalah kuisioner pada seluruh pengolah usaha coffee shop di kota Malang yeng menggunakan susu UHT Frisian Flag sebagai bahan baku dan ATK. Metode penelitian ini adalah survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 100 orang dengan pendekatan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Data dianalisis dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa bauran pemasaran memiliki hubungan nyata positif (sig < 0,05) terhadap keputusan pembelian susu UHT Frisian Flag pada usaha coffee shop di Kota Malang. Persamaan regeresi Y = 1,820 + 0,660X1 - 0, 214 X2 + 0,286 X3 + 0,165 X4. Nilai koefisian kolerasi 0,679 tergolong kuat. Nilai determinasi diperoleh 0,438 atau sebesar 43,8% yang artinya bahwa persentase sumbangan dari bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian sebesar 43,8% dan 56,2% lainnya tidak berhubungan dengan variabel lain yang tidak digunakan pada penelitian ini. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan kuat positif antara bauran pemasaran dengan keputusan pembelian susu UHT Frisian Flag pada usaha coffee shop di Kota Malang kecuali pada variabel Price. Kata kunci :.Hubungan, Bauran Pemasaran, Keputusan Pembelian, Susu UHT, Coffee Shop
PENGARUH BERBAGAI JENIS GULA TERHADAP NILAI pH, SINERESIS DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK YOGHURT Abdul Musoffin; Inggit Kentjonowaty; Oktavia Rahayu Puspitarini
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh berbagai jenis gula terhadap nilai pH, sineresis dan kualitas organoleptik yoghurt. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu sapi 3 liter, gula tebu, gula aren, gula batu masing-masing jenis 100 g, bibit yoghurt sebanyak 3% dan form organoleptik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan. P0 yoghurt tanpa penambahan gula, P1 yoghurt + gula tebu 4%, P2 yoghurt + gula aren 4%, P3 yoghurt + gula batu 4%. Variabel yang diamati nilai pH, sineresis, kualitas organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis ragam penambahan berbagai macam jenis gula dalam yoghurt berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap nilai pH, sineresis dan kualitas organoleptik. Adapun nilai pH P0 = 4,11a, P1 = 4,16b, P2 = 4,21c, P3 = 4,12a. Nilai sineresis (%) P0 = 4,734b, P1 = 4,512a, P2 = 4,526a, P3 = 4,688a. Nilai kualitas organoleptik warna P0 = 4,46c, P1 = 3,66b, P2 = 2,08a, P3= 4,54c. Rasa P0 = 4,18c, P1 = 3,86b, P2 = 3,64a, P3 = 3,84b. Tekstur P0 = 3,16b, P1 = 3,76c, P2 = 4,06d, P3 = 2,86a, Kesukaan P0 = 3,12a, P1 = 4,10c, P2 = 4,26d, P3 = 3,62d. Kesimpulan bahwa penambahan berbagai jenis gula dalam yoghurt mempengaruhi nilai pH, sineresis dan kualitas organoleptik. Penambahan jenis gula aren 4% menghasilkan kualitas terbaik dengan nilai pH 4,21, nilai sineresis 4,526% dan nilai kualitas organoleptik warna: tidak putih, rasa: agak asam-asam tekstur: kental, kesukaan: suka.Kata kunci: yoghurt, sukrosa, nilai pH, sineresis, kualitas organoleptik