Angga Hardiansyah
Program Studi Gizi, Fakultas Psikologi Dan Kesehatan, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

KESESUAIAN KONSUMSI PANGAN ANAK INDONESIA DENGAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG Hardiansyah, Angga; Hardinsyah, Hardinsyah; Sukandar, Dadang
Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ns.2017.1.2.2452

Abstract

Prevalence of malnutritions in childern still high in Indonesia. Bad food consumption is one of several causes of malnutritions. Therefore, food consumption of childern need to be analyzed The objective of this study were to analyze food consumption of childrens 2-12 years old and compare it with Balanced Nutrition Guidelines in Indonesia. This study design was cross-sectional. Subjects were 38890 childrens 2-12 years old of basic health survey of Ministry of Health. Food consumption data were collected by 24 hour recall method. Food consumption patterns presented in the participation and quantity, which devided in to 1) carbohydrate foods), 2) vegetables, 3)fruits, 4) animal foods (included milks), and 5) vegetable proteins. The participation of consumption of carbohydrate foods, vegetables, fruits, total animal foods, milks, and vegetable proteins were 99.9%, 57.6%, 14.0%, 80.0%, 20.4%, and 36.4% respectively. The quantity of consumption of carbohydrate foods, vegetables, fruits, total animal foods, milks, and vegetable proteins were 353.1 – 534.3 gram (3.5 – 5.5 portions), 44.4-72.6 gram (0.44 – 0.72 portions), 88-90 gram (2 portions), 28-244 ml (0.2-2 portions), and 17.6 – 32.6 gram (0.35 – 0.65 portions) recpectively. Subjects had high consumption of carbohydrate foods, but had low consumption of vegetables, fruits, total animal foods, milks, and vegetable proteins. In conclusion, food consumptions of subjects were not accordance with Balanced Nutrition Guidelines.  
IDENTIFIKASI NILAI GIZI DAN POTENSI MANFAAT KEFIR SUSU KAMBING KALIGESING Hardiansyah, Angga
Journal of Nutrition College Vol 9, No 3 (2020): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i3.27308

Abstract

Latar belakang: Kambing kaligesing merupakan jenis kambing lokal dengan produksi susu tinggi. Pengolahan susu menjadi produk fermentasi seperti kefir, merupakan salah satu upaya diversifikasi produk dan eksplorasi manfaat produk tersebut untuk kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan zat gizi dan potensi manfaat kefir susu kambing kaligesing Metode: Starter kefir diperoleh dari Triyono Farm, Magelang. Pada penelitian ini, ditambahkan 2 liter susu pasteurisasi dalam biji kéfir sekitar 100 gram. Pembuatan produk menggunakan jenis rancangan acak lengkap dengan perlakuan berupa perbedaan waktu fermentasi (18, 24, 30, dan 36 jam), dengan 3 kali ulangan. Uji organoleptik kesukaan dilakukan untuk mendapatkan produk dengan waktu fermentasi terpilih. Kefir yang terpilih berdasarkan uji kesukaan  kemudian dianalisis kandungan zat gizinya. Zat gizi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kadar air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, laktosa, dan vitamin B12. Hasil: Kefir dengan fermentasi 24 jam merupakan formula terpilih yang mendapatkan persentase kesukaan tertinggi secara keseluruhan dengan karakteristik warna putih kekuningan, aroma dan rasa asam, dan tekstur lembut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada satu serving size kefir susu kambing sebanyak 200 ml, terdapat 7,18 gram protein, 4,04 gram lemak, 456 mg kalsium, 4,96 gram besi, dan 0,26 mikrogram vitamin B12. Produk kefir susu kambing ini memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi meskipun dalam satu kali konsumsi belum mampu mencukupi kebutuhan kalsium sehari.Simpulan: Kefir susu kambing kaligesing yang dihasilkan merupakan pangan bergizi tinggi terutama protein dan kalsiumnya dengan kandungan laktosa rendah yang dapat membantu pemenuhan gizi individu yang memiliki masalah intoleransi laktosa
EFEK SUPLEMENTASI MULTIVITAMIN MINERAL TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT MAHASISWI TPB IPB Angga Hardiansyah; Rimbawan Rimbawan; Ikeu Ekayanti
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 8 No. 1 (2013)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.733 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2013.8.1.47-54

Abstract

The objective of this study was to analyze effect of multivitamin mineral supplementation to hemoglobin and hematocrit concentration of Bogor Agricultural University First Common Year female students. Design of this study was the quasi experimental, double blind, with number of subjects were 28 female students devided into two group. The intervention group consisted of 15 subjects, received supplement syrup 15 ml per day for eight weeks.The control group consisted of 13 subjects received placebo syrup. Data collected by interviewing subjects used questionnaire, physical examination, and blood biomarkers. The results of statistical test (paired sample t-test) showed that there were no significant increase in hemoglobin and hematocrit concentration respectively in both intervention and control groups (p>0.05). However, on a subset of subjects anemia, the hemoglobin and hematocrit in the intervention group tended to increase larger than the control group.
KESESUAIAN KONSUMSI PANGAN ANAK INDONESIA DENGAN PEDOMAN GIZI SEIMBANG Angga Hardiansyah; Hardinsyah Hardinsyah; Dadang Sukandar
Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ns.2017.1.2.2452

Abstract

Prevalence of malnutritions in childern still high in Indonesia. Bad food consumption is one of several causes of malnutritions. Therefore, food consumption of childern need to be analyzed The objective of this study were to analyze food consumption of childrens 2-12 years old and compare it with Balanced Nutrition Guidelines in Indonesia. This study design was cross-sectional. Subjects were 38890 childrens 2-12 years old of basic health survey of Ministry of Health. Food consumption data were collected by 24 hour recall method. Food consumption patterns presented in the participation and quantity, which devided in to 1) carbohydrate foods), 2) vegetables, 3)fruits, 4) animal foods (included milks), and 5) vegetable proteins. The participation of consumption of carbohydrate foods, vegetables, fruits, total animal foods, milks, and vegetable proteins were 99.9%, 57.6%, 14.0%, 80.0%, 20.4%, and 36.4% respectively. The quantity of consumption of carbohydrate foods, vegetables, fruits, total animal foods, milks, and vegetable proteins were 353.1 – 534.3 gram (3.5 – 5.5 portions), 44.4-72.6 gram (0.44 – 0.72 portions), 88-90 gram (2 portions), 28-244 ml (0.2-2 portions), and 17.6 – 32.6 gram (0.35 – 0.65 portions) recpectively. Subjects had high consumption of carbohydrate foods, but had low consumption of vegetables, fruits, total animal foods, milks, and vegetable proteins. In conclusion, food consumptions of subjects were not accordance with Balanced Nutrition Guidelines.  
OPTIMALISASI KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KEFIR SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN MADU LOKAL BUNGA RANDU Angga Hardiansyah; Hamdan Hadi Kusuma
Journal of Nutrition College Vol 11, No 4 (2022): Oktober
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v11i4.34506

Abstract

Latar belakang: Kefir merupakan produk fermentasi susu yang memiliki cita rasa asam yang kurang disukai. Cita rasa kefir tersebut perlu diperbaiki dengan penambahan madu. Selain memperbaiki cita rasa, madu memiliki aktifitas antioksidan tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan.Tujuan: Meningkatkan kualitas organoleptik dan aktifitas antioksidan kefir dengan penambahan madu bunga randu.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang menggunakan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perbedaan perlakuan pada pemberian konsentrasi madu sebelum proses fermentasi yaitu P0 (penambahan madu 0% dari volume kefir susu kambing), P1 (madu 5%), P2 (madu 10%), P3 (madu 15%) dan P4 (madu 20%). Uji organoleptik hedonik dilakukan oleh panelis tidak terlatih untuk melihat tingkat kesukaan responden terhadap kefir dengan penambahan madu yang berbeda. Uji aktifitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH.Hasil: Tidak terdapat perbedaan kesukaan panelis terhadap warna, aroma, dan tekstrur dari kefir susu kambing sebelum dan setelah penambahan madu, tetapi terdapat perbedaan dalam atribut organoleptik rasa. Rasa kefir yang paling disukai adalah perlakuan P3 (madu 15%). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan aktivitas antioksidan kefir susu kambing sebelum dan setelah penambahan madu. Aktifitas antioksidan berturut-turut dari P0, P1, P2, P3, dan P4 adalah 3.24 ± 0.15; 4.92 ± 0.15; 6.69 ± 0.15; 7.31 ± 0.14; 8.26± 0.15.Simpulan: Penambahan madu mampu memperbaiki kualitas rasa dan meningkatkan aktifitas antioksidan kefir susu kambing.Kata kunci: Aktifitas antioksidan; Kefir; Madu; Susu kambing.
Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu dan Intensitas Latihan terhadap Status Gizi Atlet Karate Kelas Pemula-Junior Siti Raniva Aristina; Angga Hardiansyah; Nur Hayati
Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary) Vol 3, No 1 (2023): EDISI FEBRUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jnc.v3i1.42420

Abstract

Atlet remaja termasuk kelompok usia yang rentan mengalami permasalahan terkait dengan status gizi. Faktor yang mempengaruhi status gizi meliputi tingkat konsumsi makanan baik secara kualitas maupun kuantitas yang dikonsumsi seseorang. Asupan yang diperlukan untuk memberikan kondisi kesehatan gizi yang optimal salah satunya adalah dengan konsumsi susu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi susu dan intensitas latihan terhadap status gizi pada atlet karate kelas pemula-junior. Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah observational dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 30 orang yang diambil dengan menggunakan metode purposive total sampling. Variabel yang diteliti adalah karakteristik, kebiasaan konsumsi susu, intensitas latihan dan status gizi. Data kebiasaan konsumsi susu diambil dari formulir Food Frequency Questionaire (FFQ) berdasarkan wawancara dengan responden.Hasil dari penelitian ini menunjukan sebanyak 53,3% atlet karate kelas pemula – junior di BKC Kota Semarang memiliki kategori kebiasaan konsumsi susu baik, sedang 18,8%,  kurang 13,3% dan sangat kurang 10%.  Sebanyak 63,3% atlet memiliki kategori intensitas latihan rendah, sedang 33,3% dan submaksimal 3,3%. Sebanyak 80% atlet memiliki kategori status gizi baik, gizi lebih 13,3% dan obesitas 6,6%. Hasil uji bivariat menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas latihan  dengan status gizi (p-value = 0,874). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi susu dengan status gizi (p-value =0,756). Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seperti konsumsi makanan dan aktivitas fisik dalam hal ini konsumsi susu dan intensitas latihan merupakan sebagian dari asupan makanan dan status gizi sehingga tidak dapat menjadi patokan terkait dengan status gizi. Kata kunci: status gizi, intensitas latihan, konsumsi susu
Pengetahuan Gizi, Mutu Makanan, dan Sisa Makanan di International Muhammadiyah Boarding School (IMBS) Miftakhul Ulum Pekajangan Nazzalia Ilmi; Angga Hardiansyah; Puji Lestari
Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary) Vol 3, No 1 (2023): EDISI FEBRUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jnc.v3i1.42425

Abstract

Sisa makanan adalah makanan yang tersisa di piring setelah selesai makan dan melihat sisa makanan dapat mengungkapkan kemampuan dan kemauan seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang telah disediakan. Dampak sisa makanan yaitu malnutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan mutu makanan dengan sisa makanan di International Muhammadiyah Boarding School (IMBS) Miftakhul Ulum Pekajangan. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di International Muhammadiyah Boarding School (IMBS) Miftakhul Ulum Pekajangan dilaksanakan pada bulan Maret 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah santri dan santriwati Madrasah Stanawiyah sebanyak 300 orang, dengan sampel 75 orang. Data yang diukur adalah pengetahuan gizi mengunakan kuesioner, mutu makanan (penampilan dan rasa) menggunakan kuesioner, dan sisa makanan menggunakan food weighing. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan sisa makanan nilai p sebesar 0,001. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penampilan makanan dengan sisa makanan nilai p sebesar 0,197. Terdapat hubungan yang bermakna antara rasa makanan dengan sisa makanan nilai p sebesar 0,001. Pengetahuan gizi dan rasa makanan merupakan aspek yang menentukan sisa makanan di International Muhammadiyah Boarding School (IMBS) Miftakhul Ulum Pekajangan. Kata Kunci : Pengetahuan gizi, penampilan makanan, rasa makanan, sisa makanan
Pengetahuan Gizi Ibu, Pendapatan Orang Tua, Pemberian Susu Formula, dan Kaitannya dengan Status Gizi Balita di Posyandu Desa Welahan Kabupaten Jepara Fita Nur Laila; Angga Hardiansyah; Fitria Susilowati
Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary) Vol 3, No 1 (2023): EDISI FEBRUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jnc.v3i1.42426

Abstract

Balita adalah anak dengan usia kurang dari lima tahun atau dapat dikelompokkan ke dalam usia 0-59 bulan. Pada usia tersebut merupakan masa tahap tumbuh kembang anak yang sangat rentan oleh berbagai penyakit, salah satunya yaitu penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan serta kelebihan asupan zat gizi jenis tertentu. Status gizi yang kurang atau lebih pada balita diakibatkan oleh faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung, seperti penyakit infeksi serta asupan makan. Faktor tidak langsung adalah tingkat pengetahuan ibu, pendidikan, pendapatan orang tua, jenis pekerjaan, budaya, serta jumlah anggota dalam keluarga. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi ibu, pendapatan orang tua, dan pemberian susu formula terhadap status gizi balita di Posyandu Desa Welahan Kabupaten Jepara. Penelitan ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling. Populasi pada penelitian ini berjumlah 363 responden, sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 79 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner pada variabel pengetahuan gizi, pendapatan orang tua dan pemberian susu formula. Pada variabel status gizi balita menggunakan antropometri dengan indikator status gizi BB/TB. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita usia 6-59 bulan di Posyandu Desa Welahan Kabupaten Jepara dengan nilai p-value 0,692. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan orang tua dengan status gizi balita dengan nilai p- value 0,132. Ada hubungan antara pemberian susu formula dengan status gizi balita dengan nilai p-value 0,000. Kata Kunci: Pendapatan orang tua, pengetahuan gizi ibu, susu formula, status gizi balita
Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Stevia ( Stevia rebaudiana (Bertoni)) terhadap Daya Terima, Kandungan Gizi, dan Aktifitas Antioksidan Kefir Susu Kambing Angga Hardiansyah; Hesti Arum Halimah; Widiastuti Widiastuti
Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ns.2022.6.2.12089

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of adding stevia leaf extract to the acceptability test, nutritional quality content, and antioxidant activity content of goat milk kefir. This research method used an experimental method with a completely randomized design with four treatments and two repetitions. Treat P0, namely 0% control, 5% P1, 10% P2, and 15% P3, with the addition of stevia leaf extract. The modified sample was tested on 30 untrained panelists. Data analysis for organoleptic tests used the Kruskall-Wallis analysis method, and if there were significant differences, it was continued with the Mann-Whitney test. Laboratory test analysis data is used using the independent sample t test analysis method to determine the difference between the selected formula and the control. Acceptability test results on the aspect of preference (overall) showed that the most preferred formula was P3 (15% addition of stevia leaf extract) with an average value of 4.00 (P=0.001). Statistical test results for differences in control formula (P0) and selected formula (P3) on water content (P=0.051), ash content (P=0.301), fat content (P=0.010), protein content (P=0.029), sugar content total (P=0.025) and antioxidant activity (P=0.001). The addition of stevia leaf extract increased the acceptability and antioxidant activity of goat's milk kefir. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun stevia terhadap daya terima, kandungan gizi, dan aktivitas antioksidan kefir susu kambing. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakukan dan dua kali pengulangan. Perlakukan P0 yaitu 0% kontrol, P1 dengan 5% penambahan ekstrak daun stevia, P2 10% dan P3 15%. Produk diujikan pada 30 panelis tidak terlatih. Hasil organoleptik diuji menggunakan uji Kruskall Wallis dan uji Mann-Whitney. Uji laboratorium menggunakan metode analisis Independent sample t test untuk mengetahui perbedaan antarformula. Hasil uji daya terima pada aspek kesukaan (overall) menunjukkan formula paling disukai yaitu P3 (15% daun stevia ) dengan nilai rata-rata 4,00 (P=0,001). Hasil uji statistik perbedaan formula kontrol (P0) dan formula terpilih (P3) pada kadar air (P=0,051), kadar abu (P=0,301), kadar lemak (P=0,010), kadar protein (P=0,029), kadar gula total (P=0,025) dan aktivitas antioksidan (P=0,001). Penambahan ekstrak daun stevia meningkatkan daya terima dan aktivitas antioksidan kefir susu kambing.
Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Atlet Sepak Bola di SSB Ganesha Putra FC Purwodadi Ulfatus Sa'adah; Angga Hardiansyah; Darmuin Darmuin
Jurnal Ilmu Gizi Indonesia (JIGZI) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57084/jigzi.v4i1.1026

Abstract

Football athletes need good physical fitness. Fulfillment of macronutrient intake and knowledge of nutrients is important to consider in helping to increase the level of physical fitness of athletes. The study used a cross sectional design with a sample of 39 athletes. Macronutrient intake was obtained from the 3x24 hour recall intake interview, nutrition knowledge data was obtained from filling out the questionnaire questions, physical fitness data was obtained from the VO2 max test, the Multistage Fitness Test. Data analysis used Bivariate Gamma test analysis in the Statistical Package for the Social Science program. The majority of carbohydrate intake is less (56.4%), adequate protein intake (51.3%), low fat intake (48.7%), moderate nutritional knowledge (51.3%) and moderate physical fitness (53.8%). Then the Bivariate test analysis showed that carbohydrate intake (p = 0.024) had a relationship with physical fitness level because the p value 0.05, while protein intake (p = 0.084), fat intake (p = 0.072), and nutritional knowledge (p = 0.072). 0.107) has no relationship with the level of physical fitness. Carbohydrate intake can affect the level of physical fitness of athletes, so it is necessary to provide adequate intake of other nutrients to improve athlete fitness.